Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ULUMUL HADITS

KOMPONEN-KOMPONEN HADITS
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah: Ulumul Hadits
Dosen Pengampu: Syaefudin, M. Pd

Disusun oleh:

1. Izzudin (21104090066)
2. Fiola Hamidah (21104090065)
3. Syarifah Athira (21104090064)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bismillahirrahmanirrahiim

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Komponen-komponen Hadits” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Ulumul Hadits yang diampu oleh Bapak Syaefudin, M.Pd.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang materi
yang kami tulis di makalah ini bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Syaefudin, M.Pd. selaku


dosen pengampu mata kuliah Ulumul Hadits yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai mata kuliah yang
kami tekuni. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Yogyakarta, 20 Oktober 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………4

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………4


B. Rumusan Masalah………………………………………………………..4
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………4

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………..5

A. Komponen hadist………………………………………………………..3
B. Sanad…………………………………………………………………….3
C. Matan…………………………………………………………………….5
D. Mukhorij atau perawii……………………………………………………6
E. Kedudukan sanad dan Matan hadist……………………………………..7

BAB III PENUTUP…………………………………………………………….10

A. Kesimpulan………………………………………………………………10
B. Saran……………………………………………………………………...11
C. Penutup…………………………………………………………………..11

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sanad dan matan merupakan dua unsur pokok hadits yang harus ada pada
setiap hadits. Suatu berita tentang Rasulullah SAW(matan) tanpa ditentukan
rangkaian atau susunan sanadnya, maka tidak bisa disebut hadits, sebaliknya,
jika susunan sanadnya bersambung sampai rasul, namun tidak ada berita yang
dibawanya, juga tidak bisa disebut hadits. Sebagai dua unsur pokok hadits,
sangat diperlukan setelah rasul wafat.
Untuk mengetahui lebih mendalam tentang ap aitu unsur-unsur hadits dan
kaitan lainnya yang berhubungan dengan unsur-unsur hadits seperti rawi.
Maka, kami akan membahas makalah dengan tema “Komponen-komponen
Hadits seperti sanad, matan, rawi”

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja komponen-komponen hadits?
2. Apa yang dimaksud dengan sanad?
3. Apa yang dimaksud dengan matan?
4. Apa yang dimaksud dengan rawi?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui komponen-komponen hadits
2. Untuk mengetahui pengertian dari sanad
3. Untuk mengetahui pengertian dari matan

4
4. Untuk mengetahui pengertian dari rawi

BAB III

PEMBAHASAN

A. KOMPONEN HADITS

Secara struktur hadits terdiri atas tiga komponen yaitu:

1. Sanad
2. Matan
3. Mukharrij atau Perawi

B. SANAD
1. Pengertian sanad

Sanad menurut bahasa artinya sandaran atau sesuatu yang dijadikan


sebagai sandaran, dikatakan demikian karena suatu hadits bersandar
kepadanya. Sedangkan perngertian sanad menurut istilah ilmu hadits, banyak
ulama yang mengemukakannya, diantaranya:

-As Suyuti dalam bukunya Tadrib Ar Rawi hal 41, menulis:

‫ْق ْال َمتَ ِن‬ َ ‫ا ِال ْخبَا ُر ع َْن‬


ِ ‫ط ِري‬

“Berita tentang jalan matan”

-Mahmud At-Tahlan, mengemukakan sanad adalah:

‫صلَ ِة اِل َى ْال َم ْت ِن‬


ِ ْ‫ِس ْل ِسلَةُ الرِّ َجا ِل ْال ُمو‬

“Mata rantai para perawi hadits yang menghubungkan sampai kepada


matan hadits”

Dalam bidang ilmu hadits sanad itu merupakan salah satu yang neraca
menimbang shahih atau dhaifnya suatu hadits. Jika para pembawa hadits
tersebut orang-orang yang cakap dan cukup persyaratan, yakni adil, takwa,

5
tidak fasik, menjaga kehormatan diri, dan mempunyai daya ingat yang kuat,
sanadnya bersambung dari satu periwayat kepada periwayat lain sampai
kepada sumber berita pertama, begitupun sebaliknya, jika salah seorang dalam
sanad ada yang fasik, tertuduh dusta, atau setiap pembawa berita dalam mata
rantai sanad tidak bertemu langsung (muttashil), maka hadits tersebut dhaif
sehingga tidak dapat dijadikan sebagai hujjah.

Jadi yang perlu dicermati dalam memahami Al Hadits terkait dengan


sanadnya ialah :

- Keutuhan sanadnya

- Jumlahnya

- Perawi akhirnya

Sebenarnya, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya


Islam. Hal ini diterapkan di dalam mengutip berbagai buku dan ilmu
pengetahuan lainnya. Akan tetapi mayoritas penerapan sanad digunakan
dalam mengutip hadits-hadits nabawi.

2. Contoh Sanad

‫حدثنا عبد هللا بن يوسف قا ل أخبرنا مالك عن ابن شهاب عن محمد بن جبير بن مطعم عن أبيه‬
‫ سمعت رسول هللا صلى هللا عليه قرأ فى المغرب الطور)رواه البخاري‬: ‫قال‬

Artinya:

“Memberitakan kepada kami Abdullah bin Yusuf ia berkata:


memberitakan kepada kami malik dari ibnu Syihab dari Muhammad bin Jubair
bin Muth’im dari ayahnya betkata: “Aku mendengar Rasulullah SAW
membaca surat Ath-Thur pada shalat maghrib” (HR. Bukhori)

Dari contoh hadits di atas jika diteliti, maka yang dimaksud dengan sanad
adalah dimulai dari ‫د هللا بن يوسف‬uuuu‫دثنا عب‬uuuu‫ ح‬hingga ‫ال‬uuuu‫ه ق‬uuuu‫ عن ابي‬yang
menyambungkan kepada Rasulullah SAW. Agar lebih jelas berikut ini
diterangkan dalam bentuk denah periwayatan hadits diatas.

6
C. MATAN
1. Pengertian Matan

Matan menurut Bahasa berarti ‫ ما ارتفع وصلب من االرض‬yang berarti


tanah yang tinggi dan keras, namun ada pula yang mengartikan kata matan
dengan arti kekerasan, kekuatan, kesangatan. Sedangkan arti matan
menurut istilah ada banyak pendapat yang dikemukakan para ahli
dibidangnya, diantaranya:

- Menurut Muammad At Tahhan


‫ما ينتهى اليه السند من الكالم‬
“Suatu kalimat tempat berakhirnya sanad”

- Menurut Ath Thibbi


‫الفاظ الحديث التى تتقوم بها معاني‬
“Lafadz hadits yang dengan lafadz itu terbentuk makna”

Jadi pada dasarnya sanad itu ialah berupa isi pokok dari sebuah
hadits, baik perkataan Nabi atau perkataan seorang sahabat tentang Nabi.
Posisi matanuah hadits amatlah penting karena dari matan hadits
tersebutlah adanya berita dari nabi atau berita dari sahabat tentang nabi
baik itu tentang syariat ataupun lainnya.

Matan hadits juga disebut dengan pembicaraan atau materi berita yang
diover oleh sanad yang terakhir. Baik pembicaraan itu sabda Rasulullah
SAW, sahabat ataupun tabi’in. Baik isi pembicaraan itu tentang
perbuatan Nabi atau perbuatan sahabat yang tidak disanggah oleh Nabi
SAW.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa matan adalah redaksi atau teks
bagi hadist. Dari contoh sebelumnya makamatan hadits bersangkutan
ialah:

7
"Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga ia cinta untuk
saudaranya apa yang ia cinta untuk dirinya sendiri"

Berbagai redaksi definisi matan yang diberikan para ulama’ tetapi


intinya sama yaitu materi atau isi berita hadits itu sendiri yang datang dari
nabi. Matan hadits ini sangat penting karena yang menjadi topik kajian dan
kandungan syarat islam untuk dijadikan petunjuk dalam beragama.

2. Contoh Matan
‫ من أحدث فى أمرنا هذا ما‬, ‫ قال رسول هللا‬: ‫عن أم المؤمنين عا ئشة رضى هللا عنها قالت‬
‫ما ليس منه فهو رد)رواه متفق عليه‬
“Warta dari Ummu Al-Mukminin, ‘Aisyah ra, ujarnya: Rsulullah SAW
telah bersabda: barang siapa yang mengada-ngadakan sesuatu yang
bukan termasuk dalam urusan(agamaku), maka ia tertolak”.(HR.
Bukhori dan Muslim)
Dari contoh hadits diatas yang dimaksud dengan matan hadits ialah
lafadz yang dimulai dengan ‫ من أحدث‬hingga lafadz ‫ فهو رد‬atau dengan
kata lain yang dimaksud dengan bagian matan dari contoh hadits diatas
ialah lafadz ‫و رد‬u‫ه فه‬u‫ا ليس من‬u‫ذا م‬u‫“ من أحدث فى أمرنا ه‬Bararang siapa yang
mengada-ngadakan sesuatu yang bukan termasuk dalam urusan
(agamaku), maka ia tertolak”

D. MUKHARRIJ ATAU PERAWI


1. Pengertian Mukharrij atau Perawi
Kata Mukharrij merupakan bentuk Ism Fail (bentuk pelaku) dari
kata takhrij atau istikhraj dan ikhraj yang dalam bahasa diartikan:
menampakkan, mengeluarkan, dan menarik. Sedangkan menurut istilah
mukharrij ialah orang yang mengeluarkan, menyampaikan atau

8
menuliskan kedalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan
diterimanya dari seorang(gurunya).
Makna harfiah kata mukharrij yang berasal dari kata kharraja adalah
orang yang mengeluarkan. Makna tersebut juga bisa didatangkan dari kata
akhraja dengan isin fa’ilnya mukhrij. Menurut para ahli hadits, yang
dimaksud dengan mukharrij adalah sebagai berikut: (Mukhrij atau
mukharrij: orang yang berperan dalam pengumpulan hadits). Dapat juga
didefinisikan Mukharrijul Hadits adalah orang yang menyebutkan perawi
hadits. Istilah ini berbeda dengan al-muhdits/al-muhaddits yang memiliki
keahlian tentang proses perjalanan hadits serta banyak mengetahui nama-
nama perawi, matann-matan dengan jalur-jalur periwayatannya, dan
kelemahan hadits.
Siapapun dapat disebut sebagai mukharrij ketika ia
menginformasikan sebuah hadits baik dalam bentuk lisan maupun tulisan
dengan menyertakan sanadnya secara lengkap sebagai bukti yang dapat
dipertanggnung jawabkan tentang kesejarahan transmisi hadits. Yang
pasti, mukharrij merupakan perwi terakhir (orang yang terakhir kali
menginformasikan ) dalam silsilah mata rantai sanad.
Di dalam suatu hadits biasanya disebutkan pada bagian terakhir
nama dari orang yang telah mengeluarkan hadits tersebut, semisal
mukharrij terakhir yang termaksud dalam Shahih Bukhari atau dalam Salih
Muslim, ialah Imam Bukhari atau Imam Muslim dan begitu seterusnya.
Seperti pada contoh hadis yang pertama, pada bagian paling akhir
hadis tersebut disebutkan nama Al-Bukhari (‫اري‬uuuu‫)رواه البخ‬ yang
menunjukkan bahwa beliaulah yang telah mengeluarkan hadis tersebut dan
termaktub dalam kitabnya yaitu Shahih Al-Bukhari. Begitu juga dengan
contoh hadis kedua yang telah mengeluarkan hadis tersebut ialah Imam
Al-Bukhari dan Imam Muslim.

E.Kedudukan Sanad dan Matan Hadits

9
Kedudukan sanad dalam hadits sangat penting karena hadits yang
diperoleh/diriwayatkan akan mengikuti siapa yang meriwayatkannya. Dengan
sanad suatu periwayatan hadits, dapat diketahui hadits yang dapat diterima atau
ditolak dan hadits yang shahih atau tidak shahih untuk diamalkan. Sanad
merupakan jalan yang mulia untuk menetapkan hukum-hukum Islam.

Para ahli hadits sangat berhati-hati dalm menerima suatu hadits, kecuali
apabila mengenal dari siapa perawi hadits tersebut menerima hadits tersebut dan
sumber yang disebutkan benar-benar dapat dipercaya.

Pada masa Abu Bakar r.a. dan Umar r.a., periwayatan hadits diawasi
secara hati-hati dan suatu hadits tidak akan diterima jika tidak disaksikan
kebenarannya oleh orang lain. Ali tidak menerima hadits sebelum orang itu
disumpah.

Perhatian sanad di masa sahabat, yaitu dengan menghapal sanad-sanad itu


dan mereka mempunyai daya ingat yang luar biasa. Maka terpeliharalah sunnah
Rasul dari tangan-tangan ahli bid’ah dan para pendusta.

Ibn Hazm mengatakan bahwa nukilan orang kepercayaan dari orang yang
dipercaya hingga sampai kepada Nabi SAW dengan bersambung-sambung para
perawinya adalah suatu keistimewaan dari Allah, khususnya orang islam.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam suatu hadis ada tiga macam yang istilah yaitu sanad (Mata rantai para
perawi hadis yang menghubungkan sampai kepada matan hadis), matan (suatu
kalimat tempat berakhirnya sanad, dan isi pokok dari hadis tersebut) serta
mukharrij (orang yang mengeluarkan, menyampaikan atau menuliskan kedalam
suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang
(gurunya).

Secara struktur, hadits terdiri atas tiga komponen, yakni sanad atau isnad (rantai
penutur), matan (redaksi hadits), dan mukharrij (rawi). Sanad ialah rantai
penutur/perawi (periwayat) hadits. Matan adalah redaksi/isi dari hadist. Mukhrij
atau mukharrij: orang yang berperan dalam pengumpulan hadits.

Kedudukan sanad dalam hadits sangat penting karena hadits yang


diperoleh/diriwayatkan akan mengikuti siapa yang meriwayatkannya. Dengan
sanad suatu periwayatan hadits, dapat diketahui hadits yang dapat diterima atau
ditolak dan hadits yang shahih atau tidak shahih untuk diamalkan. Sanad
merupakan jalan yang mulia untuk menetapkan hukum-hukum Islam.

B. Saran

Meskipun kami berharap kesempurnaan pada makalah yang kami buat, namun
manusia tak akan pernah luput dari kesalahan. Kami sangat mengharapkan kritik
dan saran dalam pembacaan makalah ini. Dan apabila kami dalam penulisan
makalah ini banyak di temukan kesalahan kami mengucapkan mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Rahman. Fachur. Ikhtisar Mushthalahu’l Hadis. Bandung: PT.Alma’arif


Jumantoro. Totok. Kamus Ilmu Hadis. Jakarta: Amzah. 2002
Majid Khon. Abdul. Ulumul Hadis. Jakarta: PT.Bumi Aksara 2009
Agus Suryadi Ulumul Hadits (Jawa Barat : CV : Pustaka Setia, 2009)
Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag Ulumul Hadits. Sinar Grafika Jakarta 2009
Solahudin, M. dkk, 2009, Ulumul Hadis. Bandung: Pustaka Setia

Mudasir, H. dkk, 2008, Ilmu Hadis. Bandung: Pustaka SetiMunzier Suparta, 2006.
Ilmu Hadis. Jakarta:
PRajaGrafindo.Persada.http://www.linkpdf.com/download/dl/struktur-hadits-.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai