Diajukan dan Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Teori dan Metodologi Hukum Islam
Oleh:
Dosen Pengampu:
Dr. H. Oman Fathurohman SW., M.Ag.
19570302 198503 1 002
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
dunia, tidak dipungkiri lagi bahwa kekuatan sunnah sangat penting dalam
periwayatan tertentu, dan bukan dengan cara yang lain. Dengan batasan
umumnya ditulis pada abad ke-3 H. Oleh karena hadis yang menjadi
1
Alamsyah, Sunnah Sebagai Sumber Hukum Islam Dalam Pemahaman Syahrur dan Al-
Qadarawi, (Jogjakarta: Skripsi, 2004), Hlm. 1.
2
Muhazir, As-Sunnah Sebagai Sumber Hukum Islam: Refleksi Terhadap Hermeneutika
Muhammad Syahrur [Online], Jurnal At-Tafkir Vol. XI No. 2 Desember (2018), Hlm. 111.
2
media untuk mengakses Sunnah diekspressikan dalam bahasa Arab, maka
pemahaman yang benar tentang Sunnah Nabi adalah yang sesuai dengan
pada satu sisi semakin mengokohkan dominasi kelompok al- hadis yang
ra'yi. Realitas ini terlihat dalam literatur ushul al-fiqh klasik yang
2. POKOK-POKOK PEMBAHASAN
3
Alamsyah, Sunnah Sebagai Sumber Hukum Islam Dalam Pemahaman Syahrur dan Al-
Qadarawi,Op.Cit, Hlm. 2.
4
Alamsyah, Sunnah Sebagai Sumber Hukum Islam Dalam Pemahaman Syahrur dan Al-
Qadarawi,Op.Cit, Hlm. 3.
3
Setiap masing-masing pembahasan menampakkan karakteristik
yang berbeda namun dalam satu kesatuan yang tak terpisah dengan
3. TUJUAN PEMBAHASAN
Islam
Islam
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN AS-SUNNAH
setidaknya ada dua istilah populer di kalangan masyarakat Islam yakni as-
sunnah dan al-hadits. Dua istilah ini terkadang masih dianggap kurang
definitif, sehingga masih perlu dipertegas lagi menjadi hadis nabi dan
sunah nabi atau rasul. Di luar dua istilah itu masih terdapat istilah lain
yakni khabar dan atsar. Hanya saja dua istilah terakhir ini nampaknya
Kasiruhu”, warta baik sedikit atau banyak yaitu “ma yuttahaddatsu bihi
qarib yang dekat yang belum lagi terjadi.6 Alkhabar berarti al-naba’
lain. Dengan demikian Alkhabar lebih luas dari as-Sunnah, karena tidak
hanya bersumber dari Nabi saw, tetapi juga dai sahabat dan tabi’in.7
5
Muhammad Yahya, Ulumul Hadis Sebuah Pengantar dan Aplikasinya, (Makassar: Penerbit
Syahadah, 2016), Hlm. 01.
6
Marhumah, Konsep Urgensi Objek Kajian Metode dan Contoh, (Yogyakarta: Suka Press, 2014),
Hlm. 02.
7
Muhaimin, dkk. Studi Islam Dalam Ragam Dimensi dan Pendekatan, (Jakarta: Kencana, 2014),
Hlm. 125.
5
berupa perkataan, perbuatan, taqrir, sifat-sifat, keadaan dan himmahnya,
baik sebelum maupun sesudah diangkat jadi Nabi.8 Sedang oleh ahli ushul
berkaitan dengan syar’i.9 Hadis atau yang lebih dikenal dengan sunnah
beliau. Semua umat sepakat bahwa hadis adalah salah satu sumber hukum
yang dianut oleh ajaran Islam (hujjah), selain dari pada al-Qur’an.10
dengan hadis atau tidak? penjelasannya dapat di lihat dalam uraian berikut
ini:
8
Muhammad Yahya, Ulumul Hadis Sebuah Pengantar dan Aplikasinya, Op.Cit, Hlm. 01.
9
Muhammad Yahya, Ibid, Hlm. 1.
10
Muhammad Ali, Teori Klasifikasi Kitab Hadis, Makassar Jurnal Tahdis [Online], Volume 8
Number 2 (2017), Hlm. 154.
6
Syari’ah, tuntunan, jalan, tabiat, dan syariat, menurut Hasbi Ash-
Shiddieqy jalan yang dijalani, terpuji atau tidak. Sesuatu tradisi yang
dimaknai sebagai jalan yang dijalani, baik terpuji atau tidak. Menurut
perintah yang berasal dari Nabi SAW namun tidak bersifat wajib. Sunnah
adalah satu dari hukum takfili yang lima, yaitu wajib, sunnah, haram,
makruh, dan mubah. Para ulama ushul fikih menjelaskan, sunnah adalah
apa yang bersumber dari Nabi SAW selain al Quran, baik berupa
dari masa ke masa dengan jalan mutawatir (diturunkan dari satu orang ke
orang lain).12 Oleh karenanya, jika suatu tradisi masa Nabi saw, bersumber
11
Marhumah, Konsep Urgensi Objek Kajian Metode dan Contoh, Op.Cit, Hlm. 5.
12
Kristina, Apa Perbedaan Sunnah dan Hadits? Berikut Ini Penjelasannya, Artikel di akses pada
04 Desember 2021 pada laman https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5629141/apa-perbedaan-
sunnah-dan-hadits-berikut-ini-penjelasannya/amp
7
dari kenabian maka akan menjadi sunnah, dan jika hanya dikemukakan
sekali atau beberapa kali dan tidak mentradisi maka bukan disebut sebagai
Muhammad Saw. Hal ini yang mendasari ulama hadis berpendapat bahwa
(evolutif) dan sangat dinamis. Pada masa awal Islam, istilah Sunnah
dicontohkan oleh Rasulullah Saw.15 Pada masa ini juga, istilah Sunnah
dengan perilaku rasul dikatakan juga sesuai dengan Sunnah. Ketika rasul
8
perkembangan baru. Pada era ini, perilaku dan pendapat para sahabat yang
‘Umar seperti ini oleh umat Islam pada masanya juga dijadikan sebagai
dan diteladani oleh orang lain dari generasi berikutnya sebagai contoh
perilaku atau ijtihad sahabat yang telah mentradisi di kota Madinah dan
Sunnah atau ‘Amal yang ideal juga, yang dinamakan sebagai Sunnah para
sebagai salah satu sumber hukum Islam. Dengan demikian, pada waktu itu
16
Alamsyah, Dinamika Otoritas Sunnah Nabi Sebagai Sumber Hukum Islam, Ibid, Hlm. 482.
9
(2) Sunnah yang berasal dari ijtihâd sahabat terhadap Sunnah nabi
Sunnah nabi.17
kekuatan hukum yang mengikat untuk diikuti oleh umat Islam. Adapun
ruang lingkup dari sunnah tasyri’iyyah ini telah dijelaskan di atas dan
mencakup tiga bidang utama, yaitu: aqidah, amaliyah ibadah, dan akhlak.
keyakinan yang pasti, dan tidak ada yang dapat menghasilkan keyakinan
yang pasti itu kecuali yang pasti pula. Sehingga sunnah yang berdaya
hukum dalam bidang aqidah harus dihasilkan dari sunnah yang pasti
(qath’i), baik dari segi asal mula kemunculan sabda (wurud) nya, lafaznya,
dan petunjuk hukum (dilalah) nya. Sunnah jenis ini dapat ditemukan
yang adil dan kuat hafalannya (dhabith), tidak ada kejanggalan dan cacat.
17
Alamsyah, Dinamika Otoritas Sunnah Nabi Sebagai Sumber Hukum Islam, Ibid, Hlm. 482.
Umma Farida, Diskursus Sunnah Sebagai Sumber Hukum Islam: Perspektif Ushuliyyin Dan
18
Muhadditsin, Kudus Jurnal Yudisia [Online], Vol. 6, No. 1, Juni (2015), Hlm. 245-246.
10
gurunya yang juga jumlahnya banyak demikian seterusnya hingga sampai
kebenaran pemberitaannya, yang terdiri dari mutawatir dan ahad, lalu ahad
dibedakan lagi menjadi gharib, aziz, dan masyhur. Disebut sebagai khabar
termasuk Abu Hanifah, Malik, Syafi’i, dan Ahmad menerima khabar ahad
untuk dijadikan dalil dalam beramal dan menetapkan hukum jika terpenuhi
Umma Farida, Diskursus Sunnah Sebagai Sumber Hukum Islam: Perspektif Ushuliyyin Dan
19
11
peluang pemahaman yang lain. Sedangkan zhanni adalah penunjukan yang
Sunnah yang memiliki kekuatan hukum qath’i ini adalah sunnah yang
sebuah ajaran Islam sebagaimana hal ini pernah disampaikan oleh Ummul
Mukminin ‘Aisyah ra, tatkala ditanya tentang budi pekerti Rasulullah saw,
Petunjuk itu akan terus mengalir ke dalam lapangan syari’ah, hukum dan
21
H. Hairillah, Kedudukan As-Sunnah dan Tantangannya Dalam Hal Aktualisasi Hukum Islam,
Kutai Kartanegara Mazahib Jurnal Pemikiran Hukum Islam [Online], Vol. XIV, No. 2 (Desember
2015), Hlm. 195.
12
wurud, sedangkan sunnah bersifat dhanni al wurud. Semantara fungsi
penguat (ta’qid) atas apa yang dibawa al Qur’an. Kedua, fungsi sunnah
sebagai penjelas (tabyin) atas apa yang terdapat dalam al Qur’an. Dan
kum utama dan sunnah adalah sumber hukum kedua, rasanya sulit
segala macam ikan laut maupun ikan air tawar, karena hakekatnya, semua
itu adalah bangkai. Sedangkan halalnya bangkai ikan laut, ikan air tawar
dan sejenis belalang adalah dijumpai di dalam Hadis Nabi bukan di dalam
al-Quran.23
22
Moh. Turmudi, Al Sunnah;Telaah Segi Kedudukan Dan Fungsinya Sebagai Sumber Hukum,
IAIT Kediri [Online], Volume 27 Nomor (1 Januari 2016), Hlm. 1.
23
Amrul Choiri, dkk, Al-Quran Dan Al-Sunnah Sebagai Sumber Ajaran Islam (Kajian Kritis
Pemahaman Minardi Mursyid Di Solo Raya), Surakarta Jurnal Suhuf [Online], Vol. 26, No. 2,
(Nopember 2014), Hlm. 92.
13
(Qs. ali Imron [3] : 32).
ghaib. Jadi tugas Nabi adalah menjelaskan banyak hal tentang segala
BAB III
KESIMPULAN
14
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, maka penulis dapat
menurut para fuqaha' adalah suatu perintah yang berasal dari Nabi SAW
namun tidak bersifat wajib. Sunnah adalah satu dari hukum takfili yang
lima, yaitu wajib, sunnah, haram, makruh, dan mubah. Kemudian adapun
kekuatan sunnah sebagai sumber hukum ditentukan oleh dua hal: wurud
kebenaran pemberitaannya, yang terdiri dari mutawatir dan ahad, lalu ahad
DAFTAR PUSTAKA
15
Alamsyah, Sunnah Sebagai Sumber Hukum Islam Dalam Pemahaman Syahrur
dan Al-Qadarawi, (Jogjakarta:Skripsi, 2004).
Choiri, Amrul, dkk, Al-Quran Dan Al-Sunnah Sebagai Sumber Ajaran Islam
(Kajian Kritis Pemahaman Minardi Mursyid Di Solo Raya), Surakarta
Jurnal Suhuf [Online], Vol. 26, No. 2, (Nopember 2014).
Farida, Umma, Diskursus Sunnah Sebagai Sumber Hukum Islam: Perspektif
Ushuliyyin Dan Muhadditsin, Kudus Jurnal Yudisia [Online], Vol. 6, No. 1,
Juni (2015).
Khikmatiar, M Azkiya, Jangan Salah! Ini Perbedaan Hadis dan Sunnah, Artikel
di akses pada 04 Desember 2021 pada laman https://islami.co/jangan-salah-
ini-perbedaan-hadis-dan-sunnah/
Kristina, Apa Perbedaan Sunnah dan Hadits? Berikut Ini Penjelasannya, Artikel di
akses pada 04 Desember 2021 pada laman
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5629141/apa-perbedaan-sunnah-
dan-hadits-berikut-ini-penjelasannya/amp
Muhaimin, dkk. Studi Islam Dalam Ragam Dimensi dan Pendekatan, (Jakarta:
Kencana, 2014).
Muhammad Ali, Teori Klasifikasi Kitab Hadis, Makassar Jurnal Tahdis [Online],
Volume 8 Number 2 (2017).
Muhammad Yahya, Ulumul Hadis Sebuah Pengantar dan Aplikasinya,
(Makassar: Penerbit Syahadah, 2016).
Marhumah, Konsep Urgensi Objek Kajian Metode dan Contoh, (Yogyakarta:
Suka Press, 2014).
Muhazir, As-Sunnah Sebagai Sumber Hukum Islam: Refleksi Terhadap
Hermeneutika Muhammad Syahrur [Online], Jurnal At-Tafkir Vol. XI No. 2
Desember (2018).
Turmudi, Moh, Al Sunnah;Telaah Segi Kedudukan Dan Fungsinya Sebagai
Sumber Hukum, IAIT Kediri [Online], Volume 27 Nomor (1 Januari 2016).
16