Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ILMU HADIST

PEMBAGIAN HADIST BERDASARKAN SIFAT


SANADNYA

DISUSUN OLEH :

1.ANISA FITRIANY

2.ARINI DWI UTAMI

3.DIANA PUTRI

4.MARSAADINA

5.MARSELLA

6.MEYDA MASLAHATUL M

KELAS XI IIK 1

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BOGOR


Kata Pengantar

Assalamualaikum warohmatullah wabarakatuh. Puji syukur senantiasa kita panjatkan


kepada Allah swt.yang telah memberikan limpahan rahmat ,taufik dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. solawat serta salam tak
lupa kita curahkan kepada nabi Muhammad yang telahmenunjukkan jalan kebaikan
dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.Makalah ini disusun guna
untuk memenuhi tugas makalah Al-Hadist. Makalah ini kami susun dengan segala
kemampuan kami dan sekaksimal mungkin. Namun , kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini tentu tidak sempurna dan masih banyakkesalahan serta
kekurangan. Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik,saran dan
pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama guru ilmu hadits yang kami
harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami .

wa’alaikumussalam warohmatullahi Wabarokatuh

Bogor, 01 Maret 2022

Penyusun

Meyda Maslahatul M
Daftar Isi

Bab I Pendahuluan

Bab II Pembahasan

PEMBAGIAN HADIS BERDASARKAN SIFAT SANADNYA


Hadis Muttasil

Hadis Musnad

Hadits Mu'an'an

Hadis Musalsal

Hadis Ali dan Hadis Nazil

Bab III Penutup


Kesimpulan

Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN

Dengan percepatan teknologi dan ilmu pengetahuan peradaban juga mengikuti


perkembangan yang terjadi dengan muncul berbagai pemahaman dan pengkajian
berbagai hukum yang tidak terjadi dimasa lampau hingga menimbulkan banyak
perselisihan dalammemaknai sebuah peristiwa atau masalah dalam kehidupan,
dikalangan umat Islamkhususnya yang menjadi panduan hidup di muka bumi ialah al-
Qur’an yang berisikan jawaban tentang segala sesuatu yang ada di dunia baik secara
tersirat maupun secara tersurat,namun konteksnya ada sebagian yang perlu penelaah
lebih mendalam karena tidak diungkapkan secara gamblang maka di perlukan
pengkajian dengan memakai hadis yang bersumber dari Rasulullah SAW. Beliau
bersabda Ku tinggalkan kepadamu (umat Islam) dua pusaka abadi, apabila kamu
berpegang kepadanya nescaya kamu tidak akan sesat , yaitu Kitab Allah (Al Quran) dan
Sunnahku.

Mayoritas ulama berbeda pendapat dalam pengkajian hadis. Hadis yang sering di
jumpai tidak serta merta dapat mengadopsi secara langsung, hadis yang di dapati
perluadanya pencarian jati diri hadis tersebut untuk menetapkan kualitas hadis yang
akandiimplementasikan, agar tidak terjadi kesalahan dalam menetapkan sebuah
hukum.Bertitik tolak dari hal tersebut maka penulis tertarik untuk menguak pembagian
hadis yangselama ini beredar baik ditinjau dari kuantitasnya yang meliputi hadis
mutawatir dan ahadmaupun dari segi kualitasnya yang terdiri hadis sahih, hasan, daif
dan maudhu, penulis menyadari didalam makalah sanagat jauh dari kempurnaan kritik
dan saran pembaca sekalian sangat diharapkan sebagai kontribusi dalam merevisi
makalah ini.

BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAGIAN HADIS BERDASARKAN SIFAT SANADNYA

1. Hadis Muttasil
Hadis yang muttasil adalah hadis yang bersambungan sanadnya sehingga hadis itu benar-benar
berasal dari Rasulullah saw.

A. Pengertian Hadis Muttasil

Kata muttasil secara etimologi artinya sambung, sedangkan secara terminologi hadis muttaşil
adalah hadis yang bersambung sanadnya, baik sampai kepada Rasulullah saw. atau sampai
kepada sahabat.

Menurut Mahmud at-Tahhan, hadis muttaşil adalah hadis yang sanadnya sambung baik sampai
kepada Nabi atau terhenti sampai sahabat.

Menurut Muhammad Ajjaj, muttasil atau mausal adalah Hadis yang sanadnya sambung pada
akhir sanad, baik berupa hadis marfu' atau mauquf.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa hadis muttaşil adalah hadis
yang didengar oleh masing-masing periwayatnya dari periwayat yang diatasnya sampai kepada
ujung sanadnya hadis muttasil disebut juga hadis mausul. Hadis muttasil mencakup hadis
muttaşil marfu' dan hadis muttaşil mauquf.

B. Contoh Hadis Muttasil

Berikut ini adalah contoh-contoh hadis muttasil.

a. Contoh hadis muttasil marfu' adalah sebagai berikut.

‫حدثنا عبد هللا بن مسلمة عن مالك عن نافع عن ابن عمر أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال الذي تفوته صالة العصر فكانما‬
‫ رواه أبو داود‬.‫وير أهله وماله‬:

Artinya: Dari Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Nafi' dari Abdullah bin Umar sesungguhnya
Rasulullah saw. bersabda, "Orang yang tidak mengerjakan salat Asar seakan-akan menimpakan
bencana kepada keluarga dan hartanya." (H.R. Abu Dawud: 351)

b. Contoh hadis muttașil mauquf adalah hadis yang diriwayatkan oleh Malik dari Nafi' bahwa ia
mendengar Abdullah bin Umar berkata, "Barang siapa yang meng utangi orang lain maka tidak
boleh menentukan syarat lain kecuali keharusan membayarnya."

2. Hadis Musnad
A. Pengertian Hadis Musnad
Kata musnad secara etimologi berarti disandarkan atau dikategorikan. Hadis musnad secara
terminologi adalah hadis yang bersambung sanadnya dari yang menceritakan sampai akhir
sanad sampai kepada Rasulullah saw. atau hadis yang sanad dan periwayatnya tersambung
hingga kepada Nabi Muhammad saw.

Pengertian hadis menurut beberapa ulama:

1. Menurut Al-Hakim mengatakan bahwa hadis musnad adalah hadis yang bersambung
sanadnya sampai kepada Rasulullah saw.

2. Menurut Al-Khatib mengatakan bahwa hadis musnad adalah hadis yang bersambung
sanadnya hingga akhir sanad.

Hadis musnad mempunyai dua syarat yaitu hadis nya harus sampai kepada nabi (marfu') dan
sanadnya bersambung. Hadis musnad adalah hadis yang diriwayatkan dengan sanad yang
bersambung hingga sampai pada Nabi saw. Ungkapan terakhir ini "sampai pada nabi" menjadi
syarat dalam hadis musnad. Dengan kata lain, hadis musnad adalah hadis yang bersambung
dan marfü dan tidak dikatakan musnad jika tidak marfu'. Inilah yang membedakan musnad
dengan muttasil. Setiap musnad pasti muttaşil, tetapi tidak semua muttasil itu musnad.

Musnad juga berarti kitab yang berisikan hadis-hadis yang bersanad dan disusun oleh
penyusunnya berdasarkan nama sahabat (ar-rawi al-a'la) atau disusun berdasar kan nama guru
(asma' asy-syuyukh). Adapun istilah musnad yaitu orang yang meriwayatkan hadis dengan
menggunakan sanad.

B. Contoh Hadis Musnad

Berikut ini adalah contoh hadis musnad yang dikeluarkan oleh Al-Bukhari.

‫حدثنا عبد هللا ابن يوسف عن مالك عن أبي الزناد عن األعراج عن أبي هريرة قال إن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال إذا‬
‫ رواه البخار‬.‫شرب الكلب في إناء أحدكم فليغسله سبعا‬:

Artinya: Telah bercerita kepada kami Abdullah bin Yusuf dari Malik dari Abi Zinad dari Al A'raj
dari Abu Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, "Jika seekor anjing meminum di
dalam bejana kalian, maka cucilah sebanyak tujuh kali." (HR. Al-Bukhari: 167)

Hadis di atas sanadnya bersambung dari awal hingga akhir, juga marfu sampai kepada Nabi
Muhammad Saw.

3. Hadis Mu'an'an
A. Pengertian Hadis Mu'an'an

Mu'an'an artinya yang berhuruf 'an yang berarti dari atau daripada. Secara terminologi, hadis
mu'an'an adalah hadis yang jalannya di-isnad-kan dengan kata-kata 'an. Suatu hadis
dikategorikan mu'an'an manakala rawinya diketahui seorang mudal-lis, seolah ia menerima
suatu hadis secara langsung padahal tidak.

Pengertian dari mu'an'an adalah hadis yang sanadnya terdapat redaksi (/dari) seseorang".
Ketika redaksi pada sanad tingkat sahabat, maka ada dua kemungkin an sebagai berikut.

- Pertama, apabila sahabat yang meriwayatkannya termasuk sahabat yang sebagi an besar
hidupnya senantiasa bersama nabi, maka redaksi sama dengan redaksi.

- Kedua, apabila sahabat yang meriwayatkan merupakan sahabat yang sedikit kesempatan
bertemu nabi, maka sanadnya perlu ditinjau ulang. Hadis mu'an an termasuk dalam kategori
lemah (da'if), kelemahan mu'an'an ini bisa hilang jika rawi-rawinya orang jujur, bukan mudallis
dan ada keterangan yang menunjukkan bahwa seorang rawi bertemu dengan rawi lainnya, atau
ada jalan lain

mengatakan bahwa ia betul-betul menerima atau mendengar dari syekhnya. Rawi yang
menggunakan kata 'an dalam sanadnya disebut mu'an'in, pekerjaannya disebut 'an'anah.
Pendapat ulama ahli hadis dalam masalah ini terdapat dua versi yaitu sebagai berikut.

Hadis yang sanadnya menggunakan redaksi (/dari) termasuk dalam kategori hadis yang
sanadnya muttasil. Akan tetapi, hadis untuk bisa dikategorikan sebagai hadis muttaşil harus
memenuhi beberapa syarat. Dalam hal syarat ini ter dapat dua pendapat:

1). Menurut Imam Al-Bukhari, Ali bin al-Madani, dan sejumlah ahli hadis lain,syarat hadis
mu'an'an yang dikategorikan muttaşil, yaitu

a.periwayat harus mempunyai sifat adalah;

b. harus terdapat hubungan guru dan murid, dalam artian keduanya harus pernah bertemu.

c.periwayat bukan termasuk mudallis.

2). Menurut Imam Muslim, syarat hadis mu'an'an yang dikategorikan muttaşil, yaitu

a. periwayat harus mempunyai sifat adalah;

b. periwayat bukan termasuk mudallis;

c. hubungan antara yang meriwayatkan hadis cukup dengan hidup dalam satu masa dan itu
dimungkinkan untuk bertemu.

d.Hadis termasuk dalam kategori hadis mursal. Oleh karena itu,tidak bisa dijadikan sebagai
hujjah.

B. Contoh Hadis Mu'an'an

Rawi yang menggunakan kata 'an dalam sanadnya disebut mu'an'in, pekerjaannya disebut
an'anah. Contoh hadis mu'an'an adalah sebagai berikut.
‫حدثنا أبو نعيم حدثنا زكرياء عن عامر قال سمعت النعمان بن بشير يقول سمعت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يقول‬
‫الحالل بين والحرام‬

‫رواه البخار‬.‫بين وبينهما مشبهات ال يعلمها كثير من الناس‬

Artinya:

Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim, telah menceritakan kepada kami Zakaria,dari
Amir, ia berkata, saya mendengar Nu'man bin Basyir, ia berkata,aku pernah mendengar
Rasulullah saw bersabda,"Barang yang halal itu sudah jelas, dan yang haram pun sudah jelas,
tetapi antara keduanya ada beberapa barang yang samar-samar yang kebanyakan orang tidak
mengetahuinya. (H.R. Al-Bukhari: 50)

4. Hadis Musalsal
A. Pengertian Hadis Musalsal

Menurut bahasa musalsal berasal dari lafal ‫ سلسل‬yg berarti berantai. Secara terminologi,
hadis musalsal adalah hadis yang rawi-rawinya atau jalan meriwayatkannya berturut-turut atas
satu keadaan. Hadis ini dinamakan musalsal karena ada kesamaan antara rantai yang satu
dengan rantai setelahnya, seperti sifat per temuan dengan gurunya, kata-kata yang
diucapkannya, keadaan ketika menyampaikan nya, dan lain-lain.

Menurut istilah yang lain hadis ‫ مسلسل‬adalah mengikutinya periwayat hadis pada
sifat/keadaan periwayat sebelumnya, atau mengi kutinya periwayat hadis pada cara
meriwayatkan periwayat sebelumnya.

Lebih luas Al-Iraqi memberikan definisi musalsal adalah hadis yang para perawi nya dalam
sanad berdatangan satu persatu dalam satu bentuk keadaan atau dalam satu sifat, baik sifat
para perawi maupun sifat penyandaran (isnad) baik terjadi pada isnad dalam bentuk
penyampaian periwayatan (ada' ar-riwayah) maupun berkaitan dengan waktu dan tempatnya,
baik keadaan para perawi maupun sifat-sifat mereka, baik per kataan maupun perbuatan.

Hadis musalsal adalah hadis yang secara berturut-turut sanadnya sama dalam satu sifat atau
dalam satu keadaan dan atau dalam satu periwayatan. Hadis musalsal adalah hadis musnad
muttasil yang bebas dari tadlis (pemalsuan). Dalam periwayatannya selalu berulang perkataan-
perkataan atau perbuatan-perbuatan yang sama, yang dinukil oleh setiap perawi dari orang di
atasnya dalam sanad hingga berakhir pada Rasulullah saw. Keterlepasannya dari tadlis dan
keterputusannya mendorong pemula dalam ilmu ini mengenakan hukum secara spontan dan
tergesa-gesa.

Ibnu Kasir berkata, "Faedah tasalsul (kesinambungan) adalah menjauhkan suatu hadis dari
pemalsuan dan keterputusan. Meski demikian, hadis şahih jarang disampai kan dengan cara
musalsal. Kadang-kadang asal matan dalam hadis jenis ini memang şahiḥ karena terhindar dari
tadlis.

Ibnu Hajar berkata," Musalsal termasuk sifat isnad." Ini berbeda dengan marfu' dan semisalnya
yang merupakan sifat isnad dan matan sekaligus.

B. Macam-Macam Hadis Musalsal

Macam-macam hadis musalsal adalah sebagai berikut.

a). bi Ahwali ar-Ruwah (Musalsal Keadaan Periwayat) Yang dimaksud Musalsal bi ahwali ar-
ruwat adalah periwayat mengikuti keadaan periwayat sebelumnya ketika menyampaikan hadis.
Musalsal keadaan perawi terkadang dalam perkataan (qauli), perbuatan (fi'li), atau keduanya
(per kataan dan perbuatan atau qauli dan fi'li).

1) Contoh Hadis Musalsal Qauli (Perkataan) Contoh hadis musalsal qauli (perkataan) adalah
sebagai berikut.

‫عن معاذ بن جبل أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم أخذ بيده وقال يا معاذ هللا إني ألحبك وهللا إني ألحبك فقال أوصيك يا معاذ ال‬
‫تدعن في دبر كل صالة تقول اللهم أعني على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك‬.

Artinya:"Dari Mu'adz bin Jabal, bahwasannya Rasulullah saw. bersabda kepadanya, "Hai
Mu'adz sungguh aku mencintaimu, sungguh aku mencintaimu maka katakan wahai Mu'adz
setiap setelah salat, Ya Allah tolonglah aku untuk zikir kepada-Mu, syukur kepada-Mu, dan baik
dalam ibadah kepada-Mu." (H.R. Abu Dawud: 1301)

Hadis di atas musalsal pada perkataan setiap perawi ketika menyampaikan periwayatannya
dengan ungkapan, "Sesungguhnya aku mencintaimu maka katakan di setiap selesai salat."
Setiap perawi yang menyampaikan perawi hadis ini selalu memulai dengan kata-kata tersebut
sebagaimana yang dilakukan Rasulullah saw. terhadap Mu'adz.

2). Contoh Hadis Musalsal Fi'li (Perbuatan)

Contoh hadis musalsal fi'li (perbuatan) adalah sebagai berikut.

‫حديث أبي هريرة شبك بيدي أبو القاسم صلى هللا عليه وسلم وقال‬

‫خلق هللا األرض يوم السبت‬


Artinya:

Hadis Abu Hurairah ra. dia berkata, "Abu Al-Qasim (Nabi saw.) memasuk kan jari-jari tangannya
kepada jari-jari tanganku bersabda, "Allah menciptakan bumi pada hari Sabtu." (H.R. Al-Hakim)

Setiap perawi yang menyampaikan periwayatan yang selalu memasukkan jari jemari terhadap
orang yang menerima hadis tersebut sebagaimana yang dilakukan Rasulullah saw.

3). Contoh Musalsal Qauli dan Fi'li (Perkataan dan Perbuatan)

Contoh hadis musalsal qauli dan fi'li (perkataan dan perbuatan) adalah sebagai berikut.

‫حديث أنس قال قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم ال يجد العبد حالوة اإليمان حتى يؤمن بالقدر خيره وشره حلوه ومره وقبض‬
‫رسول هللا صلى هللا عليه وسلم على لحيته وقال امنت بالقدر خيره وشره حلوه‬

Artinya:

Hadis Anas bin Malik r.a. berkata, "Rasulullah saw bersabda, "Seorang hamba tidak
mendapatkan manisnya iman sehingga beriman kepada keten tuan Allah (Qadar) baik dan
buruk, manis dan pahitnya." Rasulullah sambil memegang jenggot bersabda, "Aku beriman
pada ketentuan Allah (qadar) baik dan buruk, manis dan pahitnya." (HR. Al-Hakim)

Hadis di atas musalsal qauli dan fi'li (musalsal perkataan dan sekaligus perbuatan) yaitu
perkataan, "Aku beriman pada ketentuan Allah (qadar) baik dan buruk, manis dan pahitnya."
dan perbuatan memegang jenggot. Semua perawi ketika menyampaikan periwayatan juga
melakukan hal itu sebagaimana Rasulullah saw.

b). Musalsal biş-Sifat ar-Ruwah (Musalsal dalam Hal Sifat Periwayat) Periwayat mengikuti sifat
periwayat sebelumnya ketika menyampaikan hadis. Contoh periwayat yang mengikuti sifat
periwayat sebelumnya adalah sebagai berikut.

‫ن الصحابة سألوا رسول هللا صلى هللا عليه وسلم عن أحب األعمال إلى هللا عز وجل ليعلموا فقرأ عليهم سورة الصف‬

Artinya:

Bahwasannya sahabat bertanya kepada Rasulullah saw. tentang amal yang disukai Allah Swt.
agar diamalkan, maka Nabi membacakan mereka Surah Saff.

Hadis ini musalsal dalam hal sifat perkataan yang berupa "membaca Surah Saff". Setiap
periwayat membacakan Surah Şaff ketika menyampaikan hadis ke pada muridnya atau yang
menerima hadisnya.

Musalsal bis-Sifat ar-Riwāyah (Musalsal dalam Sifat Periwayatan)


Hadis musalsal terbagi menjadi tiga macam, yaitu musalsal dalam bentuk ung kapan
penyampaian periwayatan (ada'), musalsal pada waktu periwayatan, dan musalsal pada tempat
periwayatan.

1) Contoh musalsal dalam bentuk ungkapan periwayatan seperti hadis musal sal pada
perkataan setiap periwayat dengan menggunakan ungkapan aku mendengar si Fulan, atau
takan kepada kami si Fulan dan seterusnya. -memberi

2) Contoh musalsal pada waktu periwayatan adalah sebagai berikut.

،‫ فلما فرغ من الصالة أقبل علينا بوجهه‬،‫حديث ابن عباس قال شهدت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم في يوم عيد فطر أو أضحى‬
‫ أيها الناس قد أصبتم خيرا‬:‫فقال‬.

Artinya:

Hadis Ibnu Abbas berkata, "Aku menyaksikan Rasulallah saw pada hari Idul fitri atau Iduladha,
setelah beliau selesai salat menghadap kita dengan wajah nya kemudian bersabda, "Wahai
manusia kalian telah memperoleh kebaikan."

Hadis di atas musalsal pada waktu periwayatan yaitu pada hari Idulfitri atau Iduladha. Setiap
periwayat mengungkapkan kalimat tersebut dalam menyampaikan periwayatan kepada
muridnya.

3) Contoh musalsal pada tempat periwayatannya, seperti kata Ibnu Abbas ten tang terijabah
doa di Multazam pada hadis berikut.

‫ وما دعا هللا فيه عيد دعوة إال إستجاب له‬،‫ الملتزم موضع يستجاب فيه الدعاء‬: ‫سمعت رسول هللا يقول‬

Artinya:

Aku mendengar Rasulallah saw. bersabda, "Multazam adalah suatu tempat yang
diperkenankan doa padanya. Tidak seorang hamba yang berdoa pada nya melainkan
dikabulkannya."

Ibnu Abbas berkata, "Demi Allah, aku tidak berdoa kepada Allah padanya. sama sekali sejak
mendengar hadis ini, melainkan Allah memperkenan doaku.

Hadis musalsal pada tempat periwayatannya, masing-masing periwayat mengungkapkan


sebagaimana perkataan Ibnu Abbas tersebut setelah menyam paikan periwayatan hadis kepada
orang lain.

3 Hukum Hadis Musalsal

Suatu hadis terkadang terjadi musalsal dari awal sampai akhir dan terkadang ter putus di
permulaan atau di akhir. Oleh karena itu, Al-Hafiz Al-Iraqi berkata, "Sedikit sekali hadis
musalsal yang selamat dari ke-da'if-an, yang dimaksudkan di sini adalah sifat musalsal bukan
pada asal matan karena sebagian matan sahih.
Ibnu Hajar al-Asqalani pernah berkata, "Musalsal yang paling sahih adalah musal sal hadis
membaca Surah as-Saff." Pernyataan tersebut disebutkan dalam Syarah An-Nukhbah. Musalsal
para Huffaz memberi faedah ilmu yang pasti (qat'i). Dengan demikian, tidak semua hadis
musalsal sahih. Hukum hadis musalsal adakalanya sahih, hasan, dan da'if tergantung keadaan
para perawinya. Sebagaimana tinjauan pembagian hadis di atas musalsal adalah sifat sebagian
sanad, maka tidak menunjukkan ke-şahih-an suatu hadis. ke-şahih-an hadis ditentukan 5 syarat
yakni persambungan sanad, periwayatan yang adil, dan dabit, tidak adanya syaż dan 'illah. Di
antara kelebihan musalsal adalah menunjukkan ke-muttaşil-an dalam mende ngar, tidak
adanya tadlis dan inqità', dan nilai tambah ke-dabit-an para parawi. Hal itu dibuktikan dengan
perhatian masing-masing perawi dalam pengulangan menyebut keadaan atau sifat para perawi
atau periwayatan. Di antara kitab hadis musalsal yang terkenal, yaitu Al-Musalsalat Al-Kubra
karya as-Suyuti, memuat 85 buah hadis, Al-Manahil as-Salsalah fi al-Ahadis al-Musalsalah karya
Muhammad Abdul Baqi al-Ayyubi berisi 212 hadis. Al-Musalsalát, karya Al Hafiz Ismail bin
Ahmad bin at-Fadil at-Taimi (wafat tahun 353 H).

5. Hadis Ali dan Hadis Nazil


Berikut ini akan dibahas pengertian dan contoh hadis ali dan hadis nazil.

1. Pengertian Hadis Ali

Ali Dari segi bahasa adalah bentuk isim fail dari kata yang artinya sesuatu yang tinggi. Dalam
pengertian istilah ahli hadis adalah

‫ما قل عدد رواته إلى الرسول صلى هللا عليه وسلم بالنسبة لسند آخر‬

Suatu hadis yang sedikit jumlah rantai periwayatnya sampai kepada Rasulullah saw.
dibandingkan dengan sanad lain hadis yang sama.

Berdasarkan pengertian di atas, hadis 'ali adalah hadis yang rawi-rawi sanadnya sedikit

dibandingkan dengan sanad lain dari hadis yang sama. Hadis ali terbagi menjadi dua macam,
yaitu sebagai berikut.

a. Hadis 'Ali Mutlaq

Hadis 'ali mutlaq, yaitu hadis yang lebih sedikit rantai periwayatnya hingga kepada Rasulullah
saw. dibandingkan dengan sanad yang lain. Hadis 'āli mutlaq ini yang paling tinggi di antara
macam-macam 'ali apabila memiliki sanad yang sahih.

b. Hadis 'Ali Nisbi atau Iḍāfi

Hadis 'ali nisbi atau idāfi, yaitu hadis yang lebih sedikit rantai periwayatnya hingga pada Imam
tertentu dengan ketentuan, yaitu
a. lebih sedikit rantai sanadnya kepada salah seorang Imam hadis:

b. lebih sedikit rantai sanadnya kepada salah seorang pengarang kitab induk hadis yang dapat
dipedomani.

2.Pengertian Hadis Názil

Yaitu Suatu hadis yang banyak jumlah rantai periwayatnya sampai kepada Rasulullah saw.
dibandingkan dengan sanad lain pada hadis yang sama.

Hadis nazil adalah hadis yang rawi-rawi sanadnya lebih banyak dibandingkan sa nad lain dari
hadis itu juga. Macam-macam hadis názil yaitu sebagai berikut.

a. Sanad yang rantai periwayatnya lebih banyak sampai kepada Nabi.

b.Sanad yang rantai periwayatnya lebih banyak sampai kepada salah seorang Imam hadis.

c. Sanad yang rantai periwayatnya lebih banyak sampai kepada suatu kitab hadis yang
mu'tabarah.

d. . Sanad yang di dalamnya terdapat periwayat yang menerima hadis dari seorang Syekh
kemudian meninggal, juga dari periwayat lain yang menerima dari syekh itu.

e. Sanad yang di dalamnya terdapat periwayat yang mendengar hadis dari seorang syekh,
kemudian (belakangan) periwayat itu menerima hadis dari periwayat lain Yang juga
mendengar dari syekh itu.

Hadis nāzil merupakan kebalikan dari fail. Untuk lebih mempermudah pemaham an tentang
hadis ‘ali dan nazil perhatikan contoh berikut.

‫ قال النبي صلى هللا عليه وسلم من سمع سمع هللا به و من يرائي يرائي هللا به‬.

Artinya: Rasulullah saw bersabda, "Barang siapa menyiar-nyiarkan (kebaikan supaya dipuji
orang)

tentu Allah akan balas menyiarkan (aibnya), dan barang siapa menunjuk nunjukkan
(kebaikannya), maka Allah akan balas memperlihatkan (keburukannya).

Hadis tersebut diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dalam dua sanad dengan gambaran sebagai
berikut.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pembagian hadits adalah suatu proses,
cara atau perbuatan membagi hadits menjadi beberapa bagian dengan tujuan memisahkan
atau mengklasifikasikan suatu hadits dengan hadits lain berdasarkan sanad, matan serta
perawinya.

B. Saran
Semoga dengan dihadirkannya makalah tentang pembagian hadits berdasarkan sifat sanad
yang diambil dapat memberikan wawasan yang luas mengenai macam-macam hadits serta
dapat memudahkan dalam menyampaikan hadits tanpa ada keraguan. Saran penulis, penulis
mempersilahkan bagi yang ingin lebih menyempurnakan makalah ini secara lebih rinci lagi.

Anda mungkin juga menyukai