Disusun Oleh:
Alvianda Chairofta | 00000082435
Arya Setiawan | 00000083123
Marcellino Melkianus Reda | 00000082284
Kekuasaan terdiri dari dua sifat, yaitu position power dan personal power. Position
power merupakan kekuasaan yang sudah dimiliki seseorang dalam suatu organisasi. Sifat
kekuasaan ini biasanya berada pada seseorang yang memegang jabatan dalam organisasi.
Dalam hal ini, jabatan yang dimaksud adalah seorang ketua, jika seseorang sudah menjabat
sebagai ketua, dia sudah memiliki kekuasaan untuk mengatur dan mengarahkan bawahannya.
Sedangkan personal power merupakan kekuasaan yang dimiliki seseorang dalam suatu
hubungan sosial. Dengan kata lain, orang tersebut sudah memiliki jabatan di masyarakat,
seperti jabatan RT, RW, kepala desa, dan lain sebagainya. Biasanya seseorang dengan
personal power sudah memiliki nama di komunitasnya. seseorang yang memiliki personal
power juga harus mampu memimpin anggota dalam komunitasnya untuk menciptakan
hubungan yang baik sama halnya seperti dalam sebuah organisasi.
Kekuasaan memiliki dua konsep yaitu konsep simetris dan konsep asimetris. Konsep
kekuasaan simetris dan asimetris merujuk pada tingkat kesetaraan atau ketidaksetaraan
kekuasaan antara individu atau kelompok dalam hubungan interpersonal. Kekuasaan simetris
terjadi ketika individu atau kelompok memiliki kekuasaan yang seimbang atau setara dalam
suatu hubungan. Dalam hubungan simetris, keputusan dan tindakan yang diambil adalah hasil
dari negosiasi, diskusi, dan kesepakatan bersama, dan tidak didominasi oleh satu pihak.
Kekuasaan simetris dapat mendorong kerja sama dan partisipasi aktif dari semua pihak dalam
hubungan.
Sebaliknya, kekuasaan asimetris terjadi ketika kekuasaan tidak seimbang dalam suatu
hubungan. Dalam hubungan asimetris, satu pihak memiliki kekuasaan yang lebih besar
daripada yang lain, dan dapat mempengaruhi keputusan dan tindakan yang diambil.
Kekuasaan asimetris dapat memicu konflik dan ketidakadilan, karena pihak yang memiliki
kekuasaan lebih besar dapat mengeksploitasi atau menindas pihak lain dalam hubungan.
Kekuasaan asimetris dapat berasal dari berbagai sumber, seperti perbedaan posisi atau
status sosial, sumber daya ekonomi, keahlian atau pengetahuan, atau ancaman kekerasan atau
kekuatan fisik. Dalam hubungan asimetris, pihak yang memiliki kekuasaan lebih besar
seringkali mengendalikan sumber daya dan informasi, serta menentukan struktur dan
dinamika hubungan. Hal ini dapat membuat pihak yang lebih lemah merasa tidak berdaya dan
kehilangan kepercayaan diri, sehingga menghambat partisipasi aktif dan kerja sama dalam
hubungan.
Pemahaman mengenai konsep kekuasaan simetris dan asimetris dapat membantu kita
untuk memahami bagaimana kekuasaan bekerja dalam hubungan interpersonal dan
organisasi. Dalam hubungan yang sehat dan produktif, kekuasaan harus dibagi secara merata
antara semua pihak yang terlibat, dan tindakan serta keputusan harus diambil melalui proses
yang transparan, terbuka, dan inklusif.
Menurut pandangan French dan Raven (Thoha, 2010), mereka membagi sumber
kekuasaan menjadi lima, yaitu:
1. Kekuasaan Keahlian (Expert Power)
Kekuasaan ini diakibatkan dari suatu keahlian atau kemampuan yang dimiliki oleh
seorang pemimpin. Kekuasaan keahlian ini didasarkan pada pengetahuan, keahlian,
keterampilan, dan kemampuan seseorang dalam suatu bidang tertentu.
2. Kekuasaan Legitimasi (Legitimate Power)
Seseorang dapat dikatakan memiliki kekuasaan legitimasi jika orang tersebut
memiliki jabatan tertentu. Semakin tinggi jabatan yang dimiliki oleh seseorang maka
semakin besar pula kekuasaan atau pengaruh yang dimiliki oleh orang tersebut.
Seseorang yang memiliki kekuasaan legitimasi tinggi akan cenderung mempengaruhi orang
lain karena dia merasakan memiliki otoritas yang menyertai posisinya dalam organisasi.
3. Kekuasaan Referensi (Referent Power)
Kekuasaan referensi merupakan kekuasaan yang dimiliki seorang pemimpin karena
pemimpin tersebut memiliki karisma atau kepribadian yang menarik.
4. Kekuasaan Penghargaan (Reward Power)
Kekuasaan penghargaan adalah suatu kekuasaan yang dimiliki oleh seorang
pemimpin yang memiliki kemampuan untuk memberikan hadiah, penghargaan atau upah
kepada bawahannya sehingga dapat meningkatkan semangat kerja para bawahannya.
5. Kekuasaan Paksaan (Coercive Power)
Kekuasaan paksaan merupakan kekuasaan yang dimiliki seseorang karena orang
tersebut memiliki posisi yang kuat. seseorang yang memiliki kekuasaan paksaan akan
memberikan hukuman atas kinerja yang buruk dari bawahannya.
“Power is the ability of one person to influence what another person thinks or does”
(DeVito, 2013)
Menurut De Vito hal terpenting yang perlu digaris bawahi tentang power adalah
“power is assymetrical” yang artinya jika seseorang mempunyai power yang lebih besar,
maka orang lainnya mempunyai power yang lebih kecil.
D. Kasus - kasus
Kekuasaan dapat memiliki pengaruh besar dalam hubungan interpersonal. Kekuasaan
dapat menjadi pengaruh dan memotivasi orang lain untuk melakukan hal-hal tertentu.
kekuasaan dapat digunakan secara positif dan juga negatif. Kekuasaan positif dapat
membangun hubungan interpersonal yang baik dan saling menghormati, sedangkan
kekuasaan yang negatif dapat merusak hubungan interpersonal dengan cara menciptakan
konflik dan perpecahan.
Kita dapat melihat beberapa contoh kasus pengaruh kekuasaan dalam hubungan
interpersonal dalam kehidupan sehari-hari seperti:
Meskipun tidak semua orang berkuasa itu memBully, tetapi rasa Berkuasa ini
seringkali memicu seseorang untuk menindas seseorang. Hal ini dapat disebabkan
karena seseorang yang berkuasa merasa lebih nyaman dalam mengekspresikan
perilaku yang tak dapat diterimanya kepada orang lain. Mereka percaya bahwa
mereka dapat menindas/mengintimidasi orang lain untuk menjaga kekuasaan mereka.
Ada beberapa alasan mengapa orang yang berkuasa cenderung menindas orang lain.
Seseorang yang suka memBully sering disebut sebagai orang “caper” atau
butuh pengakuan, hal ini sama juga dengan rasa takut untuk kehilangan kekuasaan.
Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka ia merasa bahwa bully dapat membuatnya
merasa diakui.
Contoh kasus Bullying dalam lingkungan sekolah sangat sering terjadi. Seperti
contohnya pada kasus yang terjadi pada siswi di SMAN 1 Ciwidey, Kabupaten
Bandung yang diBully oleh teman sebayanya sampai tidak berdaya. Kasus tersebut
sempat menggemparkan jagat maya, dikarenakan kasus tersebut tersebar lewat sebuah
video. Dalam video tersebut tangan korban dipegang oleh seorang pelaku. Kemudian,
pelaku lainnya memukuli korban. Orang tua korban, Ati mengungkap bahwa ada
korban lainnya. Ati menyebut ada tiga korban perundungan dalam kejadian tersebut.
Ia mengatakan anaknya ini dipukuli oleh delapan orang temannya. Bahkan salah satu
pelaku sengaja merekam video anaknya dipukuli. Ati berharap para pelaku bisa
ditindak oleh sekolah. Pasalnya pihak sekolah belum melakukan tindakan apapun.
Kapolsek Ciwidey Iptu Anjar Maulana membenarkan bahwa telah terjadi
perundungan pada salah satu sekolah di ciwidey. Awalnya, kasus ini ditangani Polsek
Ciwidey. Kemudian, kasus dilimpahkan ke Unit Perlindungan, Perempuan dan Anak
(PPA) Polres Bandung. "Iya awalnya sudah (ditangani) dengan Bhabinkamtibmas
Polsek. Tapi kemarin ada permintaan keterangan tambahan oleh PPA Polresta
Bandung. Makanya sekarang ditangani PPA Polres Bandung," Tuturnya.
Pasangan yang lebih berkuasa juga cenderung mengontrol segala hal dari
pasangannya. seperti contoh; Seorang pasangan wanita dilarang oleh pasangan pria
nya untuk memiliki hobi tertentu. Hal ini akan menimbulkan rasa ketidakseimbangan
antara pasangan, dan kekuasaan yang tidak seimbang akan menimbulkan rasa
cemburu dan rasa tidak aman dalam hubungan.
● Sexual Harassment
Hal ini dapat menunjukan bahwa kekuasaan seorang pelaku pelecehan sexual
sangatlah merugikan bagi korban. Pelaku pelecehan sexual mungkin mengancam korbannya
agar tidak melapor sehingga korban merasa takut untuk melaporkannya. Pada kasus ini
pelaku merupakan kakak iparnya dan korban sangat takut untuk melaporkan secepatnya
kasus tersebut kepada pihak yang berwenang.
E. Penyelesaian
Pengaruh kekuasaan dalam hubungan interpersonal adalah fenomena yang kompleks,
dan dapat memiliki konsekuensi yang signifikan terhadap keseimbangan kekuasaan dan
kesehatan hubungan. Berikut adalah beberapa cara untuk menyelesaikan pengaruh kekuasaan
dalam hubungan interpersonal:
● Berbicara dengan jujur: Membuka komunikasi yang jujur dan terbuka dengan
pasangan atau orang yang memiliki kekuasaan dapat membantu menghindari salah
pengertian dan mengurangi konflik. Berbicara dengan cara yang jelas, tegas dan
dengan nada yang sopan akan memperjelas perspektif Anda dan memungkinkan
kedua belah pihak untuk memahami perasaan dan kebutuhan masing-masing.
● Menetapkan batas-batas yang sehat: Memiliki batasan yang jelas tentang bagaimana
kekuasaan digunakan dalam hubungan interpersonal dapat membantu mengurangi
pengaruh yang negatif. Terkadang, orang yang memiliki kekuasaan dapat
menggunakan kekuasaan mereka secara tidak sehat, dan dengan menetapkan batasan
yang sehat, Anda dapat memastikan bahwa hak-hak Anda dihormati dan kebutuhan
Anda dipenuhi.
Karena pengaruh dari kekuasaan, komunikasi terbagi menjadi 4 jenis arah, yaitu arah
bawah, atas, horizontal, dan diagonal.
1. Arah ke Bawah
Arah komunikasi organisasi ke bawah ini biasanya juga disebut downward
communication, jenis komunikasi ini adalah bentuk penyampaian informasi dari atasan ke
bawahan. Hal ini biasanya terjadi pada saat atasan memberikan arahan, pengawasan, atau
instruksi kerja kepada bawahannya. Bentuk dan cara komunikasinya juga dapat berupa lisan
maupun tulisan.
2. Arah ke Atas
Yang kedua adalah jenis komunikasi arah ke atas atau biasa disebut dengan upward
communication. Jenis komunikasi ini kebalikan dari jenis sebelumnya, komunikasi ke atas
adalah komunikasi yang digunakan oleh bawahan kepada atasannya.
3. Arah Diagonal
Komunikasi arah diagonal adalah jenis komunikasi yang biasa dilakukan oleh
individu dengan kelompok yang memiliki tingkatan berbeda. Komunikasi ini biasa terjadi
pada sebuah organisasi yang berskala besar, dimana ketergantungan antar departemennya
berbeda jauh.
4. Arah Horizontal
Komunikasi horizontal merupakan jenis komunikasi yang melibatkan seorang
individu atau kelompok yang memiliki tingkatan sama. Contoh dari komunikasi ini adalah
diskusi yang dilakukan oleh sesama manajer, komunikasi dalam hubungan persahabatan atau
pertemanan, dan diskusi antar karyawan yang memiliki jabatan sama.
DAFTAR PUSTAKA
R. (2022, January 18). Teori Kekuasaan: Pengertian, Legitimasi, dan Sumber Kekuasaan.
Press, USA.
PEARSON.
detikJabar, T. (2023, February 18). Kisah Siswi Bandung Tak Berdaya Dirundung
https://www.detik.com/jabar/berita/d-6574723/kisah-siswi-bandung-tak-berdaya-dirundung-t
eman-sebaya
Febriady, A. (2023, February 12). Biadab Pria di Mamasa 5 Kali Cabuli Adik Ipar
https://www.detik.com/sulsel/hukum-dan-kriminal/d-6564174/biadab-pria-di-mamasa-5-kali-
cabuli-adik-ipar-saat-rumah-sepi
Goodwin, S. A. (1993). Impression formation in asymmetrical power relationships :: does
S. (2021, July 27). Komunikasi Organisasi: Pengertian, 16 Fungsi, 4 Jenis Arah & Contoh.
Beritaku.
https://beritaku.id/komunikasi-organisasi-pengertian-16-fungsi-4-jenis-arah-contoh/