Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ULUMUL HADIST
PENGERTIAN HADIST SHAHIH DAN KLASIFIKASINYA SERTA CONTOHNYA
DOSEN PENGAPU :
Dra. Nurain Kamaluddin, M.Pd

Di Susun
O
L
E
H
Kelompok VI:
NADIRA TOISUTA (21131073)
BISMAR USMAR (21131081)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TERNATE


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat,
rahamat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dengan judul makalah
PENGERTIAN HADIST DAN KLARIFIKASINYA SERTA CONTOHNYA. Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi, penulisan
atau kata-kata yang digunakan oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun
guna memperbaiki makalah ini selanjutnya. Semua kritikan maupun saran akan kami terimah
dengan senang hati. Tidak lupa kami ucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………...

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………………………………….


B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………………
C. Tujuan ……………………………………………………………………………………..

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Hadits Shahih ………………………………………………………………….


B. Syarat hadits shahih ………………………………………………………………………..
C. Klasifikasi dan Macam-macam hadits shahih ……………………………………………..
D. Contoh hadits shahih ……………………………………………………………………….
E. Martabat & Kedudukan Hadis Shahih ……………………………………………………..
F. Karya-karya yang hanya memuat hadis shahih ……………………………………………

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………….


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kata sahih berasal dari kata sahhun yasihhun adalah merupakan bentuk izim fa’il yang
berarti yang benar, yang tepat. Sedangkan menurut istilah, para ulama hadis memberikan
pengertian yang tersandar dan tersepakati secara umum, meskipun masih ada kritikan dalam
beberapa sisi, antara lain:

Menurut ibn salah dalam Muqadimmaeh menyebutkan: “hadis sahih adalah hadis yang
bersambung sanadnya, yang di riwayatkan oleh rawi yang adil dan dhabit dari rawi lain yang
(juga) adil dan dabit sampai akhir sanad, dan hadis itu tidak janggal serta tidak mengandung
cacat (illat)”.

Menurut Imam Nawawi dalam Takriib Ar-Raawii Fii Syarh Ta-Qriib-Nawawi


menyatakan: Hadis sahih adalah hadis yang bersambung sanadnya muttasil (bersambung)
melalui (periwayatan) orang-orang yang adil lagi dhabit tanpa syadz dan illataa”.

Menurut taahir Al-Jazaa’ iri ad-Dimansyqii, dalam kitab Taujiih An-Ranadza Ilaa Usuul
Al-Atsar, menyatakan: “Hadis sahih adalah hadis yang sanadnya barsambung dari awal sanad
sampai akhir sanad, yang di riwayatkan orang adil dan dabit dari perawi semisalnya, tanpa syaz
dan illat”.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Menyelesaikan masalah dari Pengertian Hadits Shahih.
2. Menyelesaikan masalah dari Syarat hadits shahih.
3. Menyelesaikan masalah dari Klasifikasi dan Macam-macam hadits shahih.
4. Menyelesaikan masalah dari Contoh hadits shahih.
5. Menyelesaikan masalah dari Martabat & Kedudukan Hadis Shahih.
6. Menyelesaikan masalah dari Karya-karya yang hanya memuat hadis shahih.

C. TUJUAN

Agar dapat mempelajari dan mengetahui apa itu hadist shahih dan klasifikasi serta
contohnya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hadits Shahih

Hadits shahih adalah hadits yang dapat digunakan untuk berhujjah. Secara bahasa shahih
(‫ )صحيح‬bermakna “sehat”, ia lawan kata dari ( ‫ )سقيم‬yang bermakna “sakit”. Adapun secara istilah,
hadits shahih adalah suatu hadits yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang
adil, dan dhabith dari awal sampai akhir sanad, tidak terdapat syadz dan illat  padanya. Berikut
ini versi arabnya.

)1( ‫ وال علة‬،‫ من غير شذوذ‬،‫ عن مثله إلى منتهاه‬،‫ما اتصل سنده بنقل العدل الضابط‬

Adapun menurut Syeikh utsaimin, hadits shahih adalah suatu hadits yang diriwayatkan
rawi yang adil sempurna dan dhabith, dengan sanad yang bersambung, dan selamat dari syadz
dan illat yang merusak. Berikut ini versi arabnya.

)2(  ‫ما رواه عدل تام الضبط بسند متصل وسلم من الشذوذ والعلة القادحة‬

Pengertian Menurut Para Ulama

Kata sahih berasal dari kata  sahhun yasihhun adalah merupakan bentuk izim fa’il yang
berarti yang benar, yang tepat. Sedangkan menurut istilah, para ulama hadis memberikan
pengertian yang tersandar dan tersepakati secara umum, meskipun masih ada kritikan dalam
beberapa sisi, antara lain:

 Menurut ibn salah dalam Muqadimmaeh menyebutkan: “hadis sahih adalah hadis yang
bersambung sanadnya, yang di riwayatkan oleh rawi yang adil dan dhabit dari rawi lain
yang (juga) adil dan dabit sampai akhir sanad, dan hadis itu tidak janggal serta tidak
mengandung cacat (illat)”.
 Menurut Imam Nawawi dalam Takriib Ar-Raawii Fii Syarh Ta-Qriib-Nawawi
menyatakan: Hadis sahih adalah hadis yang bersambung sanadnya muttasil (bersambung)
melalui  (periwayatan) orang-orang yang adil lagi dhabit tanpa syadz dan illataa”.
 Menurut taahir Al-Jazaa’ iri ad-Dimansyqii, dalam kitab Taujiih An-Ranadza Ilaa Usuul
Al-Atsar, menyatakan: “Hadis sahih adalah hadis yang sanadnya barsambung dari awal
sanad sampai akhir sanad, yang di riwayatkan orang adil dan dabit dari perawi
semisalnya, tanpa syaz dan illat”.

B. Syarat hadits shahih

Dari pengertian di atas, dapat diketahui bahwa suatu hadits di sebut shahih apabila memenuhi
5 unsur, yaitu:
1. sanadnya bersambung: artinya bahwa semua rawinya benar-benar mengambil dari rawi di
atasnya. Misalnya adalah A mendengar suatu kabar dari B, B mendengar dari C, C
mendengar dari D, D mendengar dari E. Jadi semuanya tersambung.

Yang dimaksud dengan ketersambungan sanad adalah bahwa setiap rawi hadis yang
bersangkutan benar-benar menerimahnya dari rawi yang berada di atasnya dan begitu
selanjutnya sampai kepada pembicara yang pertama.

Untuk mengetahui bersambung atau tidaknya suatu sanad, biasanya ulama hadis menempuh
tata kerja yang penelitian berikut:

a. Mencatat semua nama rawi dalam sanad yang diteliti.


b. Mempelajari sejarah hidup masing-masing rawi.
c. Meneliti kata-kaa yang menghubungkan antara para rawi dan rawi yang terdekat dengan
sanad.

Jadi, suatu sanad hadis dapat dinyatakan bersambung apabila:

a. Seluruh rawi dalam sanad itu benar-benar thiqat (adil dan dhatbit).
b. Antara masing-masing rawi den gan rawi terdekat sebelumnya dalam sanad itu benar-
benar telah terjadi hubungan periwayatan hadis secara sah menurut ketentuan tahamul wa
ada al-hadis.

2. rawi adil : adil disini bermakna bahwa rawi beragama islam, telah balig, berakal, tidak fasiq,
dan menjaga muru’ah (kehormatan).

Menurut Ar-Rasi, keadilan adalah tenaga jiwa yang mendorong untuk salalu bertindak takwa,
menjauhi dosa-dosa besar, menjauhi kebiasaan melakukan dosa-dosa kecil, dan meninggalkan
perbuatan-perbuatan mubah yang menodai muru’ah, seperti makan sambil berdiri di jalanan,
buang air (kencing) di tempat yang bukan disediakan untuknya, dan bergurau yangberlebihan.

Menurut Syuhudi Ismail, kriteria-kriteria periwayat yang bersifat adil, adalah: Beragama
Islam, Berstatus mukalaf (Al-Mukallaf), Melaksanakan ketentuan agama, Memelihara muru’ah.

3. Rawi dhabith: Dhabit adalah bahwa rawi yang bersangkutan dapat menguasai hadisnya
dengan baik, baik dengan hapalan yang kuat atau dengan kitabnya, lalu ia mampu
mengungkapkannya kembali ketika meriwayatkannya.

Kalau seseorang mempunyai ingatan yang kuat, sejak menerima hingga menyampaikan kepada
orang lain dan ingatannya itu sanggup dikeluarkan kapan dan dimana saja dikehendaki, orang itu
dinamakan dhabtu shadri. Kemudian, kalau apa yang disampaikan itu berdasar pada buku
catatannya (teks book) ia disebut dhabtu kitab. Rawi yang adil dan sekaligus dhabith disebut
tsiqat.
4. selamat dari syadz: Jadi, hadis sahih adalah hadis yang rawinya adil dan sempurna ke-dhabit-
annya, sanad muttashil, dan tidak cacat matannya marfu’, tidak cacat dan tidak janggal.
5. selamat dari illat: ia bermakna bahwa hadits tersebut selamat dari kecacatan yang dapat
merusak keshahihan hadits.

C. Klasifikasi dan Macam-macam hadits shahih

Hadits shahih ada 2 macam, yakni

1. shahih lidzatihi dan


2. shahih lighairihi:
Hadits shahih lidzatihi adalah hadits yang memenuhi 5 kriteria hadits shahih di atas.
Adapun hadits shahih lighairihi adalah hadits hasan yang mempunyai jalur periwayatan yang
banyak (Baca penjelasan tentang hadits hasan).

D. Contoh hadits shahih

Berikut ini contoh hadits shahih, baik shahih lidzatihi, maupun lighairihi.

1. Contoh hadits shahih lidzatihi

ِ‫ول هللا‬ َ w‫ َأ َّن َر ُس‬،ِّ‫ ْد ِري‬w‫ ِعي ٍد ْال ُخ‬w‫ ع َْن َأبِي َس‬،‫ار‬ٍ ‫ ع َْن َعطَا ِء ب ِْن يَ َس‬،‫ص ْف َوانَ ْب ِن ُسلَي ٍْم‬ ُ ‫ قَ َرْأ‬:‫ قَا َل‬،‫َح َّدثَنَا يَحْ يَى بْنُ يَحْ يَى‬
ٍ ِ‫ت َعلَى َمال‬
َ ‫ ع َْن‬،‫ك‬
‫«ال ُغ ْس ُل يَوْ َم ْال ُج ُم َع ِة َوا ِجبٌ َعلَى ُكلِّ ُمحْ تَلِ ٍم‬
ْ :‫ قَا َل‬،‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ

“telah mengabarkan kepadaku yahya bin yahya, ia berkata: aku membacakan kepada malik,
dari safwan bin sulaim, dari atha’ bin yasar, dari sa’id al-khudri, bahwasanya Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam bersabda: “mandi pada hari jum’at hukumnya wajib, yakni bagi yang
telah bermimpi (yang telah balig)” (HR. Muslim).

2. Contoh hadits lighairihi

‫البعيرين‬ww‫ير ب‬ww‫ذ البع‬ww‫ان يأخ‬ww‫) ؛ فك‬2( "‫ا‬ww‫دقة إلى محله‬ww‫ا إبالً بقالئص من قالئص الص‬ww‫ع علين‬ww‫ "ابت‬:‫فقال النبي صلّى هللا عليه وسلّم‬
‫والثالثة‬

“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “juallah kepada kami seekor unta
dengan beberapa ekor unta muda dari unta zakat sesuai dengan hitungannya”, maka ia
mengambil seekor unta jantan ditukar dengan dua ekor unta muda atau tiga ekor unta betina”
(HR. Ahmad dan Baihaqi).

Hadits ini termasuk hadits hasan, namun ia mempunyai beberapa jalan periwayatan, sehingga
derajadnya naik menjadi shahih lighairihi. Cukup sekian pembahasan mengenai hadits shahih,
semoga bermanfaat.
a. mahmud thahan, taisir musthalahil hadits,
b. muhammad bin shalih bin muhammad al-utsaimin, musthalahil hadits, 

E. Martabat & Kedudukan Hadis Shahih

Hadits sahih yang paling tinggi derajatnya adalah hadis yang bersanad ashahul asanid,
kemudian berturut-turut sebagai berikut:

1. Hadis yang disepakati oleh Bukhari Muslim.


2. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari sendiri.
3. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim sendiri.
4. Hadis sahih diriwayatkan menurut syarat-syarat bukhari dan muslim, sedangkan kedua
imam itu tidak men-takhrij-nya.
5. Hadis sahih menurut syarat bukhari, sedangkan Imam Bukhari sendiri tidak men-takhrij-
6. Hadis sahih menurut syarat muslim, sedangkan Imam Muslim sendiri tidak men-takhrij-
nya.
7. Hadis sahih yang idak menurut salah satu syarat dari kedua Imam Bukhari dan Muslim.
8. Ini berarti si pen-Takhrij tidak mengambil hadis dari rawi-rawi atau guru-guru Bukhari
dan Muslim, yang telah beliau sepakati bersama atau yang masih diperselisihkan. Akan
tetapi, hadis yang di-takhrij-kan tersebut, disahihkan oleh Imam-imam hadis yang
ternama. Misalnya hadis-hadis sahih yang terdapat pada Sahih Ibnu Huzaimah, Shahih
Ibni Hibban, Dan Shahih Al-Hakim.

F. Karya-karya yang hanya memuat hadis shahih

Ada banyak kitab hadis yang kita temukan telah diterbitkan namun kitab-kitab tersebut
sebagian ada yang mencapurkan hadis sahih, hasan, dan daif. Agar tidak keliru diantara karya-
karya yang hanya memuat hadis sahih adalah:

1. Shahih Bukhari
2. Shahih Muslim
3. Mustadrak Al-Hakim
4. Shahih Ibnu Hibban
5. Shahih Ibnu Khuzaimah
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Hadits shahih adalah hadits yang dapat digunakan untuk berhujjah. Secara bahasa shahih
(‫ )صحيح‬bermakna “sehat”, ia lawan kata dari (‫ )سقيم‬yang bermakna “sakit”. Adapun secara
istilah, hadits shahih adalah suatu hadits yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh
perawi yang adil, dan dhabith dari awal sampai akhir sanad, tidak terdapat syadz dan
illat  padanya.
2. 5 Syarat hadits shahih yaitu: sanadnya bersambung, rawi adil, Rawi dhabith, selamat dari
syadz, dan selamat dari illat.
3. Klasifikasi dan Macam-macam hadits shahih. Hadits shahih ada 2 macam, yakni: shahih
lidzatihi dan shahih lighairihi.
4. Martabat & Kedudukan Hadis Shahih
Hadits sahih yang paling tinggi derajatnya adalah hadis yang bersanad ashahul asanid,
kemudian berturut-turut sebagai berikut:
a. Hadis yang disepakati oleh Bukhari Muslim.
b. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari sendiri.
c. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim sendiri.
d. Hadis sahih diriwayatkan menurut syarat-syarat bukhari dan muslim, sedangkan kedua
imam itu tidak men-takhrij-nya.
e. Hadis sahih menurut syarat bukhari, sedangkan Imam Bukhari sendiri tidak men-takhrij.
f. Hadis sahih menurut syarat muslim, sedangkan Imam Muslim sendiri tidak men-takhrij-
nya.
g. Hadis sahih yang idak menurut salah satu syarat dari kedua Imam Bukhari dan Muslim.
h. Ini berarti si pen-Takhrij tidak mengambil hadis dari rawi-rawi atau guru-guru Bukhari
dan Muslim, yang telah beliau sepakati bersama atau yang masih diperselisihkan. Akan
tetapi, hadis yang di-takhrij-kan tersebut, disahihkan oleh Imam-imam hadis yang
ternama. Misalnya hadis-hadis sahih yang terdapat pada Sahih Ibnu Huzaimah, Shahih
Ibni Hibban, Dan Shahih Al-Hakim
5. Karya-karya yang hanya memuat hadis shahih
a. Shahih Bukhari
b. Shahih Muslim
c. Mustadrak Al-Hakim
d. Shahih Ibnu Hibban
e. Shahih Ibnu Khuzaimah
DAFTAR PUSTAKA

Akib Muslim, Ilmu Mustalahul Hadis. Kajian Historis Metodologis (Cet. 1; Yogyakarta: STAIN
Kediri Press 2010), h. 130.

Agus Salahuddin,  Agus Suyadi. Ulumul Hadis (Cet.1 : Bandung: Pustaka Setia, 2009), h. 142-
144.

Syuhudi Ismail.  Kaedah Kesahihan Sanad Hadis.

Read more https://www.tongkronganislami.net/hadis-shahih-pengertian-klasifikasi-macamnya-
beserta-contohnya/

https://www.arobiyahinstitute.com/2021/03/pengertian-hadits-shahih-beserta-contohnya.html

Anda mungkin juga menyukai