Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TENTANG
IMAN KEPADA HARI AKHIR

DISUSUN

O
L
E
H

NAMA ANGGOTA KELOMPOK


AZIZAH AULIA QOLBI
MIFTAHUL JANNAH
RIFKU SYAPUTRA
SELVIA WULANDARI
ZIKRI MAHESA

KELAS : XII.IPA. 2

GURU MATA PELAJARAN : NURMAL, S.Ag

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA BARAT


SMA NEGERI 1 RAO
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
 
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul: “ IMAN KEPADA HARI AKHIR”

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan
terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.

Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagiseluruh
pembaca.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................................
D. Manfaat......................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Iman kepada Hari Akhir...........................................................................
B. Peristiwa yang berhubungan dengan Hari Akhir.......................................................
C. Balasan ‘Amal Baik dan ‘Amal Buruk......................................................................
D. Hikmah Iman Kepada Hari Akhir..............................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Iman kepada hari akhir merupakan sesuatu yang wajib kita imani sebagai umat muslim,
walaupun kita tidak mengetahui kapan akan datangnya hari akhir tetapi di al-Qur’an sudah
dituliskan di wajibkan untuk semua kaum muslimin untuk mengimaninya, mengimani hari
akhir adalah salah satu cara agar kita bisa selalu meningkatkan keimanan kita kepada Allah
SWT, karena diri kita sudah banyak yang terlena dengan kehidupan duniawi, yang hanya
mengedepankan kehidupan duniawi dan membelakangkan dunia akhirat.

Beriman kepada hari akhir merupakan ciri mukmin dan muttaqin (orang-orang yang
bertaqwa). Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
Artinya: “Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang Telah diturunkan
kepadamu dan kitab-kitab yang Telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan
adanya (kehidupan) akhirat.” (QS. Al-Baqarah: 4)

Kehidupan seluruh manusia di jagat raya ini kelak akan berakhir. Semua alam raya,
bintang-bintang di langit akan meredup, deburan ombak berhenti, gunung- gunung hancur,
dan alam luluh lantak, Pada saat itulah, manusia akan dibangkitkan dan harus
mempertanggung jawabkan semua perbuatannya di dunia.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari Hari Akhir Sugra dan Kubra ?
2. Apa saja Peristiwa yang berhubungan dengan hari akhir
3. Bagaimana Balasan amal baik dan buru
4. Apa saja hikmah beriman kepada hari akhir

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari Hari Akhir Sugra dan Kubra ?
2. Untuk mengetahui saja Peristiwa yang berhubungan dengan hari akhir
3. Untuk mengetahui Balasan amal baik dan buru
4. Untuk mengetahui saja hikmah beriman kepada hari akhir

D. Manfaat
Adapun Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat memperluas wawasan mengenai hari akhir.
2. Mempercayai akan adanya hari akhir.
3. Mayakini akan datangnya hari akhir.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman kepada Hari Akhir


Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah,
pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan
dengan tindakan (perbuatan).

Iman kepada hari akhir atau hari kiamat adalah meyakini adanya kehidupan yang kekal
abadi setelah hancurnya alam semesta ini dan manusia akan mendapat balasan yang seadil-
adilnya tentang amal yang telah dilakukan sewaktu di dunia.Tentang kapan datangnya hari
kiamat, tidak ada yang dapat mengetahuinya termasuk Nabi dan Rasul kecuali hanyalah
Allah swt. Hari akhir sama dengan hari kiamat.

Para Ulama’ membagi kiamat menjadi dua macam, yaitu kiamat sugra dan kiamat kubra.
1. Kiamat Sugra
Kiamat sugra adalah kiamat kecil, yaitu rusaknya sebagian makhluk, misalnya kematian
dan terjadinya bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, banjir dan sebagainya.
Kiamat sugra atau biasa disebut dengan nama kiamat kecil merupakan berakhirnya
kehidupan sebagian makhluk di dunia ini, baik itu secara individu maupun secara
kelompok.Pasti, semua makhluk hidup yang bernyawa di dunia ini akan mengalami
kematian. Tak ada makhluk di dunia ini yang akan kekal abadi. Semua musnah dan binasa.

Berikut ini beberapa contoh kiamat sugra :


1. Meninggalnya Seseorang
Semua makhluk hidup yang ada di dunia yang memiliki nyawa, semua itu akan
meninggal kembali ke Allah SWT. Di dunia ini, makhluk hidup diberikan cobaan
yang sebenarnya membinasakan, agar bagaimana manusia tersebut bisa bertahan
hidup dengan baik sesuai pedoman dari Al Quran atau tidak.

Meninggalnya seseorang juga itu mutlak rahasia Allah SWT dan tidak ada 1 orangpun
yang mengetahuinya. Bisa itu meninggal di usia muda, remaja, dewasa, atau lansia.
Bisa itu saat sedang tidur, sedang sakit, atau sedang melakukan perjalanan.
Maka dari itu, kita manusia memang disarankan untuk selalu membaca doa sebelum
melakukan sesuatu karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya pada diri
kita. Kita hanya bisa berpasrah diri dan tetap melakukan kewajiban kita sebagai umat
Islam serta melakukan hal-hal yang baik agar kita bisa mendapatkan cukup banyak
pahala untuk bisa dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.

2. Bencana Alam
Bencana alam atau dalam bahasa Inggris dinamakan dengan "natural disaster", merupakan
suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak cukup besar bagi manusia. Peristiwa
alam yang terjadi ini bisa berupa seperti :
 Banjir
 Letusan gunung berapi
 Gempa bumi
 Tanah longsor
 Kekeringan
 Gelombang panas
 Badai tropis
 Tornado
 Wabah penyakit
 Kebakaran liar
 Hujan es
 Badai salju
 Tsunami

Bahkan, beberapa bencana alam terjadi secara tak alami. Contohnya seperti kelaparan,
yakni kekurangan bahan pangan dalam jumlah yang cukup besar, yang mana hal ini
disebabkan oleh faktor manusia dan alam.Terlihat jika usia bumi kita yang sudah kian
menua, banyak sekali terjadi bencana alam di sekitar kita, entah itu memang ulah dari
manusia sendiri atau alam yang menimbulkan gejala bencana tersebut terjadi.

Bencana alam yang sering terjadi di Indonesia seperti banjir, gempa bumi, gunung
meletus, tanah longsor, dan masih banyak lagi bencana alam yang lain.Kita sebagai
manusia hanya bisa berdoa, berpasrah diri dan berusaha untuk bisa mengantisipasi dan
menanggulangi dari datangnya bencana tersebut.
Jadi, kiamat sugra atau kiamat kecil ini perlu untuk kita waspadai karena bisa datang kapan
saja, di mana saja, bahkan di dekat atau di sekitar kita.Al-Wabil mengemukakan “bahwa
yang termasuk dalam kitab kecil dan kematian.” Sebenarnya kematian tidaklah hanya
dipahami dengan hilangnya roh manusia dari jasadnya, melainkan juga mencakup roh-roh
kehidupan lainnya. Termasuk juga di dalamnya “roh kehidupan sosial”, “roh budaya”,
“roh politik”, “roh ekonomi”, dan roh-roh lainnya yang menjadi bagian aspek penunjang
kehidupan manusia.Silogisme dari apa yang disebutkan, adalah bahwa kematian-kematian
tersebut merupakan Kiamat Sughra (kecil) yang telah ditetapkan dan ditakdirkan oleh
Allah ‘Azza wa Jalla. Tidak seorang pun yang dapat memprediksikan akan datangnya
ketetapan dan takdir tersebut.

Kapan manusia akan meninggal? Akankah sesuatu itu akan berlanjut atau terhenti? Hanya
Dialah yang dapat mengetahuinya. Semua yang berjalan dan bergerak di muka bumi ini
berada di bawah pengawasan Allah SWT. Berjalan dan berhentinya, serta hidup dan
matinya jiwa, semuanya Allah jadikan di balik itu semua penuh dengan berbagai hikmah.
Kiamat-kiamat kecil yang terjadi sepanjang perjalanan kehidupan manusia itu semuanya
sebagian ujian dan cobaan. Sebagaimana firman-Nya:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada
Kamilah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Anbiyaa: 35).

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa prospek kehidupan seseorang di alam baru


(kubur/akhirat) sangat bergantung pada perbuatannya di dunia. Jika baik, maka akan baik
pula balasannya, begitulah sebaliknya. Untuk lebih dapat memahami permasalahan pokok
tersebut, maka berikut ini akan dipaparkan dalil-dalil naqli (Al-Qur’an dan Sunah) dan
aqli.

2. Kiamat Kubra (Kiamat Besar)


Setelah mengetahui kiamat kubra, maka selanjutnya adalah kimat kubra. Kiamat kubra ini
dapat disebut dengan kiamat besar. Definisinya adalah peristiwa hancurnya alam semesta
dengan semua isinya termasuk bumi, matahari, dan planet-planet lainnya. Ada banyak
sekali dalil tentang kiamat kubra ini, diantaranya adalah pada Q.S. Al - Qori'ah ayat 4 dan
5 yang artinya :
Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebangan. (Ayat 4)
Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan. (Ayat 5)

Kiamat kubra ini ditandari dengan ditiupnya terompet sangkakala oleh Malaikan Israfil.
Tidak ada yang tahu kapan terjadi kiamat besar ini, kecuali Allah swt. Bahkan Nabi
Muhammad saw pun tidak tahu, tetapi Rasulullah saw telah memberikan tanda-tandanya
sebelum datangnya hari kiamat. Tanda-tanda kecil kiamat kubra ini adalah diutusnya Nabi
Muhammad saw sebagai nabi terakhir, merajalela minuman keras (khamr) dan praktek
perzinaan yang dilakukan secara terang-terangan dan lain sebagainya. Sementara itu tanda-
tanda besar datangnya kiamat kubra adalah terbitnya matahari dari arah barat, lenyapnya
Al Qur'an, Munculnya Ya'juj dan Ma'juj, munculnya dajjal, rusaknya Ka'bah, dan keluanya
binatang ajaib yang bisa berbicara dan lain sebagainya.

Dalil Naqli dan Aqli


1. Dalil Al-Qur’an
Dalam Al-Qur’an banyak sekali terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan fenomena
kiamat kecil di antaranya adalah:
“Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga: ‘Limpahkanlah kepada kami sedikit air
atau makanan yang direzekikan Allah kepadamu’. Mereka (penghuni surga) menjawab:
“Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir. (Yaitu)
orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan
kehidupan dunia telah menipu mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka
dengan hari ini, dan sebagaimana mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.” (QS. Al-
A’raaf: 50-51).

“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah
atau yang berkata: ‘Telah diwahyukan kepada saya’, padahal tidak ada diwahyukan
sesuatu pun kepadanya dan orang yang berkata: “Saya akan menurunkan seperti apa
yang diturunkan Allah.” Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-
orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat
memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu”. Di hari ini
kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan karena kamu selalu mengatakan
terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan
diri terhadap ayat-ayat-Nya.” (QS. Al-An’aam: 93).
“Di antara orang-orang Arab Badui yang di sekelilingmu itu ada orang-orang munafik;
dan (juga) di antara pendudukan Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya.
Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi) Kamilah yang mengetahui mereka.
Nanti mereka akan Kami siksa kepada azab yang besar.” (QS. At-Taubah: 101).

“Dan sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana kamu Kami
ciptakan pada mulanya dan kamu tinggalkan di belakangmu (dunia) apa yang telah Kami
karuniakan kepadamu; dan Kami tiada melihat besertamu pemberi syafa’at yang kamu
anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kamu. Sungguh telah terputuslah
(pertalian) antara kamu dan telah lenyap daripada kamu anggap (sebagai sekutu Allah).”
(QS. Al-An’aam: 94).

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu
dalam kehidupan di dunia dan akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim
dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Ibrahim: 27).

2. Dalil Hadist
“Jika seseorang hamba telah diletakkan di dalam kuburnya dan para sahabatnya telah
meninggalkanya, serta ia mendengar suara pijakan sandal mereka. Kedua malaikat
tersebut berkata. “Bagaimanakah pendapatmu mengenai Muhammad (Rasulullah SAW)?”
Adapun orang mukmin, ia akan menjawab: “Aku bersaksi bahwa dia hamba Allah, dan
Rasul-Nya”, kemudian dikatakan padanya: “Lihatlah kursimu di neraka, Allah telah
menggantinya untukmu dengan kursi dari surga.” Orang mukmin bisa melihat kedua kursi
tersebut, sedangkan kepada orang munafik atau kafir, malaikat bertanya pada keduanya,
“Bagaimanakah pendapatmu mengenai Muhammad?” Orang kafir tersebut menjawab
(dengan penuh rasa bingung), “Aku tidak tahu karena aku tidak mengikutinya.” Kemudian
ia dipukul dengan sebilah martil dengan pukulan yang membuatnya berteriak histeris,
sehingga sampai didengar oleh makhluk-makhluk lain yang berdekatan dengannya (selain
manusia dan jin).” (Diriwayatkan Al-Bukhari, Muslim, An-Nasai, Abu Daud dan
Ahmad).

“Jika salah seorang dari kalian meninggal dunia, maka kursinya diperlihatkan kepadanya
pada saat pagi-sore hari. Jika ia termasuk ahli surga, maka ia akan melihat jelas
gambaran dirinya sebagai ahli neraka. Dikatakan kepadanya, “Ini kursimu hingga Allah
membangkitkanmu pada hari Kiamat.” (Al-Bukhari).

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dari siksa neraka, dari fitnah
kehidupan, dari fitnah kematian, dan fitnah Al-Masih Dajjal.” (HR. Bukhari).

“Sesungguhnya kedua orang yang berada di dalam kuburan tersebut sedang disiksa. Hal
tersebut bukanlah karena disebabkan dosa besar, melainkan salah satu dari keduanya
telah melakukan perbuatan provokator. Sedangkan yang lainnya tidak mengenakan tutup
ketika melakukan buang air kecil.” (HR. Bukhari).

3. Dalil Akal
Keimanan seorang hamba kepada Allah SWT, malaikat-malaikat –Nya, dan akhir
mengharuskannya pula beriman kepada siksa alam kubur, kenikmatannya, dan apa saja
yang terjadi di dalamnya. Sebab, itu semua termasuk bagian dari perkara-perkara gaib. Jika
seseorang memercayai sebagian sesuatu, maka menurut akal ia harus mengimani sebagian
lainnya.Alam kubur, kenikmatannya dan pertanyaan dua malaikat Munkar-Nakir, bukanlah
merupakan sesuatu yang mustahil menurut akal. Bahkan akal yang sehat mengakuinya dan
memberi kesaksian terhadapnya.

Orang yang tidur terkadang bermimpi melihat sesuatu yang menyenangkan dan terkadang
ia bermimpi melihat sesuatu yang dibencinya, kemudian ia murung karenanya. Dan ia
senang sekali kalau ada orang yang membangunkannya. Kenikmatannya dan siksa di alam
mimpi tersebut betul-betul terjadi pada rohani, dan rohani tersebut terpengaruh dengannya
tanpa ia rasakan dan bisa dilihat oleh kita serta tidak ada seorang pun yang
memungkirinya. Bagaimana terhadap siksa alam kubur, dan kenikmatannya yang pada
dasarnya sama persisnya dengan mimpi tersebut?

4. Dalil-dalil Al - Qur'an
1. Firman Allah SWT. dalam QS. al-Hijr [15]: 92-93

 )٩٣( ‫ون‬ َ ‫فَ َو َرب َِّك لَنَ ْسَألَنَّهُ ْم َأجْ َم ِع‬


َ ُ‫) َع َّما َكانُوا يَ ْع َمل‬٩٢( ‫ين‬
Artinya: “Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua, tentang apa
yang telah mereka kerjakan dahulu”. (QS. al-Hijr [15]: 92-93)

2. Firman Allah SWT. dalam QS. al-Anbiya' [21]: 47

 َ َ‫ان ِم ْثق‬
‫ال‬ ْ ُ‫ين ْالقِ ْسطَ لِيَ ْو ِم ْالقِيَا َم ِة فَال ت‬
َ ‫ظلَ ُم نَ ْفسٌ َش ْيًئا َوِإ ْن َك‬ ِ ‫ض ُع ْال َم َو‬
َ ‫از‬ َ َ‫َون‬
‫ين‬ ِ ‫َحبَّ ٍة ِم ْن َخرْ َد ٍل َأتَ ْينَا بِهَا َو َكفَى بِنَا َح‬
َ ِ‫اسب‬

Artinya: “Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, Maka
Tiadalahdirugikan seseorang barang sedikitpun. dan jika (amalan itu) hanya seberat biji
sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. dan cukuplah Kami sebagai Pembuat
perhitungan”. (QS. al-Anbiya' [21]: 47)

3. Firman Allah SWT. dalam QS. al-Insan [76]: 20

 ‫ْت نَ ِعي ًما َو ُم ْل ًكا َكبِيرًا‬


َ ‫ْت ثَ َّم َرَأي‬
َ ‫َوِإ َذا َرَأي‬
Artinya: “Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan melihat berbagai
macam kenikmatan dan kerajaan yang besar”. (QS. al-Insan [76]: 20)

4. Firman Allah SWT dalam QS Al-Waqi’ah [56]: 56

ِ ‫*هَ َذا نُ ُزلُهُ ْم يَ ْو َم الد‬


‫ِّين‬
Artinya : Itulah hidangan untuk mereka pada hari Pembalasan".

5. Firman Allah SWT dalam QS Al-Baqarah [2]:8

ِ ‫اس َمن يَقُو ُل آ َمنَّا بِاهّلل ِ َوبِ ْاليَ ْو ِم‬


َ ِ‫اآلخ ِر َو َما هُم بِ ُمْؤ ِمن‬
‫ين‬ ِ َّ‫َو ِم َن الن‬
Artinya : Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari
kemudian",padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. (Q.S. al
Baqarah ayat 8)

6. Firman Allah SWT Al-Quran surat al-Taubah (9) ayat 8 :


‫ُوا فِي ُك ْم ِإالًّ َوالَ ِذ َّمةً يُرْ ضُونَ ُكم بَِأ ْف َوا ِه ِه ْم َوتَْأبَى‬
ْ ‫ظهَرُوا َعلَ ْي ُك ْم الَ يَرْ قُب‬ ْ َ‫ْف َوِإن ي‬ َ ‫َكي‬
َ ُ‫اسق‬
‫ون‬ ِ َ‫قُلُوبُهُ ْم َوَأ ْكثَ ُرهُ ْم ف‬
Artinya : Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang
beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat
dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang
diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S. al Taubah ayat
8)

7. Al-Quran surat al-Maidah (5) ayat 69

: ‫صا َرى َم ْن آ َم َن ِباهّلل ِ َو ْاليَ ْوِ¡م اآل ِخ ِر‬


َ َّ‫ون َوالن‬ ْ ‫ين هَا ُد‬
¡َ ‫وا َوالصَّابُِؤ‬ ْ ُ‫ين آ َمن‬
َ ‫وا َوالَّ ِذ‬ َ ‫ِإ َّن الَّ ِذ‬
َ ُ‫ف َعلَ ْي ِه ْم َوالَ هُ ْم يَحْ َزن‬
‫ون‬ ٌ ‫صالِحًا فَالَ َخ ْو‬
َ ‫و َع ِم َل‬
Artinya : Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-
orang Nasrani, siapa saja (di antara mereka) yang benar-benar beriman kepada Allah, hari
kemudian dan beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak
(pula) mereka bersedih hati.(Q.S. al Maidah ayat 69)
8. Al-Quran surat al-Baqarah (2) ayat 177 :

‫ب َولَ ِك َّن ْالبِ َّر َم ْن آ َم َن بِاهّلل ِ َو ْاليَ ْو ِم‬


¡ِ ‫ق َو ْال َم ْغ ِر‬ِ ‫وا ُوجُوهَ ُك ْم قِبَ َل ْال َم ْش ِر‬ ْ ُّ‫ْس ْالبِ َّر َأن تُ َول‬َ ‫لَّي‬
‫ال َعلَى ُحبِّ ِه َذ ِوي ْالقُرْ بَى َو ْاليَتَا َمى‬ َ ‫ِّين َوآتَى ْال َم‬ َ ‫ب َوالنَّبِي‬ ِ ‫اآلخ ِر َو ْال َمآلِئ َك ِة َو ْال ِكتَا‬
ِ
َ ُ‫ب َوَأقَا َم الصَّالةَ َوآتَى ال َّز َكاةَ َو ْال ُموف‬
‫ون‬ ِ ‫ين َوفِي الرِّ قَا‬ ِ ِ‫ين َواب َْن ال َّسب‬
َ ِ‫يل َوالسَّآِئل‬ َ ‫َو ْال َم َسا ِك‬
َ ‫س ُأولَِئ‬ ‫ضرَّاء َو ِح َ ْأ‬ َّ ‫ين فِي ْالبَْأ َساء وال‬
¡‫ص َدقُوا‬
َ ‫ين‬َ ‫ك الَّ ِذ‬ ِ َ‫ين ْالب‬ َ ‫وا َوالصَّابِ ِر‬ ْ ‫ِب َع ْه ِد ِه ْم ِإ َذا َعاهَ ُد‬
َ ُ‫ك هُ ُم ْال ُمتَّق‬
‫ون‬ َ ‫َوُأولَِئ‬
Artinya :
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-
malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada
kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan
pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya,
mendirikan salat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila
ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam
peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-
orang yang bertakwa. (Q.S. al Baqarah ayat 177)

9. Firman Allah SWT dalam QS. Az-zumar [39]: 68

ِ ْ‫ت َو َمن فِي اَأْلر‬


‫ض ِإاَّل َمن َشاء هَّللا ُ ثُ َّم‬ َ ‫ق َمن فِي ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬ َ ‫ص ِع‬َ َ‫ور ف‬ِ ُّ‫َونُفِ َخ فِي الص‬
َ ‫نُفِ َخ فِي ِه ُأ ْخ َرى فَِإ َذا هُم قِيَا ٌم يَنظُر‬
‫ُون‬
Artinya : dan sangkakalapun ditiup maka matilah semua (makhluk) yang dilangit dan
Dibumi kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sekali Lagi(sangkakala
itu) maka seketika itu mereka bangun(dari kuburnya) Menunggu (keputusan Allah.

10. Firman Allah SWT dalam QS Taha[20]: 124

:‫ضن ًكا َونَحْ ُش ُرهُ يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة َأ ْع َمى‬ َ ‫َو َم ْن َأ ْع َر‬


َ ً‫ض َعن ِذ ْك ِري فَِإ َّن لَهُ َم ِعي َشة‬
Artinya : dan barang siapa berpaling dari peringatanku maka sungguh, dia akan
nMenjalani kehidupan yang sempit, dan kami akan mengumpulkannya nPada hari kiamat
pada keadaan buta.

B. Peristiwa yang berhubungan dengan Hari Akhir


1. Yaumul Barzah (Alam Kubur), Masa atau waktu antara sesudah meninggal nya
seseorang sampai menunggu datangnya hari kiamat. (Q.S.Al Khafi ayat 99 )
2. Yaumul Baats, Masa dibangkitkannya manusia dari alam kubur mulai dari manusia
pertama sampai manusia terakhir ( Q.S. Al Zalazalah ayat 6 )
3. Yaumul Mahsyar : Masa dikumpulkannya manusia dipadang mahsyar untuk
dihisab / diperhitungkan amal kebaikan dan keburukanya. (Q.S. Ibrahim : 48)
4. Yaumul Hisab/ Mizan : Masa diperhitungkan / ditimbang amal kebaikan dan
keburukan manusia“ ( Q.S. Yasin : 65 )
5. Syirot : Jembatan / jalan yang menghubungkan / mengantarkan manusia kesurga
atau neraka.
6. Surga : Tempat balasan bagi orang yang beriman kepada Allah SWT..(Q.S. Al Hajj
: 23 )
7. Neraka : Tempat balasan bagi orang yang ingkar kepada Allah SWT.“ (Q.S. Az
Zumar : 32 )
C. Balasan ‘Amal Baik dan ‘Amal Buruk
Syaikh Ibrāhīm al-Laqqānī berkata:

‫ات ِع ْن َدهُ بِ ْال ِم ْث ِل‬


ُ ‫فَال َّسيَِّئ‬ ‫ت بِ ْالفَضْ ِل‬ ُ َ‫و ْال َح َسن‬.
ْ َ‫ات ض ُْو ِعف‬ َ

“Di sisi Allah perbuatan perbuatan tercela akan dibalas dengan yang setimpal dan
perbuatan-perbuatan terpuji akan dilipat-gandakan dengan keutamaan.”

Balasan ‘amal buruk menurut Allah s.w.t. disesuaikan kadar keburukannya, sedangkan
balasan ‘amal baik akan dilipat-gandakan, hal ini berdasarkan anugerah Allah s.w.t. bukan
suatu kewajiban bagi Allah.
Penjelasan

‘Amal buruk adalah perbuatan yang dianggap buruk oleh syara‘, baik dosa besar maupun
dosa kecil. Suatu dosa bisa dianggap besar atau kecil dilihat dari larangan dan ancaman
siksanya. Pada hakikatnya, dosa besar dan kecil sama saja, sama-sama tidak diridhāi dan
dibenci oleh-Nya, baik perbuatan buruk itu berpengaruh pada dirinya sendiri maupun pada
orang lain. (1771).

‘Amal baik adalah segala perbuatan yang dianggap baik oleh syara‘ dengan syarat disertai
dengan keikhlasan dan niat yang benar. Hal ini berbeda dengan ‘amal buruk yang tidak ada
syarat sama sekali, begitu dilakukan maka sudah dianggap buruk. (1782).

Perbuatan buruk akan dibalas dan mendapatkan siksa sesuai kadar keburukannya.
Maksudnya, balasan perbuatan buruk disesuaikan dengan kadar keburukan yang
dilakukan. Adapun yang berhak memutuskan patut atau tidaknya hanyalah Allah s.w.t.
Adapun ‘amal baik, jika sudah dianggap sah dan diterima, akan dibalas dengan berlipat-
lipat ganda. Misalnya, satu kebaikan dibalas dengan 10 kebaikan bahkan lebih. Arti
kelipatan di sini adalah Allah memberi balasan atas ketaatan hamba-Nya dengan imbalan
yang lebih dari kadar ketaatan tersebut. Kelipatan ini berdasarkan perkiraan Allah, bukan
perkiraan makhlūq, baik para malaikat muqarrabīn (yang dekat dengan Allah s.w.t.)
maupun para nabi. Bahkan balasan satu ketaatan bisa dilipat-gandakan menjadi 700 kali
jika dilakukan dengan ikhlas.
D. Hikmah Iman Kepada Hari Akhir
Himah beriman kepada hari akhir memang besar sekali sebab setelah manusia mengerti
dan yakin adanya hari pembalasan di akhirat atas perbuatan di dunia, setidak-tidaknya, ia
pasti berhati-hati dalam beramal. Ketika berbuat jahat, manusia selalu ingat dan takut
terhdap siksa di akhirat. Namun adapula orang-orang yang mengingkari terjadinya hari
akhir, yaitu orang-orang Musrikin dan jahiliah masa lau sangat mengingkari terjadinta hari
akhit. Al-Qur’an menceritakan komentar mereka dalam firmannya :

Artinya: Dan mereka berkata, “Kehidupan ini tidah lain hanyalah kehidupan di dunia
saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa”, dan
mereka sekali-kali tidak mempunyai tentang itu, mereka tidak lain hanya menduga-duga
saja. Dan apabila di bacakan kepada mereka ayat-ayat kami yang jelas, tidak ada
bantahan dari mereka selain mengatakan, “Datangkanlah nenek moyang kami jika kamu
adalah orang-orang yang benar”.” (QS. Al-Jatsiyat: 24).2

Adapun hikmah beriman kepada hari akhir yaitu sebagai berikut :


1. Menunjukkan betapa pentingnnya iman kepada Hari Akhir itu dalam ajaran islam.
Sebab dengan adanya keimanan terhadap Hari Akhir seseorang akan disiplin dan
berusaha maksimal untuk memenuhi ajaran Allah SWT, sebab dia tahu bahwa
tidak satupun amal perbuatannya baik lahir maupun batin yang luput dari
pencatatan dan perhitungan kelak di Akhirat.
2. Dengan adanya penggambaran yang detail tentang surge dan neraka dengan segala
kenikmatan dan siksaannya, seseorang akan terdorong untuk merasakan
kenikmatan itu, dan takut untuk merasakan kenikmatan itu, dan takut untuk
merasakan siksaan. Hal tersebut tentu akan membuatnya selalu ingin melaksanakan
kebaikan dan tidak mau melaksanakan kemaksiatan.
3. Dengan seringnya disebutkan masalah iman kepada Hari Akhir, maka hal itu akan
bisa mengingatkan orang-orang yang sering terlupa dan lalai dalam kehidupannya
karena terpengaruh dengan segala kesenangan hidup di dunia.
4. Dengan menyebutkan masalah Hari Akhir secara detail di harapkan dapat
mematahkan argumentasi para penentangnya atau mematahkan dalil-dalil yang
sebenarnya tidak ilmiah dari orang-orang yang tidak percaya dengan adanya Hari
Akhir.”
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Beriman kepada hari kiamat atau hari akhir merupakan rukun iman yang kelima, tidak ada
yang tahu kapan hari kiamat itu akan datang, tetapi kita sebagai muslim sudah seharusnya
untuk mengimani dan mempercayainya.

Tanda-tanda kiamat atau hari akhir sudah dekat terbitnya matahari dari arah barat dan
terbenam dari arah timur, keluarnya suatu binatang yang sangat aneh, datangnya Al-
Mahdi. Beliau termasuk keturunan dari Rasulullah SAW. Oleh karena itu, beliau serupa
benar akhlak dan budi pekertinya dengan Rasulullah SAW, munculnya Dajal, hilang dan
lenyapnya Al-Qur’an dan mushaf, hafalan dalam hati. Bahkan lenyap pulalah yang ada di
dalam hati seseorang, berkumpulnya manusia, seperti selamatan kelahiran, khitanan,
perkawinan, ulang tahun, dll. Akan tetapi tidak pernah sedikit pun dijalankan perintah-
perintah-Nya serta dijauhi larangan-Nya, turunnya Nabi Isa as. Beliau akan turun ke bumi
ini di tengah-tengah merajalela pengaruh Dajal.

B. Saran
Kita harus selalu ingat (beriman) kepada Allah karena kita tidak akan tahu kapan akan
terjadi kiamat, entah itu kiamat sugrha (kematian) ataupun kiamat kubro (kiamat).
DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, Yunahar. 1992. Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta : Lembaga Pengkajian dan
Pengalaman Islam.
Qardhawi, Yusuf. Tauhid dan Fenomena Kemusyrikan, terj. Ha. Abd Rahim Harits,
Pustaka Darul Hikmah Bima, cet.1.th.1987.
http://aditiyacpkingdom.blogspot.com/2013/01/makalah-aqidah-semester-1-iman-
kepada.html
http://ukhuwahislah.blogspot.com/2013/06/makalah-iman-kepada-hari-akhir_8.html
http://rizaljenius.wordpress.com/2009/11/07/makalah-iman-kepada-hari-kiamat/

Anda mungkin juga menyukai