Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEPEMIMPINAN DAN KEKUASAAN


Dosen Pengampu : Riana Anggraeny Ridwan, SE., M.Si

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 2

MUH RESKI C0222357

MASTURA A C0222349

PUTRI NUR FADILLA C0222355

NAHDA C0222371

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
TAHUN PELAJARAN 2023 / 2024
ISI MAKALAH

A. PENGERTIAN KEKUASAAN

Pada hakikatnya kekuasaan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang


atau suatu kelompok untuk mempengaruhi orang lain. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa orang yang berkuasa mempunyai tanggung jawab yang besar
karena tidak hanya mempunyai pengaruh terhadap seseorang tetapi juga dapat
mempengaruhi lingkungan.

Selain itu, pengaruh pemegang kekuasaan mungkin didasarkan pada


keinginan atau kepentingan bersama. Kekuasaan sendiri dapat berasal dari status
pribadi atau garis keturunan. Dalam hal ini jabatan perseorangan dapat dicapai
dengan mengabdi pada suatu organisasi atau instansi dimana seseorang menjabat
sebagai presiden.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kekuasaan adalah


kemampuan seseorang atau kelompok untuk mendominasi orang atau kelompok
lain berdasarkan martabat, kekuasaan, gengsi, atau kekuatan fisik. Dari pengertian
kekuasaan menurut KBBI dapat dikatakan bahwa kekuasaan berasal dari martabat
dan wewenang yang biasa dipegang oleh pemimpin negara atau pejabat negara.
Selanjutnya, gengsi dan kekuatan fisik seringkali menjadi milik pemimpin suatu
organisasi.

Pengertian Kekuasaan Menurut Para Ahli

Beberapa pengertian kekuasaan dari para ahli sebagai berikut

1. Miriam Budiardjo
Menurut Miriam Budiardjo, kekuasaan adalah seseorang atau
kelompok yang memiliki kekuatan atau kemampuan yang di mana kekuatan

1
itu digunakan untuk memengaruhi perilaku individu atau kelompok lainnya
yang sesuai dengan keinginannya.

2. Walter Nord
Walter Nord mengungkapkan bahwa kekuasaan adalah kemampuan
yang digunakan untuk mewujudkan tujuan-tujuan tertentu dan berbeda dari
tujuan-tujuan lainnya.

3. Harold D. Lasswell dan Abraham Kaplan


Menurut Harold D. Lasswell dan Abraham Kaplan, kekuasaan
adalah sebuah hubungan antara individu atau kelompok dengan individu
atau kelompok lainnya dengan tujuan untuk menentukan suatu tindakan atau
aksi agar tidak berbeda arah dan sesuai dengan yang tindakan yang
diinginkan.

Dari pendapat para ahli diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa
kekuasaan adalah seseorang atau kelompok yang memiliki kekuatan atau
kemampuan yang di mana kekuatan itu digunakan untuk memengaruhi
perilaku individu atau kelompok lainnya yang sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh pemegang kuasa.

B. PERBEDAAN KEPEMIMPINAN DAN KEKUASAAN

Kepemimpinan dan kekuasaan adalah dua konsep yang berbeda meskipun


sering kali terkait erat. Berikut adalah perbedaan antara keduanya:

1. Definisi:
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi dan
menginspirasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan berkaitan
dengan kualitas kepribadian, kemampuan komunikasi, visi, dan kemampuan
memotivasi orang.

2
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk
mengendalikan atau memengaruhi tindakan, perilaku, atau keputusan orang lain.
Kekuasaan bisa bersifat formal, seperti yang dimiliki oleh seorang bos
dalam sebuah organisasi, atau bersifat informal, seperti yang dimiliki oleh individu
yang memiliki pengetahuan atau koneksi tertentu.

2. Sumber:
Kepemimpinan sering kali didasarkan pada kepercayaan, keterampilan, dan
karisma individu. Orang-orang mengikuti seorang pemimpin karena mereka
percaya pada visi, nilai, atau tujuan yang diwakili oleh pemimpin tersebut.
Kekuasaan dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk posisi hierarki
dalam organisasi, kendali atas sumber daya, pengetahuan, koneksi, atau bahkan
kekuatan fisik.

3. Tujuan:
Kepemimpinan bertujuan untuk mencapai tujuan bersama dan
menginspirasi orang untuk berkolaborasi dalam mencapainya. Pemimpin
memotivasi dan membimbing tim atau kelompok untuk mencapai kesuksesan
bersama.
Kekuasaan dapat digunakan untuk berbagai tujuan, baik yang positif
maupun negatif. Kekuasaan bisa digunakan untuk mempengaruhi orang lain, baik
untuk mencapai tujuan bersama atau untuk kepentingan pribadi.

4. Hubungan dengan Orang Lain:


Kepemimpinan berkaitan dengan hubungan yang positif antara pemimpin
dan pengikut. Kepemimpinan yang efektif seringkali dibangun di atas kepercayaan,
kerjasama, dan hubungan yang kuat antara pemimpin dan timnya.
Kekuasaan tidak selalu memerlukan hubungan yang positif. Kekuasaan
dapat digunakan secara otoriter atau manipulatif tanpa memperhatikan hubungan
yang sehat.

3
5. Perubahan dan Kontrol:
Kepemimpinan seringkali terkait dengan kemampuan untuk mengubah dan
mengarahkan orang dalam menghadapi perubahan. Pemimpin yang baik mampu
membawa perubahan positif dalam organisasi atau kelompok.
Kekuasaan seringkali lebih berfokus pada kontrol dan mempertahankan
status. Seringkali, seorang pemimpin memiliki kekuasaan sebagai bagian dari peran
kepemimpinannya, tetapi kepemimpinan yang efektif lebih dari sekadar
penggunaan kekuasaan. Kepemimpinan yang berhasil lebih didasarkan pada
kualitas kepribadian, kompetensi, dan kemampuan untuk memotivasi dan
menginspirasi orang lain. Kekuasaan, pada saat yang sama, dapat digunakan baik
atau buruk tergantung pada individu yang memilikinya dan tujuan yang mereka
kejar.

C. DASAR KEKUASAAN

Berikut adalah beberapa dasar kekuasaan yang relevan dalam prilaku organisasi:

1. Kekuasaan Berdasarkan Posisi: Kekuasaan dalam organisasi seringkali terkait


dengan posisi atau jabatan seseorang dalam struktur organisasi. Ini dikenal
sebagai kekuasaan formal. Misalnya, seorang manajer memiliki kekuasaan
untuk mengambil keputusan, memberikan tugas, dan mempengaruhi kinerja
karyawan.

2. Kekuasaan Berdasarkan Pengetahuan dan Keterampilan: Kekuasaan juga dapat


berasal dari pengetahuan dan keterampilan seseorang yang dihargai oleh
organisasi. Individu yang memiliki pengetahuan khusus atau keterampilan
yang langka dapat memiliki kekuasaan yang lebih besar karena mereka
dianggap penting untuk keberhasilan organisasi.

4
3. Kekuasaan Berdasarkan Hubungan dan Jaringan: Kekuasaan dapat berasal dari
hubungan atau jaringan sosial yang dijalin oleh individu di dalam organisasi.
Individu yang memiliki hubungan yang kuat dan luas dengan orang-orang
penting dalam organisasi dapat memanfaatkan jaringan tersebut untuk
mempengaruhi dan mendapatkan keuntungan.

4. Kekuasaan Berdasarkan Dukungan Publik: Dalam organisasi yang demokratis,


kekuasaan dapat berasal dari dukungan publik atau dukungan kolektif. Individu
atau kelompok yang mendapatkan dukungan dari mayoritas anggota organisasi
mungkin memiliki kekuasaan yang lebih besar dalam pengambilan keputusan
dan perubahan organisasi.

5. Kekuasaan Berdasarkan Kemampuan Komunikasi: Kekuasaan juga dapat


berasal dari kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dengan baik dan
mempengaruhi orang lain. Individu yang memiliki kemampuan komunikasi
yang efektif, seperti kemampuan persuasi atau negosiasi, dapat
memanfaatkannya untuk memperoleh kekuasaan dalam organisasi.

6. Kekuasaan Berdasarkan Sumber Daya: Kekuasaan juga dapat berasal dari


kontrol atas sumber daya organisasi, seperti keuangan, teknologi, atau
informasi. Individu atau kelompok yang mengendalikan sumber daya ini dapat
menggunakan kekuasaan mereka untuk mempengaruhi tindakan dan keputusan
orang lain.

Dalam prilaku organisasi, penting untuk memahami bagaimana kekuasaan


digunakan dan pengaruhnya terhadap dinamika kerja dan interaksi antara individu
dan kelompok. Penting juga untuk memastikan bahwa kekuasaan digunakan secara
etis dan dalam kepentingan bersama organisasi.

D. KUNCI MENUJU KEKUASAAN

5
Menuju kekuasaan dalam prilaku organisasi, berikut adalah beberapa kunci yang
dapat membantu individu atau kelompok dalam meraih dan mempertahankan
kekuasaan:

1. Kompetensi dan Keterampilan: Mengembangkan kompetensi dan


keterampilan yang relevan dalam lingkungan kerja adalah kunci untuk
mendapatkan kekuasaan. Menguasai bidang pekerjaan, mengembangkan
keterampilan kepemimpinan yang efektif, dan menjadi ahli dalam area tertentu
dapat memberikan keunggulan dan meningkatkan kekuasaan dalam organisasi.

2. Jaringan dan Hubungan: Membangun dan memelihara jaringan hubungan yang


kuat dan saling menguntungkan dalam organisasi dapat membantu kita dalam
memperoleh kekuasaan. Penting untuk membangun koneksi dengan rekan
kerja, atasan, dan anggota penting lainnya dalam organisasi. Jaringan yang kuat
dapat membantu dalam memperoleh dukungan, mendapatkan informasi, dan
mempengaruhi keputusan.

3. Kredibilitas dan Keandalan: Membangun kredibilitas dan reputasi yang baik


dalam organisasi adalah faktor penting dalam meraih kekuasaan. Menjaga
komitmen terhadap tanggung jawab , memenuhi janji, dan memperlihatkan
integritas dapat membantu kita dalam memperoleh kepercayaan dan dukungan
dari orang lain.

4. Kemampuan Komunikasi: Kemampuan komunikasi yang baik sangat penting


untuk mempengaruhi orang lain dan memperoleh kekuasaan. Mampu
menyampaikan ide dengan jelas, mendengarkan secara aktif, dan
menggunakan teknik persuasif yang efektif adalah kunci dalam membangun
dukungan dan mempengaruhi orang lain.

6
5. Inisiatif dan Keberanian: Mengambil inisiatif dan berani menghadapi
tantangan atau peluang dalam organisasi dapat membantu kita memperoleh
kekuasaan. Menunjukkan keberanian dalam menghadapi risiko, mengambil
tanggung jawab tambahan, dan berkontribusi secara proaktif dapat membuat
kita dianggap berharga dan memberikan kesempatan untuk memperoleh
kekuasaan.

6. Pemahaman tentang Politik Organisasi: Memahami politik organisasi, struktur


kekuasaan, dan norma-norma yang ada dalam organisasi adalah kunci untuk
mengelola kekuasaan dengan efektif. Mengetahui siapa yang memiliki
kekuasaan, bagaimana kekuasaan didistribusikan, dan bagaimana keputusan
dibuat dapat membantu kita dalam memainkan peran yang efektif dan
memperoleh kekuasaan.

Penting untuk dicatat bahwa kekuasaan harus digunakan dengan bijaksana


dan bertanggung jawab. Kekuasaan yang disalahgunakan dapat merusak hubungan
dan keseimbangan dalam organisasi. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan
kekuasaan dengan etika, menghormati hak dan kepentingan orang lain, dan
berusaha untuk mencapai tujuan bersama.

E. KEKUASAAN TAKTIK

Kekuasaan taktik adalah konsep yang merujuk pada berbagai metode atau
cara yang digunakan oleh individu atau kelompok untuk mencapai tujuan mereka
dengan memengaruhi orang lain atau situasi tertentu.
Kekuasaan taktik (power tactic) memiliki ciri-ciri yang mana para individu
akan menterjemahkan kekuasaan yang mendasar ke dalam tindakan-tindakan yang
spesifik.
Riset telah mengidentifikasi delapan pengaruh taktik yang berbeda:

7
1. Bujukan yang rasional, dalam taktik ini, individu menggunakan argumen
logis dan bukti nyata untuk meyakinkan orang lain bahwa permintaan atau
tindakan yang diminta adalah yang paling masuk akal atau wajib dilakukan.
Contohnya : Seorang peneliti meminta rekan-rekannya untuk mendukung
proyek penelitian mereka dengan menyajikan argumen yang kuat tentang
relevansi dan manfaat proyek tersebut untuk pengetahuan ilmiah.

2. Daya tarik yang menjadi sumber inspirasi, mengembangkan kompitmen


secara emosional yang menarik bagi sasaran nilai-nilai, kebutuhan,
pengharapan dan aspirasi. Contohnya: Seorang pemimpin komunitas
berbicara dengan antusiasme tentang visi mereka untuk masa depan yang
lebih baik dan menginspirasi anggotanya untuk bekerja bersama menuju
tujuan ini.

3. Pertukaran, memberikan imbalan kepada target dengan manfaat atau


keuntungan sebagai pertukaran karena telah mengikuti permintaan.
Contohnya: Seorang pelatih atlet memberikan hadiah atau bonus kepada atlet
yang mencapai target kinerja tertentu, sebagai insentif bagi mereka untuk
bekerja lebih keras.

4. Tekanan, dengan menggunakan peringkat, permintaan yang diulang-ulang


dan ancaman. Contohnya: Seorang atasan memberikan peringatan kepada
seorang karyawan yang tidak memenuhi target kinerja mereka, dengan
ancaman konsekuensi yang lebih serius jika kinerja tidak membaik.

F. BAGAIMANA KEKUASAAN DAPAT MEMENGARUHI ORANG-


ORANG

Kipnis dan Schmidt adalah peneliti yang pertama kali meneliti taktik-taktik
yang biasa digunakan orang untuk mempengaruhi orang lain. (Kipnis dan Schmidt,
1982). Berbagai alat ukur telah dibuat untuk meneliti taktik mempengaruhi, dan

8
salah satu yang terbaik adalah yang dibuat oleh Yukl dkk, yaitu yang disebut
Influence BehaviorQuestionnaire (Yukl, Lepsinger, and Lucia, 1992). Hasil
penelitian Yukl dkk, menunjukkan ada sembilan jenis taktik yang biasa digunakan
di dalam organisasi (Hugheset all, 2009), yaitu:

1. Daya-tarik Inspirasional (Inspirational Appeals), terjadi jika seseorang


mempengaruhi orang lain dengan menggunakan suatu permintaan atau
proposal untuk membangkitkan antusias atau gairah pada orang lain.
Contohnya dengan memberikan penjelasan yang menarik tentang nilai-nilai
yang diinginkan, kebutuhan,harapan, dan aspirasinya.

2. Konsultasi (Consultation), teterjadi jika seseorang yang memiliki kekuasaan


untuk melibatkan orang lain dalam proses pengambilan keputusan atau
perencanaan. Ini memberi orang yang terpengaruh perasaan bahwa mereka
memiliki kontribusi dalam proses tersebut, dan mereka lebih cenderung
mendukungnya. Contohnya "Saya ingin mendengar pandangan Anda tentang
rencana ini. Bagaimana menurut Anda apakah kita seharusnya
melanjutkannya?

3. Mengucapkan kata-kata manis (Ingratiation), terjadi jika seseorang


mempengaruhi orang lain dengan menggunakan kata-kata yang
membahagiakan, memberikan pujian, atau sikap bersahabat dalam memohon
sesuatu. Contohnya : "Saya sangat menghargai kerja keras dan kontribusi
Anda dalam proyek ini. Anda adalah aset berharga bagi tim."

4. Tekanan (Pressure), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain


denganmenggunakan ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-
ulang dalammeminta sesuatu. Contohnya : "Jika kamu tidak menyelesaikan
tugas ini sesuai jadwal, akan ada konsekuensi serius. Ini penting bagi proyek
dan pekerjaan kamu di sini."

9
DAFTAR PUSTAKA

M. Aris Yusuf. (2022, January 18). Teori Kekuasaan: Pengertian, Legitimasi, dan

Sumber Kekuasaan. Retrieved November 7, 2023, from Gramedia Literasi

website: https://www.gramedia.com/literasi/teori-kekuasaan/

Marianti, M. M. (2011). Kekuasaan dan taktik mempengaruhi orang lain dalam

organisasi. Jurnal Administrasi Bisnis, 7(1).

KEKUASAAN TAKTIK. (2013). Retrieved November 7, 2023, from

Blogspot.com website:

https://manajemenmudah.blogspot.com/2016/04/kekuasaan-taktik.html

Merry, M., Program, M., Manajemen, S., & Ekonomi, F. (2011). Kekuasaan dan

Taktik Mempengaruhi Orang Lain Dalam Organisasi. 7(1), 216–1249.


Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/72350-ID-

kekuasaan-dan-taktik-mempengaruhi-orang.pdf

Maria Merry Marianti. (2023). Kekuasaan Dan Taktik Mempengaruhi Orang

Lain Dalam Organisasi. Jurnal Administrasi Bisnis, 7(1), 72350.

https://media.neliti.com/media/publications/72350-ID-kekuasaan-dan-

taktik-mempengaruhi-orang.pdf

Rámos, V., Franco-Crespo, A., González-Pérez, L., Guerra, Y., Ramos-Galarza,

C., Pazmiño, P., & Tejera, E. (2019). Analysis of organizational power

10
networks through a holistic approach using consensus

strategies. Heliyon, 5(2), e01172–e01172.

https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2019.e01172

Medeiros, I. (2023, October 21). Demonstrating Expertise and Credibility for

Thought Leadership» { design@tive } information design. Retrieved

November 8, 2023, from { design@tive } information design website:

https://www.designative.info/2023/10/21/demonstrating-expertise-and-
credibility-for-thought-leadership/

11

Anda mungkin juga menyukai