Anda di halaman 1dari 24

PAPER

PENGENDALIAN MUTU

DISUSUN OLEH :

NAMA : DHINI DWIARDANTI


NIM : 19134530010
JURUSAN : TLM
SEMESTER : 5 (LIMA)

POLTEKES KEMENKES TERNATE


TAHUN AKADEMIK
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan
hiidayahnya sehingga kami dapat meyelesaikan tugas paper saya ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan kami dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Manajemen Laboratorium. Selain itu, makalah ini bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Pengendalian Mutu.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu selaku Dosen mata kuliah ini
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan tentang Pengendalian Mutu.
Kami meyadari, makalah yang kami buat masi jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaa makalah ini.

Ternate, 17 Januari 2022

Dhini dwiardanti
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Laboratorium
1.1.1. Pengertian Laboratorium Klinik
Kata laboratorium berasal dari bahasa Latin yang berarti “tempat
bekerja”.Dalam perkembangannya, kata laboratorium mempertahankan arti aslinya,
yaitu tempat bekerja khusus untuk keperluan penelitian ilmiah.Laboratorium adalah
suatu ruangan atau kamar tempat melakukan kegiatan praktek atau penelitian yang
ditunjang oleh adanya seperangkat alat-alat serta adanya infrastruktur laboratorium
yang lengkap (ada fasilitas air, listrik, gas dan sebagainya). Laboratorium klinik
adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan di
bidang Hematologi, Kimia Klinik, Mikrobiologi Klinik, Parasitologi Klinik, Imunologi
Klinik atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan
terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan. Selain itu, laboratorium klinik dan kesehatan pun memilki
klasifikasi tertentu sesuai dengan kebutuhan masing-masing laboratorium (Resmiaty
& Sari, 2017).
Menurut Permenkes RI No. 411/Menkes/Per/III/2010, laboratorium Klinik
adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan
spesimen klinik untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan perorangan
terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, dan memulihkan kesehatan.
Definisi lain laboratorium klinik diberikan oleh Seyoum; laboratorium adalah tempat
yang dilengkapi dengan berbagai instrumen, peralatan dan bahan kimia(reagen),
untuk melakukan karya eksperimental, kegiatan penelitian dan prosedur
pemeriksaan. Laboratorium medik merupakan salah satu bagian laboratorium yang
dilengkapi dengan berbagai instrumen biomedis, peralatan, bahan dan reagen
(bahan kimia) untuk melakukan berbagai kegiatan pemeriksaan laboratorium dengan
menggunakan spesimen biologis (whole blood, serum, plasma, urine, tinja, dll). Bila
melihat kedua definisi di atas baik menurut Permenkes RI No.
411/Menkes/Per/III/2010 maupun menurut Seyoum, dapat dikatakan bahwa
laboratorium klinik adalah sebuah tempat di mana di dalamnya terdapat instrumen,
peralatan, serta bahan dan reagen yang digunakan untuk pemeriksaan laboratorium
dengan menggunakan spesimen biologis sebagai penunjang diagnosis penyakit dan
pemulihan kesehatan (Rahayu & Mardiana, 2017).

1.1.2. Jenis dan Klasifikasi Laboratorium Klinik


Berdasarkan jenis pelayanannya laboratorium klinik terbagi menjadi
laboratorium klinik umum dan laboratorium kinik khusus.Laboratorium klinik umum
merupakan laboratorium yang melaksanakan pelayanan pemerikasaan spesimen
klinis dibidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik,
imunologi klinik.Sedangkan laboratorium klinik khusus merupakan laboratorium yang
melaksanakan pelayanan pemeriksaan klinik pada 1 (satu) bidang pemeriksaan
dengan kemampuan tertentu (Kementrian Kesehatan RI, 2010).

Laboratorium Fungsi Laboratorium Fungsi


Klinik Umum klinik khusus
1. Laboratoriu laboratorium klinik 1. Laboratorium Laboratorium
m Klinik umumyang Patologi yang
Umum melaksanakanpelaya Anatomik melaksanakan
Utama nan laboratorium pembuatanprep
klinik dengan arat
kemampuan histopatologi,
pemeriksaan lebih pulasan khusus
lengkap sederhana dan
dari Laboratorium pembuatan
klinikumum Madya, preparat sitologi,
dengan serta
teknik automatik. pembuatan
preparat dengan
teknik potong
beku.
2. Laboratoriu Laboratorium 2. Laboratorium
m klinik klinik umum yang Laboratorium yang
umum melaksanakan parasitologi melaksanakan
Madya pelayanan klinik identifikasi
laboratorium klinik parasit
pratama dan atau stadium
pemeriksaan dari
imunologi dengan parasit baik
teknik sederhana secara
mikroskopis
dengan atau
tanpa
pulasan, biakan
atau
immunoassay
3. Laboratoriu Laboratorium 3. Laboratorium Laboratorium
m klinik klinik umum yang mikrobiologi yang
umum melaksanakan klinik melaksanakan
Pratama pelayanan pemeriksaan
laboratorium klinik mikroskopis,
dengan kemampuan biakan,
pemeriksaan identifikasi
terbatas dengan bakteri, jamur,
teknik sederhana virus dan uji
kepekaan
4. .Laboratoriu Ditetapkan
m oleh
Khusus Menteri
Lainnya Kesehatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan umum laboratorium klinik utama


2.1.1 Pengertian laboratorium klinik utama
Berdasarkan jenis pelayanannya laboratorium klinik terbagi menjadi
laboratorium klinik umum dan laboratorium kinik khusus. Laboratorium klinik utama
termasuk dalam laboratorium umum karena,Laboratorium klinik utama, yaitu
laboratorium yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik dengan
kemampuan pemeriksaan lebih lengkap dari laboratorium klinik umum madya
dengan teknik automatik. Contohnya adalah Laboratorium Rumah Sakit Type A dan
B.
2.1.2 Design Laboratorium Utama
 Denah Laboratorium Klinik Utama
Gambar 2.1
2.1.3 Syarat dan Klasifikasi SDM (Sumber Daya Manusia) di Laboratorium
Sumber daya laboratorium kesehatan secara garis besar dibedakan
menjadi dua macam, yaitu: sumber daya manusia (human resources) dan
sumber daya non-manusia (non-human resources). Sumber daya manusia
(SDM) merupakan potensi manusiawi yang melekat keberadaannya pada
seorang pegawai yang terdiri atas potensi fisik dan potensi non-fisik.
Potensi fisik adalah kemampuan fisik yang terakumulasi pada seorang
pegawai, sedangkan potensi non-fisik adalah kemampuan seorang pegawai
yang terakumulasi, baik dari latar belakang pengetahuan, inteligensia,
keterampilan, human relations.
Sedangkan sumber daya non-manusia merupakan sarana atau
peralatan berupa mesin-mesin atau alat-alat nonmesin dan bahan-bahan
yang digunakan dalam proses pelayanan laboratorium klinik. SDM yang
bekerja di dalam pelayanan laboratorium kesehatan cukup beragam, baik
profesi maupun tingkat pendidikannya.
Kebutuhan jumlah pegawai antara laboratorium kesehatan di
rumah sakit dengan laboratorium kesehatan swasta atau Puskesmas tentu
tidak sama. Hal ini dikarenakan jenis pelayanan, jumlah pemakai jasa dan
permasalahan yang di hadapi oleh masing-masing laboratorium tersebut
berbeda.
Jenis ketenagaan yang diperlukan dalam pelayanan laboratorium
kesehatan adalah sebagai berikut;
Staff Medis:
a. Dokter Spesialis Patologi Klinik,
b. Dokter Spesialis Patologi Anatomik,
c. Dokter Spesialis Forensik,
d. Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik,
e. Dokter umum yang telah memiliki pengalaman teknis laboratorium.

Tenaga Teknis Laboratorium:


a. Analis Kesehatan (saat ini disebut Ahli Teknologi Laboratorium Medik),
b. Perawat Kesehatan,
c. Dokter umum,
d. Sarjana kedokteran,
e. Sarjana farmasi,
f. Sarjana biologi,
g. Sarjana teknik elektromedik,
h. Sarjana teknik kesehatan lingkungan
i. Tenaga administrasi
j. Asisten Analis.

Analis kesehatan saat ini disebut Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM)


memiliki tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam melaksanakan
pelayanan laboratorium secara menyeluruh atau melalui salah satu bidang
pelayanan meliputi; bidang Hematologi, Kimia Klinik, Imunoserologi, Mikrobiologi,
Toksikologi, Kimia Lingkungan, Patologi Anatomi (Histopatologi, Sitopatologi,
Histokimia, Imuno Patologi, Patologi Molekuler), Biologi dan Fisika.

Ketenagaan pada laboratorium klinik utama harus memenuhi ketentuan sebagai


berikut :
a. Penanggung jawab teknis sekurang-kurangnya seorang dokter spesialis
patologi klinik
b. Tenaga teknis dan administrasi sekurang-kurangnya 1 (satu) orang dokter
spesialis patologi klinik, 6 (enam) orang tenaga analis kesehatan (2 orang
diantaranya dengan sertifikat pelatihan khusus mikrobiologi) dan 1 (satu)
orang perawat serta (tiga) orang tenaga administrasi.

2.1.4 SOP Pemeriksaan laboratorium klinik utama


PEMERIKSAAN HEMATOLOGI ANALYZER
1. Pengertian
Hematologi anilizer adalah alat untuk mengukur sampel darah(hb,
leukosit, trombosit, eritrosit, hemtokrit) secara otomatis
2. Tujuan
Untuk mengetahui kadar hemoglobin, trombosit, leukosit, hemetokrit dalm
sampel darah secara otomatis.
3. Kebijakan
SK kepala puskesmas no. 054/KAPUS-KLARI/VII/2016 Tentang jenis-jenis
pemeriksaan laboratorium
4. Referensi
 Buku panduan laboratorium klinik ganda subrats
 Buku panduan kerja alat hematologi analyzer medonie
5. Alat dan bahan
1. Alat
a. Alat hemetologi analyzer medonie
b. Tabung EDTA
2. Bahan
a. darah EDTA
6. Langkah – langkah
1. Persiapan pasien untuk diambil darahnya
2. Masukkan darah kedalam tabung EDTA
3. Campur darah dan EDTA dengan membolak balikkan tabung
sebanyak 3 kali
4. Masukkan darah kedalam alat hemetologi analyzer
5. Tunggu hasilnya keluar dari alat
6. Print atau catat hasil hb, eritrosit, leukosit, trombosit, hematokrit.
7. Catat dalam buku register laboratorium.
7. Unit terkait
Petugas laboratorium, pasien

PEMERIKSAAN URIN LENGKAP


1. Pengertian
Pemeriksaan urine lengkap adalah pemeriksaan yang memakai
metode carik celup yang berupa secarik platik kaku yang pada sebelah
dilekati dengan sepuluh kertas hisap yang Masing-masing mengandung
Reagen-reagen spesifik terhadap salah satu zat yang mungkin ada
didalam urin.
2. Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui
adanya uroblininogen, bilirubin, ketone, eritrosit, leukosit, nitrite, glukosa,
berat jenis, dan ph.
3. Kebijakan
SK kepala UPTD puskesmas tanjung Enim
4. Referensi
Gandasoebrata R. Penuntutan laboratorium klinik, P. T. Dian rakyat, 2009
5. Prosedur/Langkah-langkah
1. Urin harus dijadikan serba sama sebelum diperiksa didalam tabung
reaksi, campurlah baik-baik sampai juga sedimen terbagi merata
2. Celupkan urin strip hanya sekejap saja ke dalam urin
3. Hilangkan kelebihan urin yang melekat pada urin strip dengan
menentukan pinggir strip pada pinggir tabung urin
4. Jangan pegang bagian dari urin strip yang mengandung reagen
dengan jari
5. Bacalah hasil pada urin strip dengan membandingkan standar warna
pada botolnya selama 1-2 menit, jangan membaca hasil lebih dari 2
menit dikarenakan terjadi perubahan warna pada strip.
6. botol urin strip harus selalu di tutup rapat, dan jangan diletakkan
disinar matahari.

Hasil pemeriksaan:
 urobilinogen: negatif
 bilirubin: negative
 ketone: negative
 eritrosit: negative
 leukosit: negatif

PEMERIKSAAN SEROLOGI
1. Pengertian
Merupakan salah satu penyebab dari penyakit kuning (hepatitis) , hbsag
adalah antigen permukaan virus hepatitis B.
2. Tujuan
Untuk mengetahui pernah tidaknya seseorang terpapar virus hepatitis B
( untuk deteksi kualitatif antigen hepatitis B dalam serum).
3. Kebijakan
SK direktur RSIA anugrah tentang standar prosedur operasional
4. Prosedur
1. Alat yang digunakan:
1. Mikco pipet
2. Tip
3. Tabung reaksi
2. Bahan yang digunakan:
1. Serum atau plasma
2. Tes strip hbsag cromatografi
3. Cara kerja
1. Keluarkan strip tes dari kantong penutup dan gunakan segera mungkin
2. Rendam strip tes kedalam serum minimal sebelum garis maksimal
secara fertikal dengan panah menunjukkan ke arah serum.
3. Mulai timer dan tunggu sampai garis merah timbul
4. Baca hasil setelah 15 menit
Interpretasi hasil:
 positif (+)
Garis merah akan tampak pada kedua sisi daerah control "C" Maupun
daerah test "T" Pada strip.
 negatif (-)
Satu garis merah akan tampak didaerah control "C" Pada strip dan
tidak akan tampak garis merah pada daerah test "T"
2.1.5 Alur Kerja laboratorium klinik utama

PASIEN PASIEN
RAWAT INAP RAWAT JALAN

PENDAFTARAN PENDAFTARAN
ADMINISTRASI

SAMPLING

PEMERIKSAAN DILAKUKAN SENDIRI

TIDAK YA

PEMERIKSAAN VALIDASI HASIL KRITIS


DIRUJUK OLEH ANALIS

TIDAK YA

 CETAK HASIL PELAPORAN


 VALIDASI OLEH ANALIS HASIL KRITIS
 VERIFIKASI OLEH DOKTER PK

PENYERAHAN HASIL

Gambar 2.2
2.1 Tinjauan umum tentang laboratorium klinik madya
2.2.1 Pengertian laboratorium klinik madya
Laboratorium Klinik Umum Madya. Laboratorium Klinik Umum Madya yaitu
laboratorium yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik dengan
kemampuan pemeriksaan teknik sederhana. Izin Laboratorium Klinik Umum Madya
dikeluarkan oleh pemerintah daerah Prvinsi

2.2.2 desaign laboratorium klinik madya


Gambar 2.3

2.2.3 Syarat SDM (Sumber daya manusia) laboratorium klinik madya


Menurut Peraturan Menteri Kesehatab Republik Indonesia Nomor 411/
MENKES/PER/III/2010 pada bagian keempat pasal ke 14 :
Laboratorium klinik umum madya ditinjau dari segi ketenagaan
 Penanggung jawab teknis sekurang-kurangnya seorang dokter spesialis
patologi klinik, dan
 Tenaga dan administrasi, sekurang kurangnya 4 (empat) orang analis
kesehatan dan 1 (satu) orang perawat serta 2 (dua) orang tenaga
administrasi
Adapun bentuk pelayanan klinik dapat berupa:
1. Rawat jalan;
2. Rawat inap;
3. One day care;
4. Home care;
5. Pelayanan 24 jam dalam 7 hari.
Perlu ditegaskan lagi bahwa klinik pratama dan madya yang
menyelenggarakan rawat inap, harus memiliki izin dalam bentuk badan
usaha. Mengenai kepemilikan klinik, dapat dimiliki secara perorangan ataupun
badan usaha. Bagi klinik yang menyelenggarakan rawat inap maka klinik
tersebut harus menyediakan fasilitas-fasilitas yang mencakup:
1. Ruang rawat inap yang memenuhi persyaratan;
2. Minimal 5 bed, maksimal 10 bed, dengan lama inap maksimal 5 hari;
3. Tenaga medis dan keperawatan sesuai jumlah dan kualifikasi;
4. Dapur gizi;
5. Pelayanan laboratorium klinik pratama.
Klinik memiliki kewajiban yang meliputi:
1. Memberikan pelayanan aman, bermutu, mengutamakan kepentingan
pasien, sesuai standar profesi, standar pelayanan dan standar
prosedur operasional;
2. Memberikan pelayanan gawat darurat pada pasien sesuai kemampuan
tanpa meminta uang muka terlebih dahulu/mengutamakan kepentingan
pasien;
3. Memperoleh persetujuan tindakan medis;
4. Menyelenggarakan rekam medis;
5. Melaksanakan sistem rujukan;
6. Menolak keinginan pasien yang tidak sesuai dengan standar profesi,
etika dan peraturan perundang-undangan;
7. Menghormati hak pasien;
8. Melaksanakan kendali mutu dan kendali biaya;
9. Memiliki peraturan internal dan standar prosedur operasional;
10. Melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan.
11. Mengikuti akreditasi laboratorium yang diselenggarakan oleh Komite
Akreditasi Laboratorium Kesehatan ( KALK )
Pihak penyelenggara klinik memiliki kewajiban yaitu:
1. Memasang papan nama klinik;
2. Membuat daftar tenaga medis dan tenaga kesehatan lainnya yang
bekerja di klinik beserta nomor Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat
Izin Praktik (SIP) atau Surat Izin Kerja (SIK) dan Surat Izin Praktik
Apoteker (SIPA) bagi Apoteker;
3. Melaksanakan pencatatan untuk penyakit-penyakit tertentu dan
melaporkan kepada Dinas Kesehatan kabupaten/kota dalam rangka
melaksanakan program pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan penyelenggaraan
klinik ini dilakukan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah. Bagi klinik yang
melakukan pelanggaran, maka pemerintah dapat mengenakan sanksi
administratif berupa teguran, teguran tertulis dan pencabutan izin. Pada
permenkes 411 tahun 2010 dituliskan ada persyaratan minimal bangunan dan
prasarana, peralatan dan kemampuan pemeriksaan untuk laboratorium klinik
tingkat pratama, madya dan utama.

NO JENIS KELENGKAPAN MADYA


1 Gedung 1/3 x luas lantai
2 Ventilasi 5 walt / m²
3 Penerngan 50 L / Pekerjaan/ hari
4 Air mengalir Sesuai kebutuhan
5 Daya listrik Dinkes prop
6 Izin 12 m²
7 Tata ruang Ada
7.1 Ruang tunggu 9 m²
7.2 Ruang ganti 9 m²
7.3 Ruang pengambilan spesimen 30 m²
7.4 Ruang administrasi Ada
7.5 Ruang pemeriksaan Ada
7.6 Ruang stesilisasi Ada
7.7 Ruang makan/ minum Ada
7.8 WC pasien Ada
7.9 WC pengawai Ada
8 Penampungan / pengolahan Sesuai ketentuan
limbah cair
9 Penampungan / pengolahan Sesuai ketentuan
limbah padat
NO JENIS TENAGA MADYA
1 Penanggung ajwab teknis DSPK
2 Tenaga teknis administrasi 4 orang analis
kesehatan
3 Tenaga pesawat 1 orang
4 Tenaga analisi sertifikat Tidak
mikrobiologi
5 Tenaga Administrasi 2 orang

2.2.4 SOP Pemeriksaan laboratorium klinik madya

1. SOP PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH LEUKOSIT

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP)


PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH LEUKOSIT
Tujuan Menghitung jumlah Leukosit dalam 1 mm³ darah.
Prinsip Darah di encerkan dengan suatu larutan tertentu, jumlah sel
darah dalam volume tertentu di hitung dengan menggunakan
kamar hitung.
Alat 1. Pipet thoma leukosit
2. Kamar hitung Improved Neubauer
3. Mikroskop
4. Kaca penutup khusus kamar hitung
Bahan Darah EDTA
Reagen 1. EDTA
2. Larutan Turk, komposisi :
 Larutan gentian violet 1 % dalam air 1 ml
 Asam asetat glasial 1 ml
 Aquadest 100 ml
Metode Thoma
Prosedur 1. Isaplah darah vena yang telah di campur EDTA sampai
Kerja kepada tanda 0,5.
2. Hapuslah darah yang melekat pada ujung pipet thoma.
3. Masukkanlah ujung pipet dalam larutan turk sambil menahan
darah pada garis tanda tadi. Turk diisap perlahan-lahan
sampai garis tanda 11. Hati-hati jangan sampai ada
gelembung udara.
4. Angkat pipet dari cairan, tutup ujung pipet dengan ujung jari
lalu lepaskan karet penghisap. Kocok pipet itu selama 3
menit.
5. Buang cairan dari pipet 3-4 tetes dan segera sentuhkan ujung
pipet dengan sudut 30° pada permukaan kamar hitung
dengan menyinggung pinggir kaca penutup. Biarkan kamar
hitung itu terisi cairan dengan daya kapilernya.
6. Hitung jumlah leukosit, pakai lensa objektif kecil yaitu
pembesaran 10X.
7. Mulailah menghitung dari sudut kiri atas, teruskan ke kanan
kemudian turun ke bawah dan dari kanan ke kiri lalu turun lagi
ke bawah dan di mulai lagi dari kiri ke kanan. Cara seperti ini
dilakukan pada empat bidang besar.
Perhitungan Rumus = N
P x L x T x jumlah kotak x pengenceran
Nilai normal 5000-10000/mm3
Kondisi 1. Peningkatan jumlah leukosit (diatas normal) dikenal dengan
klinis istilah Leukositosis, Leukositosis adalah respon normal
terhadap infeksi atau peradangan pada tubuh. Keadaan ini
dapat juga dijumpai setelah gangguan emosi, anestesi,
olahraga atau selama kehamilan. Leukositosis abnormal
dijumpai pada keganasan dan gangguan sumsum tulang.
2. Penurunan jumlah leukosit (dibawah normal) dikenal dengan
istilah Leukopeni. Leukopeni dapat disebabkan beberapa
hal, termasuk stress berkepanjangan, penyakit tertentu,
kekurangan sumsum tulang, radiasi dan kemoterapi. Penyakit
sistemik yang parah Lupus eritematosus, leukemia, penyakit
tiroid, juga dapat menyebabkan kondisi ini.
2.SOP PEMERIKSAAN BENDA KETON
PEMERIKSAAN BENDA – BENDA KETON
METODE ROTHERA

No.Dokumen No.Revisi Halaman

Tanggal Ditetapkan Oleh :


Terbit Direktur RS
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

PENGERTIAN Proses penilaian kepekaan terhadap acetone dan


asam aceto acetate.

TUJUAN Untuk mengetahui benda-benda keton dalam urine


terutama acetone atau asam aceto acetat.

PRINSIP Reaksi antara Natrium Nitroprusida dengan Asam


Aceto
Acetat atau Aceton akan membentuk cincin ungu.

KEBIJAKAN Pemeriksaan ini dilakukan pada pasien :


1. Gagal ginjal akut dan kronik
2. Diabetes Mellitus.

PERSIAPAN 1. Sampel urine


2. Tabung reaksi + rak tabung
3. Gelas ukur
4. Pipet tetes
5. NH4OH conc 28 % (Amonium hidroksida )
6. Reagen Rhothera ( Natrium Nitroprusida 5 gr ;
Amonium Sulfat 200 gr, campur dengan
menggerusnya di lumpang dan simpanlah dalam
botol tertutup rapat )

PROSEDUR 1. Masukkan 5 ml urine dalam tabung reaksi.


2. Tambahkan sepucuk pisau (1 gr) reagen rothera dan
kocok sampai jenuh.
3. Miringkan tabung dan alirkan dengan hati –hati 1 ml
NH4OH konsentrasi 28 % melalui dinding tabung
keatas urine.
4. Letakkan tabung dalam posisi tegak dan baca hasil
lewat 3 menit.
5. Interpretasi hasil :
a. (+) Terjadi cincin warna ungu kemerah-merahan
pada perbatasan kedua lapisan cairan.
b. (-) Tidak terjadi cincin warna ungu / terjadi warna
coklat pada perbatasan kedua cairan.

Harga Normal : (+) Terjadi cincin warna ungu

UNIT TERKAIT 1. Rawat Jalan


2. Rawat Inap
3. UGD
2.2.5 Alur kerja laboratorium klinik madya

2.2.5
2.2.6
2.2.7
2.2.8
2.2.9
2.2.10 Alur kerja

af
Gambar 2.4
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Laboratorium klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan di bidang Hematologi, Kimia Klinik, Mikrobiologi Klinik,
Parasitologi Klinik, Imunologi Klinik atau bidang lain yang berkaitan dengan
kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis
penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Berdasarkan jenis pelayanannya laboratorium klinik terbagi menjadi laboratorium
klinik umum dan laboratorium kinik khusus. Laboratorium klinik umum merupakan
laboratorium yang melaksanakan pelayanan pemerikasaan spesimen klinis dibidang
hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik, imunologi klinik.
Sedangkan laboratorium klinik khusus merupakan laboratorium yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan klinik pada 1 (satu) bidang pemeriksaan dengan
kemampuan tertentu (Kementrian Kesehatan RI, 2010).
Sedangkan Laboratorium Klinik Umum Madya. Laboratorium Klinik Umum Madya
yaitu laboratorium yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik
dengan kemampuan pemeriksaan teknik sederhana. Izin Laboratorium Klinik Umum
Madya dikeluarkan oleh pemerintah daerah Prvinsi
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2013. Pedoman Praktek Laboratorium yang Benar (Good Laboratory
Practice). Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen
Kesehatan RI

Sutedjo AY., 2008. Buku Saku. Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan
Laboratorium. Yogyakarta : Penerbit Amara Books. 85- 88

World Health Organization. 2002. Use of Anticoagulants in Diagnostic Laboratory


Investigations. USA : WHO

Sacher, A Ronald (2012) Tinjauan Hasil Pemeriksaan Laboratorium. EGC.


Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai