Disusun oleh:
FAKULTAS SYARIAH
2023
KATA PENGANTAR
Penyusunan makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah
ilmu hadist dengan Dosen Pengampu Bapak Dr. Muchlis Anshori, S. Th.I., M.
Pd.I. di Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta, pada Program Studi
Hukum Ekonomi Syariah. Harapan penulis sekiranya makalah ini sesuai dengan
apa yang Bapak dosen maksud.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadits merupakan salah satu sumber hukum atau sumber ajaran Islam
yang kedua setelah Al-Quran. Secara umum kita memahami hadits adalah segala
sesuatu yang dinukilkan kepada Nabi Muhammad SAW. Baik berupa perkataan,
perbuatan, taqrir , pengajaran, sifat, dan perilaku, serta perjalanan hidup
Rasulullah SAW. Hadits juga sering disebut sebagai As-Sunnah dimana beberapa
ahli, secara syara’ juga mendefinisikan sama, yaitu sesuatu yang datang dari
Rasullulah SAW., baik berupa perkataan, perbuatan, ataupun pengakuan (taqrir )
Saat ini kajian tentang hadits sudah menjadi suatu disiplin ilmu tersendiri, dan
memiliki sub kajian yang sangat luas. Ada berbagai cabang kajian dalam hadits,
mulai dari kajian sejarah, kualitas dan kesahihan, klasifikasi dan periwayatannya,
dan sebagainya.
Klasifikasi hadits juga bisa ditinjau dari segi sumber nisbat matan suatu
Hadits. Klasifikasi Hadits dilihat dari sumber berita memiliki arti yang sama
dengan ungkapan dalam bukunya Ulumul Hadits, yaitu: Hadits Maqthu, Hadits
Marfu, Hadits Mauquf, dan Hadits Maqthu. Secara umum dapat didefinisikan jika
sumber berita dari Allah dinamakan Hadits Qudsi, jika sumber berita datangnya
dari Nabi disebut Hadits Marfu, jika datangnya sumber berita itu dari sahabat
disebut Hadits Mauquf dan jika datangnya dari Tabi’in disebut hadia Maqthu.
Sumber utama di atas tidak dapat menentukan keshahihan suatu Hadits sekalipun
datangnya dari Allah atau Nabi. karena tinjauan kualitas shahih, hasan dan dha’if
tidak hanya dilihat dari segi sumber berita akan tetapi lebih dilihat dari sifatsifat
para pembawa berita.
B. Rumusan Masalah
1
3. Bagaimana contoh hadits marfu, hadis mawquf, dan hadis maqthu?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian hadits marfu, hadis mawquf, dan hadis maqthu.
2. Untuk mengetahui pembagian hadits marfu, hadis mawquf, dan hadis maqthu.
3. Untuk mengetahui contoh hadits marfu, hadis mawquf, dan hadis maqthu.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Nurdila Nasution, Faldo Mahesa, Amsal Qori Dalimunthe, HADIST DITINJAU DARI
PENISBATANNYA, Adabiayah Islamic Journal: Jurnal Fakultas Agama IslamVol.1(2)Juli-
Desember 2023, hal 131
3
(1). Dari segi asbab al-nuzul; (2). Keterangan sahabat yang berhubungan
dengan hal yang bukan dari ijtihad atau pikiran; (3). Penafsiran seorang sahabat
yang bisa didapati dengan jalan ijtihad dan pikiran.2
Hadits marfu’ dibagi ke dalam dua bagian yaitu :Sharih / Haqiqy, Hukmya.
Hadits marfu sharih adalah hadits yang dengan tegas dikatakan oleh
seroang sahabat bahwa hadits tersebut didengar, dilihat dan disetujui dari
Rasulullah SAW. Hadits marfu’sharih dibagi kedalam 3 bagian, Yaitu:
2
Nurdila Nasution, Faldo Mahesa, Amsal Qori Dalimunthe, HADIST DITINJAU DARI
PENISBATANNYA, Adabiayah Islamic Journal: Jurnal Fakultas Agama IslamVol.1(2)Juli-
Desember 2023, hal 132
4
Rasulullah SAW melihat kami dan beliau tidak memerintahkan kepada kami atau
mencegahnya”.
مت فق عليه. أم ر بالل أن يشفع األذان ويوت ر اإلقامة: عن انس رضي هلال عنه
2. Hadits Marfu’ Fi’ly Hukmy: Hadits fi’ly yang tidak disandarkan kepada
nabi SAW. Contoh : Ibnu Umar ra. Berkata : “ Kami pada zaman ralulullahSAW
bewudhu bersama kaum wanita di bejana yang satu ( HR.Dawud)
3. Hadits Marfu’ Taqriry Hukmy: Hadits yang berisi suatu berita yang
berasal dari sahabat, kemudian diikuti dengan kata-kata : sunnatu abi qasim, atau
sunnatu nabiyyina, atau minas sunnah, atau kata-kata yang semacamnya.
Contoh: Dari Uqbah bin Amir Al-Juhany ra, bahwasanya dia
menghadap ke Umar bin Khattab, setelah dia bepergian dari Mesir. Maka
Umar bertanya kepadanya: “ sejak kapan kamu tidak melepaskan sepatu
khufmu ?” Uqbah menjawab : “Sejak jum’at sampai hari jum’at”. Umar
berkata: “ Kamu sesuai dengan sunnah”.3
3
Nurdila Nasution, Faldo Mahesa, Amsal Qori Dalimunthe, HADIST DITINJAU DARI
PENISBATANNYA, Adabiayah Islamic Journal: Jurnal Fakultas Agama IslamVol.1(2)Juli-
Desember 2023, hal 132-134
5
B. PENGERTIAN DAN PENJELASAN HADITS MAWQUF
1. perkataan
2. perbuatan
3. persetujuan
Selain ketiga macam hadits mauquf itu, sebenarnya ada satu lagi. Yaitu
hadits mauquf marfu’ hukman. Artinya: secara zahir adalah hadits mauquf.
Namun secara hakekat merupakan hadits marfu’.5
ُسولُه َّ ب
ُ ّللاُ َو َر َ َّأَتُحِ بُّونَ أ َ ْن يُ َكذ
4
Zikri Darussamin, KULIAH ILMU HADIS 1, (Yogyakarta: KALIMEDIA: 2020), hal 47
5
Ahda Bina, Hadits Mauquf: Pengertian, Contoh, Macam-Macam Dan Status
https://www.ahdabina.com/hadits-mauquf-pengertian-macam-macam-dan-contoh/ diakses pada
tanggal 2 September 2023
6
“Berbicaralah kepada orang lain dengan apa yang mereka pahami.
Sedikit penjelasan atas hadits di atas yang berkata-kata dalam hadits itu
adalah Ali bin Abi Thalib bukan Rasulullah Saw. Maka disebut sebagai hadits
mauquf. Hadits di atas kemungkinan besar adalah hadits shahih. Karena Imam
Bukhari merupakan muhaddits yang paling berhati-hati dalam menetapkan standar
hadits shahih. Maksud hadits di atas, bahwa seorang ulama harus memperhatikan
kemampuan intelektual jamaah. Jangan sampai menyampaikan ilmu yang akan
membuat jamaah bingung. Inilah ilmu hikmah atau bijaksana.6
6
Ahda Bina, Hadits Mauquf: Pengertian, Contoh, Macam-Macam Dan Status
https://www.ahdabina.com/hadits-mauquf-pengertian-macam-macam-dan-contoh/
diakses pada tanggal 2 September 2023
7
َ أَ َّم ا ْب ُن
عبَّاس َوه َُو ُمتَيَ ِمم
– Hadits di atas termasuk hadits mauquf. Karena pelakunya adalah Ibnu ‘Abbas,
seorang shahabat. Bukan Rasulullah Saw.
Maksudnya:
Untuk beribadah, kita cukup mencontoh dan meniru apa yang dilakukan
oleh Nabi Muhammad Saw. Sikap bid’ah adalah dilarang. Khususnya dalam hal
ibadah. Jangan macam macam. Jangan membuat tata cara ibadah yang baru, Yang
tidak dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw. Karena tata cara kita beribadah
telah sempurna. Dengan berbagai contoh dan teladan terbaik dari Nabi
Muhammad Saw.7
7
Ahda Bina, Hadits Mauquf: Pengertian, Contoh, Macam-Macam Dan Status
https://www.ahdabina.com/hadits-mauquf-pengertian-macam-macam-dan-contoh/
diakses pada tanggal 2 September 2023
8
Ada seorang tabi’in berkata, “Aku melakukan sesuatu di hadapan para
shahabat. Mereka tidak menyalahkanku.” Ketika tidak ada shahabat yang menegur
perbuatan tabi’in tersebut, berarti para shahabat itu setuju. Diamnya para shahabat
itu berarti mereka setuju. Artinya, perbuatan tabi’in itu tidak ada masalah.8
ْ َط َع يُقَ ِط ُع ق
ُ طعًا قَاطِ ع َو َم ْق
Menurut bahasa kata maqthu‟ berasal dari kata ط ْوع َّ َق
yang berarti terpotong atau teputus, lawan dari kata maushul yang berarti
bersambung. Kata terputus ini dimaksudkan tidak sampai kepada Rasulullah saw,
tetapi hanya sampai kepada tabi’in saja. Menurut Ibnu Hajar Al Asqallani, hadis
maqthu' berarti sesuatu yang disandarkan kepada tabi'in, baik perkataan maupun
perbuatan mereka, dan tidak memiliki tanda yang menunjukkan bahwa ia sampai
kepada Rasulullah Saw atau kepada Sahabat Nabi Sallahu alaihi wasallam.
Dengan demikian, penjelasan ini menunjukkan bahwa hadis ini disandarkan kepada
tabi'in dan tidak disandarkan kepada orang lain selain tabi'in.9
“Sesuatu yang disandarkan kepada seorang tabi‟in dan orang setelahnya daripada
Tabi’in kemudian orang-orang setelah mereka, baik berupa perkataan atau
perbuatan dan sesamanya”.
8
Ahda Bina, Hadits Mauquf: Pengertian, Contoh, Macam-Macam Dan Status
https://www.ahdabina.com/hadits-mauquf-pengertian-macam-macam-dan-contoh/
diakses pada tanggal 2 September 2023
9
Mohd Hafizzan Bin Ramli, Hadith Maqtu’, Syaz dan Maudhu, http://hr86.weebly.com/hadith-
maqtursquo-syaz-dan-
maudhursquo.html#:~:text=c)%20Hadis%20maqthu'%20adalah%20segala,baik%20bersambung%
20sanadnya%20maupun%20terputus, diakses pada tanggal 3 September 2023
9
bawahnya, dan bisa jadi sanadnya bersambung sampai kepadanya. Sedangkan
munqathi’ sanadnya tidak bersambung dan tidak ada kaitannya dengan matan.
Dari berbagai definisi di atas dapat kita fahami bahwa segala sesuatu yang
disandarkan kepada tabi‟in atau orang setelahnya, baik perkataan, perbuatan, atau
persetujuannya, bersambung sanadnya maupun terputus disebut dengan hadis
maqthu’.
a) Hadis maqthu’ qauli (yang berupa perkataan) seperti perkataan Hasan al Bashri
tentang sholat di belakang ahli bid’ah:
10
b) Hadis maqthu’ fi’li (yang berupa perbuatan) seperti perkataan Ibrahim bin
Muhammad al-Muntasyir.
كان مسروق يرخي الستر بينه وبين أهله ويقبل على صالته ريخليهم ودنياهم
c) Hadis maqthu‟ taqriri (yang berupa persetujuan) seperti perkataan Hakam bin
‘Utaibah, ia berkata: “Adalah seorang hamba mengimami kami dalam mesjid itu,
sedang syuraih (juga) shalat disitu.” Syuraih adalah seorang tabi`in. Riwayat hadis
ini menunjukan bahwa Syuraih membenarkan seorang hamba tersebut untuk
menjadi imam.
Hadis maqthu’ tidak dapat dijadikan hujjah dalam hukum syara‟ karena
bukan yang datang dari Rasulullah saw, hanya perkataan atau perbuatan sebagian
atau salah seorang umat Islam.
Oleh karena itu hadis maqthu’ tidak dapat dijadikan sebagai hujjah atau
dalil untuk menetapkan suatu hukum dan bahkan lebih lemah dari hadis mauquf,
karena status dari perkataan tabi’in sama dengan perkataan ulama lainnya.10
10
Mohd Hafizzan Bin Ramli, Hadith Maqtu’, Syaz dan Maudhu, http://hr86.weebly.com/hadith-
maqtursquo-syaz-dan-
maudhursquo.html#:~:text=c)%20Hadis%20maqthu'%20adalah%20segala,baik%20bersambung%
20sanadnya%20maupun%20terputus, diakses pada tanggal 3 September 2023
11
BAB III
Kesimpulan
Hadits merupakan salah satu sumber hukum atau sumber ajaran Islam
yang kedua setelah Al-Quran. Klasifikasi hadits juga bisa ditinjau dari segi
sumber nisbat matan suatu Hadits. Klasifikasi Hadits dilihat dari sumber berita
memiliki arti yang sama dengan ungkapan dalam bukunya Ulumul Hadits, yaitu:
Hadits Maqthu, Hadits Marfu, Hadits Mauquf, dan Hadits Maqthu. Hdis Marfu
adalah sesuatu yang disandarkan kepada nabi baik berupa perkataan, perbuatan
atau taqrir. Hadis Mawquf adalah Sesuatu yang disandarkan kepada sahabat,baik
dari pekerjaan, perkataan, dan persetujuan baik bersambung sanadnya maupun
terputus. Hadis maqthu adalah sesuatu yang disandarkan kepada seorang tabi‟in
dan orang setelahnya daripada Tabi’in kemudian orang-orang setelah mereka, baik
berupa perkataan atau perbuatan dan sesamanya.
PENUTUP
12
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, N., Mahesa, F., & Dalimunthe, A. Q. (2023). HADIST DITINJAU DARI
PENISBATANNYA. Adabiyah Islamic Journal, 1(2), 129-140.
Bina, Ahda. (2021). Hadits Mauquf: Pengertian, Contoh, Macam-macam dan Status.
Diakses 2 September 2023, dari https://www.ahdabina.com/hadits-mauquf-pengertian-
macam-macam-dan-contoh/
13