Anda di halaman 1dari 9

SUMBER AJARAN ISLAM: SUNNAH

Disusun oleh:
Kelompok 3
Nama : Claudio Reihan Hidayat
Dinda Putri Roza
Dini Aprilia
Gita Zahra Farena

Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam


Dosen Pengampu : Nurjanah , S.H., MA.Hk.
A. Konsep Sunnah/Hadis

1. Konsep sunnah
Sunnah adalah konsep dalam Islam yang merujuk kepada tindakan, perkataan, dan
persetujuan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai contoh yang harus
diikuti oleh umat Islam.
Sunnah dibagi menjadi dua bagian utama:
a. Sunnah Mu’akkadah: Tindakan atau perkataan yang sangat dianjurkan untuk
diikuti dan dilakukan oleh Nabi secara konsisten. Mengikuti sunnah
mu’akkadah merupakan ibadah dan dapat memberikan pahala kepada umat
Islam.
b. Sunnah Ghairu Mu’akkadah: Tindakan atau perkataan yang dianjurkan tetapi
tidak dilakukan secara konsisten oleh Nabi. Mengikuti sunnah ghairu
mu’akkadah juga dianjurkan, meskipun tidak sekuat sunnah mu’akkadah.

Sunnah merupakan salah satu sumber hukum dalam Islam, bersama dengan Al-
Quran. Mengikuti sunnah adalah cara bagi umat Islam untuk mendekatkan diri kepada
Allah SWT dan menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Islam.

2. Konsep hadist
Hadis adalah catatan atau laporan tentang perkataan, tindakan, atau persetujuan Nabi
Muhammad SAW. Konsep hadis adalah salah satu aspek penting dalam Islam, karena
hadis membantu dalam pemahaman dan penjelasan lebih lanjut terhadap ajaran Al-
Quran. Berikut adalah beberapa konsep penting tentang hadis:

Ketentuan Sanad dan Matan: Hadis memiliki dua bagian utama, yaitu sanad (rantai
narasi) dan matan (isi pesan). Ketentuan sanad dan matan digunakan untuk menilai
keabsahan sebuah hadis. Sanad harus dapat ditelusuri kembali hingga sumber asalnya,
dan matan harus sesuai dengan ajaran Islam yang sudah dikenal.

Peran Hadis dalam Fiqh: Hadis digunakan dalam pengembangan hukum Islam atau
fiqh. Para cendekiawan Islam menggunakan hadis sebagai sumber hukum kedua
setelah Al-Quran untuk memahami bagaimana melaksanakan berbagai aspek
kehidupan sehari-hari.

Hadis sebagai Sumber Pengajaran: Selain sebagai panduan hukum, hadis juga
digunakan sebagai sumber pengajaran dan etika. Hadis mengandung banyak ajaran
moral dan nilai-nilai yang diikuti oleh umat Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Ilmu Hadis: Ilmu hadis adalah bidang studi yang mendalam tentang metode, kritik,
dan analisis hadis. Ini membantu untuk mengidentifikasi hadis yang sahih dan
memahami konteks sejarah di balik mereka.
Penting untuk dicatat bahwa tidak semua hadis dianggap sahih, dan ada banyak
usaha yang telah dilakukan oleh cendekiawan Islam untuk memeriksa dan
mengklasifikasikan hadis-hadis tersebut. Hadis yang sahih dan dapat dipercaya
dianggap sebagai panduan utama dalam praktik agama Islam.

3. Perbedaan
Sunnah dan hadis adalah dua konsep yang berkaitan dalam Islam, tetapi mereka
memiliki perbedaan dalam konteks penggunaan dan makna:

Sunnah: Sunnah merujuk kepada tindakan, perkataan, dan persetujuan Nabi


Muhammad SAW. Sunnah adalah contoh dan panduan yang diberikan oleh Nabi
kepada umat Islam. Ini mencakup cara hidup dan praktek-praktek yang disarankan
oleh Nabi. Sunnah dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu Sunnah Mu’akkadah
(yang sangat dianjurkan) dan Sunnah Ghairu Mu’akkadah (yang dianjurkan tetapi
tidak sekuat yang pertama).

Hadis: Hadis adalah catatan tertulis atau laporan tentang tindakan, perkataan, atau
persetujuan Nabi Muhammad SAW. Hadis adalah sarana untuk mengungkapkan dan
menyampaikan Sunnah. Mereka terdiri dari dua bagian, yaitu sanad (rantai narasi) dan
matan (isi pesan). Hadis juga diklasifikasikan berdasarkan tingkat keandalannya
menjadi sahih (terpercaya), hasan (baik), atau dhaif (lemah).

B. Kedudukan Sunnah/Hadis
1. Sunnah/Hadis dalam Sumber Hukum Kedua setelah Al-Qur'an.
Sunnah menempati posisi penting dalam Islam yakni sebagai sumber hukum kedua
setelah Al-Qur’an.Maka dari itu, para ulama merujuk kepada sunnah atau hadis
sebagai otoritas hukum kedua setelah Al-Qur’an.

2. Sunnah ketika jaman Rasulullah dan Setelahnya.


As-Sunnah adalah penafsiran terhadap ajaran Al-Qur'an dalam sebuah ajaran
Islam.Kepribadian Nabi Muhammad SAW adalah merupakan pengenjahawatan Al-
Qur'an dalam sebuah ajaran Islam.Sebagai mana hal ini pernah disampaikkan oleh
Ummul Mukminin ‘Aisyah ra,tatkala ditanya tentang budi pekerti Rasulullah
Saw,beliau menjawab “Budi pekertinya adalah Al-Qur'an “H.R Muslim.
Umat Islam telah sepakat menjadikan Sunnah sebagai salah satu dasar hukum untuk
beramal (beribadah),karena sesuai dengan yang dikehendaki Allah.Kesepakatan umat
Islam dalam mempercayai,menerima dan mengamalkan segala ketentuan yang telah
terkandung didalam sunnah sudah dilakukan sejak Rasulullah masih hidup.
Sepeninggal beliau semenjak masa Khulafa al Rasyidin hingga masa-masa
selanjutnya, tidak ada yang mengingkarinya.
Dalam lintasan sejarah Islam, banyak peristiwa yang menunjukkan adanya
kesepakatan untuk menggunakan sunnah Rasulullah SAW sebagai sumber hukum
Islam, salah satunya adalah apa yang disebutkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal
berikut ini: “Ketika Abu Bakar di bai'at ia pernah berkata;Saya tidak akan
meninggalkan sedikitpun sesuatu yang diamalkan atau dilakukan oleh Rasulullah
Sesungguhnya saya takut terserah jika mengikuti perintahnya”.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, kedudukan sunnah dari segi statusnya
sebagai dalil dan sumber ajaran Islam menempati posisi yang sangat
strategis setelah Alquran.

3. Fungsi Sunnah sebagai penjelas terhadap al-Qur’an


Sunnah berfungsi sebagai penjelas atau tambahan terhadap alQur’an.Teks al-Qur’an
sebagai pokok asal, sedang sunnah sebagai penjelas (tafsir) yang dibangun karenanya.
Dengan demikian segala uraian dalam Sunnah berasal dari al-Qur’an. AlQur’an
mengandung segala permasalahan secara paripurna dan lengkap, baik menyangkut
masalah duniawi maupun ukhrawi, tidak ada suatu masalah yang tertinggal.
Sebagaimana firman Allah s.w.t., dalam Surat al-An‘am (6): 38.

َ ‫طنَا ف ِْال ِكتَابِمِ ْن‬


﴿‫ش ْي ء‬ ْ ‫﴾ َما ف َ َّر‬

“Tidak ada sesuatu yang kami tinggalkan dalam al-Kitab”.


Semantara fungsi sunnah terhadap al Quran adalah pertama, sunnah berfungsi
sebagai penguat (taqid) atas apa yang dibawa al Quran. Kedua, fungsi sunnah sebagai
penjelas (tabyin) atas apa yang terdapat dalam al Quran. Dan ketiga, fungsi sunnah
sebagai mustaqillah atau menetapkan hukum yang belum ada hukumnya dalam al
Quran.

4. Hadis dalam Sumber Hukum Islam.


Meskipun Al-Quran termasuk sumber hukum Islam yang paling utama, namun
kedudukan hadis juga memiliki posisi yang tinggi dalam ajaran Islam. Hadits itu
sendiri merupakan segala macam perkataan dan perbuatan Rasulullah semasa
hidupnya dan diabadikan oleh para sahabat. Jika dibandingkan dengan Alquran, kitab
suci ini cenderung lebih bersifat universal, sehingga terkadang beberapa ayatnya
mengandung makna tersirat atau kiasan.

5. Kedudukan Hadis
Setiap umat Islam juga tidak perlu ragu untuk menjadikan hadist sebagai sandaran
hukum yang kedua setelah Alquran. Pasalnya, di dalam Alquran telah diterangkan
bahwa manusia boleh berpedoman pada ucapan dan perbuatan dari Rasulullah. Allah
SWT berfirman:“(Mereka Kami utus) dengan membawa keterangan-keterangan
(mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan Ad-Dzikr (Al-Qur'an) kepadamu, agar
engkau menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan
agar mereka memikirkan.” (QS. An-Nahl: 44).

6. Fungsi Hadis

a. Memperjelas Isi Al-Qur’an (Bayan At-Taqrir)


Fungsi hadits yang pertama yakni memperjalas isi Al-Qur’an, sehingga lebih mudah
untuk dipahami. Hal ini menjadikan hadits sebagai petunjuk bagi manusia dalam
menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT.
b. Menggantikan Aturan yang Lampau (Bayan Nasakh)
Fungsi hadits yang ketiga adalah menggantikan aturan yang telah lampau. Mengutip
buku Hadits Ahkam Ekonomi oleh Imengutip buku Hadits Ahkam Ekonomi oleh
Iwan Permana (2021), para ulama berpendapat bahwa bayan nasakh adalah ketentuan
yang baru dapat menghapus ketentuan yang lama karena ketentuan yang baru
dianggap lebih cocok dan sesuai dengan perkembangan zaman.

c. Memberi Kepastian Hukum yang Tidak Ada dalam Al-Qur’an


(Bayan At-Tasyri’)
Fungsi hadits yang berikutnya adalah memberi kepastian hukum Islam yang tidak
dijelaskan di dalam Al-Qur’an. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa Al-
Qur’an memaparkan suatu perkara secara universal. Adapun peran hadits adalah
memberi kepastian tentang hukum yang belum dijelaskan dalam Alquran.

d. Menafsirkan Isi Al-Qur’an (Bayan At-Tafsir)


Bayan at-tafsir artinya hadist berfungsi sebagai pemberi tafsir pada isi Al-Qur’an
yang masih majmuk dan memberi batasan pada ayat yang sifatnya masih mutlak.

C. Mengenal Kitab Sunnah/Hadis


Mengenal Kitab Sunnah (Hadis) dalam Islam: Warisan Berharga Rasulullah

Pengenalan
Dalam agama Islam, Al-Quran adalah kitab suci utama yang berisi wahyu Allah
SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Namun, untuk memahami dan
mengimplementasikan ajaran agama Islam dengan lebih lengkap, penting juga untuk
mengenal Kitab Sunnah, yang terdiri dari Hadis. Hadis adalah catatan dan laporan
yang menggambarkan perkataan, tindakan, dan persetujuan Nabi Muhammad SAW.
Dalam essay ini, kita akan membahas pentingnya mengenal Kitab Sunnah atau Hadis
dalam Islam dan bagaimana warisan ini membentuk kehidupan dan keyakinan umat
Muslim.

Hadis: Sumber Hukum dan Panduan Hidup


Hadis adalah salah satu sumber utama hukum Islam yang dikenal sebagai "Syariat."
Selain Al-Quran, Hadis memberikan panduan yang sangat penting bagi umat Islam
dalam menjalani kehidupan sehari-hari mereka. Hadis berfungsi sebagai penjelasan
dan elaborasi lebih lanjut terhadap prinsip-prinsip Islam yang disebutkan dalam Al-
Quran. Ini mencakup detail tentang bagaimana menjalankan ibadah, berinteraksi
dengan sesama, menegakkan keadilan, dan mematuhi etika Islam dalam berbagai
aspek kehidupan.
Salah satu contoh yang paling jelas adalah tata cara shalat, yang sangat rinci
dijelaskan dalam Hadis. Rasulullah SAW memberikan petunjuk langkah demi
langkah tentang bagaimana melaksanakan shalat dengan benar, seperti berdiri, ruku',
sujud, dan duduk tasyahud. Tanpa Hadis, pemahaman tentang bagaimana
menjalankan ibadah ini mungkin akan kurang jelas dan lengkap.
Selain itu, Hadis juga mengandung ajaran moral dan etika yang sangat penting.
Melalui Hadis, umat Islam dapat memahami nilai-nilai seperti kejujuran, kasih
sayang, dan belas kasihan yang ditekankan oleh Nabi Muhammad SAW. Contoh
tindakan beliau dalam berinteraksi dengan orang lain, seperti memperlakukan anak-
anak, istri, tetangga, dan musuh-musuhnya dengan adil dan bijaksana, menjadi contoh
yang dapat diikuti oleh umat Islam dalam menjalani kehidupan sehari-hari mereka.

Berikut adalah deskripsi tentang Kitab Sunnah (Hadis) dalam Islam:


1. Sumber Ajaran dan Hukum: Kitab Sunnah adalah salah satu sumber utama hukum
dan pedoman dalam agama Islam. Al-Quran memberikan kerangka dasar ajaran
Islam, sedangkan Hadis memberikan rincian, penjelasan, dan implementasi dari
prinsip-prinsip yang terkandung dalam Al-Quran. Dalam banyak hal, Hadis
menjelaskan bagaimana Nabi Muhammad SAW menjalankan ibadah, berinteraksi
dengan orang lain, menyelesaikan konflik, dan mengambil keputusan dalam
berbagai situasi.

2. Klasifikasi dan Autentisitas: Hadis diklasifikasikan dalam berbagai kategori


berdasarkan keabsahan dan keandalannya. Hadis sahih adalah yang paling
dihormati dan dianggap otentik, sementara hadis dha'if adalah yang memiliki
kelemahan dalam sanad (rantai perawatan) atau matan (isi). Para ulama dan ahli
hadis telah bekerja selama berabad-abad untuk mengklasifikasikan Hadis sesuai
dengan tingkat keandalannya.

3. Fungsi sebagai Tafsir Al-Quran: Hadis sering digunakan sebagai tafsir atau
penjelasan Al-Quran. Ketika ada ketidakjelasan atau butuh penjelasan lebih lanjut
tentang ayat dalam Al-Quran, Hadis bisa memberikan pandangan lebih dalam
tentang makna dan konteksnya. Ini membantu umat Islam dalam memahami dan
mengimplementasikan Al-Quran dengan lebih baik.

4. Etika dan Pedoman Hidup: Kitab Sunnah juga mengandung ajaran moral dan etika
yang sangat penting dalam Islam. Hadis mencakup nilai-nilai seperti kejujuran,
keadilan, kasih sayang, dan belas kasihan. Melalui Hadis, umat Islam memperoleh
panduan tentang bagaimana berperilaku dalam berbagai aspek kehidupan, mulai
dari hubungan sosial hingga tata cara beribadah.

5. Kritik dan Penelitian: Studi tentang Hadis melibatkan kritik ilmiah terhadap
keandalan, kebenaran, dan ketepatan waktu laporan-laporan tersebut. Para ulama
hadis melakukan penelitian yang cermat untuk memastikan bahwa Hadis yang
diterima sebagai sumber ajaran Islam adalah yang paling dapat diandalkan.
Klasifikasi Hadis
Hadis diklasifikasikan dalam berbagai tingkatan keabsahan (sanad) dan kebenaran
(matan). Ada beberapa kategori Hadis, termasuk:
1. Sahih: Hadis yang dianggap otentik, dengan sanad yang dapat dipercaya dan matan
yang kuat. Ini adalah sumber utama hukum dan pedoman bagi umat Islam.
2. Hasan: Hadis yang memiliki sanad yang cukup kuat, meskipun tidak sekuat sahih.
Hadis-hadis hasan juga dapat dijadikan panduan dalam banyak hal.
3. Dha'if: Hadis yang memiliki sanad yang lemah atau matan yang meragukan. Hadis
ini tidak digunakan sebagai sumber hukum dan pedoman utama, tetapi dapat
digunakan untuk tujuan perbandingan atau sebagai tambahan.
4. Maudhu: Hadis palsu yang dibuat-buat. Ini adalah hadis-hadis yang harus dihindari
dan tidak dianggap sebagai sumber ajaran Islam.

Kritik dan Pemahaman yang Tepat


Penting untuk memahami bahwa Hadis bukanlah kitab suci seperti Al-Quran. Namun,
Hadis adalah salah satu sumber yang sangat penting untuk memahami dan
mengimplementasikan ajaran Islam dengan benar. Oleh karena itu, pengenalan Kitab
Sunnah (Hadis) harus dilakukan dengan cermat dan ilmiah. Umat Muslim dianjurkan
untuk memeriksa keabsahan dan keandalan setiap Hadis dan selalu
menghubungkannya dengan prinsip-prinsip Islam yang mendasar, seperti keadilan,
kasih sayang, dan kebenaran.

D. Pengamalan Sunnah/Hadis dalam Kehidupan


Amalan sunnah Nabi Muhammad SAW bisa mendatangkan banyak berkah bagi
yang mengerjakannya. Hal ini sesuai dalam hadits Abu Hurairah, Rasulullah bersabda
bahwa sunnah bisa melengkapi kekurangan amalan fardhu.
"Sesungguhnya amalan yang seorang hamba pertama kali akan dihisab dengannya
pada hari Kiamat adalah sholatnya, jika bagus, berarti ia beruntung dan selamat. Jika
buruk (sholatnya), berarti ia rugi dan celaka. Jika terjadi kekurangan dalam amalan
fardhunya, Rabb akan berfirman, "Lihatlah, apakah hamba-Ku memiliki amalan
sunnah? Dilengkapilah dengan amalan sunnah itu ibadah-ibadah fardhunya, begitu lah
seterusnya amalan-amalannya."

Adapun pengamalan Sunnah dan hadist antara lain:


1. Tahajjud, Karena Kemuliaan Seorang Mukmin Terletak Pada Tahajjudnya. Insya
Alloh Doa Mudah Termakbul Dan Kita Semakin Dekat Dengan Alloh.
2. Membaca Al-Qur’an Setiap Hari. Sesibuk Apapun Kita, Bacalah Walau Beberapa
Ayat.
3. Dzikir Setelah Sholat. Ini Yang Dicontohkan Nabi. Subhanallah Walhamdulillah
Walaa Ilaa Haillallah Allahu Akbar.
4. Menjaga Shalat Sunnah Rawatib. Mau Kan Dibangunkan Rumah Di Surga? (HR.
Muslim No. 728)
5. Dzikir Pagi Dan Petang. “Dan Sebutlah (Nama) Tuhanmu Dalam Hatimu Dengan
Merendahkan Diri Dan Rasa Takut, Dan Dengan Tidak Mengeraskan Suara Di Waktu
Pagi Dan Petang, Dan Janganlah Kamu Termasuk Orang-Orang Yang Lalai.” (QS. Al
Araf:205)
6. Jangan Tinggalkan Masjid. Karena Surga Ganjarannya Bagi Pemuda Yang Hatinya
Terpaut Dengan Masjid. Al Hadits.
7. Menjaga Sholat Dhuha, Karena Salah Satu Kunci Rezeki Terletak Pada Sholat
Dhuha.
8. Jaga Sedekah Setiap Hari. Alloh Menyukai Orang Yang Suka Bersedekah, Dan
Malaikat Alloh Selalu Mendoakan Kepada Orang Yang Bersedekah Setiap Hari.
Insya Alloh, Allah Membalas Dengan Berlipat Ganda.
9. Menjaga Wudhu, Karena Alloh Menyayangi Hamba Yang Menjaga Wudhu.
10. Amalkan Istighfar Setiap Saat. Dengan Istighfar Masalah Yang Terjadi Karena
Dosa Kita Akan Dijauhkan Oleh Alloh.
11. Membaca Do'a Setelah Mendengar Adzan "Allahumma Rabba Haadzihid" (HR.
Muslim No. 641)
12. Membaca Surah Al- Baqarah dan Surah Ali Imron Setiap Hari (HR. Muslim No.
804)
13. Membaca Dzikir Setelah Sholat 5 Waktu (QS. An- Nisa : 103)
14. Membaca Dzikir Laa Hawla Wa Laa quwwata illa Billah (HR. Bukhari No. 7386)
15. Membaca Dzikir Subhanallah Walhamdullilah Wa Laa Illah Illallah Wallahu
Akbar (HR. Muslim No. 2695)
16. Membaca Dzikir Subhanallah Wabihamdih 100x (HR. Muslim No. 2692)
17. Membaca Dzikir Subhanallah Wabihamdih Subhanallahil Adzim (HR.Bukhari
No. 6682)
18. Membaca Dzikir Laa Illaaha Illallah Wahdahu Laa Syarika Lah Lahul Mulku
Walahul Hamdu Wahuwa Ala Kulli Sya'in qadir 100x (HR. Bukhari No. 3293)
19. Membaca Dzikir Sayyidul Istighfar (HR.Bukhari No. 6306)
20. Membaca Surat Al- Kahfi di Malam dan Hari Jum'at (HR. Ad- Darimi No. 3470,
Dan HR. Hakim 6169)

E. Kesimpulan
Jadi, Sunnah adalah ajaran dan tindakan yang diikuti oleh Nabi Muhammad SAW,
sementara hadis adalah catatan tertulis atau laporan yang mendokumentasikan
Sunnah. Hadis digunakan untuk memahami, menjelaskan, dan mengikuti Sunnah
dalam kehidupan sehari-hari umat Islam. Kedua konsep ini memiliki peran penting
dalam menjalankan agama Islam dengan benar.

Kedudukan Sunnah dalam Hukum Islam adalah sangat penting dan strategis. Ini dapat
disimpulkan dari beberapa poin utama:

1. Sunnah sebagai Sumber Hukum Kedua: Sunnah atau Hadis menduduki posisi
kedua setelah Al-Qur'an dalam hierarki sumber hukum Islam. Ini diakui oleh para
ulama dan umat Islam secara luas, dan sunnah dianggap sebagai otoritas hukum kedua
setelah Al-Qur'an.

2. Sunnah sebagai Penjelas Al-Qur'an: Sunnah berfungsi sebagai penjelas atau


tambahan terhadap Al-Qur'an. Ini membantu memahami dan menginterpretasikan
ajaran Al-Qur'an. Sunnah juga berperan dalam menguatkan, menjelaskan, dan
mengatur masalah hukum yang tidak dijelaskan secara eksplisit dalam Al-Qur'an.
3. Kesepakatan Umat Islam: Sejak zaman Khulafa al Rasyidin hingga masa-masa
selanjutnya, tidak ada yang mengingkari kedudukan dan otoritas sunnah dalam Islam.
Para pemimpin dan umat Islam secara kolektif menerima sunnah sebagai sumber
hukum yang penting.

4. Fungsi Sunnah: Sunnah memiliki beberapa fungsi penting dalam Islam, termasuk
memperjelas isi Al-Qur'an, menggantikan aturan yang telah lampau, memberikan
kepastian hukum yang tidak ada dalam Al-Qur'an, dan menafsirkan isi Al-Qur'an
yang masih majmuk.

5. Kedudukan Hadis: Meskipun Al-Qur'an adalah sumber hukum utama dalam Islam,
hadis juga memiliki kedudukan yang tinggi dalam ajaran Islam. Hadis mencakup
perkataan dan perbuatan Rasulullah yang memberikan panduan praktis bagi umat
Islam dalam menjalankan perintah Allah.

Dengan demikian, Sunnah dan Hadis dalam Islam tidak hanya berfungsi sebagai
pelengkap Al-Qur'an tetapi juga sebagai sumber hukum penting yang membantu
dalam pemahaman dan pelaksanaan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Kitab Sunnah atau Hadis adalah salah satu warisan berharga dari Nabi Muhammad
SAW yang memberikan panduan, hukum, dan ajaran moral bagi umat Islam. Dengan
memahami dan menghormati Hadis, umat Muslim dapat memperdalam pemahaman
mereka tentang Islam dan bagaimana menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran
agama mereka. Oleh karena itu, pengenalan terhadap Kitab Sunnah adalah langkah
yang penting dalam menjalani kehidupan seorang Muslim yang sesuai dengan ajaran
Islam.

Anda mungkin juga menyukai