Anda di halaman 1dari 4

Nama : Wahyu Hafiza Sakti

Nim :2210901026
Mata Kuliah : Psikologi Komunikasi
Pentingnya Memahami Aspek Psikologis dalam Komunikasi

Pendahuluan
dalam komunikasi ada sebuah aspek psikologis yang harus dipahami, di paper ini saya akan
menjelaskan betapa pentingnya memahami aspek psikologis dalam komunikasi agar terjalinnya
komunikasi yg baik dan benar.

dalam berkomunikasi butuhnya sebuah trust (kepercayaan) dalam berbagi informasi komunikasi,
kenapa begitu karna agar terjalinnya komunikasi yang baik jujur dan apa adanya tanpa ada
kebohongan dalam memberikan informasi dalam komunikasi tersebut. Contoh transaksi
informasi adalah seperti dua orang pemuda bertukar informasi seputar dunia sepak bola yang
informasi nya jelas tanpa ada kebohongan saat bertukar informasi tersebut.

Kompleksitas diri dan keterampilan berkomunikasi adalah dua konsep yang saling terkait dalam
aspek psikologi komunikasi. Mari kita bahas keduanya secara lebih mendalam:

1. Kompleksitas Diri: Kompleksitas diri mengacu pada sejauh mana seseorang memandang
dirinya sebagai entitas yang kompleks dan terdiri dari berbagai dimensi, seperti pikiran, perasaan,
nilai-nilai, keinginan, dan pengalaman masa lalu. Orang yang memiliki tingkat kompleksitas diri
yang tinggi cenderung memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang siapa diri mereka dan
bagaimana berbagai aspek dalam diri mereka saling berinteraksi. Mereka mungkin mampu
memahami perubahan emosional mereka dan bersikap lebih fleksibel dalam berbagai situasi
komunikasi.

2. Keterampilan Berkomunikasi: Keterampilan berkomunikasi mencakup berbagai keterampilan


yang memungkinkan seseorang untuk menyampaikan pesan secara efektif, mendengarkan
dengan penuh perhatian, memahami dengan baik, dan merespons dengan tepat dalam berbagai
situasi komunikasi. Keterampilan ini melibatkan kemampuan verbal dan nonverbal, seperti
penggunaan kata-kata, intonasi suara, ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan sebagainya.
Keterampilan berkomunikasi yang baik memungkinkan individu untuk menjalin hubungan yang
kuat, memecahkan konflik, dan membangun pemahaman bersama.

Hubungan Antara Kompleksitas Diri dan Keterampilan Berkomunikasi: Tingkat kompleksitas diri
seseorang dapat mempengaruhi keterampilan berkomunikasinya. Orang dengan tingkat
kompleksitas diri yang tinggi cenderung lebih peka terhadap perasaan dan pemikiran mereka
sendiri, sehingga mereka mungkin lebih mampu merumuskan pesan dengan jelas dan secara
akurat. Mereka juga mungkin lebih terbuka terhadap pengalaman dan sudut pandang orang lain,
sehingga memudahkan mereka untuk mendengarkan dan memahami dengan lebih baik.
Selain itu, kompleksitas diri yang tinggi juga dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam
membaca dan merespons ekspresi nonverbal dan nuansa dalam komunikasi. Kemampuan untuk
membaca bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan nada suara dapat membantu individu merasakan
perasaan yang tidak diungkapkan secara langsung dalam kata-kata.

Sebaliknya, keterampilan berkomunikasi yang baik juga dapat mendukung perkembangan


kompleksitas diri. Melalui interaksi yang efektif dengan orang lain, individu dapat memperoleh
wawasan baru tentang diri mereka sendiri, mengklarifikasi nilai-nilai dan keyakinan mereka, serta
memahami bagaimana orang lain bereaksi terhadap komunikasi mereka.

Penting untuk diingat bahwa kompleksitas diri dan keterampilan berkomunikasi adalah faktor
yang saling memengaruhi dan dapat berkembang seiring waktu. Pengembangan keterampilan
berkomunikasi yang baik dan pemahaman yang mendalam tentang diri sendiri adalah proses yang
berkelanjutan, dan keduanya berkontribusi pada kemampuan individu untuk berkomunikasi
secara efektif dalam berbagai situasi dan hubungan.

Tekanan kelompok dalam berkomunikasi merujuk pada pengaruh tekanan dan dinamika yang
timbul dalam interaksi antara individu di dalam sebuah kelompok atau tim. Ketika individu
berkomunikasi dalam konteks kelompok, ada beberapa faktor tekanan yang dapat memengaruhi
dinamika komunikasi. Berikut adalah beberapa contoh tekanan kelompok dalam berkomunikasi:

1. Konformitas Sosial: Tekanan untuk mengikuti norma dan ekspektasi kelompok dapat
mempengaruhi cara individu berkomunikasi. Seseorang mungkin merasa perlu menyesuaikan
pesan atau pendapat mereka agar sesuai dengan apa yang dianggap benar oleh mayoritas
anggota kelompok. Hal ini bisa menghambat ekspresi ide-ide yang berbeda atau inovatif.

2. Keharmonisan dan Konflik: Dalam upaya untuk menjaga keharmonisan dalam kelompok,
individu mungkin enggan mengungkapkan ketidaksetujuan atau kritik terhadap ide atau
keputusan yang diajukan oleh anggota kelompok lainnya. Hal ini dapat mengakibatkan
penumpukan ketidaksepakatan yang pada akhirnya merugikan kualitas pengambilan keputusan
dan solusi yang dihasilkan.

3. Peran dan Status: Hierarki atau peran yang ada dalam kelompok bisa memberikan tekanan
tersendiri pada komunikasi. Individu mungkin merasa enggan atau kurang percaya diri dalam
berbicara di depan anggota kelompok yang memiliki status atau peran yang lebih tinggi. Ini dapat
menghambat partisipasi aktif dan keterlibatan dari semua anggota kelompok.

4. Kepentingan Pribadi dan Kelompok: Ketika individu memiliki kepentingan pribadi yang
berbeda dengan kepentingan kelompok secara keseluruhan, konflik kepentingan bisa muncul.
Tekanan untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan individu dan kelompok bisa
mempengaruhi cara komunikasi dilakukan, terutama dalam situasi di mana individu harus
berargumentasi atau bernegosiasi.

5. Penekanan pada Keseragaman: Dalam usaha untuk mencapai tujuan bersama, kelompok
mungkin menekankan keseragaman pendapat dan tindakan. Hal ini bisa membuat individu
merasa perlu menahan atau menyaring sebagian dari komunikasi mereka yang tidak sejalan
dengan pandangan umum kelompok.
6. Tekanan Waktu dan Hasil: Ketika ada tenggat waktu atau target yang harus dicapai, individu
mungkin merasa tertekan untuk berkomunikasi secara efektif dan efisien. Tekanan waktu dapat
menghambat kemampuan untuk mendiskusikan secara mendalam atau mempertimbangkan
berbagai opsi dengan cermat.

Dalam menghadapi tekanan-tekanan ini, penting bagi anggota kelompok untuk mengembangkan
keterampilan komunikasi yang adaptif dan efektif. Kemampuan untuk mengungkapkan pendapat
dengan hormat, mengelola konflik, dan mendukung kerjasama dapat membantu mengurangi
dampak negatif dari tekanan kelompok dalam berkomunikasi. Selain itu, pemimpin kelompok
juga memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan komunikasi yang terbuka dan inklusif,
di mana setiap anggota merasa dihargai dan didengar.

Media massa memiliki dampak yang signifikan terhadap psikologi khalayak atau audiens. Dampak
ini bisa bervariasi dari pengaruh positif hingga negatif, tergantung pada jenis media, konten, dan
cara penerimaan oleh individu. Berikut adalah beberapa efek media massa terhadap psikologi
khalayak:

1. Pembentukan Opini dan Sikap: Media massa memiliki kekuatan untuk membentuk dan
mempengaruhi opini serta sikap khalayak terhadap berbagai isu dan topik. Berita, program talk
show, dan artikel opini dapat membentuk pandangan audiens terhadap politik, sosial, budaya,
dan masalah lingkungan.

2. Perubahan Persepsi Realitas: Media massa dapat merubah persepsi khalayak terhadap realitas
dengan cara memilih dan menyajikan berita atau informasi tertentu. Hal ini bisa menghasilkan
bias dalam pandangan audiens terhadap dunia, terutama jika media massa memilih untuk fokus
pada aspek-aspek tertentu dari suatu peristiwa atau isu.

3. Pembentukan Identitas dan Norma Sosial: Media massa memainkan peran dalam membentuk
identitas dan norma sosial. Budaya populer, iklan, dan representasi tokoh publik dalam media
bisa membentuk persepsi tentang apa yang dianggap "normal" atau "diinginkan" dalam
masyarakat.

4. Emosi dan Kesejahteraan Psikologis: Konten media, termasuk berita dan hiburan, dapat
mempengaruhi emosi dan kesejahteraan psikologis khalayak. Berita yang penuh dengan
kekerasan atau ketegangan bisa meningkatkan kecemasan dan stres. Di sisi lain, hiburan yang
positif dan menghibur bisa memberikan relaksasi dan kebahagiaan.

5. Desensitisasi: Paparan berulang terhadap konten kekerasan, kriminalitas, atau peristiwa


traumatis dalam media bisa menyebabkan desensitisasi. Ini berarti audiens mungkin menjadi
kurang sensitif terhadap kekerasan atau masalah serius, karena mereka sudah terlalu sering
melihatnya dalam media.

6. Pengaruh pada Pilihan Konsumsi dan Gaya Hidup: Media massa, terutama iklan, memiliki
kemampuan untuk memengaruhi pilihan konsumsi dan gaya hidup audiens. Iklan mendorong
pembelian produk dan jasa tertentu, sementara konten yang mempromosikan gaya hidup
tertentu dapat mempengaruhi keputusan audiens dalam hal ini.

7. Efek Pendidikan dan Informasi: Media massa juga dapat berperan sebagai sumber informasi
dan pendidikan. Program pendidikan, dokumenter, dan reportase investigatif dapat membantu
meningkatkan pengetahuan audiens tentang berbagai topik.
8. Efek Sosial dan Interaksi: Media sosial, sebagai bagian dari media massa modern, memiliki
dampak besar pada interaksi sosial dan hubungan antarpribadi. Interaksi online melalui platform
media sosial dapat mempengaruhi cara individu berkomunikasi dan berinteraksi dalam kehidupan
sehari-hari.

Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki tingkat kepekaan dan penerimaan yang
berbeda terhadap media massa. Sementara beberapa orang mungkin lebih mudah terpengaruh,
yang lain mungkin lebih kritis dan selektif dalam memproses informasi yang diterima dari media.
Dengan demikian, pengaruh media massa terhadap psikologi khalayak dapat bervariasi secara
signifikan dari satu individu ke individu lainnya.

Kesimpulan

1. Trust dalam Proses Transaksi Informasi: Trust atau kepercayaan dalam proses transaksi
informasi sangat penting. Kepercayaan memainkan peran kunci dalam membangun hubungan
yang kuat antara pihak yang berkomunikasi. Ini melibatkan kepercayaan bahwa informasi yang
disampaikan adalah akurat, jujur, dan relevan. Ketika ada kepercayaan, proses komunikasi
menjadi lebih lancar dan efektif.

2. Kompleksitas Diri dan Ketrampilan Berkomunikasi: Kompleksitas diri mengacu pada


pemahaman mendalam seseorang tentang dirinya sendiri sebagai entitas yang kompleks.
Keterampilan berkomunikasi mencakup kemampuan untuk menyampaikan dan menerima pesan
secara efektif. Keduanya saling terkait karena memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang diri
dapat mempengaruhi cara seseorang berkomunikasi, termasuk bagaimana mereka
mengekspresikan perasaan dan ide.

3. Tekanan Kelompok dalam Berkomunikasi: Tekanan kelompok dapat mempengaruhi cara


individu berkomunikasi dalam sebuah kelompok. Konformitas sosial, konflik, peran, dan tekanan
waktu adalah faktor yang dapat mempengaruhi dinamika komunikasi dalam konteks kelompok.
Memahami tekanan ini penting untuk membangun komunikasi yang efektif dan kerjasama yang
baik dalam kelompok.

4. Efek Media Massa terhadap Psikologi Khalayak: Media massa memiliki dampak besar
terhadap psikologi audiens. Ini dapat mempengaruhi opini, sikap, persepsi, emosi, dan perilaku
audiens terhadap berbagai isu. Konten media massa, termasuk berita, hiburan, dan iklan, dapat
membentuk identitas sosial, norma, dan pola pikir audiens. Pengaruh media massa perlu dikelola
dengan bijak untuk memastikan pengalaman positif dan kesejahteraan psikologis audiens.

Masing-masing topik ini memberikan wawasan tentang berbagai aspek komunikasi, interaksi
sosial, dan pengaruh media dalam kehidupan kita. Memahami dan mempertimbangkan faktor-
faktor ini dapat membantu kita menjadi komunikator yang lebih efektif, terlibat dalam interaksi
sosial yang sehat, dan mengelola pengaruh media secara bijak.

Sumber dari Chat GPT

Anda mungkin juga menyukai