Dosen Pengampu :
Yoga Putra Semadi S.Pd., M.Pd.
Oleh :
Kadek Grahady : 2316011081
i
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji Syukur senantiasa saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas individu untuk Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian (MPK) Bahasa Indonesia dengan judul “Ejaan Bahasa Indonesia”.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk menambah wawasan tentang
Ejaan Bahasa Indonesia bagi pembaca dan juga penulis.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun
dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi perkembangan pendidikan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….……….1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………1
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………..1
1.4 Manfaat Penulisan…………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ejaan Bahasa Indonesia Penulisan Huruf……………………..……..2
2.2 Penulisan Kata…………..……….………………………………………………8
2.3 Penulisan Tanda Baca……….………………..…………………………………9
BAB III PENUTUP
1.1 Kesimpulan……………………………………………………………………12
1.2 Saran……………………………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk
berkomunikasi. Sesuai dengan fungsinya, bahasa memiliki peran sebagai
penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana
(1993: 21), bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang
dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama,
berinteraksi dan mengidentifikasikan diri. Dalam penggunaan bahasa, terdapat
aturan maupun kaidah kaidah kebahasaan yang perlu dipenuhi, salah satunya
ialah kaidah ejaan. Secara teknis, kaidah ejaan dan tanda baca adalah aturan-
aturan mengenai penulisan huruf, penulisan kata, dan penulisan tanda baca.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Pernyataan latar belakang diatas, maka dapat diperoleh rumusan
masalah, sebagai berikut.
1. Apa itu Ejaan Bahasa Indonesia ?
2. Apa itu kaidah penulisan huruf?
3. Apa itu kaidah penulisan kata?
4. Apa itu kaidah penulisan tanda baca?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui tentang Ejaan Bahasa Indonesia.
2. Untuk mengetahui cara penggunaan kaidah penulisan huruf.
3. Untuk mengetahui cara penggunaan kaidah penulisan kata.
4. Untuk mengetahui cara penggunaan kaidah penulisan tanda baca.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini, sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
Melalui penulisan makalah ini, kami secara tidak langsung belajar tentang
memahami apa itu Ejaan Bahasa Indonesia.
2. Bagi Pembaca
Melalui penyusunan makalah ini, dapat dijadikan salah satu pedoman untuk
mempelajari dan memahami tentang Ejaan Bahasa Indonesia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ejaan Bahasa Indonesia dan Kaidah Penulisan Huruf
Menurut Wirjosoedarmo (1984:61) ejaan merupakan aturan penulisan bunyi
ucapan dalam bahasa dengan tanda-tanda atau lambang. Sehubungan dengan bahasa
tulis, surat-menyurat merupakan salah satu kegiatan berbahasa yang dilakukan dalam
komunikasi tertulis. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Ejaan Bahasa
Indonesia adalah kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan
sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca. Kaidah
ejaan adalah keseluruhan peraturan tentang bagaimana menggunakan lambang-
lambang bunyi bahasa dan bagaimana hubungan antara lambang-lambang tersebut
(pemisahan dan penggabungannya). Secara teknis, kaidah ejaan dan tanda baca adalah
aturan-aturan mengenai penulisan huruf, penulisan kata, dan penulisan tanda baca.
Seperti diketahui bahwa kaidah ejaan mengatur penggunaan beragam lambang
kebahasaan yang berdimensi luas.
A a a a
B b be be
C c ce ce
D d de de
E e e e
F f ef ef
G g ge ge
H h ha ha
I i i i
2
Huruf Huruf Nama Ucapan
Kapital Nonkapital
J j je je
K k ka ka
L l el el
M m em em
N n en en
O o o o
P p pe pe
Q q qi ki
R r er er
S s es es
T t te te
U u u u
V v ve fe
W w we we
X x eks eks
Y y ye ye
Z z zet zet
3
2. Huruf Vokal
3. Huruf Konsonan
c cakap kaca -
4
Huruf Contoh Contoh Contoh
Konsonan Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
*) Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan bidang tertentu.
Huruf x pada posisi awal kata diucapkan [s] dan pada posisi tengah atau akhir
diucapkan [ks].
5
A. Monoftong
B. Diftong
Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy melambangkan satu bunyi konsonan.
ny nyata banyak -
6
Gabungan Huruf Contoh Contoh Contoh
Konsonan Posisi Posisi Posisi
Awal Tengah Akhir
6. Huruf Kapital
B. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
- Bapak Koperasi
C. Huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan
sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Contoh: 5 ampere
D. Huruf kapital digunakan pada nama orang seperti pada nama teori, hukum, dan
rumus.
E. Huruf kapital tidak digunakan untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna
'anak dari', seperti bin, binti, boru, dan van, kecuali dituliskan sebagai awal nama atau
huruf pertama kata tugas dari.
7. Huruf Miring
A) Huruf miring digunakan untuk menuliskan judul buku, judul film, judul album lagu,
judul acara televisi, judul siniar, judul lakon, dan nama media massa yang dikutip dalam
tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Contoh: Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.
B) Huruf miring digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata,
kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
C) Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah
atau bahasa asing.
7
Contoh: Kita perlu memperhitungkan rencana kegiatan dengan baik agar
tidak malapeh awo.
8. Huruf Tebal
A) Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring.
Misalnya: Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa
Indonesia.
B) Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian karangan, seperti bab atau subbab.
Misalnya:
1.1 Latar Belakang dan Masalah
° Kondisi kebahasaan di Indonesia saat ini diwarnai oleh bahasa standar …
Contoh: kantor
2. Kata Turunan
A) Kata Berimbuhan
Kata yang mendapat imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan
akhiran) ditulis serangkai dengan imbuhannya.
Contoh: - berjalan
- mempermudah
B) Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Contoh: Sehari-hari
C) Gabungan Kata
Unsur gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah.
Contoh: Cendera mata
3. Pemenggalan Kata
Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di
antara kedua huruf vokal itu.
Contoh: bu-ah
4. Kata Depan
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
8
Contoh: Di rumah; Ke rumah; dari rumah.
5. Partikel
A. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh: Bacalah buku itu baik-baik!
Contoh: Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya dengan
bijaksana.
C. Bentuk pun yang merupakan bagian kata penghubung seperti berikut ditulis
serangkai.
Contoh: adapun
D. Partikel per yang berarti 'demi', 'tiap', 'mulai', atau 'melalui' ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya.
6. Singkatan
A. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik di setiap
unsur singkatan itu.
B. Singkatan nama orang dalam bentuk inisial ditulis tanpa tanda titik.
LS Lilis Suryaningsih
C. Singkatan, termasuk akronim, yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan
huruf kapital tanpa tanda titik.
9
B. Tanda titik digunakan untuk mengakhiri pernyataan lengkap yang diikuti perincian
berupa kalimat baru, paragraf baru, atau subjudul baru.
Kondisi kebahasaan di Indonesia yang diwarnai oleh bahasa standar dan nonstandar,
ratusan bahasa daerah, dan ditambah beberapa bahasa asing membutuhkan
penanganan yang tepat dalam perencanaan bahasa.
Contoh: Masyarakat Indonesia yang heterogen menyebabkan munculnya sikap yang
beragam terhadap penggunaan bahasa yang ada di Indonesia, yaitu (1) sangat bangga
terhadap bahasa asing, (2) sangat bangga terhadap bahasa daerah, dan (3) sangat
bangga terhadap bahasa Indonesia.
2. Tanda Koma
A. Tanda koma digunakan di antara unsur-unsur dalam perincian berupa kata, frasa,
atau bilangan.
Contoh: Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan.
B. Tanda koma digunakan sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan,
dan sedangkan, dalam kalimat majemuk pertentangan.
Contoh: Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup.
3. Titik Koma
Tanda titik koma dapat digunakan sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat setara di dalam kalimat majemuk.
Contoh: Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.
4. Titik Dua
Tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap yang langsung diikuti
perincian atau penjelasan.
Contoh: Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
5. Tanda Hubung
Tanda hubung digunakan untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh pergantian
baris.
Contoh: Di samping cara lama, diterapkan juga ca-ra baru ….
6. Tanda Pisah
Tanda pisah dapat digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan
bagian utama kalimat.
10
Contoh: Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati?
8. Tanda Seru
Tanda elipsis digunakan untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan
ada bagian yang dihilangkan atau tidak disebutkan.
Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan,
naskah, atau bahan tertulis lain.
Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan
lain.
Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan tambahan, seperti singkatan atau
padanan kata asing.
Contoh: Bahasa Indonesia mempunyai tes standar yang disebut Uji Kemahiran
Berbahasa Indonesia (UKBI).
13. Tanda Kurung Siku
Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai
koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli yang ditulis
orang lain.
Tanda garis miring digunakan dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan
masa 1 tahun yang terbagi dalam 2 tahun takwim.
11
15. Tanda Apostrof
Tanda apostrof dapat digunakan untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau
bagian angka tahun dalam konteks tertentu.
12
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Ejaan Bahasa Indonesia digunakan sebagai
kaidah yang mengatur sistem kebahasaan kita. Ejaan Bahasa Indonesia ini digunakan
pada tahun 2022. Pada dasarnya EBI berisikan tentang kaidah penulisan kata, kaidah
penulisan huruf, dan kaidah penulisan tanda baca.
4.2 Saran
Sebaiknya kita sebagai pembaca dapat menguasai dan meresapi kaidah-kaidah
kebahasaan dalam ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
13
DAFTAR PUSTAKA
14