Makalah sebagai salah satu tugas dari salah satu tugas dari Mata Kuliah Ushul Fiqh
Disusun Oleh:
Latifah Isnaenur Rohman
21320083
1
بسم هللا ال ّرحمن ال ّرحيم
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Serta baginda Nabi besar Muhammad
SAW. Karna atas berkat limpahan rahmatNYA penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
baik dan tepat waktu. Makalah dibuat untuk melaksanakan tugas mata kuliah Ushul Fiqh yang
berjudul Sunnah/Hadist.
Penulisan makalah tentunya tidak luput dari kesalahan, disebabkan karena keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Karenanya, semua kritik dan saran yang
membangun dari Ibu dosen dan teman-teman semua saya terima, guna memperbaiki kesalahan
dari makalah dan untuk kedepanya.
Tak lupa, makalah ini tidak akan dibuat tanpa adanya bimbingan dari Ibu Siti Shofiyah.
Semoga tulisan yang jauh dari kata sempurna ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Latifah Isnaenur R
2
DAFTAR ISI
Cover Makalah.................................................................................... i
Kata Pengantar..................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah ....................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 2
C. Tujuan............................................................................................................... 2
D. Manfaat............................................................................................................. 2
BAB II SUNNAH HADIST SECARA UMUM
A. Pengertian Sunnah/Hadist dan Kedudukanya Sebagai Dalil Hukum
Islam...................................................................................................................5
B. Macam-macam Sunnah/Hadist..........................................................................5
C. Fungsi Sunnah/Hadist....................................................................................... 6
A. Macam-Macam Sunnah/Hadist yang datang dari rosul.................................... 7
B. Contoh Hukum Islam........................................................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................ 9
B. Saran................................................................................................. 9
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
BAB II
SUNNAH/HADIST SECARA UMUM
A. Pengertian Sunnah/Hadist
Pengertian Sunnah secara etimologis adalah jalan yang biasa dilalui atau suatu cara yang
selalu dilakukan, tanpa mempermasalahkan apakah jalan atau cara tersebut baik atau buruk.1
Sunnah atau al-hadits adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw.
baik berupa qaul (ucapan), fi’il (perbuatan) maupun taqrir (persetujuan) Nabi Muhammad SAW.
Berdasarkan tiga ruang lingkup Sunnah yang disandarkan kepada Rasulullah saw.,
1
Rahmat Syafi’i,Ushul fiqh, hlm.59.)
5
sampai kepada hitungan mutawatir dan yang meriwayatkan selanjutrya adalah jumlah
yang mutawatir.
Perbedaan antara sunnah mutawatirah dan masyhurah
Sunnah Mutawatirah adalah kelompok mutawatir mulai pertama kali diterima dari Nabi
hingga sampai kepada kita. Sedangkan rangkaian sanad yang meriwayatkan sunnah masyhurah
pertama kali dari nabi adalah seorang, dua orang atau beberapa orang rawi yang tidak sampai
pada hitungan mutawatir, baru kemudian diriwayatkan oleh kelompok-kelompok hingga sampai
kepada kita.
3. Sunnah Ahad
Adalah sunnah yang diriwayatkan oleh perorangan yang tidak sampai pada hitungan
mutawatir. Artinya situ, dua-atau beberapa orang rawi meriwayatkan dari Rasul yang kemudian
diriwayatkan oleh sejumlah rawi yang sepadan dan demikian seterusnya sehingga sampai kepada
kita dengan sanad seperti itu. Yakni pada setiap tingkatannya adalah perorangan, tidak sampai
kepada hitungan mutawatir. Yang termasuk sunnah Aahad ini adalah sebagian besar hadis yang
dikumpulkan dalam kitabkitab hadis, dan hadis tersebut diberi nama Khabar al Waahid.2
C. Fungsi Sunnah/Hadis
Fungsi Sunah terhadap Alquran dari segi kandungan hukum
mempunyai 3 fungsi sebagai berikut.
Sunah sebagai bayan (penjelas); takhshish (pengkhusus) dan taqyid (pengikat) terhadap ayat-ayat
yang masih mujmal (global), ‘am (umum) atau muthlaq (tidak terbatasi), yaitu ayat-ayat Alquran
yang belum jelas petunjuk pelaksanaannya, kapan dan bagaimana, dijelaskan dan dijabarkan
dalam Sunah. Misalnya, perintah shalat yang bersifat mujmal dijabarkan dengan Sunah.
Nabi Saw bersabda:
َ ِصلُ ْوا َك َما أ ْي ُتم ُْوني
أصلِي َ
2
Abdul wahab Khallaf,Ilmu Ushul Fikih, Hlm 47-48
6
2. Sunnah menetapkan hukum yang tidak terdapat nashnya dalam
Alquran.3
1. Sunnah Qauliyah
Ialah sabda Nabi yang disampaikan dalam beraneka tujuan dan kejadian. Misalnya
sabda Nabi sebagai berikut :
ِ ض َر َر َواَل
ض َرا َر َ اَل
Hadist diatas termasuk sunnah qauliyah yang bertujuan memberikan sugesti pada umat islam
agar tidak membuat kemudharatan kepada dirinya sendiri dan orang lain.
2. Sunah fi’liyah
Ialah segala tindakan Rasulullah saw..Sebagai contoh adalah tindakan beliau
melaksanakan shalat 5 (lima) waktu sehari semalam dengan menyempurnakan cara-cara,
syarat-syarat dan rukun-rukunnya, menjalankan ibadah haji, dan sebagainya.
3. Sunah taqririyah
Ialah perkataan atau perbuatan sebagian sahabat, baik di hadapannya maupun tidak di
hadapannya, yang tidak diingkari oleh Rasulullah saw.4
Adapun kedudukan Sunah/hadist sebagai sumber ajaran Islam, selain didasarkan pada
keterangan ayat-ayat Alquran dan hadis, juga didasarkan kepada kesepakatan para sahabat. Para
sahabat telah bersepakat menetapkan kewajiban mengikuti Sunah Rasulullah saw. Para ulama
telah sepakat bahwa Sunah dapat dijadikan hujjah (alasan) dalam menentukan hukum. Namun
demikian, ada yang sifatnya mutaba’ah (diikuti) yaitu tha’ah dan qurbah (dalam taat dan
taqarrub kepada Allah), misalnya dalam urusan akidah dan ibadah, tetapi ada juga yang ghair
muttaba’ah (tidak diikuti) yaitu jibiliyyah (budaya) dan khushushiyyah (yang dikhususkan bagi
Nabi).
3
(Ilmu Ushul Fiqh, DR. MOH. BAHRUDIN, M.Ag.)
4
(Mukhtar Yahya dan Fatchurrahman, dasar-dasar pembinaan hukum fiqh islami Bandung: al-
maarif,1986,hlm 39)
7
E. Contoh Hukum Islam
Segala sesuatu dapat ditentukan hukum nya dengan salah satu hukum yang lima.
Menentukan sesuatu menurut ajaran agama islam itulah pekerjaan Ilmu Fikih yang amat besar.
1. Wajib.
adalah sesuatu perbuatan yang jika dikerjakan akan mendapatkan pahala dan jika
ditinggalkan akan diberi siksa. Contoh dari perbuatan yang memiliki hukum wajib adalah
shalat lima waktu, puasa di bulan ramadhan, dan Zakat.
2. Mandud atau Sunnah.
Adalah sesuatu perbuatan yang dituntut agama untuk dikerjakan tetapi tuntutannya tidak
sampai ke tingkatan wajib atau sederhananya perbuatan yang jika dikerjakan akan
mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan tidak akan mendapatkan siksaan atau hukuman.
Contoh dari perbuatan yang memiliki hukum mandud atau sunnah ialah shalat yang
dikerjakan sebelum/sesudah shalat fardhu.
3. Haram.
Adalah sesuatu perbuatan yang jika dikejakan pasti akan mendapatkan siksaan dan jika
ditinggalkan akan mendapatkan pahala. Contoh perbuatan yang memiliki hukum haram
adalah membunuh, mabuk, judi, dan sebagainya.Makruh. Perbuatan makruh adalah suatu
perbuatan yang dirasakan jika meninggalkannya itu lebih baik dari pada mengerjakannya.
Contoh dari perbuatan makruh ini adalah memakai sutra atau cincin emas bagi laki-laki.
4. Mubah.
Yaitu ada yang mengartikan bahwa mubah adalah suatu perbuatan yang diperbolehkan
oleh agama antara mengerjakannya atau meninggalkannya. Contoh dari mubah adalah
makan, minum, bermain yang sehat dan sebagainya.
5. Makruh
adalah sebuah status hukum terhadap suatu aktivitas dalam dunia Islam. Aktivitas yang
berstatus hukum makruh dilarang namun tidak terdapat konsekuensi bila melakukannya.
Atau dengan kata lain perbuatan makruh dapat diartikan sebagai perbuatan yang sebaiknya
tidak dilakukan.5
BAB III
5
K.H IMAM ZAKARSYI, fikih1, hlm 6
8
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengertian sunnah adalah secara etimologis adalah jalan yang biasa dilalui atau suatu
cara yang selalu dilakukan.
Pengertian al-hadits adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad
saw.
2. Macam-macam sunnah hadis
> Sunnah Mutawattir
> Sunnah Masyhurah
> Sunnah Ahad
3. Fungsi Sunnah/hadist
* Sunnah berfungsi sebagai penambahan hukum-hukum yang telah ada dasar-dasarnya
secara garis besar dalam Alquran.
* Sunnah menetapkan hukum yang tidak terdapat nashnya dalam
Alquran.
4. Macam-macam sunnah/hadist yang datang dari rosul
Sunnah Qouliyah
Sunnah Fi’liyah
Sunnah taqririyah
5. Contoh Hukum Islam
Wajib
Mandud/sunnah
Haram
Mubah
Makruh
B. Saran
1. Ditunjukan kepada instansi
2. Ditunjukan kepada person
DAFTAR PUSTAKA
9
Rahmat Syafi’i,Ushul fiqh, hlm.59
Abdul wahab Khallaf,Ilmu Ushul Fikih, Hlm 47-48
Ilmu Ushul Fiqh, DR. MOH. BAHRUDIN, M.Ag.,
Mukhtar Yahya dan Fatchurrahman, dasar-dasar pembinaan hukum fiqh islami Bandung: al-
maarif,1986,hlm 39
K.H IMAM ZAKARSYI, fikih1, hlm 6
10