MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadis Hadis Dhaif
dalam Program Studi Ilmu Hadis
Dosen Pengampu
DAKHIROTUL ILMIYAH, M.H.I.
Oleh
DIANNISA RAHMADINA NIM 07020523026
GHULAM AHMAD ABROR NIM 07020523029
HAKIMUL ADLI HIDAYAT NIM 07020523030
MOCH. RIFQI RIZZA FIRDI NIM 07040523071
Ttd
Pemakalah
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................I
DAFTAR ISI...........................................................................................................II
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan Makalah............................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Pengertian Hadis Munqaṭi‘...........................................................................2
B. Contoh Hadis Munqati’.................................................................................3
BAB III....................................................................................................................5
PENUTUP................................................................................................................5
A. Kesimpulan...................................................................................................5
B. Saran..............................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA6
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadis sebagai sumber ajaran Islam kedua (the second texts)
muatannya berisikan tentang doktrin, perintah, larangan, etika, dan
tuntunan kehidupan manusia. Semua itu terangkum dalam matan atau
redaksi hadis, agar isi teks sebuah hadis benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan sebagai argumentasi hukum, sanad hadis yang
menjadi barometernya. Kesahihan matan tidak mesti berbanding lurus
dengan kesahihan sanad. Keduanya tidak dapat dipisahkan ibarat dua sisi
mata uang. Kalau dihilangkan sisi satunya, uang tidak ada nilainya.
Sebagai teks normatif kedua, hadis merupakan pedoman hidup
(way of live) bagi umat Islam dan sebagai doktrin dalam ajaran Islam.
Sejak zaman dulu umat Islam sepakat untuk menerima hadis dan
menjadikannya sebagai sumber hukum Islam yang wajib dipatuhi. Karena
dengan adanya hadis, ajaran Islam menjadi jelas, rinci, spesifik dan
aplikatif.1
Status keabsahan hadis sebagai sumber hukum kedua
mengharuskan penelitian kualitas sanad dan isi darinya. Jika kedua hal
tersebut baik-baik saja, hadis tersebut dapat diterima atau sahih. Jika tidak,
hadis tersebut tak layak diterbitkan sebagai dasar suatu hukum atau daif.
Tentu ada beberapa detail yang mendasari dua keputusan penting tersebut.
Dalam makalah ini, kami akan berfokus pada salah satu jenis hadis daif,
yaitu hadis munqaṭi’.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hadis munqaṭi‘ secara bahasa dan istilah?
2. Apa contoh hadis munqaṭi‘?
1
Kusnadi Kusnadi, “Kehujjahan Hadis Daif Dalam Permasalahan Hukum Menurut Pendapat Abu
Hanifah,” Ulumul Syar’i : Jurnal Ilmu-Ilmu Hukum Dan Syariah 7, no. 2 (6 Desember 2018): 1.
1
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian hadis munqaṭi‘ secara bahasa dan istilah.
2. Untuk mengetahui contoh hadis munqaṭi‘.
2
BAB II
PEMBAHASAN
ان: مارواه عبدالرزاق عن الثوري عن أيب اسحاق عن زيدبن يثيع عن حذيفة مرفوعا
وليتموها أبابكر فقوي أمني
Hadis yang diriwayatkan oleh ‘Abd al-Razzaq dari al-Tsauri dari Abi
Ishaq dari Zaid ibn Yutsi’ dari Huzaifah yang menyatakannya sebagai
2
Ibid., 11.
3
hadis marfu’ (berasal dari Nabi saw): jika kamu mengangkat Abu Bakar
(sebagai pemimpin), maka dia adalah seorang yang kuat dan terpercaya.
Pada sanad hadis diatas terdapat satu orang perawi yang digugurkan
dipertengahan sanad tersebut, yaitu Syuraik seharusnya ada diantara al-
Tsauri dan Abu Ishaq, karena al-Tsauri tidak mendengar hadis dari Abu
Ishaq secara langsung, namun dia mendengarnya melalui perantara
Syuraik, dan Syuraik yang mendengarkannya melalui perantara dari Abu
Ishaq. Hadis seperti inilah disebut munqhati’ karena ada persambungan
sanad yang tidak disebutkan sehingga menyebabkan sanadnya gugur.3
حدثنا عبد امللك بن مروان األهوازي حدثنا أبو عامر وأب و داود عن ابن أيب ذئب عن
قال رسول اهلل.إسحاق بن يزيد اهلذيل عن عون بن عبد اهلل عن عبد اهلل بن مسعود قال
" إذا ركع أحدكم فليقل ثالث مرات سبحان ريب العظيم وذلك أدناه وإذا سجد فليقل
هذا مرسل عون مل يدرك عبد: رواه أبو داود." سبحان ريب األعلى ثالثا وذلك أدناه
ضعيف وإذا سجد فليقل سبحان ريب األعلى ثالثا وذلك أدناه.اهلل.4
(Abu Dawud as-Sijistaniy menyatakan) Telah menceritakan kepada
kami Abdul Malik bin Marwaan al-Ahwaziy (ia berkata) telah
menceritakan kepada kami Abu Amir dan Abu Dawud dari Ibnu Abi Dzi’b
3
Hidayatus Sibyan, “Mengamalkan Hadist Dha’if,” 6–7, Diakses 6 Maret 2024,
Https://Www.Academia.Edtu/Download/77802530/Mengamalkan_Hadits_Dhoif.Pdf.
4
Abdul Malik Bin Marwan, Sunan Abu Daud (Beirut, T.T.), 886.
4
dari Ishaq bin Yazid al-Hudzaliy dari Aun bin Abdillah dari Abdullah bin
Mas’ud ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Jika salah seorang dari kalian ruku’ ucapkanlah 3 kali: Subhaana
Robbiyal ‘Adzhiim. Itu adalah paling sedikit. Jika sujud ucapkanlah
Subhaana Robbiyal A’laa 3 kali. Itu adalah yang paling sedikit.” (H.R Abu
Dawud) Abu Dawud menyatakan: Aun tidak pernah berjumpa dengan
Abdullah bin Mas’ud. Dinyatakan munqothi’ oleh al-Iraqiy dalam al-
Mughniy an Hamlil Asfaar.5
5
Fatkhul Wahab, “Kualitas Hadis Shahih, Hasan, Dhaif Sebagai Hujjah Dalam Hukum Islam,”
Maqashid Jurnal Hukum Islam 6, No. 1 (15 Mei 2023): 11,
Https://Doi.Org/10.35897/Maqashid.V6i1.1009.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulannya, dalam konteks hadis, istilah munqati' merujuk kepada
hadis yang sanadnya terputus, baik itu dari awal, tengah, atau akhir sanad.
Ini mencakup hadis-hadis seperti muallaq, mu'dhal, dan mursal. Muallaq
adalah hadis yang sanadnya terputus di awal, mu'dhal adalah hadis yang
sanadnya terputus di tengah, dan mursal adalah hadis yang sanadnya
terputus di akhir.
Selain itu, dalam hal kecacatan dalam matan hadis, salah satu kaidah
yang dikenal adalah hadis syaz. Hadis syaz merujuk kepada hadis yang
diriwayatkan oleh perawi yang terpercaya (thiqah) namun menyelisihi
hadis. Dengan demikian, pemahaman tentang konsep munqati' dan syaz
dalam hadis penting untuk menganalisis dan menilai kekuatan atau
kelemahan suatu hadis dalam literatur Islam.
B. Saran
Pada saat pembuatan makalah Penulis menyadari bahwa banyak
sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Dengan sebuah pedoman
yang bisa dipertanggungjawabkan dari banyaknya sumber Penulis akan
memperbaiki makalah tersebut. Oleh sebab itu penulis harapkan kritik
serta sarannya mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
6
DAFTAR PUSTAKA