Anda di halaman 1dari 11

PEMBAGIAN HADIST DARI SEGI KUALITAS SANAD

SHAHIH HASAN DAN DAIF

Diajukan dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah ulumul


hadist

DI SUSUN OLEH :

1. RESKI AMELIA 2131015

2. MITA APRILIA NOVIANTI 2131024

DOSEN PENGAMPU :

Wahyuni S.Pd.i., M.Pd.i.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI )

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

DARUD DAKWAH WAL-IRSYAD


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Islam Sebagai Agama. Alhamdulillahirabbil
alamin sholawat serta salam tak lupa pula kita hanturkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju
zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan
Makalah ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas pembuatan makalah
program studi pendidikian agama islam, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan segala kekurangan dalam makalah ini kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Maros, 01 Juli 2022

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1

C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

A. Pengertian Hadist Sahih Hasan Dan Daif .................................................... 3

B. Pembagian Hadist Dari Segi Kualitas Sanad Sahih Hasan Dan Daif .......... 3

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 7

A. Simpulan ...................................................................................................... 7

B. Saran............................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hadits merupakan sumber ajaran Islam yang kedua telah


dibukukan pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz,
khilafah kelima Bani Umayyah. Sedangkan sebelumnya hadits–
hadits Nabi SAW masih terdengar dalam ingatan para sahabat
untuk kepentingan dan pegangan mereka sendiri.

Umat Islam di dunia harus menyadari bahwa hadits


Rasulullah SAW sebagai pedoman hidup yang kedua setelah Al-
Qur‟an. Tingkah laku manusia yaang tidak ditegaskan ketentuan
hukumnya, cara mengamalkannya, tidak dirinci dengan ayat Al-
Qur‟an secara mutlak dan secara jelas, hal ini membuat para
muhaditsin sadar akan perlunya mencari penyelesaian dalam
hal tersebut dengan al-hadits.

Dalam meneliti kekuatan hadits serta kelemahan hadits


serta kelemahan hadits dan untuk dijadikan hujjah hukum, serta
untuk mengamalkan Hadits, perlu difahami hadits–hadits yang
berkembang baik dari segi kwalitas mapun kwantitas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Hadist Shahih, Hasan, dan Daif?
2. Bagaimana Pembagian Hadist dari Segi Kualitas Sanad, Shahih,
Hasan, dan Daif.

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui pengertian Hadist Shahih, Hasan, dan Daif
2. Untuk mengetahui Pembagian Hadist dari Segi Kualitas Sanad,
Shahih, Hasan, dan Daif

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hadist Shahih

Kata shahih menurut bahasa dari kata shahha, yashihhu,


suhhan wa shihhatan wa shahahan, yang menurut bahasa berarti
yang sehat, yang selamat, yang benar, yang sah dan yang benar.
Para ulama‟ biasa menyebut kata shahih itu sebagai lawan kata
dari kata saqim (sakit). Maka hadits shahih menurut bahasa
berarti hadits yang sah, hadits yang sehat atau hadits yang
selamat.

Hadits Shahih didefinisikan oleh Ibnu Ash Shalah, yaitu “Hadits


yang disandarkan kepada Nabi saw yang sanadnya
bersambung, diriwayatkan leh (perawi) yang adil dan dhabit
hingga sampai akhir sanad, tidak ada kejanggalan dan tidak
ber‟illat”.

Ibnu Hajar al-Asqalani, mendefinisikan lebih ringkas yaitu“Hadits


yang diriwayatkan oleh orang–orang yang adil,
sempurna kedzabittannya, bersambung sanadnya, tidak ber‟illat
dan tidak syadz”.

Dari kedua pengertian di atas maka dapat difahami bahwa


hadits shahih merupakan hadits yang disandarkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Sanadnya bersambung, perawinya yang adil,
kuat ingatannya atau kecerdasannya, tidak ada cacat atau rusak.

B. Pembagian Hadits Dari Segi Kualitas Sanad


1. Hadits Sahih
a. Pengertian Hadits Sahih

3
Sahih menurut lughat adalah lawan dari “saqim” ,yang
artinya sehat lawan sakit, haq lawan batil. Menurut ahli hadis,hadis
sahih adalah hadis yang sanadnya bersambung,dikutip oleh orang
yang adil lagi cermat dari orang yang sama,sampai berakhir pada
Rasulullah SAW, sahabat,atau tabi’in, bukan hadis yang syadz
(kontroversi) dan terkena ‘illat yang menyebabkan cacat dalam
penerimaannya.1
b. Syarat-Syarat Hadis Sahih Suatu hadis dapat dinilai sahih,apabila
memenuhi syarat berikut :
1) Sanad Hadis tersebut harus bersambung. Maksudnya adalah
setiap perawi menerima Hadis secara langsung dari perawi yang
berada diatasnya,dari awal sanad sampai akhir sanad,dan
seterusnya sampai kepada Nabi Muhammad SAW sebagai
sumber Hadis tersebut
2) Perawinya adalah adil. Setiap perawi Hadis tersebut harus
bersifat adil,yaitu memenuhi kriteria : muslim,balig,berakal,taat
beragama,tidak melakukan perbuatan fisik,dan tidak rusak
muru’ah
3) Perawinya adalah dhabith ,artinya perawi Hadis tersebut
memiliki ketelitian dalam menerima Hadis.
4) Bahwa Hadis yang diriwayatkan tersebut tidak syadz
Artinya,Hadis tersebut tidak menyalahi riwayat perawi yang
lebih tsiqat dari padanya.
5) Tidak ber-‘illat
c. Macam-macam Hadis Sahih Beserta Contohnya Para ulama hadis
membagi hadis sahih ini dibagi menjadi dua macam,yaitu :
1) Sahih li dzatihi, yaitu hadis yang memenuhi syarat-syarat
atau sifat-sifat hadis maqbul secara sempurna,yaitu syarat-
syarat yang lima sebagaimana tersebut diatas.

1
M Agus Solahudin .Ulumul Hadis (Tim Desain Pustaka Setia,Bandung,2017)hal.141.

4
2) Sahih Li Gairihi,yaitu hadis yang tidak memenuhi secara
sempurna syarat-syarat tertinggi dari sifat sebuah hadis
maqbul( a’la sifat al-qubul )
2. Hadits Hasan
a. Pengertian Hadits Hasan
Hasan menurut lughat adalah sifat musybahah dari ‘Al-
Husna’ artinya bagus. Untuk membedakan antara hadis sahih dan
hadis hasan,kita harus mengetahui batasan dari kedua hadis
tersebut. Batasannya adalah keadilan pada hadis hasan disandang
oleh orang yang tidak begitu kuat ingatannya,sedangkan pada hadis
sahih terdapat rawi-rawi yang benar-benar kuat ingatannya. Akan
tetapi keduanya bebas dari keganjilan dan penyakit keduanya
sebagai hujjah dan kandungan dapat dijadikan penguat.2
b. Macam-macam Hadis Hasan
1) Hadis Hasan Lidzatih Yang dimaksud dengan hadis hasan
lidzatih adalah Hadis yang dirinya sendiri telah memenuhi
kriteria hasan sebagaimana yang telah disebutkan diatas,dan
tidak memerlukan bantuan yang lain untuk mengangkatnya
kederajat hasan sebagaimana halnya pada Hasan Lighairihi.
2) Hadis Hasan Lighairihi Hadis Hasan Lighairihi adalah hadis
dhaif yang bukan dikarenakan rawinya pelupa,banyak salah
dan orang fasik,yang mempunyai mutabi’ dan syahid. Hadis
dhaif yang karena rawinya buruk hapalan (su’u al-
hifdzi),tidak dikenal identitasnya (matsur) dan mudallis
(menyembunyikan cacat) dapat naik derajatnya menjadi
Hadis Hasan Lighairihi karena dibantu oleh hadis-hadis yang
semisal dan semakna atau karena banyak rawi yang
meriwayatkannya
c. Hadits Dha’if

2
Ibid ,h. 146

5
a. Pengertian hadist daif
Kata dha’if menurut bahasa,berarti lemah,sebaai lawan kata
dari kuat. Maka sebutan hadis dha’if,secara bahasa berarti hadis
yang lemah atau hadis yang tidak kuat.
Secara istilah,Hadis Dha’if adalah semua hadis yang tidak
terkumpul padanya sifat-sifat bagi hadis yang diterima dan menurut
pendapat kebanyakan ulama; hadis dha’if adalah yang tidak
terkumpul padanya sifat hadis sahih dan hasan.3
b. Klasifikasi Hadits Dha’if
Berdasarkan kepada sebab-sebab ke-dha’ifan suatu
Hadis,Hadis Dha’if terbagi kepada beberapa macam,yaitu:
1) Hadist Mua’llaq
2) Hadist Mursal
3) Hadist Mu’dhal
4) Hadist Munqathi
5) Hadist Mudallas

Berdasarkan kepada Dha’if karena tiadanya syarat adil

a. Al-Maudhu,yaitu hadis yang dibuat-buat oleh seseorang(pendusta) yang


ciptaan ini di nisbatkan kepada Rasulullah secara paksa dan dusta,baik
segaja maupun tidak.
b. Hadits Matruk,yaitu hadis yang pada sanadnya ada seorang rawi yang
tertuduh dusta
c. Hadits Mungkar,yaitu hadis yang pada sanadnya terdapat rawi yang jelek
kesalahannya4

3
Ibid ,148
4
Munzier Suparta. Ilmu Hadis. Depok.Fajar Interpratama Mandiri.2014.h 152.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hadits ditinjau dari segi kualitas sanadnya dibagi menjadi
tiga,yaitu Hadits Shahih,HaditsHasan,Hadits Dha’if. Hadits Shahih adalah
hadits yang sanadnya bersambung,dikutip oleh orang yang adil bagi cermat
dari orang yang sama,yang berakhir pada rasulullah SAW atau sahabat atau
tabi’in.Hadits Shahih terbagi menjadi dua,yaitu Shahih Lidzatihi dan Shahih
Lighairih. Hadits.
Hasan disandang oleh orang yang tidak begitu kuat
ingatannya.Hadits dha’if adalah hadits lemah yang tidak terkumpul pada
sifat hadits shahih dan hasan.

B. Saran

Perbanyak membaca buku untuk menambah wawasan

7
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/38078372/PEMBAGIAN_HADIST_DA
RI_SEGI_KUANTITAS_DAN_KUALITAS_SANAD

Anda mungkin juga menyukai