Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ULUMUL HADITS

PENGERTIAN QAULIYAH, FI’LIYAH, TAQRIRIYAH,


HAMMIYAH DAN AHWALI
SEMESTER I

Dosen Pengampu : Muhammad Munib, M.Pd

Di Susun Oleh :
KELOMPOK II
Yuni Sulistiowati 23.1.2689
Siti Nurmalinda Baeti Rahmah 23.4.1.2959

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DEPOK
2024
Kata Pengantar
Assalamualaikum wr.wb Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat
serta karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul PENGERTIAN QAULIYAH,
FI’LIYAH, TAQRIRIYAH, HAMMIYAH DAN AHWALI dapat selesai. Makalah
ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas Semester I Dosen Pengampu Muhammad
Munib, M.Pd. pada Bidang Studi Ulumul Hadits. Selain itu, penyusunan makalah
ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang judul di atas. Penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Muhammad Munib, M.Pd.
selaku Dosen Pengampu. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah
wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu
dalam proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu
penulis memohon maaf atas kesalahan dan tidak sempurna yang pembaca temukan
dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca
apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Bogor, 19 Maret 2024


Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................
A. Latar Belakang .........................................................................
B. Rumusan Masalah ....................................................................
C. Tujuan ......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................
A. Pengertian Hadits Qauliyah ......................................................
B. Pengertian Hadits Fi’liyah ........................................................
C. Pengertian Hadits Taqririyah ....................................................
D. Pengertian Hadits Hammiyah ...................................................
E. Pengertian Hadits Ahwali .........................................................
BAB III PENUTUP .............................................................................
KESIMPULAN ..................................................................................
DAFTAR FUSTAKA ...........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Didalam dunia islam kita diharuskan mempelajari ilmu yang
berhubungan dengan agama kita. Begitupun dengan jenjang pendidikan
diperguruan tinggi kita diharuskan memahami dan mempelajari ilmu-ilmu
yang berhubungan dengan agama kita terkhusus perguruan tinggi islam.
Ilmu hadits sebagai ilmu yang termasuk penting didalam islam dikarenakan
hadits merupakan dasar hukum nomor dua dari islam selain al- qur’an, ijma,
dan qiyas. Islam sebagai agama yang kompleks tentu mempunyai aturan
tersendiri tentang bagaimana hadits tersebut ada, asal muasal hadits tersebut
dari mana dan hadits tersebut termasuk dari bagian hadits apa. Sehingga kita
bisa membedakan mana hadits yang baik dipergunakan untuk hukum
ataupun hadits yang tidak dipergunakan untuk hukum., maka dari itu kita
harus mengetahui bentuk-bentuk hadits seperti hadits qauli, fi'li, taqriri,
hammi, ahwali, dan qudsy. Kedudukan hadis lainnya adalah sebagai
pengukuh atau penguat hukum yang telah disebutkan allah di dalam kitab
suci al-qur’an, sehingga al-qur’an dan hadis menjadi sumber hukum yang
saling melengkapi dan menyempurnakan. Secara historis, setelah wafatnya
Nabi Muhammad SAW, maka keperhatian terhadap hadis terus berkembang
dari mulai periwayatan hadis secara lisan, sampai pemeliharaan terhadap
hadis secara berkesinambungan, sebagai upaya untuk menghempang
munculnya hadis-hadis palsu, sehingga keterbutuhan terhadap studi hadis
tidak dapat dipungkiri umat Muhammad SAW.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian Hadits Qauliyah
2. Bagaimana pengertian Hadits fi’liyah
3. Bagaimana pengertian Hadits Taqririyah
4. Bagaimana pengertian Hadits Hammiyah
5. Bagaimana pengertian Hadits Ahwali
C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami Hadits Qauliyah
2. Mengetahui dan memahami Hadits Fi’liyah
3. Mengetahui dan memahami Hadits Taqririyah
4. Mengetahui dan memahami Hadits Hammiyah
5. Mengetahui dan memahami Hadits Ahwali
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hadits Qauliyah
Mengutip buku Sejarah Peradaban Islam Terlengkap oleh Rizem
Aizid, hadits qauliyah adalah segala bentuk perkataan atau ucapan yang
disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW. Perkataan ini bisa berupa
tuntunan, petunjuk, peristiwa ataupun kisah yang berkenaan dengan aspek
akidah, syariah maupun akhlak.
Dengan kata lain, Hadits qauliyah yaitu sunah Nabi SAW yang hanya
berupa ucapannya saja, baik dalam bentuk pernyataan, anjuran, perintah,
maupun larangan. Pernyataan Rasulullah ini umumnya berupa respons akan
suatu keadaan yang berlaku pada masa lalu, masa kini dan masa depan.
Pernyataan ini juga kadang berbentuk dialog dengan para sahabat, jawaban
atas pertanyaan yang diajukan sahabat, ataupun bentuk-bentuk lain seperti
khutbah. Jika dilihat dari tingkatannya, hadits qauliyah ini menempati
urutan pertama yang kualitasnya lebih tinggi dari jenis hadits lainnya.
1. Hadis tentang doa Rasulullah kepada orang yang mendengar, menghafal
dan menyampaikan ilmu Dari Zaid bin dabit ia berkata, “Saya
mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Semoga Allah memperindah
orang yang mendengar hadis dariku lalu menghafal dan
menyampaikannya kepada orang lain, berapa banyak orang
menyampaikan ilmu kepada orang yang lebih berilmu, dan berapa
banyak pembawa ilmu yang tidak berilmu.” (HR. Abu Dawud)
2. Hadis tentang belajar dan mengajarkan al-Qur’an Dari Usman ra,
dari Nabi saw, beliau bersabda: “Orang yang paling baik di antara kalian
adalah seorang yang belajar al-Qur`an dan mengajarkannya.” (HR. al-
Bukhari)
3. Hadist tentang persatuan orang-orang beriman
Dari Abu Musa dia berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Orang mukmin
yang satu dengan mukmin yang lain bagaikan satu bangunan, satu
dengan yang lainnya saling mengokohkan." (HR. al-Bukhari dan
Muslim)
4. Hadits tentang niat
Dari Umar bahwa Rasulullah bersabda, "Amal itu tergantung niatnya,
dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang
hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah
dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau
karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke
mana ia hijrah."1

1
https://kumparan.com/berita-hari-ini/pengertian-hadits-qauliyah-lengkap-dengan-
contohnya-1wfOIEH2JmP/full
B. Pengertian Hadits Fi’liyah
Pengertian dari hadits fi’liyah itu sendiri adalah perbuatan atau
perilaku Nabi Muhammad Saw. untuk memberikan contoh pelaksanaan
ibadah atau urusan lain dalam agama Islam. Secara sederhana, hadits
fi’liyah dapat dipahami sebagai hadits yang berasal dari para sahabat yang
menyaksikan perbuatan Rasulullah Saw.
Mengutip dari NU Online, salah satu contoh hadits fi’liyah adalah hadits
tentang bersiwak. Hadits tersebut diriwayatkan dari Hudzaifah ra.
“Telah ada Rasulullah Saw. apabila beliau bangun pada malam hari untuk
Tahajud, beliau membersihkan mulutnya dengan siwak.” (HR. Bukhari dan
Muslim). 2
C. Pengertian Hadits Taqririyah
Hadits taqririyah adalah hadits yang memuat tentang perbuatan
para sahabat yang telah diikrarkan oleh Rasulullah SAW. Menurut Abu
Ubaidah dalam buku Tafsir Al-Asas, ikrar tersebut dapat berupa sikap
diamnya Rasulullah SAW. Dalam kondisi ini, Rasulullah tidak mengatakan
sesuatu, tidak menyuruh dan tidak pula melarangnya.
Menurut jumhur ulama, sikap diam Rasulullah tersebut menunjukkan
bolehnya suatu perbuatan atau perkataan. Sebab, jika tidak boleh, beliau
pasti sudah melarangnya dengan tegas sebagaimana disebutkan dalam
jenis Hadits lain.
Berbeda dengan hal tersebut, dalam buku Pendidikan Agama Islam, Asep
Rudi Nurjaman memaparkan pendapat lain. Menurutnya, keadaan
diamnya Nabi itu dapat dilakukan pada dua bentuk, yaitu:
1. Nabi mengetahui bahwa perbuatan itu pernah dibenci dan dilarang
olehnya
Dalam hal ini, Nabi telah mengetahui bahwa seseorang selalu melakukan
perbuatan yang pernah dibenci dan dilarang atasnya. Diamnya Nabi dalam
bentuk ini tidaklah menunjukkan bahwa perbuatan tersebut boleh
dilakukannya.
2. Nabi belum pernah melarang perbuatan itu sebelumnya dan tidak
diketahui pula haramnya
Diamnya Nabi dalam hal ini menunjukkan hukumnya adalah meniadakan
keberatan untuk diperbuat. Karena jika perbuatan itu dilarang, tetapi Nabi
mendiamkannya padahal ia mampu untuk mencegahnya, berarti Nabi
berbuat kesalahan. Sedangkan Nabi bersifat terhindar dari kesalahan.
Diamnya Nabi Muhammad SAW bisa dipahami bahwa beliau tidak
melarang dan tidak menyuruh terhadap suatu perilaku atau perbuatan yang
dilakukan para sahabat saat itu. Berikut contoh hadits taqririyah tentang
tayamum yang bisa Anda simak:

2
https://kumparan.com/berita-terkini/pengertian-hadits-filiyah-dan-contohnya-dalam-
ajaran-islam-1yO85tKqMf3/full
Abu Sa'id Al Khudri ra ia berkata: "Pernah ada dua orang bepergian dalam
sebuah perjalanan jauh dan waktu shalat telah tiba, sedang mereka tidak
membawa air, lalu mereka berdua bertayamum dengan debu yang bersih
dan melakukan shalat, kemudian keduanya mendapati air (dan waktu
shalat masih ada), lalu salah seorang dari keduanya mengulangi shalatnya
dengan air wudhu dan yang satunya tidak mengulangi. Mereka menemui
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan menceritakan hal itu. Maka
beliau berkata kepada orang yang tidak mengulangi shalatnya: 'Kamu
sesuai dengan sunnah dan shalatmu sudah cukup'. Dan beliau juga berkata
kepada yang berwudhu dan mengulangi shalatnya: 'Bagimu pahala dua
kali". (HR. ad-Darimi).3
D. Pengertian Hadits Hammiyah
Hadits Hammiyah Adalah hadits yang menyebutkan keinginan
Nabi saw yang belum sempat beliau realisasikan, seperti halnya
keringanan untuk berpuasa pada tanggal 9 Asyura sebagai diriwayatkan
dari, AbdAllah ibn Abbas:“Sewaktu Rasulullah saw berpuasa pada hari
Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa, mereka berkata:
“Ya Rasulullah, sesungguhnya ia adalah hari yang diagungkan oleh orang
Yahudi dan Nasrani”. Rasulullah saw menjawab, ”Tahun yang akan
datang, insya Allah kita akan berpuasa pada hari kesembilan(nya)”.
Abdullah ibn Abbas mengatakan, “Belum tiba tahun mendatang itu,
Rasulullah saw pun wafat”.4
E. Pengertian Hadits Ahwali
Hadits Ahwali Adalah hadits yang menyebutkan hal ihwal Nabi
saw yang menyangkut keadaan fisik, sifat-sifat, dan kepribadiannya.
Contohnya, pernyataan al-Barra` ibn Azib berikut ini:“Rasulullah saw
adalah manusia memiliki sebaik-baik rupa dan tubuh. Kondisi fisiknya,
tidak tinggi dan tidak pendek ”. Hadits ini merupakan ketentuan atau
takdir Allah yang tidak harus diikuti, karena kita diciptakan oleh Allah
dengan qudratnya yang berbeda-beda. 5

3
https://kumparan.com/berita-hari-ini/pengertian-hadits-taqririyah-lengkap-dengan-
contohnya-1weaUC2Egsi/full
4
https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-negeri-sunan-kalijaga-
yogyakarta/ulumul-hadis/hadits-hammiyah-awaliyah-dan-qudsi/46833020
5
https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-negeri-sunan-kalijaga-
yogyakarta/ulumul-hadis/hadits-hammiyah-awaliyah-dan-qudsi/46833020
BAB III
PENUTUP
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Mempelajari
hadits memiliki beragam manfaat bagi umat Islam. Hadits merupakan
sumber kedua dalam rujukan pengambilan hukum setelah Al-Qur'an,
sehingga penting bagi umat Islam untuk mempelajarinya agar dapat
mengetahui dan memahami hal ihwal agama.
Bentuk-bentuk hadits yang perlu dipelajari meliputi hadits Qouliyah,
Fi'liyah, dan Taqririyah. Hadits Qauli adalah segala sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi Muhammad saw, baik berupa perkataan, ucapan,
ataupun sabda yang memuat berbagai maksud syara’, peristiwa, dan
keadaan yang berkaitan dengan akidah, syariah, akhlak, atau lainnya. Hadits
Fi'liyah adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad
saw, baik berupa perbuatan, tindakan, atau gerakan yang dilakukan oleh
beliau. Sedangkan hadits Taqririyah adalah segala sesuatu yang disandarkan
kepada Nabi Muhammad saw, baik berupa diam, persetujuan, atau
ketidakberatan beliau terhadap suatu perbuatan atau ucapan yang dilakukan
oleh para sahabatnya.
Daftar Pustaka
https://kumparan.com/berita-hari-ini/pengertian-hadits-qauliyah-lengkap-dengan-
contohnya-1wfOIEH2JmP/full
https://kumparan.com/berita-terkini/pengertian-hadits-filiyah-dan-contohnya-
dalam-ajaran-islam-1yO85tKqMf3/full https://kumparan.com/berita-hari-
ini/pengertian-hadits-taqririyah-lengkap-dengan-contohnya-1weaUC2Egsi/fullc
https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-negeri-sunan-kalijaga-
yogyakarta/ulumul-hadis/hadits-hammiyahh
https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-negeri-sunan-kalijaga-
yogyakarta/ulumul-hadis/hadits-hammiyah

Anda mungkin juga menyukai