Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BAHASA INDONESIA

EJAAN BAHASA INDONESIA


Dosen pembimbing : Ayunda Riska Puspita, S.Pd,M.A.

Disusun oleh :

1. Nurul Aisyah (203200081)


2. Nurul Hidayati (203200082)
3. Putri Andita (203200084)
4. Putri Nurberlianti (203200085)
5. Quratul Lailatin (203200086)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH


IBTIDAIYAH
JURUSAN TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PONOROGO
2020/2021
Daftar isi

Daftar isi.....................................................................................
Bab I Pendahuluan......................................................................
A. Latar belakang.............................................................
B. Rumusan masalah........................................................
C. Tujuan penulisan.........................................................
Bab II Pembahasan.....................................................................
A. Pengertian Ejaan.........................................................
B. Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia.....................
C. Penggunaan Huruf dengan Benar..............................
D. Penggunaan tanda baca dengan benar.......................
E. Penulisan Kata dengan Benar....................................
F. Penulisan Kata serapan dengan benar.......................
Daftar Pustaka...........................................................................
BAB I

PENDAHULUANA

A. Latar Belakang
Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan karena selain digunakan
sebagai alat komunikasi secara langsung ,bahasa juga dapat digunakan sebagai alat
komunikasi secara tertulis.Di zaman era globalisasi ini , masyarakat dituntut secara aktif
untuk dapat mengawasi dan memahami informasi disegala aspek kehidupan sosial secara
baik dan benar.Sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut ,bahasa berfungsi sebagai
media penyampaian informasi secara baik dan tepat.

Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa ,disinilah peran aturan baku
tersebut digunakan ,dalam hal ini kita selaku warga Negara yang baik hendaknya selalu
memperhatikan rambu-rambu ketata bahasaan Indonesia yang baik dan benar.Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD ) adalah sub materi yang mengatur ketata bahasaan Indonesia,yang
memiliki peran penting dalam mengatur etika berbahasa tulis ,sehingga diharapkan informasi
dapat disampaikan dan difahami secara terarah.Dalam prakteknya diharapkan aturan tersebut
dapat digunakan dala keseharian Masyarakat sehingga proses penggunaan tata bahasa
Indonesia dapat digunakan secara baik dan benar.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian ejaan?


2. Bagaimanakah perkembangan ejaan bahasa Indonesia?
3. Bagaimanakah penggunaan huruf yang benar?
4. Bagaimanakah tanda baca yang benar?
5. Bagaimanakah penulisan kata yang benar?
6. Bagaimanakah kata serapan yang benar?

C. Tujuan penulisan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan ejaan.


2. Mengetahui perkembangan ejaan bahasa indonesia.
3. Mengetahui cara penggunaan huruf dengan benar.
4. Mengetahui tanda baca yang benar.
5. Mengetahui cara penulisan kata yang benar.
6. Mengetahui kata serapan yang benar.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Ejaan Bahasa indonesia.

Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana mengambarkan lambang-lambang


bunyi ujaran dan bagaimana interelasi antara lambang itu dalam suatu bahasa.Sistem
ejaan Indonesia yang resmi disebut dengan Ejaan yang disempurnakan (EYD ).Sistem
Ejaan ini mengatur pemakaian huruf ,penulisan kata,penulisan unsur serapan,dan
pemakaian tanda baca.

B. Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia

Bahasa Melayu yang merupakan cikal-bakal bahasa Indonesia dan dikenal


sebagai lingua franca (bahasa pergaulan) di semenanjung Melayu dan Indonesia sudah
lama ada, sebagai bahasa pergaulan. Perkembangan ejaan bahasa Indonesia dapat
dilihat sebagai berikut:
1. Ejaan van Ophuisjen
Diresmikan pada penerintahan Hindia Belanda pada tahun 1901 sampai tahun
1907. Disusun oleh orang Belanda bernama Charles Adriaan van Ophuijsen dan
dibantu oleh Engku Nawawi gelar Soetan Ma'moer dan Moehammad Taib Soetan
Ibrahim. Kesukaran yang timbul dalam ejaannya disebabkan banyaknya tanda-tanda
diakritik seperti koma ain, juga tanda terima yang dapat mempersulit penulisan kata.
1. Ejaan Soewandi (Ejaan Republik)
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, timbullah gagasan untuk
menyederhanakan ejaan van Ophuisjen. Ketika sumpah pemuda tanggal 28 Oktober
1928 dan kongres bahasa pertama tahun 1938 di Sala (sekarang) Solo telah memiliki
konsep untuk mengubah ejaan ini. Sehingga, pada tanggal 1 April 1947 telah
diresmikan pemakaian Soewandi dengan perubahannya sebagai berikut:
 oe menjadi u
 goeroe menjadi guru
 ta' menjadi tak
2. Ejaan yang disempurnakan (EYD)
Ejaan ini berlaku sejak tanggal 16 Agustus 1972 sampai 2015 dengan mendasari
hal-hal sebagai berikut:
 menyesuaikan perkembangan ejaan bahasa Indonesia.
 sebagai ketertiban untuk penulisan huruf dan tanda baca.
 sebagai usaha pembakuan bahasa Indonesia.
 untuk mendorong pengembangan bahasa Indonesia.
3. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, EBI pun
resmi berlaku sebagai ejaan baru. Latar belakang diresmikan ejaan baru ini karena
perkembangan pengetahuan, teknologi, dan seni sehingga pemakaian bahasa
Indonesia semakin luas. Ejaan ini menyempurnakan EYD, terutama dalam hal
penambahan diftong, penggunaan huruf kapital, dan cetak tebal

C. Pemakaian Huruf Dengan Benar

1. Huruf Abjad

HURUF NAMA HURUF NAMA HURUF NAMA


A a A J j Je S s es
B b Be K k Ka T t te
C c Ce L l El U u u
D d De M m Em V v ve
E e E N n En W w we
F f Ef O o O X x eks
G g Ge P p Pe Y y ye
H h Ha Q q Ki Z z zet
I i I R r Er

2. Huruf Vokal

Huruf Contoh pemkaian dalam kata


Vokal Di awal Di Di akhir
tengah
A Api Padi Lusa
I Itu Simpan Murni
U Ulang Bumi Ibu
E Enak Kena Tipe
O Oleh Kota Radio
3. Huruf Konsoan

Huruf Contoh pemakaian dalam kata


Konsonan Di awal Di Di akhir
tengah
B Bahasa Sebut Adab
C Cakap Kaca -
D Dua Ada Abad
F Fakir Kafan Maaf
G Guna Tiga Gudeg
H Hari Saham Tuah
J Jalan Manja Mikraj
K Kami Paksa Politik
L Lekas Alas Kesal
M Maka Kami Diam
N Nama Anak Daun
P Pasang Apa Siap
Q Quran Furqan -
R Raih Bara Putar
S Sampai Asli Lemas
T Tali Mata Rapat
V Varia Lava -
W Wanita Hawa -
X Xenon Taxi Xerox
Y Yakin Payung -
Z Zeni Lazim Juz

4. Huruf diftong

Huruf Contoh pemakaian dalam kata


Diftong Di awal Di Di akhir
tengah
ai Ain syaitan pandai
Au aula saudara Harimau
Oi - boikot Amboi

5. Gabungan Huruf Konsonan

Gabungan Contoh pemakaian dalam kata


Huruf Di awal Di Di akhir
Konsonan tengah
kh khusus Akhir Tarikh
ng ngilu bangun Senang
ny nyata hanyut -
Sy syarat isyarat -
6. Huruf Kapital atau Huruf Besar
a) Huruf kapital atau huruf besar digunakan sebagai huruf pertamakata pada awal
kalimat. Contohnya :
 Aku tidak pernah merasa sesenang ini
 Bagai tikus mati kelaparan di lumbung padi.
b) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung.
Contohnya :
 “Kamu lagi,” sungut Lulu.
 Nisa bertanya, : “Kapan kita bisa bertemu lagi?”
c) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan nama tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk
Tuhan. Contohnya :
 Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
 Ketika aku berdoa, aku tahu Dia mendengarku.
 Pendeta itu terlihat sedang membaca Alkitab.
d) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Contohnya :
 Sultan Hamengkubuwono
 Haji Taufik Alkisty
e) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan danpangkat
yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang
tertentu, nama istitut, nama instansi, atau nama tempat. Contohnya :
 Wakil presiden
f) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Contohnya ;
 Sony Dwi Kuncoro merupakan salah satu pemain bulutangkis andalan
Indonesia
g) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa dan
bahasa. Contohnya :
 Sudah lama aku ingin belajar bahasa Arab.
h) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari
raya, dan peristiwa sejarah. Contohnya :
 Bali terlihat lengang pada hari Nyepi.
i) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama geografi. Contohnya :
 Keluargaku berencana untuk berlibur ke Danau Toba.
j) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali
kata seperti dan. Contohnya :
 Republik Rakyat Cina merupakan salah satu negara terpadat di dunia.
 Tak lama setelah lulus dari FIKOM UNPAID, Okky bekerja di Departemen
Komunikasi dan Informatika

k) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi. Contohnya :
 Warga dunia mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memenuhi agresi
Israel ke Palestina.
l) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua
unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan
judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk yang tidak
terletak pada posisi awal. Contohnya :
 Aku baru saja membaca Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia.
m) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, dan sapaan. Contohnya :
 S.Hum. ( Sarjana Humaniora)
 S.H. ( sarjana Hukum)
 Tn. (Tuan)
 K.H. (Kiai Haji)
 S.S (Sarjana Sastra)
n) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata petunjuk hubungan
kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik dan paman yang dipakai
dalam penyapaan dan pengacuan. Contohnya :
 Surat Saudara sudah kami trima dengan baik.
 “Kapan Bapak pulang?” tanya Budi.
o) Huruf kapital juga digunakan sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Contohnya:
 Jagalah barang-barang Anda!
7. Huruf Miring
a) Huruf miring dalam cetakan digunakan untuk menuliskan nama buku, majalah
dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Contohnya :
 Buku Laskar Pelangi diminati pembaca dari berbagai kalangan.
 Dimas menjabat sebagai editor di majalah Maxim.
 Ridwan mencari informasi lowongan kerja dengan membaca Kompas.
b) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata. Contohnya :
 Diftrong dalam kata pantai adalah ai.
 Poin tidak berlaku untuk barang diskon.
c) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau
ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya. Contohnya :
 Nyamuk demam berdarah juga dikenal sebagai aedes aeeupti.
D. Penulisan Tanda Baca yang Benar.

Tanda baca adalah tanda yang dipakai dalam sistem ejaan. Dengan
menggunakan tanda baca kita dapat memahami makna tulisan dengan tepat seperti
ejaan yang berguna untuk membedakan antara kalimat tanya, perintah, langsung,
tidak langsung dan sebagainya.
Berikut merupakan penjelasan mengenai tanda baca :
a. Tanda Titik ( . )
1. Tanda titik dipakai di akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau perintah.
Contoh :
 Ayahku pergi ke Solo.
2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar,
atau daftar.
Contoh :
 III. Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Jenderal Pembanguna Masyarakat Desa
B. Direktorat Jenderal Agraris
3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu.
Contoh :
 Pukul 5.30.20 (pukul 5 lewat 30 menit 20 detik )
4. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara anam penulis, judul, dan
tempat terbit.
Contoh :
 Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltevreden: Balai Poestaka.
5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang
menunjukkan jumlah, jika tidak menunjukkan jumlah maka tanda titik tidak
perlu digunakan.
Contoh :
 Harga sepatu merk Y senilai Rp. 250.000,00.
6. Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat
atau (2) nama dan alamat surat.
Contoh :
Jalan Diponegoro 82 (tanpa titik)
Jakarta ( tanpa titik )
1 April 1990 (tanpa titik )
b. Tanda Koma ( , )
1. Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
Contoh :
 Saya membeli penghapus, pena, buku.

2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara dari kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi, atau melainkan.
Contoh :
 Saya suka permen, tetapi gigiku sakit.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimatnya.
Contoh :
 Saya akan datang, jika tidak turun hujan
4. Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru seperti o, ya, wah,
aduh atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan Bu, Dik atau Nak.
Contoh :
 Wah, pemandangannya bagus sekali!
5. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat.
Contoh :
 "Jangan buang sampah sembarangan," kata Rudi.
6. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademik.
Contoh :
 Ny. Fatimah, S.Pd., M.A.

c. Tanda Titik Koma ( ; )


1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian yang sejenis
dan setara.
Contoh :
Malam akan larut ; pekerjaan belum selesai juga
2. Tanda titik koma dipakai sebagai kata penghubung untuk memisahkan kalimat
yang setara dalam kalimat majemuk.
Contoh :
Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; ibu sibuk memasak di dapur;
adik sedang belajar; aku sendiri sedang asyik melihat drama korea.
3. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian perincian dalam
kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.
Contoh :
Ibu membeli buku, pensil dan tinta: baju, celana dan kaus.
d. Tanda Titik Dua ( : )
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti
pemerincian atau penjelasan.
Contoh :
Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah di IAIN Ponorogo membuka
tiga jurusan : Ilmu al-Quran dan Tafsir,Komunikasi Penyiaran Islam,
Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

E. Penulisan Kata dengan Benar

1. Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan bentuk, yang
ditulis sebagain suatu kesatuan. Misalnya: Dia teman baik saya.
2. Kata Turunan (kata imbuhan)
Kaidah yang harus diikuti dalam penulisan kata turunan yaitu :
 Imbuhan semuanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Misalnya :
membaca, ketertiban, terdengar.
 Jika bentuk dasar berupa gabungan kata , awalan , atau akhiran ditulis dengan
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahului. Misalnya :
bertepuk tangan, garis bawahi,sebar luaskan.
 Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata dan mendapat awalan dan
akhiran sekaligus unsure gabungan kata itu ditulis serangkaian. Misalnya:
menggarisbawahi, menyebarluaskan.
 Jika salah satu gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata
itu ditulis serangkai. Misalnya: antarkota, biokimia,prasangka.
3. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda
penghubung. Misalnya: sayur – mayor, tukar – menukar, terus – menerus.
4. Gabungan Kata

Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus
unsur- unsurnya ditulis terpisah. Misalnya: duta besar, kereta api, rumah
sakit.

a. Gabungan kata termasuk istilah khusus yang mungkin menimbulkan


kesalahan pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan
pertalian unsure yang bersangkutan.Misalnya: anak – istri saya, ibu –
bapak kami.
b. Gabungan kata berikut ditulis serangkaian.Misalnya: barangkali, kacamata,
olahraga.

5. Kata Ganti ku, kan, mu, dan nya


Kata ganti ku kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Misalnya: apa yang kumliki boleh kauambil.
Sedangkan ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.Misalnya: Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di
perpustakaan.
6. Kata Depan ke, di, dan dari
Kata depan ke, di, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
kecuali dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai suatu kata
seperti dan daripada. Misalnya: kain itu ada di dalam lemari, mari kita
berangkat ke pasar, ia datang dari Bandung kemarin
7. Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.Misalnya:
Harimau itu marah sekali pada sang kancil, surat itu dikirimkan kepada si
pengirim.
8. Partikel
 Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkaian dengan kata yang
mendahuluinya. Misalnya: Bacalah buku itu dengan teliti, siapakah pengarang
buku ini?
 Partikel –pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya: jika
kau pergi, aku pun ikut pergi, satu kali pun kau belum pernah pariwisata ?
 Partikel per yang berarti mulai, demi, dan ditulis terpisah dari bagian kalimat
yang mendahuluinya dan mengikutinya. Misalnya: pegawai negeri mendapat
kenaikan gaji per 1 april, buku itu disusun ke lemari satu per satu.
9. Singkatan dan Akronim
Singkatan adalah bentuk kata / kalimat yang dipendekkan yang terdiri
dari satu huruf atau lebih.
 Singkatan nama orang , nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti
dengan tanda titik. Misalnya: M.Sc. , Bpk.
 Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan dan
organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri dari huruf awal kata, ditulis
dengan huruf capital dan tidak diikuti dengan tanda titik. Misalnya: DPR,
KTP.
 Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti tanda titik.
Misalnya: dll., Yth.
 Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, dan mata uang , tidak
diikuti tanda titik. Misalnya : cm, kg, Rp.
10. Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku
kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan
sebagai kata.
 Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal, dari deret kata yang
ditulis seluruhnya dengan huruf capital. Misalnya:
ABRI = Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
SIM = Surat Izin Mengemudi
 Akronim yang bukan nama diri yang berupa yang berupa gabungan huruf,
suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya
ditulis dengan huruf kecil. Misalnya: Pemilu = pemilihan umum
Tilang = bukti pelanggaran.
11. Angka dan Lambang Bilangan
 Angka yang dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor didalam
tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
 Angka digunakan untuk menyatakan ukuran panjang, berat luas isi, satuan
waktu, nilai uang, dan kuantitas. Misalnya: 5 kilogram, 10 liter.
 Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah
apartemen,atau kamar pada kamar . Misalnya: Jalan Tanah Abang I No 15
 Angka digunakan untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
Misalnya: Bab X, halaman 252, Surat Yasin: 9
 Penulisan lambang bilangan yang dengan huruf dilakukan sebagai berikut:
1. Bilangan utuh =12 Dua belas
2. Bilangan pecahan =1% satu persen
 Penulisan lambang bilangan tingkat . Misalkan: pada Abad X Abad ke-2
 Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran –an . Misalnya : Uang
5000-an
 Angka yang menyatakan bilangan bulat yang besar dapat dieja agar mudah
dibaca. Misalnya: sekolah itu baru mendapat bantuan 210 juta rupiah
 Lambang bilangan letaknya pada awal kalimat ditulis menggunakan huruf.
Misalnya: Dua puluh lima siswa SMA tidak lulus(benar)
25 siswa SMA tidak lulus (salah)
 Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata , ditulis
dengan huruf, kecuali beberapa dipakai secara berurutan seperti dalam
perincian atau pemaparan. Misalnya: Amir menonton pertunjukan itu selama
dua kali
 Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus
tepat. Misalnya: Rp 999.000.00 (Sembilan ratus Sembilan puluh Sembilan
ribu rupiah).

F. Penulisan Kata Serapan dengan Benar

Bahasa indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain,baik bahasa


daerah atau bahasa asing seperti Sansekerta,Aran,Belanda atau Inggris.Berdasarkan
taraf integrasinya ,unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi dua
golongan:
1. Unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap kedalam bahasa
Indonesia,seperti resbuffle dan sbuttle clock.Unsur ini digunakan dalam konteks
bahasa Indonesia,tetapi pengucapanya masih mengikuti cara asing.
2. Unsur pinjaman yang pengucapanya dan penulisanya sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia .
 Adapun kaidah ejaan berlaku bagi unsur serapan ,sebagai berikut:
1. aa ( Belanda ) menjadi a, seperti:
 octaaf -> oktaf
2. ae tetap ae jika tidak bervariasi dengan e,seperti:
 aerodinamics ->aerodinamika
3. ae , jika bervariasi dengan e menjado e,seperti:
 haemoglobin ->hemoglobin
4. ai tetep ai, seperti:
 trailer -> trailer
5. au tetap au,seperti:
 audiogram -> audiogram.
Daftar Pustaka

Permata, Fatya.2010.Panduan EYD dan Tata Bahasa Indonesia.Jakarta


Selatan:TransMedia Pustaka.
Nababan, Diana.2008.Intisari Bahasa Indonesia.Jakarta Selatan: PT Kawan
Pustaka.
Hamzah, Muhammad dan Andi Neneng.2017.Penuntun Praktis Menulis Surat
Dinas.Makassar:CV Social Politic Genius.

Anda mungkin juga menyukai