Anda di halaman 1dari 11

PEMBAGIAN HADITS DITINJAU

DARI SEGI KUALITASNYA


+_+ ^.^ *_*
HADIST SHAHIH

Kata “Shahih” menurut bahasa berarti: sehat, selamat, sah dan


sempurna.
Sedangkan menurut istilah yaitu “ Hadis yang dinukilkan
(diriwayatkan) oleh rawi yang adil, sempurna ingatannya,
bersambung sanadnya, tidak ber’illat (cacat),  dan tidak syadz
(janggal).”
SYARAT-SYARAT

• Bersambung sanadnya, tiap-tiap rawi dapat saling bertemu


dan menerima langsung dari guru yang memberinya dan tidak
terdapat rawi yang gugur.
• Perawinya adil, terdapat beberapa kriteria yaitu beragama
Islam, dewasa, sehat jasmanai dan rohani, mukallaf,
memelihara muru’ahnya, dan tidak mengikuti salah satu
pendapat mazhab yang bertentangan dengan dasar syara’.
•  Perawinya dhabith, kuatnya daya ingat perawi hadis
terhadap hadis yang didengar maupun menyampaikannya
sebagaimana mestinya, kapan saja ketika diperlukan.
• Dhabith shadr atau dhabith fu’ad
• Dhabith kitab
• Tanpa syadz (janggal) yaitu hadis yang sanad dan matannya
tidak bertentangan dengan hadis lain yang lebih tsiqqah.
• Tanpa ‘illat (cacat) maksudnya hadis yang secara lahiriyyah
tidak cacat, tetapi apabila diteliti cacat itu ada sehingga
keberadaannya dapat mencacatkan keshahihannya
MACAM-MACAM

• Hadis shahih li dzatihi adalah  hadis yang didalamnya telah


terpenuhi syarat-syarat hadis maqbul atau yang memenuhi
syarat-syarat diatas secara sempurna.
• Hadis shahih li ghairihi adalah hadis yang keshahihannya
dibantu oleh adanya hadis lain.
KEHUJJAHAN

Para muhaddisin, sebagian ahli ushul dan ahli fiqh


bersepakat untuk menyatakan bahwa hadis shahih dapat
dijadikan hujjah dan wajib diamalkan. Kesepakatan tersebut
hanya terbatas pada masalah-masalah yang berkaitan dengan
penetapan status halal dan haram, bukan yang berhubungan
dengan keyakinan atau aqidah, sebab masalah keyakinan atau
aqidah harus ditetapkan dengan dasar Al-Qur’an dan hadis
mutawwatir bukan dengan hadis ahadi, sedangkan hadis shahih
termasuk kedalam salah satu macam hadis ahadi jika dilihat dari
sisi kualitasnya.
HADITS HASAN

• Secara bahasa Hasan artinya sesuatu yang disenangi dan


dicondongi oleh nafsu.
• Sedangkan secara istilah menurut Ibnu Hajar al-Asqalani
adalah:
“Hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang adil, kurang kuat
hafalannya, bersambung sanadnya, tidak mengandung ‘illat
(cacat), dan tidak mengandung kejanggalan (syadz)”.
MACAM-MACAM

• Hadis hasan li dzatihi


Hadis yang memenuhi lima unsur persyaratan hadis shahih,
tetapi salah satu rawi ditengarai kurang kuat hafalannya.
• Hadis hasan li ghairihz
Hadis dha’if yang karena didukung oleh hadis lain yang shahih
dengan matan yang sama, sehingga naik menjadi hadis hasan li
ghairihi.
KEHUJJAHAN

Para ulama’ bersepakat untuk mengatakan bahwa hadits hasan


sama dengan hadits shahih sekalipun tingkatannya tidak sama,
bahkan ada sebagian ulama yang memasukkan hadits hasan
kedalam kelompok hadits shahih baik hasan li dzatihi maupun
hasan li ghairihi.
Maka dari itu, para ahli hukum banyak beramal menggunakan
dasar dari hadits hasan, sekalipun mereka tetap berpegang pada
persyaratan keafsahan hasan li ghairihi sebagai hujjah, yaitu:
• Meminimalisir kekurangan-kekurangan yang ada.
• Hadits tersebut tertutup oleh banyaknya periwayatan hadits
lain, baik redaksinya sama atau hamper sama.
HADIS DHA’IF

• Kata dha’if menurut bahasa berarti lemah, kebalikannya


adalah  (‫ )ﻗﻮﻯ‬yang berarti kuat.
• Sedangkan pengertian hadis dha’if secara therminologi
menurut an-Nawawi dan al-Qasimi adalah:
“Hadis dha’if adlah hadis yang di dalamnya tidak terdapat
syarat-syarat hadis shahih dan syarat-syarat hadis hasan.”
KLASIFIKASI

• Dhaif muhtamal, yaitu yang biasa ditahan (diterima) atau


ringan, bukan dha’if yang berat. Hal ini ketika ada hadis
semisal yang membantu tertutupnya kedha’ifan hadis tersebut
dan terangkat menjadi hadis hasan li ghairihi.
• Dha’if syadid, yaitu dha’if yang sangat berat. Hal ini ketika
ada hadis yang semisalnya tertapi tetap tidak tertutup
kedha’ifan hadis tersebut dan tidak terangkat derajatnya.

Anda mungkin juga menyukai