Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Esa, karena telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya berupa kesehatan serta kesempatan sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah dari mata kuliah Bahasa Indonesia mengenai “Pedoman Umum
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita tentang “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia”. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya.
PENULIS
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Penguasaan bahasa Indonesia merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
oleh orang Indonesia, termasuk siswa sekolah dasar. Dalam pendidikan dan pengajaran,
bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang paling penting di tingkat dasar.
Bahasa Indonesia diajarkan berdasarkan kurikulum ramah siswa (kurikulum sekolah
dasar) yang memiliki beberapa tujuan pembelajaran. Salah satu tujuan yang paling
penting adalah agar siswa dapat mengenal dan berbicara bahasa Indonesia setelah
mengikuti proses belajar mengajar di sekolah tersebut.
Penulis membahas penggunaan huruf, penulisan kata, tanda baca dan unsur
serapan tulisan dengan batasan masalah sebagai berikut:
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENULISAN HURUF
Penggunaan huruf pada kata berkaitan dengan fonologi (ilmu yang mempelajari
tentang bunyi). Dalam bahasa Indonesia, jumlah abjad yang diketahui terdapat 26
huruf, yang terdiri dari 5 huruf vokal (a, i, u, o, e) dan 21 huruf konsonan (b, c, d, f, g,
h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, u, v, w, x, y, z). Selain huruf-huruf tersebut, adapun kaitannya
dengan ilmu fonologi, bunyi-bunyi yang ditimbulkan berdasarkan huruf-huruf itu dapat
bermacam-macam.
Dari bunyi konsonan tak bersuara (p, t, k, f, c, s, x, y, h), konsonan bersuara (b,
d, g, j) sampai dengan huruf nasal (n, m). Jadi pada bagian ini akan dijelaskan berbagai
jenis huruf berdasarkan pola bunyi dan penggunaannya.
a) Huruf Abjad
Abjad yang dipakai dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas 26 huruf berikut.
Nama tiap huruf disertakan di sebelahnya.
Huruf
Nama Pengucapan
Kapital Nonkapital
A a a a
B b be bé
C c ce cé
D d de dé
E e e é
F f ef èf
G g ge gé
H h ha ha
I i i i
J j je jé
K k ka ka
L l el èl
2
M m em èm
N n en èn
O o o o
P p pe pé
Q q ki ki
R r er èr
S s es ès
T t te té
U u u u
V v ve vé
W w we wé
X x eks èks
Y y ye yé
Z z zet zèt
b) Huruf Vokal
Huruf vokal adalah huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia
terdiri atas lima huruf yaitu a, i, u, e, dan o.
Keterangan:
3
dapat digunakan jika ejaan kata menimbulkan keraguan.
c) Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf
huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z. Sedangkan pengertian
konsonan adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan menghambat aliran udara pada
salah satu tempat di saluran suara di atas glotis. Konsonan disebut juga huruf mati.
4
x** xerox - sinar-x
y yakin payung -
z zeni lazim juz
Keterangan :
d) Huruf Diftong
5
kh khusus akhir tarikh
ng ngilu bangun senang
ny nyata banyak -
sy syarat isyarat arasy
f) Huruf Kapital
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk
julukan.
Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
Halim Perdanakusumah
Wage Rudolf Supratman
Catatan:
6
binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas.
Misalnya:
Misalnya:
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
Orang itu menasihati anaknya, “Berhati-hatilah, Nak!”
Misalnya:
Islam Alquran
Kristen Alkitab
Hindu Weda
Allah
Tuhan
7
nama orang.
Misalnya:
Sultan Hasanuddin
Imam Hambali
Raden Ajeng Kartini
Doktor Mohammad Hatta
Misalnya:
Misalnya:
Misalnya:
bangsa Indonesia
8
suku Dani
bahasa Bali
Catatan:
Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai
sebagai bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf awal
kapital.
Misalnya:
pengindonesiaan kata
asing keinggris-inggrisan
kejawa-jawaan
Misalnya:
tahun Hijriah
bulan Agustus
Misalnya:
Perang Dunia II
9
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata
(termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama
negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali
kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.
Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
Misalnya:
Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.
Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singka- tan
nama gelar, pangkat, atau sapaan.
Misalnya:
S.H. sarjana hukum
S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
S.S. sarjana sastra
M.A. master of arts
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan
paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam
penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
10
g) Huruf Miring
Misalnya:
Misalnya:
Huruf terakhir kata abad adalah d.
Misalnya:
Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian
wisatawan asing yang berkunjung ke Aceh.
Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
Catatan:
(1) Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau orga-
nisasi, dalam bahasa asing atau bahasa daerah tidak
ditulis dengan huruf miring.
(2) Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan
komputer), bagian yang akan dicetak miring ditan- dai
dengan garis bawah.
(3) Kalimat atau teks berbahasa asing atau berbaha- sa
daerah yang dikutip secara langsung dalam teks
berbahasa Indonesia ditulis dengan huruf miring.
11
h) Huruf Tebal
1) Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang
sudah ditulis miring.
Misalnya:
B. PENULISAN KATA
1. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Kantor pajak penuh sesak.
Saya pergi ke sekolah.
Buku itu sangamt tebal.
2. Kata Turunan atau Imbuhan
berjalan
berkelanjutan
mempermudah
12
gemetar lukisan
kemauan perbaikan
3. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di
antara unsur-unsurnya.
Misalnya:
anak-anak biri-biri
buku-buku cumi-cumi
hati-hati kupu-kupu
kuda-kuda kura-kura
4. Gabungan Kata
a) Gabungan kata biasa disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-
unsurnya ditulis terpisah. Misalnya :
13
Apabila menunjuk kata tempat, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya :
6. Partikel
c) Partikel per yang berarti 'mulai', 'demi', dan 'tiap' ditulis terpisah dari bagian
kalimat yang mendahului / mengikutinya. Misalnya :
14
2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar,
atau daftar.
3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan jangka waktu.
4. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, judul tulisan
yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit.
1. Tanda koma dipakai di antara unsur unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului dengan kata seperti tetapi, melainkan, sedangkan,
dan kecuali.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak
kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang
terdapat pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan
demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.
15
7. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian bagian alamat, (c)
tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis
berurutan.
8. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya
dalam daftar pustaka.
10. Tanda koma dipakai di antara bagian bagian dalam catatan kaki atau catatan
akhir.
11. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau
marga.
12. Tanda koma dipakai di muka angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
13. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi.
1. Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan
kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk setara.
2. Tanda titik koma digunakan untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam kalimat
yang berupa frasa atau kelompok kata. Dalam hubungan itu, sebelum perincian
terakhir tidak perlu digunakan kata dan.
3. Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan dua kalimat setara atau lebih
apabila unsur-unsur setiap bagian itu dipisah oleh tanda baca dan kata hubung.
16
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti
rangkaian atau pemerian.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
3. Tanda titik dua dapat dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.
4. Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) bab dan ayat
dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan
penerbit buku acuan dalam karangan.
1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris.
2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata yang mengikutinya atau
akhiran dengan bagian kata yang mendahuluinya pada pergantian baris.
5. Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (a) hubungan bagian-bagian kata
atau ungkapan dan (b) penghilangan bagian frasa atau kelompok kata.
b. ke- dengan angka,
c. angka dengan -an,
17
7. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa asing.
1. Tanda pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar bangun utama kalimat.
2. Tanda pisah dipakai untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan
yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat dengan arti
'sampai dengan' atau 'sampai ke'.
2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa
seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan,
ataupun emosi yang kuat.
2. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah
ada bagian yang dihilangkan.
1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
18
pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul puisi, karangan, atau bab buku yang
dipakai dalam kalimat.
3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata
yang mempunyai arti khusus.
1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat di dalam
petikan lain.
2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna kata atau ungkapan.
3. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, kata atau ungkapan bahasa
daerah atau bahasa asing (Lihat pemakaian tanda kurung, Bab III, Huruf M)
l) Tanda Kurung (( ))
2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan
bagian utama kalimat.
3. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam
teks dapat dihilangkan.
4. Tanda kurung dipakai untuk mengapit angka atau huruf yang memerinci urutan
keterangan.
1. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang
lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat
di dalam naskah asli.
2. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas
19
yang sudah bertanda kurung.
1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim atau tahun
ajaran.
Di samping pegangan untuk penulisan unsur serapan tersebut di atas, di bawah ini
didaftarkan juga akhiran-akhiran asing serta penyesuaiannya dalam bahasa
Indonesia.Akhiran itu diserap sebagai bagian kata yang utuh.Kata
20
seperti standardisasi, efektif, dan implementasi diserap secara utuh di samping
kata standar, efek, dan implemen.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemakaian huruf diantaranya mengenai huruf abjad, huruf vokal, huruf konsonan,
gabungan huruf konsonan, huruf capital, huruf miring dan huruf table.
Penulisan kata diantaranya meliputi kata dasar, kata turunan, bentuk ulang,
gabungan kata, kata gantiku,kau,mu dannya, kata depan di,ke,da dari, partikel dan
tanda petik.
Pemakaian tanda baca diantaranya adalah tanda titik, tanda koma, tanda titik
koma, tanda titik dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda tanya, tanda seru, tanda
ellipsis, tanda petik, tanda petik tunggal, tanda kurung, tanda kurung siku, tanda garis
miring, dan tanda peningkatan atau apostrof.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penyusun sampaikan yaitu kita sebagai seorang
mahasiswa harus selalu menggali potensi yang ada pada diri kita. Cara menggali
21
potensi dapat dilakukan salah satunya dengan cara mempelajari makalah ini. Mudah-
mudahan makalah ini dapat bermanfaat untuk kita ke depannya.Aamiin.
22
DAFTAR PUSTAKA
Izdihar Dhanty. (2020). Makalah Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Retrieved
https://www.academia.edu/37502053/Makalah_Pedoman_Umum_Ejaan_Bahasa_Indo
nesia
Pengembang, T., Bahasa, P., Pengembangan, I., Bahasa, P., Pendidikan, K., & Kebudayaan,
https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/PUEBI.pdf
23