Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH AL-QUR’AN HADITS

“ HADITS SHAHIH ”

Disusun oleh:

VINA YULY WARDANI


X MIA 1

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 LOMBOK TIMUR


2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa atas
berkat, rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik walaupun masih banyak kekurangan di dalamnya.
Makalah ini membahas mengenai “Hadis Shahih”.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
pelajaran Al-Qur’an Hadits. Penulis juga berharap semoga pembuatan makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
Dalam pembuatan makalah ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Untuk itu penulis ucapakan terimakasih kepada Pak Idham Khalid selakuku
guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. Serta pihak-pihak lain yang turut
membantu memberikan referensi buku.
Tiada gading yang tak retak, itu kata pepatah tiada satupun manusia yang
luput dari kesalahan, oleh karena itu penulis berharap pemberian maaf yang
sebesarnya-besarnya. Atas kekurangan dan kesalahan, baik yang disengaja
maupun yang tidak disengaja. Saran dan kritik sangat kami harapkan agar dapat
memperbaiki makalah-makalah selanjutnya.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan penulisan.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2
A. Pengertian Hadis Shahih…………...……………...……………………...2
B. Klasifikasi Hadis Shahih………………………………………….………4
C. Kitab-kitab Hadis Shahih……...……………………………………...…..5
BAB III PENUTUP...............................................................................................8
A. Kesimpulan................................................................................................8
B. Saran…………………………………………………………………….. 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang M
Hadits adalah sumber hukum kedua setelah Al Quran, sehingga umat
islam dalam menentukan hukum taklifi musti berdalil dan beragumentasi
dengan menggunakan Al Quran dan jika tidak ada keterangan yang jelas di
dalam Al Quran biasanya mengambil dari hadis. Dalam mengambil dalil dari
hadis ada klasifikasi hadis yang bisa dijadikan hujjah untuk menentukan
masalah aqidah atau keimanan dan menentukan halal atau haram dan ada
yang bisa dijadikan dalil untuk anjuran untuk meninggalkan hal-hal yang
makruh atau tarhib. Dalam bab ini disajikan klasifikasi hadis yang bisa
dijadikan hujjah yaitu sahih li ghairihi dan shahih li dhatihi.
Al-Qur’an telah dibukukan kedalam bentuk mushaf pada masa Khalifah
Abu Bakar Shidîq.Tepatnya selepas meninggalnya Rasulullah, sedangkan
hadis tidaklah demikian, pembukuan hadis baru marak terjadi pada abad ke-3.
Mungkin memang benar jika dimasa Rasulullah para sahabat Nabi ada yang
menulis hadis, tetapi jumlah mereka selain tidak banyak, juga karena
perhatian mereka yang lebih tertuju kepada pemeliharaan al-Qur’an. Sebab
al-Qur’an pada masa Rasulullah belum dibukukan kedalam bentuk mushaf.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hadis shahih?
2. Bagaimana klasifikasi hadis shahih?
3. Bagaimana kitab-kitab hadis shahih?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian hadis shahih
2. Untuk mengetahui klasifikasi hadis shahih
3. Untuk mengetahui kitab-kitab hadis shahih

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hadis Shahih


Kata shahih berasal dari bahasa Arab as-shahih, bentuk pluralnya
ashihha’ dan berakal kata pada shahha. Dari segi bahasa, kata ini memiliki
beberapa arti di antaranya : (1) selamat dari penyakit, (2) bebas dari aib/cacat.
Sedangkan pengertian hadis adalah khabar (berita).
Dari segi istilah, para ulama berpendapat bahwa hadis sahih adalah: “hadis
yang sanadnya bersambung (sampai kepada Nabi Muhammad), diriwayatkan oleh
(periwayat) yang ‘adil dan dhabith sampai akhir sanad, (di dalam hadis itu) tidak
terdapat kejanggalan (syadz) dan cacat (‘illat).
Dari definisi diatas dikemukakan Ibn as-Shalah oleh an-Nawawi “Hadis
shahih adalah hadis yang sanadnya bersambung sampai Nabi dan diriwayatkan oleh
orang-orang yang adil dan dhabith serta tidak terdapat dalam hadis itu kejanggalan
(syadz) dan cacat (‘illat).
Syarat-syarat hadis shahih, yaitu :
1. Sanadnya bersambung
Yang dimaksud dengan ketersambungan sanad adalah bahwa setiap
rawi hadis yang bersangkutan benar-benar menerimanya dari rawi yang
berada di atasnya dan begitu selanjutnya sampai kepada pembicara yang
pertama.
Untuk mengetahui bersambung atau tidaknya suatu sanad, biasanya
ulama hadis menempuh tata kerja penelitian berikut:
a. Mencatat semua nama rawi dalam sanad yang teliti.
b. Mempelajari sejarah hidup masing-masing rawi.
c. Meneliti kata-kata yang menghubungkan antara para rawi dan rawi
yang terdekat dengan sanad.
Jadi, suatu sanad hads dapat dinyatakan bersambung apabila :
1) Seluruh rawi dalam sanad itu benar-benar tsiqat (adil dan dhabit)
2) Antara masing-masing rawi dengan rawi terdekat sebelumnya dalam
sanad itu bnar-benar telah terjadi hubungan periwayatan hadis secara
sah menurut ketentuan tahamul wa ada al-hadis.

2
2. Rawinya bersifat adil
Menurut Ar-Razi, keadilan adalah tenaga yang mendorong untuk
selalu bertidak takwa, menjauhi dosa-dosa besar, menjauhi kebiasaan
melakukan dosa-dosa kecil, dan meninggalkan perbuatan-perbuatan
mubah yang menodai muru’ah, seperti makan sambil berdiri di jalan,
buang air (kencing) di tempat yang terbuka disediakan untuknya, dan
bergurau yang berlebihan.
Menurut Syuhudi Ismail, kriteria-kriteria periwayan yang bersifat adil,
adalah:
a. Beragama Islam .
b. Berstatus mukalaf (Al-Mukallaf)
c. Melaksanakan ketentuan agama
d. Memelihara muru’ah (memelihara kehormatan dirinya).
3. Rawinya bersifat dhabith
Dhabit adalah bahwa rawi yang bersangkutan dapat menguasai
hadisnya dengan baik, baik dengan hafalan yang kuat atau dengan
kitabnya, lalu dia mampu mengungkapkannya kembali ketika
meriwayatkannya.
Kalau seseorang mempunyai inggatan yang kuat, sejak menerima hingga
menyampaikan kepada orang lain dan inggatannya itu sanggup
dikeluarkan kapan dan dimana saja dikehendaki, orang itu dinamakan
dhabtu shadri .Kemudian, kalau apa yang disampaikan itu berdasarkan
pada buku catatannya (teks book) ia disebut dhabtu kitab. Rawi yang
‘adil dan sekaligus dhabith disebut tsiqat.

4. Tidak ber-illat
Maksudnya bahwa hadis yang bersangkutan bebas dari cacat
kesahihannya, yakni hadis itu terbebas dari sifat-sifat samar yang
membuatnya cacat.
5. Tidak syadz (janggal)
Kejanggalan hadis terletak pada adanya perlawanan antara suatu hadis
yang diriwayatkan oleh rawi yang maqbul (yang dapat diterima
periwayatannya) dengan hadis yang diriwayatkan oleh oleh rawi yang

3
lebih kuat (rajih) dari padanya, disebabkan kelebihan jumlah sanad dalam
ke-dhabit-an atau adanya segi-segi tarjih yang lain.
Jadi, hadis sahih adalah hadis yang rawinya adil dan sempurna ke-
dhabit-annya, sanadnya muttashil, dan tidak cacat matannya marfu’, tidak
cacat dan tidak janggal.

B. Klasifikasi Hadis Shahih


1. Hadis Shahih Li Dhatihi
Adalah hadis yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh rijalu
Alhadis yang adil dan sempurna kedabitannya, tidak Shadh dan tidak
ber’illat.
Contohnya :
‫َح َد ثَنَا عَب ُد هَّللا ِ بْنُ يُو سُفَ قَا َل أخبر نا ما لك عن ابن شها ب عن مح ّمد بن خبير بن مطعم‬
ُّ ‫ قر أ في المغر ب با‬p‫عن أبيه قل سمعت رسو ل هللا صلى هللا عليه وسلم‬
‫لطو ر‬
Hadis ini dinamakan hadis shahih li dhatihi karena:
a. Sanadnya muttasil : semua periwayatnya mendengar hadis langsung
dari gurunya.
b. Para periwayatnya semua adil, sempurna dhabitnya, dan menjaga
muruah(kehormatan)
 Abdullah bin yusuf dijuluki oleh ulama hadis sebagai rijal yang
thiqah dan muttaqin.
 Malik bin anas adalah imam muhadditsin dan fuqaha’, alhafis, dan
amiru al-mukminin fi alhadis (hafal semua hadis yang jumlah
lebih dari 300.000 hadis).
c. Ibnu shihab az-zuhri adalah faqih, muttaqin, amiru al-mu’minin fi al
hadis.
d. Muhammad bin Jabir adalah thiqat.
e. Jabir bin muth’im adalah sahabat yang adil dan dhabit.
f. Hadisnya tidak bertentangan dengan hadis yang diriwayatkan oleh
rijal yang lebih thiqah.
g. Tidak terdapat cacat yang menjelekkan kesahihhan hadis.

4
2. Sahih li ghairihi
Hadis shahih ligharih adalah hadis yang sahihnya lantaran dibantu
oleh keterangan yang lain. Jadi, pada diri hadis itu belum mencapai
kualitas shahih, kemudian ada petunjuk atau dalil lain yang
menguatkannya sehingga hadis tersebut meningkat menjadi shahih li
ghairihi.
Syuhudi Ismail memberikan contoh sebagai berikut : misalnya, 2
hadis yang semakna dan sama-sama berkualitas hasan lidzatih atau sebuah
hadis hasan lidzatih kemudian ada ayat yang bersesuaian benar dengan
hadis tersebut maka kualitas hadis itu meningkat menjadi hadis hasan
lidzatih li ghairih. Demikian juga bila ada hadis hasan lidzatih maka
dilihat dari jurusan hadis yang tadinya berkualitas hasan tersebut
menjadilah ia hadis shahih li ghairih. Sedang yang berkualitas shahih
lidzatih tetap berkualitas sebagaimana asalnya.
Contoh: lawla an asyuqqa ‘ala ummatiy la-amartahum bi as-siwak
‘inda kulli shalatin rawahu al-bukharin’an abiy hurairah (sekiranya tidak
akan memberatkan kepada umatku, niscaya akan ku perintahkan untuk
siwakan setiap menjelang shalat).
Salah seorang perawi dari sanad hadis ini ada yang bernama
Muhammad ibn Amr ibn ‘Alqamah, dia termasuk orang yang
kepercayaan, tetapi hapalannyaoleh ulama diperselisihkan
kesempurnaannya. Tetapi rawi-rawi yang lain yang lain pada saat itu
semuanya tsiqah. Karenanya, kualitas hadis tersebut termasuk hasan
lidzatih. Kemudian, ada sanad lain yang membuat hadis tersebut. Alhasil,
hadis tersebut meningkat derajatnya menjadi hadis shahih lighairih.

C. Kitab-kitab Hadis Shahih


Kitab-kitab shahih ialah kitab-kitab yang memuat hadis-hadis yang
shahih saja. Di antara kitab-kitab hadis yang oleh para ulama hadis diakui dan
dinilai sebagai paling sahih adalah :
1. Kitab Shahih al-Bukhari yang aslinya berjudul al-Jami’as-Shahih al-
Musnad min Hadist Rasulillahi Shallallah ‘alaihi wa sallama wa

5
Sunanihi wa Ayyamih atau al-Jami’ al-Musnad as-Shahih al-
Mukhtashshar min Umar Rasulillah Shallallah ‘alaih wa Sallama wa
Sunannih wa Ayyamih karya Imam Muhammad bin Ismailmbin Ibrahim
al Bukhari (w.256 H/870 M)
2. Shahih al-Mujarrad al-Musnad ila Rasulillah yang lebih popular dengan
nama al-Jami’ as-Shahih Muslim karya Imam Abu al-Husain Muslim bin
Hajjal al-Qusyairi an-Naisaburi (w.261 H/875 M).
3. Di samping Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, masih ada sejumlah
kitab yang disebut shahih seperti as-Shahih karya Ibnu Khuzaimah
(w.313 H), at-Taqsim wa al-Anwa’ karya Ibnu Hibban (w. 304 H),
shahih-nya Ibnu as-Sakan (w.353 H), shahih-nya Ibnu as-Syarqi (seorang
murid imam Muslim yang wafat tahun 325 H).
a. Shahih al-Bukhari
Kitab ini merupakan kitab hadis pertama yang menghimpun hadis-
hadis shahih. Kitab yang diselesaikan selama 16 tahun berisi hadis-hadis
tentang masail fiqhiyah, al-fadhail, berita-berita masa lampau dan masa
datang, adab (etika biasa), dan lain-lain. Karena mencangkup berbagai
persoalan maka dinamakan al-Jami’.
Semua hadis yang terangkum di dalam al-Jami’ ini secara umum
berkualitas shahih, dan tidak ada yang dha’if. Sebagaimana dinyatakan
sendiri oleh al-Bukhari :”Saya tidak memasukan dalam kitab saya ini
selain hadis yang shahih”.
Shahih al-Bukhari (al-Jami’) juga bersifat mukhtadsar, yakni
bahwa tidak semua hadis shahih yang diriwayatkannya di himpun dalam
kitab tersebut. Sebagaimana di nyatakan sendiri oleh beliau :”Saya telah
menghafal 100.000 hadis shahih dan 200.000 hadis yang tidak shahih”.
Namun, saya tidak memasukkan dalam kitab ini kecuali yang shahih saja,
dan sesungguhnya masih banyak hadis shahih lainnya yang tidak saya
masukkan dalam kitab ini.“
b. Kitab Shahih Muslim
Judul asli kitab Shahih Muslim adalah as-Shahih al-Mujarrad al-
Musnad Illa Sholallohu ‘alaihi wa sallama yang lebih popular dengan

6
nama al-Jami’ as-Shahih Muslim. Imam Muslim bernama lengkap Abu
al-Husein Muslim bin Hajjaj bin Muslim bin Kusyaz al-Qusyairi an-
Naisaburi, lahir pada 204 H. ada juga yang mengatakan 206 H. Dan wafat
[ada Senin 25 Rajab 261 H dalam usia 55 tahun. Ia mulia belajar hadis
sejak berusia 15 (ada juga yang mengatakan 18 tahun) dengan
mengunjungi hampir seluruh pusat-pusat pengajaran hadis, seperti Mekah,
Irak, Syiria, Hijaz, dan Mesir. Diantara beberapa gurunya: Zuhair bin
Harb, Ibnu Abi Syaibah, Syaiban bin Farkh, Ibnu Ma’in, al-Bukhari,
Muhammad bin Musanna, Harun bin Sa’id al-Ayli, Qutaibah bin Sa’id
dan lain-lain.
Meskipun Muslim tidak menyatakan secara eksplisit mengenai
syarat criteria hadis shahih, namun melalui kajian secara intes terhadap
kitab dan syarah-syarahnya, para ulama hadis menyimpulkan beberapa
syarat yang dipegangi oleh Imam Muslim dalam menerima sebuah hadis
dari perawi, antara lain:
1) Para perawi hadis harus adil, kuat hafalannya, dan dapat
dipertanggung jawabkan kejujurannya, amanah dan daya ingatnya.
2) Sanadnya harus lengkap, muttashil, terbatas dari Syadz dan ‘illat serta
marfu (sampai kepada Rasulullah).
Namun demikian, beliau juga menerima periwatan dari perawi
yang memiliki sifat-sifat lebih rendah dari pada sifat-sifat tersebut.
Karenanya ia tetap menerima beberapa hadis (misalnya:dari perawi
tingkat ketiga) yang oleh al-Bukhari tidak dicantumkan dalam shahihnya.
Ini berarti bahwa Muslim tidak selamanya berpegang pada ketentuan
yang dipakai oleh al-Bukhari yang menerima hadis dari murid-muridnya
(perawi).

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hadis Sahih adalah hadis yang sehat dan benar tidak terdapat penyakit
dan cacat. Hadis Sahih dibagi menjadi dua yaitu sahih lidhatihi dan sahih li
ghairihi. Kitab-kitab Hadis Sahih antara lain Sahih Bukhari, Sahih Muslim,
Sahih Ibnu Khuzaimah, Sahih Ibnu Hibban, Sahih Ibnu As Sakan, Sahih Ibnu
As Syarqi.

B. Saran
Puji dan syukur untuk Allah, Pencipta dan Pengatur seluruh alam, karena
dengan berkat rahmat dan ‘inayah-Nya Makalah Ulumul Hadis Sahih ini telah
dapat kami selesaikan. Maka sampai disini Makalah Ulumul Hadis Sahih di
habisi dan ditamatkan.
Mengingat manusia itu tidak luput dari kekhilafan, tentu saja di samping
yang di sengaja ditinggalkan, ada pula yang tinggal tidak dengan sengaja.
Walaupun demikian, jika terjadi hal serupa itu, kami berbaik sangka bahwa
mereka yang mengetahui mengenai Hadis Sahih untuk menelaah kembali di
buku yang lain.Atau di antara para pembaca dapat bermurah hati untuk
menambahkan jika ada yang kurang dalam Makalah ini sehingga apa yang
menjadi kekurangan kami dalam menyusun Makalah ini bisa tercukupi.
Sebagai ucapan terakhir, dengan ini kami mengharapkan banyak maaf atas
segala kekhilafan dan kelupaan yang terdapat dalam Makalah ini dari awal
sampai akhir. Untuk itu atas perhatian pembaca, kami mengucapkan banyak
terima kasih.

8
DAFTAR PUSTAKA

Suryadilaga, M.Alfatih, Ulumul Hadis, Yogyakarta:Kalimedia, 2009


Solahudin, M. Agus, Suyadi, Agus, Ulumul Hadis, Bandung: Pustaka Setia,2013
Provinsi Jawa Timur, Tim Guru, Hadis, Surabaya:Mutiara Ilmu Mojosari
Mojokerto, 2012

Anda mungkin juga menyukai