0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
2 tayangan11 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi hadis berdasarkan kualitasnya, yaitu shahih, hasan, dan dha'if. Hadis shahih memenuhi syarat sanad yang bersambung dan perawinya adil dan hafal. Hadis hasan memenuhi syarat tersebut namun salah satu rawi kurang hafal. Hadis dha'if tidak memenuhi syarat hadis shahih dan hasan. Hadis shahih dan hasan bisa dijadikan hujjah, sedangkan dha'
Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi hadis berdasarkan kualitasnya, yaitu shahih, hasan, dan dha'if. Hadis shahih memenuhi syarat sanad yang bersambung dan perawinya adil dan hafal. Hadis hasan memenuhi syarat tersebut namun salah satu rawi kurang hafal. Hadis dha'if tidak memenuhi syarat hadis shahih dan hasan. Hadis shahih dan hasan bisa dijadikan hujjah, sedangkan dha'
Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi hadis berdasarkan kualitasnya, yaitu shahih, hasan, dan dha'if. Hadis shahih memenuhi syarat sanad yang bersambung dan perawinya adil dan hafal. Hadis hasan memenuhi syarat tersebut namun salah satu rawi kurang hafal. Hadis dha'if tidak memenuhi syarat hadis shahih dan hasan. Hadis shahih dan hasan bisa dijadikan hujjah, sedangkan dha'
Kata “Shahih” menurut bahasa berarti: sehat, selamat, sah dan
sempurna. Sedangkan menurut istilah yaitu “ Hadis yang dinukilkan (diriwayatkan) oleh rawi yang adil, sempurna ingatannya, bersambung sanadnya, tidak ber’illat (cacat), dan tidak syadz (janggal).” SYARAT-SYARAT
• Bersambung sanadnya, tiap-tiap rawi dapat saling bertemu
dan menerima langsung dari guru yang memberinya dan tidak terdapat rawi yang gugur. • Perawinya adil, terdapat beberapa kriteria yaitu beragama Islam, dewasa, sehat jasmanai dan rohani, mukallaf, memelihara muru’ahnya, dan tidak mengikuti salah satu pendapat mazhab yang bertentangan dengan dasar syara’. • Perawinya dhabith, kuatnya daya ingat perawi hadis terhadap hadis yang didengar maupun menyampaikannya sebagaimana mestinya, kapan saja ketika diperlukan. • Dhabith shadr atau dhabith fu’ad • Dhabith kitab • Tanpa syadz (janggal) yaitu hadis yang sanad dan matannya tidak bertentangan dengan hadis lain yang lebih tsiqqah. • Tanpa ‘illat (cacat) maksudnya hadis yang secara lahiriyyah tidak cacat, tetapi apabila diteliti cacat itu ada sehingga keberadaannya dapat mencacatkan keshahihannya MACAM-MACAM
• Hadis shahih li dzatihi adalah hadis yang didalamnya telah
terpenuhi syarat-syarat hadis maqbul atau yang memenuhi syarat-syarat diatas secara sempurna. • Hadis shahih li ghairihi adalah hadis yang keshahihannya dibantu oleh adanya hadis lain. KEHUJJAHAN
Para muhaddisin, sebagian ahli ushul dan ahli fiqh
bersepakat untuk menyatakan bahwa hadis shahih dapat dijadikan hujjah dan wajib diamalkan. Kesepakatan tersebut hanya terbatas pada masalah-masalah yang berkaitan dengan penetapan status halal dan haram, bukan yang berhubungan dengan keyakinan atau aqidah, sebab masalah keyakinan atau aqidah harus ditetapkan dengan dasar Al-Qur’an dan hadis mutawwatir bukan dengan hadis ahadi, sedangkan hadis shahih termasuk kedalam salah satu macam hadis ahadi jika dilihat dari sisi kualitasnya. HADITS HASAN
• Secara bahasa Hasan artinya sesuatu yang disenangi dan
dicondongi oleh nafsu. • Sedangkan secara istilah menurut Ibnu Hajar al-Asqalani adalah: “Hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang adil, kurang kuat hafalannya, bersambung sanadnya, tidak mengandung ‘illat (cacat), dan tidak mengandung kejanggalan (syadz)”. MACAM-MACAM
• Hadis hasan li dzatihi
Hadis yang memenuhi lima unsur persyaratan hadis shahih, tetapi salah satu rawi ditengarai kurang kuat hafalannya. • Hadis hasan li ghairihz Hadis dha’if yang karena didukung oleh hadis lain yang shahih dengan matan yang sama, sehingga naik menjadi hadis hasan li ghairihi. KEHUJJAHAN
Para ulama’ bersepakat untuk mengatakan bahwa hadits hasan
sama dengan hadits shahih sekalipun tingkatannya tidak sama, bahkan ada sebagian ulama yang memasukkan hadits hasan kedalam kelompok hadits shahih baik hasan li dzatihi maupun hasan li ghairihi. Maka dari itu, para ahli hukum banyak beramal menggunakan dasar dari hadits hasan, sekalipun mereka tetap berpegang pada persyaratan keafsahan hasan li ghairihi sebagai hujjah, yaitu: • Meminimalisir kekurangan-kekurangan yang ada. • Hadits tersebut tertutup oleh banyaknya periwayatan hadits lain, baik redaksinya sama atau hamper sama. HADIS DHA’IF
• Kata dha’if menurut bahasa berarti lemah, kebalikannya
adalah ( )ﻗﻮﻯyang berarti kuat. • Sedangkan pengertian hadis dha’if secara therminologi menurut an-Nawawi dan al-Qasimi adalah: “Hadis dha’if adlah hadis yang di dalamnya tidak terdapat syarat-syarat hadis shahih dan syarat-syarat hadis hasan.” KLASIFIKASI
• Dhaif muhtamal, yaitu yang biasa ditahan (diterima) atau
ringan, bukan dha’if yang berat. Hal ini ketika ada hadis semisal yang membantu tertutupnya kedha’ifan hadis tersebut dan terangkat menjadi hadis hasan li ghairihi. • Dha’if syadid, yaitu dha’if yang sangat berat. Hal ini ketika ada hadis yang semisalnya tertapi tetap tidak tertutup kedha’ifan hadis tersebut dan tidak terangkat derajatnya.