Tema :
Komunikasi Dan Hubungan Antar Pribadi
Dosen Pengampu :
Dr. Geofakta Razali, M. I. Kom, C. PS
Jessica (00000060675)
Yustira Nhisya Shabilla
(00000063592) Donika (00000080815)
Peristiwa komunikasi antara dua orang mencakup hampir semua komunikasi informal
dan obrolan sehari-hari yang kita lakukan dari bangun pagi hingga kembali tidur. Komunikasi
didik merupakan komunikasi yang mencakup hubungan antar manusia yang paling erat,
misalnya komunikasi antara dua orang yang saling mengasihi. Selain itu, komunikasi
interpersonal adalah salah satu cara yang ditempuh oleh PK BAPAS (Balai Pemasyarakatan)
Surakarta dalam proses penggalian informasi. Hal ini karena komunikasi interpersonal
merupakan pola komunikasi. Model ini juga dianggap paling efektif untuk menjangkau
pelanggan dalam proses penggalian Informasi. Melalui komunikasi tatap muka langsung, semua
orang yang terlibat bisa mengetahui tanggapan orang lain, misalnya tanggapan baik atau buruk.
2. Empati
Empati adalah kemampuan seseorang untuk merasakan atau memahami perasaan,
pikiran, dan pandangan orang lain dari perspektif mereka sendiri. Dalam komunikasi
interpersonal, empati sangat penting karena dapat membantu seseorang memahami orang
lain dengan lebih baik lagi serta meningkatkan kebersamaan.
3. Rasa positif
Rasa positif adalah salah satu ciri-ciri komunikasi interpersonal yang efektif. Rasa
positif adalah sikap atau perasaan yang menyenangkan atau menyegarkan saat
berkomunikasi dengan orang lain. Dalam komunikasi interpersonal, rasa positif sangat
penting karena dapat membantu menciptakan suasana yang nyaman dan membangun
hubungan yang lebih baik lagi dengan orang lain.
Contohnya adalah ketika seseorang memberikan respons positif terhadap ide atau
pendapat orang lain. Dengan memberikan pujian atau penghargaan, seseorang dapat
memberikan rasa positif dalam komunikasi interpersonal dan memotivasi orang lain
untuk berbicara lebih banyak atau mengambil tindakan yang lebih baik. Selain itu, rasa
positif juga dapat ditunjukkan melalui ekspresi wajah atau nada suara yang ramah, sopan,
dan mengundang orang lain untuk berbicara. Sikap positif juga dapat membantu
mengurangi ketegangan dan konflik dalam komunikasi interpersonal. Misalnya, ketika
seseorang memiliki perbedaan pendapat dengan orang lain, ia dapat mencoba mencari
titik kesamaan atau kesepakatan dengan cara yang positif, sehingga tidak terjadi
perdebatan atau pertengkaran yang tidak diinginkan. Dalam keseluruhan, rasa positif
sangat penting dalam komunikasi interpersonal karena dapat membantu menciptakan
hubungan yang lebih baik lagi dengan orang lain dan menghindari konflik yang tidak
perlu terjadi. Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk menunjukkan sikap yang
positif dalam komunikasi interpersonal untuk membangun hubungan yang lebih baik lagi
dengan orang lain.
4. Dukungan
Dukungan dalam komunikasi interpersonal mencakup dukungan secara emosional
atau praktis kepada orang lain dalam situasi tertentu. Dukungan juga dapat diartikan
sebagai cara untuk menunjukkan bahwa seseorang peduli dan memperhatikan perasaan
atau kebutuhan orang lain.
5. Kesamaan
Kesamaan dalam komunikasi interpersonal merujuk pada kemiripan atau
persamaan antara dua orang dalam hal nilai, pandangan, atau pengalaman hidup.
Kesamaan dapat membantu membangun rasa saling mengerti dan saling terhubung antara
dua orang dalam interaksi interpersonal.
Contohnya adalah ketika dua orang memiliki kesamaan dalam pengalaman hidup,
seperti pernah tinggal di tempat yang sama atau menghadapi masalah yang serupa, maka
mereka akan lebih mudah untuk saling memahami dan merasa terhubung satu sama lain.
Hal ini dapat membantu meningkatkan kualitas interaksi dan membangun hubungan yang
lebih dekat dengan satu sama lain. Selain itu, kesamaan juga dapat membantu
memperkuat ikatan antara dua orang dalam hubungan interpersonal. Ketika seseorang
merasa bahwa ada kesamaan atau kemiripan antara dirinya dan orang lain, maka ia akan
lebih cenderung untuk merasa nyaman dan terhubung dengan orang tersebut. Ini dapat
membantu membangun rasa saling percaya dan rasa memiliki antara dua orang dalam
hubungan interpersonal. Namun demikian, penting untuk diingat bahwa kesamaan tidak
selalu menjadi faktor penting dalam membangun hubungan interpersonal yang baik.
Beberapa orang mungkin merasa terhubung lebih baik dengan orang yang memiliki
perbedaan dengan mereka, dan hal ini dapat menambah nilai keunikannya dalam
hubungan interpersonal. Dalam keseluruhan, kesamaan dapat menjadi faktor penting
dalam membangun hubungan interpersonal yang efektif, namun hal ini juga tergantung
pada preferensi individu dan situasi tertentu. Oleh karena itu, penting bagi seseorang
untuk tetap terbuka dan fleksibel dalam membangun hubungan interpersonal yang baik
dengan orang lain.
Itulah pemaparan dari ciri-ciri dari komunikasi interpersonal beserta contohnya yang
biasa terjadi di kehidupan kita sehari-hari, sedangkan berikut ini merupakan pemaparan dari
tujuan komunikasi interpersonal beserta contohnya, antara lain sebagai berikut :
Dalam keseluruhan, tujuan komunikasi interpersonal sangat beragam dan bergantung pada
kebutuhan dan tujuan individu. Penting bagi seseorang untuk memiliki pemahaman yang baik
tentang tujuan komunikasi interpersonal dan memilih strategi komunikasi yang tepat untuk
mencapai tujuan tersebut.
Pengungkapan diri Lala dan Anto dilakukan secara menyeluruh, orang yang membangun
hubungan tahu bagaimana mengukur perasaan orang lain. Semua persahabatan yang dalam dan
sejati harus didasarkan pada pengungkapan diri dan kejujuran tanpa syarat. Rakhmat (2000)
menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal memiliki tiga faktor yang berkontribusi terhadap
hubungan interpersonal yang baik, yaitu:
1. Kepercayaan
Secara ilmiah diartikan sebagai upaya mempercayai perilaku orang lain untuk mencapai
suatu tujuan yang diinginkan, yang pencapaiannya tidak pasti dan penuh resiko. Faktor
terpenting yang menumbuhkan sikap percaya adalah penerimaan, empati dan kejujuran.
2. Suportif
Sikap yang mengurangi defensif dalam komunikasi adalah sikap suportif. Orang yang
menjadi defensif ketika mereka tidak menerima, tidak jujur, atau berempati.
3. Sikap terbuka
yaitu keinginan untuk menanggapi dengan senang hati informasi yang diperoleh dalam
perlakuan hubungan antarmanusia. Keterbukaan, atau sikap terbuka, berdampak besar dalam
mengelola hubungan interpersonal yang efektif. Keterbukaan mengungkapkan reaksi atau reaksi
kita terhadap situasi saat ini dan memberikan informasi dari masa lalu yang relevan dengan
reaksi kita di masa sekarang.
Lala dan Anto memiliki 3 faktor dalam komunikasi antar manusia untuk membangun
hubungan yang baik dan mendalam. Setelah fase saling mengenal, ada fase persahabatan.
Seorang teman adalah orang yang menempati posisi tertentu dalam hubungan manusia. Lala dan
Anto menganggap satu sama lain sebagai teman karena mereka saling mengenal dengan baik.
Mereka juga saling percaya dan menempatkan keinginan mereka satu sama lain sebagai
kepedulian. Dalam pernyataan di atas dikatakan bahwa Lala dan Anto saling tertarik, tahap
berkenalan saja tidak cukup, tetapi masuk ke tahap persahabatan. Mereka berbagi dan
menghormati satu sama lain sehingga akhirnya merasa cocok dan memiliki banyak kesamaan.
Tahapan/tahapan yang dialami Lala dan Anto dalam komunikasi interpersonal yaitu:
1. Tahap awal ini berciri inisiatif yang biasanya komunikasi itu dilakukan dengan hati-hati
untuk menciptakan pemahaman dan kesan pertama yang baik.
2. Evaluasi (eksperimen) adalah upaya untuk mengenal orang lain. Langkah ini digunakan
untuk mencari persamaan dan perbedaan. Masing-masing pihak harus segera menemukan
identitas, sikap, dan nilai-nilai pihak lain.
4. Bonding, fase yang lebih formal atau ritualistik, terjadi ketika dua orang mulai
memandang satu sama lain sebagai pasangan. Itu bisa berupa persahabatan, pasangan,
kolaborasi, pernikahan.
5. Kebersamaan, fase ini merupakan puncak dari hubungan yang harmonis. Inti dari
komunitas adalah mereka dengan tulus menerima aturan yang mengatur kehidupan
mereka bersama.
Oleh karena itu, adanya ikatan formal, seperti letter of intent atau surat nikah, bukan satu-satunya
kekuatan untuk memperkuat kohesi. Yang terpenting adalah perasaan saling menerima, saling
menghormati dan saling menghormati. Secara teoritis, hubungan interpersonal hadir di kasus ini,
manakala kedua belah pihak sama-sama memperoleh manfaat dari hubungan tersebut.
Pada akhirnya mereka menikah dan selama kehidupan pernikahan mereka, Lala
terkadang mencoba menggunakan strategi kontrolnya dengan mengingatkannya akan hal ini.
Secara teori, hubungan antara orang-orang dipertahankan ketika kedua belah pihak mendapat
manfaat dari hubungan tersebut. Dominasi, dimana salah satu pihak berusaha menguasai pihak
lain sehingga orang tersebut merasa haknya dilanggar. Anto selalu dalam posisi menang. Meski
di pihak lain, Lala selalu kalah. Kekuatan partai selalu mendominasi sedangkan Lala, pihak lain,
selalu tunduk. Namun pada akhirnya, sering terjadi pergumulan yang merusak citra diri
seseorang.
Hubungan manusia pada puncaknya, yaitu persahabatan, tidak mutlak dan permanen.
Seringkali ada kendala dalam menjaga hubungan timbal balik. Hubungan bersama dapat berubah
menjadi situasi yang mengarah pada perpisahan. Secara teori, hubungan antara orang-orang
dipertahankan ketika kedua belah pihak mendapat manfaat dari hubungan tersebut. Ketika pihak
lain sudah merasa tidak mendapat manfaat apa pun, hubungan bisa menjadi buruk.
Kekuatan yang dikuasainya membuat Lala terasa kurang bertenaga. Dan kendali Anto
adalah akar dari pertengkaran yang sering terjadi dan merusak citra dirinya sendiri. Gaya
komunikasi ditentukan oleh Anto, yang ditandai dengan kehendak atau niat untuk membatasi,
memaksa dan mengatur tingkah laku, pikiran dan reaksi Lala. Orang yang menggunakan gaya
komunikasi ini dikenal sebagai komunikator satu arah. Kontrol komunikasi ini lebih berfokus
pada pengiriman pesan daripada mengharapkan pesan. Anto tidak peduli dengan pandangan
negatif Lala dan malah mencoba menggunakan otoritas dan kekuasaannya sebagai suami untuk
memaksa Lala mengikuti pandangannya. Kontrol komunikasi sering digunakan untuk membujuk
orang lain agar bekerja dan bekerja secara efektif dan biasanya berupa kritik. Namun gaya
komunikasi yang mengontrol ini seringkali bernada negatif, sehingga Lala pun memberikan
respon yang negatif.
Penguasaan Daya terhadap Lala membuat komunikasi menjadi sulit sehingga sering
terjadi pertengkaran. Dalam hal ini, kemungkinan Lala berprasangka buruk terhadap strategi
pengendalian Anto, meskipun niat Anto menggunakan strategi pengendalian tersebut baik dan
juga memiliki persepsi yang berbeda satu sama lain. Anto percaya bahwa strategi manajemen
memori dapat membuat pernikahannya lebih harmonis, tetapi Lala merasa terbatas dengan
bimbingan ini. Strategi Anto melawan Lala terkadang merusak citra diri orang lain. Jika Anto
tidak mau mengingat, Lala harus berusaha lebih keras agar strategi pengendalian Anto tidak
membuahkan hasil. Begitu pula dengan Anto berkendara yang sesuai aturan. Mereka harus
didiskusikan untuk menemukan solusi. Begitu pun Daya dalam menggunakan kendali apa sudah
sesuai aturan. Seharusnya mereka berdiskusi mencari solusi (Kompasiana.com, 2021).
E. Cara Komunikasi Efektif dan Asertif dalam Menyampaikan Pesan yang ingin
disampaikan
Dalam komunikasi interpersonal tentunya terdapat tatacara yang tepat dalam
menyampaikan suatu pesan kepada orang lain dengan baik dan benar supaya dapat tersampaikan
dengan baik, maka dari itu sebelum kita bahas tentang cara komunikasi asertif dalam
menyampaikan pesan yang ingin disampaikan, kita bahas terlebih dahulu apa itu komunikasi
efektif?
Contoh dari komunikasi secara efektif adalah ketika seorang manajer memberikan arahan
atau instruksi kepada karyawannya. Dalam hal ini, manajer harus memastikan bahwa pesan yang
disampaikan mudah dimengerti dan relevan bagi karyawan sehingga mereka dapat melaksanakan
tugas dengan baik. Manajer juga harus memperhatikan cara penyampaian pesan, seperti
menggunakan bahasa yang sopan dan menghindari bahasa yang kasar atau ofensif. Selain itu,
manajer juga harus memperhatikan respon dari karyawan untuk memastikan bahwa pesan
tersebut telah diterima dan dipahami dengan baik. Jika karyawan tidak memahami arahan atau
instruksi dengan benar, manajer harus berusaha untuk menjelaskan kembali dengan lebih jelas
atau menggunakan cara penyampaian pesan yang berbeda agar pesan dapat disampaikan dengan
lebih efektif. Dalam hal ini, komunikasi yang efektif dapat membantu meningkatkan efektivitas
kerja dan mencapai tujuan organisasi dengan lebih baik.
Setelah memahami apa itu komunikasi secara efektif, berikut ini adalah beberapa cara
untuk berkomunikasi secara efektif, antara lain sebagai berikut:
1. Sederhana dan jelas: Pesan yang ingin disampaikan harus sederhana dan jelas. Gunakan
kata-kata yang mudah dipahami dan singkat agar pesan mudah diingat dan dipahami oleh
penerima pesan.
2. Dengarkan aktif: Dengarkan dengan penuh perhatian apa yang ingin disampaikan oleh
lawan bicara. Tanyakan pertanyaan terkait dan beri umpan balik, sehingga dapat
memastikan bahwa pesan sudah dipahami dan tidak terjadi kesalahpahaman.
3. Gunakan bahasa tubuh yang sopan: Selain kata-kata, bahasa tubuh juga harus
diperhatikan. Pastikan bahasa tubuh Anda sopan, seperti menyapa, mengangguk, dan
memberikan senyuman yang sopan.
5. Hindari asumsi: Jangan membuat asumsi atau kesimpulan terlalu dini tanpa mengetahui
konteks dan fakta yang sebenarnya. Tanyakan lebih banyak pertanyaan untuk
memperjelas pesan yang ingin disampaikan.
6. Pertimbangkan konteks: Komunikasi yang efektif harus mempertimbangkan konteks di
mana pesan tersebut disampaikan, seperti budaya, keadaan, dan situasi.
7. Beri umpan balik: Setelah berkomunikasi, berikan umpan balik yang baik dan jujur
kepada lawan bicara. Hal ini dapat membantu meningkatkan kualitas komunikasi di masa
depan.
Dengan menggunakan cara-cara di atas, Anda dapat memastikan bahwa pesan yang ingin
disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh penerima pesan. Hal ini dapat membantu
meningkatkan hubungan interpersonal dan mencegah terjadinya kesalahpahaman atau konflik
antara satu dengan yang lain. Selanjutnya kita akan membahas terkait apa itu komunikasi secara
asertif?
2. "Saya tidak merasa nyaman ketika Anda mengkritik saya di depan umum. Saya lebih
suka jika kita membahasnya secara pribadi setelah pertemuan berakhir."
3. "Saya menghargai pengetahuan dan pengalaman Anda, tetapi saya memiliki pendapat
yang berbeda mengenai masalah ini. Bisakah kita berdiskusi untuk mencapai kesepakatan
yang baik?"
Setelah memahami apa itu komunikasi secara asertif, Berikut adalah beberapa cara untuk
berkomunikasi secara asertif:
1. Jaga suara dan bahasa tubuh tetap tenang dan terkendali. Hindari nada suara yang tinggi
atau keras, serta bahasa tubuh yang terlihat menyerang atau agresif.
2. Pilih kata-kata dengan hati-hati. Gunakan bahasa yang jelas, tegas, dan spesifik. Hindari
bahasa yang kabur atau ambigu yang dapat menimbulkan kesalahpahaman.
3. Fokus pada situasi, bukan pada orang. Hindari menyalahkan atau menghakimi orang lain.
Sebaliknya, berbicara tentang situasi yang mempengaruhi Anda secara langsung.
4. Jangan takut untuk mengatakan "tidak" jika memang tidak dapat memenuhi permintaan
atau tuntutan orang lain. Namun, lakukan dengan sopan dan hormat.
5. Berikan opsi dan alternatif. Jangan hanya menolak permintaan atau usulan orang lain,
tetapi berikan solusi atau alternatif yang mungkin dapat memuaskan semua pihak.
6. Dengarkan dengan seksama. Berikan perhatian penuh pada orang yang berbicara, dan
tunjukkan bahwa Anda memahami apa yang dia katakan.
7. Beri umpan balik secara jujur dan konstruktif. Jika ada hal yang perlu dibicarakan atau
diperbaiki, sampaikan dengan cara yang jujur dan konstruktif.
Dengan menerapkan cara-cara ini, Anda dapat meningkatkan kemampuan Anda untuk
berkomunikasi secara asertif. Anda dapat menyatakan kebutuhan dan keinginan Anda dengan
jelas dan tegas, tetapi tetap memperhatikan hak-hak dan kebutuhan orang lain. Hal ini dapat
membantu membangun hubungan interpersonal yang lebih sehat dan saling menguntungkan.
Dalam menyampaikan pesan, seorang pengajar dapat memilih kata-kata yang jelas dan
tegas untuk menjelaskan topik yang kompleks, dan juga menggunakan bahasa tubuh dan intonasi
suara yang mendukung pesan tersebut. Pengajar juga dapat menggunakan teknik komunikasi
asertif seperti memberikan umpan balik secara jujur dan konstruktif, mengidentifikasi kebutuhan
dan keinginan mahasiswa, serta memberikan opsi dan alternatif untuk membantu mahasiswa
memahami materi dan merasa dihargai dalam proses pembelajaran. Dengan menggabungkan
komunikasi efektif dan asertif, seorang pengajar dapat menciptakan lingkungan pembelajaran
yang positif dan produktif di mana mahasiswa dapat merasa nyaman untuk bertanya,
berinteraksi, dan belajar. Hal ini dapat membantu mahasiswa untuk lebih aktif terlibat dalam
proses pembelajaran dan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang materi yang
diajarkan.
Sebagai contoh, seorang pengajar dapat menggunakan teknik komunikasi efektif dan
asertif ketika memberikan umpan balik kepada mahasiswa tentang karya tulis yang telah
diserahkan. Pengajar dapat menyatakan secara jelas dan tegas apa yang berhasil dan kurang
berhasil dalam karya tulis tersebut, serta memberikan saran untuk perbaikan di masa depan.
Pengajar juga dapat mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan mahasiswa dalam konteks karya
tulis tersebut, seperti jika mahasiswa memerlukan lebih banyak bantuan atau penjelasan tentang
topik yang sulit dipahami.Pengajar juga dapat menggunakan teknik komunikasi asertif untuk
memberikan opsi dan alternatif bagi mahasiswa, seperti menawarkan waktu tambahan untuk
menyelesaikan tugas atau memberikan opsi untuk memperbaiki karya tulis dan mengajukan
kembali. Dengan cara ini, pengajar dapat membantu mahasiswa memahami bahwa umpan balik
tersebut bukanlah kritik negatif, tetapi merupakan upaya untuk membantu mereka belajar dan
berkembang.
Dalam hal ini, pengajar dapat menggunakan bahasa tubuh yang mendukung pesan yang
disampaikan, seperti menyapa mahasiswa dengan senyum dan sikap yang terbuka, serta
menggunakan intonasi suara yang ramah dan tidak menakutkan. Dengan menggabungkan teknik
komunikasi efektif dan asertif, pengajar dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang
positif dan produktif di mana mahasiswa merasa didukung dan dihargai, serta lebih aktif terlibat
dalam proses pembelajaran.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah "Cara Komunikasi Efektif dan Asertif dalam Menyampaikan Pesan
yang Ingin Disampaikan dalam Komunikasi Interpersonal", dapat disimpulkan bahwa
komunikasi interpersonal yang efektif dan asertif sangat penting dalam menjalin hubungan sosial
yang sehat dan harmonis. Dalam komunikasi interpersonal, terdapat beberapa kunci penting yang
harus diperhatikan, seperti memiliki tujuan yang jelas, menggunakan bahasa yang mudah
dipahami oleh penerima, menjaga emosi dan sikap yang tenang, mendengarkan dengan aktif,
menghindari asumsi dan penilaian negatif, mengungkapkan kebutuhan dan pendapat dengan
jelas dan tegas, serta menggunakan bahasa tubuh yang positif dan mendukung pesan yang ingin
disampaikan.
Dengan menerapkan cara-cara tersebut, pesan dapat disampaikan dengan jelas dan
dipahami oleh penerima, sehingga tercipta hubungan interpersonal yang sehat dan harmonis.
Selain itu, komunikasi interpersonal yang efektif dan asertif juga dapat meningkatkan efektivitas
kerja, kepuasan kerja, dan kesuksesan karir seseorang di dunia kerja.
Oleh karena itu, diperlukan kemampuan dalam komunikasi interpersonal yang efektif dan
asertif agar dapat membantu individu atau kelompok manusia untuk saling memahami,
berinteraksi dengan baik, serta membangun hubungan yang sehat dan harmonis dalam
lingkungan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Paudi, N. I. (2018, May 20). Interaksi Dalam Organisasi Dengan Gaya Komunikasi Asertif.
Retrieved February 19, 2023, from
https://bkppd.pohuwatokab.go.id/v03/bacablog/12/interaksi-dalam-organisasi-dengan-ga
ya-komunikasi-asertif#:~:text=Komunikasi%20asertif%20mengedepankan%20cara%20p
andang,serta%20tidak%20melanggar%20hak%2Dhak.
DeVito, Joseph A. (1992). The Interpersonal Communication Book. 6th ed.New York: Harper
Collins.
Nurdin, A. (2020). Teori Komunikasi Interpersonal Disertai Contoh Fenomena Praktis. Prenada
Media. From https://books.google.com/books?
hl=en&lr=&id=gCTyDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&d
q=komunikasi+interpersonal&ots=csOsv1SdUr&sig=iOEW85eqiZN6E6gUJimo9l6L5h
U#v=onepage&q=komunikasi%20interpersonal&f=false