MAKALAH
Oleh:
Aisyah Andini Januar : 23101007
Annisa Rahmadani Putri : 23101025
Nur’Aini : 23101096
Dosen Pengampu:
Dr. H. Buchari M., M.Ag.
ABSTRAK
Tulisan ini membahas tentang pemahaman hadis berdasarkan
kualitas,pembagian hadis berdasarkan kualitas adalah praktik penting
dalam ilmu hadis islam yang bertujuan untuk menilai dan
mengklasifikasikan keandalan hadis-hadis yang di distribusikan kepada
Nabi Muhammad saw. latar belakangnya dapat di telusuri hingga masa
setelah wafatnya Nabi, Ketika muncul kekhawatiran tentang akurasi dan
keandalan perawi-perawi hadis. Seiring waktu, para cendekiawan islam
mengembangkan metode kritikal, termasuk ilmu Jarh wa Ta’dil, untuk
menilai perawi dan teks hadis.
A. Hadis Shahih
وال، من غير شذوذ، عن مثله إلى منتهاه،ما اتصل سنده بنقل العدل الضابط
علة
Hadis yang berhubungan (bersambung) sanadnya yang diriwayatkan
oleh perawi yang adil, dhabith, yang diterimanya dari perawi yang sama
(kualitasnya) dengannya sampai kepada akhir sanad ,tidak syadz dan tidak
pula ber ‘illat.1
Kata shahih juga telah menjadi kosa kata Bahasa Indonesia dengan arti sah,
benar, sempurna, sehat (tidak celanya), pasti. Gambaran mengenai
pengertian hadis shahih menjadi lebih jelas setelah imam syafi’i
memberikan ketentuan bahwa Riwayat suatu hadis dapat dijadikan hujjah,
apabila diriwayatkan oleh para perawi yang dapat dipercaya amalan
agamanya; dikenal sebagai orang yang jujur, memahami dengan baik hadis
yang diriwayatkan, mengetahui perubahan arti hadis secara lafal, terjadi
hadis yang diriwayatkan hadis secara lafal, bunyi hadis yang diriwayatkan
sama dengan bunyi hadis yang diriwayatkan orang lain dan lepas dari tadlis
(menyembunyikan cacat).
1
Nawir yuslem, Op.Cit.,halaman219.
Hanya saja, diantara keduanya terjadi perbedaan pendapat
mengenai persambungan sanad. Menurut Bukhari, sanad hadis dikatakan
bersambung apabila antara perawi yang terdekat itu pernah bertemu,
sekalipun hanya satu kali. Jadi, tidak cukup hanya sezaman (almu’asarah),
sebaliknya menurut muslim, ,apabila antara perawi yang terdekat hidup
sezaman,maka sanad-nya sudah dikategorikan bersambung. Disamping
persyratan yang telah disepakati diatas,Sebagian ulama yang menyatakan
bahwa Bukhari juga menetapkan syarat terjadinya periwayatan harus dengan
cara as-sama’. Dengan demikian ,dapat dicermati bahwa persyaratan hadis
shahih yang ditetapkan oleh bukhari lebih ketat dari persyaratan yang
ditetapkan oleh muslim.
1) Sanad-nya bersambung
Yang dimaksud dengan sanadnya bersambung ialah bahwa setiap perawi
dalam sanad hadis menerima Riwayat hadis dari perawi terdekat
sebelumnya; karena itu berlangsung seperti itu sampai akhir sanad dari
hadis itu.
2) Perawinya adil
Kata adil,menurut bahasa berarti lurus, tidak berat sebelah, tidak dzalim,
tidak menyimpang, lurus, dan jujur. Seseorang dikatakan adil apabila
pada dirinya terdapat sifat yang dapat mendorong terpeliharanya
ketakutan, yaitu senantiasa melaksanakan perintah agama dan
larangannya.
3) Perawinya dhabit
Kata dhabit menurut bahasa yang kokoh, yang kuat. Perawi dikatakan
dhabit apabila ia mempunyai daya ingat sempurna terhadap hadis yang
diriwayatkannya
Para ulama ahli hadis membagi hadis shahih menjadi dua bagian, yaitu
shahih li dzatih dan shahih lighairih. Perbedaan antara kedua bagian ini
terletak pada segi hafalan atau ingatan perawinya. Pada hadis li ghairih,
ingatan perawinya kurang sempurna. Yang dimaksud dengan shahih li
dzatih ialah hadis yang tidak memenuhi secara sempurna persyaratan
shahih.
B. HADIS HASAN
Hadis secara bahasa berarti sesuatu yang disenangi atau dicondongi
oleh nafsu. sedangkan hasan secara istilah, para ulama berbeda pendapat
dalam mendefinisikannya. Perbedaan pendapat ini terjadi disebabkan
diantara mereka ada yang menggolongkan hadis hasan sebagai hadis
yang menduduki posisi diantara hadis shahih dan hadis dhaif, tetapi ada
juga yang memasukkannya sebagai bagian dari hadis dhaif yang dapat
dijadikan hujjah. Menurut Sejarah, ulama yang mula-mula memunculkan
istilah hasan hadis yang berdiri sendiri adalah Turmudzi, dibawah ini
dikemukakan definisi hadis hasan.2
يرee وُي روى من غ،اًّذ اee وال يكون الحديث ش،كل حديث ُيروى ال يكون في إسناده من يَّتهم بالكذب
وجه نحو ذاك
”Tiap-tiap hadis yang pada sanadnya tidak terdapat perawi yang tertuduh
dusta, pada matannya tidak terdapat kejanggalan, dan hadis itu
2
Munzier suparta,Op. Cit.,halaman 141.
diriwayatkan tidak hanya denagn satu jalan (mempunyai banyak jalan)
yang sedepan dengan nya.”3
1. Sanadnya bersambung.
2. Perawinya adil.
Para ulama ahli, membagi hadis hasan menjadi dua bagian yaitu hasan
lizatihi dan hasan lighairi yang dimaksud dengan hadis hasan lizatihi
ialah hadis yang telah memenuhi persyaratan hadis hasan di atas. Dengan
demikian maka pengertian hadis hasan lidzatihi sama dengan pengertian
hadis hasan sebagaimana telah diuraikan di atas. Yang dimaksud dengan
hadits hasan lighairi ialah hadis hasan yang tidak memenuhi persyaratan
hadis hasan secara sempurna atau pada dasarnya hadis tersebut adalah
dhaif, tetapi karena sanadnya atau Matan lain yang menguatkan (sahyid
atau muta’i), maka kedudukan hadits dhaif tersebut naik derajatnya
menjadi Hasan lighairi
3
H.Mudasir, Op. Cit.halaman 152.
Para ulama sependapat bahwa seluruh Hadits Shahih, baik Shahih
lidzatih maupun shahih li ghairihi dapat dijadikan hujjah.
َي ا: َقاَل َر ُس وُل ِهَّللا َص َّلى ُهللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم “ِإَّن ِهَّلِل َأْه ِليَن ِم َن الَّناِس” َقاُلوا: َقاَل، َع ْن َأَن ِس ْب ِن َم اِلٍك
َأْه ُل ِهَّللا َو َخ اَّص ُتُه، “ُهْم َأْه ُل اْلُقْر آِن: َم ْن ُهْم ؟َقاَل،”َر ُس وَل ِهَّللا
ِط يُب الِّر َج اِل َم ا َظَهَر ِر يُحُه َو َخ ِفَى َلْو ُنُه َوِط يُب الِّنَس اِء َم ا َظَهَر َلْو ُنُه َو َخ ِفَى ِريُحُه
1.Shahi: hadis yang di anggap otentik dan memiliki rantai sanad yang
kuat serta penutur yang dapat di percaya