1. DEBI
2. GIAN RAVEL
3. MAULANA
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat tuhan yang maha esa berkat
rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pada
kesempatan ini tidak lupa kami berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak terutama kepada dosen pengajar mata kuliah ULUMUL HADITS
oleh IBU DINDA IZZATI yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sebagai penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa didalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari apa
yang diharapkan.
Untuk itu, kami berharap kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah ini
dimasa yang akan datang. Karena tidak ada sesuatu yang sempurna. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi sispapun yang membacanya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Pengertian Hadist shahih........................................................................3
2.2 Kriteria Hadist Shahih............................................................................3
2.3 Syarat – syarat Hadist Shahih................................................................3
2.4 Bagian – bagian Hadist Shahih..............................................................3
2.5 Contoh Hadist Shahih............................................................................3
BAB III PENUTUP................................................................................................4
3.1 Kesimpulan............................................................................................4
BAB I
PENDAHULUAN
karena kita ini telah terbukti selalu dapat diterima oleh setiap generasi
dengan lapang dada dan tangan terbuka oleh umat Islam Setiap kitab hadis yang
sudah tergolong memuat hadis-hadis sahih tentunya akan tetap memerlukan kitab-
kitab penjelas syar'i yang merupakan acuan guna memahami maksud dan tujuan
sebuah hadis tanpa adanya kitab syarrika khawatirkan ketika memahami sebuah
hadis akan keliru atau tidak sesuai dengan maksud dan tujuan hadis tersebut
1.3. Tujuan
Para ulama biasa menyebut kata shahih ini sebagai lawan dari kata
saqim (sakit). Maka hadits Shahih secara bahasa adalah hadits yang sehat,
selamat, benar, sah, sempurna dan yang tidak sakit.
Secara istilah menurut Shubhi al-Shalih, hadits shahih adalah hadits yang
sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh periwayat yang ‘adil dan dhâbith
hingga bersambung kepada Rasulullah atau pada sanad terakhir berasal dari
kalangan sahabat tanpa mengandung syadz (kejanggalan) ataupun ‘illat
(cacat).
Imam Ibn al-Shalah dalam kitabnya ‘Ulûm al-Hadits yang dikenal juga
dengan Muqaddimah Ibn al-Shalah, mendefinisikan hadits shahih dengan
“Hadits yang disandarkan kepada Nabi yang sanadnya bersambung,
diriwayatkan oleh periwayat yang adil dan dhâbith hingga sampai akhir
sanad, tidak ada syadz (kejanggalan) dan tidak mengandung ‘illat (cacat)”.
Ibn Hajar al-‘Asqalani dalam Nuzhah al-Nazhâr Syarh Nukhbah al-Fikar
lebih ringkas mendefinisikan hadits shahih yaitu “Hadits yang diriwayatkan
oleh orang yang adil, sempurna ke- dhabith-annya, bersambung sanadnya,
tidak ber-‘illat dan tidak bersyadz
Secara umum, hadis shahih terbagi menjadi dua macam, yakni hadist
lidzahatihi dan hadist shahih lighairihi. Berikut pengertian dari masing –
masing hadist.
Hadist shahih lidzatihi adalah hadis yang memenuhi syarat – syarat hadist shahih,
yaitu tersambungnya sanad, kualitas moral perawi yang baik, kualitas intelektual
perawi yang baik, serta ketidaan syadz dan illat. Dengan kata lain, yang dimaksud
dengan hadist shahih lidzatihi adalah hadist shahih itu sendiri. Salah satu contoh
hadist shahih adalah hadist yang diriwayatkan imam bukhari tentang Nabi
Muhammad SAW membaca surah Ath Thur saat shalat magrib, berikut hadisnya.
Artinya: “ Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Yusuf, ia berkata: Telah
mengabarkan kepada kami malik dari ibnu syihab dari muhammad jubair bin
muth’him dari ayahnya ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah dalam
shalat magrib membaca surat Ath-Thur.” (HR. Bukhari).
Dan hadist Abu salamah yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dan Zaid bin
Khalid dari Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam, menurutku keduanya shahih. Karena
hadist itu tidak hanya diriwayatkan oleh satu jalur, yaitu dari abu hurairah dari
nabi shalullahu ‘alaihi wasallam, tetapi dari jalur lainnya, sehingga hadist riwayat
Abu Hurairah menjadi shahih.
Sedangkan Muhammad bin Ismail mengklaim bahwa hadist Abu salamah yang
diriwayatkan dari Zaid bin Khalid derajatnya lebih shahih. Abu Isa berkata:
Dalam bab ini juga terdapat dari abu bakar as- shidiq, ali, aisyah, ibnu abbas,
hudzaifah, zaid bin khalid, anas, abdullah bin amru, ibnu umar, ummu habibah,
abu ayyub, tamman bin abbas, abdullah bin handlallah, ummu salamah, wastilah
al- asqa dan abu musa.”(HARI.Tirmidzi)
DAFTAR PUSTAKA
https://kumparan.com/kabar-harian/pengertian-dan-macam-macam-hadits-shahih-
1xpkaxDf2wo#:~:text=Mahmud%20Thahhan%20An,zahirnya%20tampak
%20shahih
https://sg.docworkspace.com/d/sIAqgqNfjAb7bt6sG
https://www.wps.com/d/?from=t