Oleh:
1
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
dunia, tidak dipungkiri lagi bahwa kekuatan sunnah sangat penting dalam
periwayatan tertentu, dan bukan dengan cara yang lain. Dengan batasan
umumnya ditulis pada abad ke-3 H. Oleh karena hadis yang menjadi
1
Alamsyah, Sunnah Sebagai Sumber Hukum Islam Dalam Pemahaman Syahrur dan Al-
Qadarawi, (Jogjakarta:Skripsi, 2004), Hlm. 1.
2
Muhazir, As-Sunnah Sebagai Sumber Hukum Islam: Refleksi Terhadap Hermeneutika
Muhammad Syahrur [Online], Jurnal At-Tafkir Vol. XI No. 2 Desember (2018)
2
media untuk mengakses Sunnah diekspressikan dalam bahasa Arab, maka
pemahaman yang benar tentang Sunnah Nabi adalah yang sesuai dengan
logika dari bahasa 'Arab itu sendiri, padahal dipengaruhi oleh karakter
pada satu sisi semakin mengokohkan dominasi kelompok al- hadis yang
ra 'yi. Realitas ini terlihat dalam literatur ushul al-fiqh klasik yang
2. POKOK-POKOK PEMBAHASAN
3
Alamsyah, Sunnah Sebagai Sumber Hukum Islam Dalam Pemahaman Syahrur dan Al-
Qadarawi,Op.Cit, Hlm. 2.
4
Alamsyah, Sunnah Sebagai Sumber Hukum Islam Dalam Pemahaman Syahrur dan Al-
Qadarawi,Op.Cit, Hlm. 3.
3
Setiap masing-masing pembahasan menampakkan karakteristik
yang berbeda namun dalam satu kesatuan yang tak terpisah dengan
3. TUJUAN PEMBAHASAN
Islam
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN AS-SUNNAH
setidaknya ada dua istilah populer di kalangan masyarakat Islam yakni as-
sunnah dan al-hadits. Dua istilah ini terkadang masih dianggap kurang
definitif, sehingga masih perlu dipertegas lagi menjadi hadis nabi dan
sunah nabi atau rasul. Di luar dua istilah itu masih terdapat istilah lain
yakni khabar dan atsar. Hanya saja dua istilah terakhir ini nampaknya
Kasiruhu”, warta baik sedikit atau banyak yaitu “ma yuttahaddatsu bihi
qarib yang dekat yang belum lagi terjadi.6 Alkhabar berarti al-naba’
lain. Dengan demikian Alkhabar lebih luas dari as-Sunnah, karena tidak
hanya bersumber dari Nabi saw, tetapi juga dai sahabat dan tabi’in.7
5
baik sebelum maupun sesudah diangkat jadi Nabi.8 Sedang oleh ahli ushul
berkaitan dengan syar’i.9 Hadis atau yang lebih dikenal dengan sunnah
beliau. Semua umat sepakat bahwa hadis adalah salah satu sumber hukum
yang dianut oleh ajaran Islam (hujjah), selain dari pada al-Qur’an.10
dengan hadis atau tidak? penjelasannya dapat di lihat dalam uraian berikut
ini:
8
Muhammad Yahya, Ulumul Hadis Sebuah Pengantar dan Aplikasinya, Op.Cit, Hlm. 01.
9
Muhammad Yahya, Ibid, Hlm. 01.
10
Muhammad Ali, Teori Klasifikasi Kitab Hadis, Makassar Jurnal Tahdis [Online], Volume 8
Number 2 (2017).
6
yang dijalani, terpuji atau tidak. Sesuatu tradisi yang sudah dibiasakan,
dinamakan sunnah.11 Oleh karenanya, jika suatu tradisi masa Nabi saw,
bersumber dari kenabian maka akan menjadi sunnah, dan jika hanya
dikemukakan sekali atau beberapa kali dan tidak mentradisi maka bukan
(evolutif) dan sangat dinamis. Pada masa awal Islam, istilah Sunnah
dicontohkan oleh Rasulullah Saw.12 Pada masa ini juga, istilah Sunnah
dengan perilaku rasul dikatakan juga sesuai dengan Sunnah. Ketika rasul
perkembangan baru. Pada era ini, perilaku dan pendapat para sahabat yang
7
‘Umar seperti ini oleh umat Islam pada masanya juga dijadikan sebagai
dan diteladani oleh orang lain dari generasi berikutnya sebagai contoh
perilaku atau ijtihad sahabat yang telah mentradisi di kota Madinah dan
Sunnah atau ‘Amal yang ideal juga, yang dinamakan sebagai Sunnah para
sebagai salah satu sumber hukum Islam. Dengan demikian, pada waktu itu
(2) Sunnah yang berasal dari ijtihâd sahabat terhadap Sunnah nabi
contoh jelas Sunnah sahabat yang berasal dari pemahaman atas Sunnah
nabi.14
kekuatan hukum yang mengikat untuk diikuti oleh umat Islam. Adapun
ruang lingkup dari sunnah tasyri’iyyah ini telah dijelaskan di atas dan
mencakup tiga bidang utama, yaitu: aqidah, amaliyah ibadah, dan akhlak.
13
Alamsyah, Dinamika Otoritas Sunnah Nabi Sebagai Sumber Hukum Islam, Ibid, Hlm. 482.
14
Alamsyah, Dinamika Otoritas Sunnah Nabi Sebagai Sumber Hukum Islam, Ibid, Hlm. 482.
8
Sunnah yang memiliki kekuatan hukum terkait aqidah memiliki syarat
keyakinan yang pasti, dan tidak ada yang dapat menghasilkan keyakinan
yang pasti itu kecuali yang pasti pula. Sehingga sunnah yang berdaya
hukum dalam bidang aqidah harus dihasilkan dari sunnah yang pasti
(qath’i), baik dari segi asal mula kemunculan sabda (wurud) nya, lafaznya,
dan petunjuk hukum (dilalah)nya. Sunnah jenis ini dapat ditemukan dalam
15
Umma Farida, Diskursus Sunnah Sebagai Sumber Hukum Islam: Perspektif Ushuliyyin Dan
Muhadditsin, Kudus Jurnal Yudisia [Online], Vol. 6, No. 1, Juni (2015).
16
Umma Farida, Diskursus Sunnah Sebagai Sumber Hukum Islam: Perspektif Ushuliyyin Dan
Muhadditsin, Ibid, Hlm. 246.
9
Kekuatan sunnah sebagai sumber hukum ditentukan oleh dua hal:
kebenaran pemberitaannya, yang terdiri dari mutawatir dan ahad, lalu ahad
dibedakan lagi menjadi gharib, aziz, dan masyhur. Disebut sebagai khabar
termasuk Abu Hanifah, Malik, Syafi’i, dan Ahmad menerima khabar ahad
untuk dijadikan dalil dalam beramal dan menetapkan hukum jika terpenuhi
sini adalah sunnah yang memberikan penjelasan terhadap hukum dalam al-
Sunnah yang memiliki kekuatan hukum qath’i ini adalah sunnah yang
17
Umma Farida, Diskursus Sunnah Sebagai Sumber Hukum Islam: Perspektif Ushuliyyin Dan
Muhadditsin, Ibid, Hlm. 247-248.
10
BAB III
KESIMPULAN
adapun kekuatan sunnah sebagai sumber hukum ditentukan oleh dua hal:
kebenaran pemberitaannya, yang terdiri dari mutawatir dan ahad, lalu ahad
11
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, Dinamika Otoritas Sunnah Nabi Sebagai Sumber Hukum Islam, Lampung Jurnal
Alamsyah, Sunnah Sebagai Sumber Hukum Islam Dalam Pemahaman Syahrur dan Al-
Muhaimin, dkk. Studi Islam Dalam Ragam Dimensi dan Pendekatan, (Jakarta: Kencana,
2014).
Muhammad Ali, Teori Klasifikasi Kitab Hadis, Makassar Jurnal Tahdis [Online], Volume
8 Number 2 (2017).
Muhammad Yahya, Ulumul Hadis Sebuah Pengantar dan Aplikasinya, (Makassar: Penerbit
Syahadah, 2016).
Marhumah, Konsep Urgensi Objek Kajian Metode dan Contoh, (Yogyakarta: Suka Press,
2014).
Muhazir, As-Sunnah Sebagai Sumber Hukum Islam: Refleksi Terhadap Hermeneutika Muhammad
Umma Farida, Diskursus Sunnah Sebagai Sumber Hukum Islam: Perspektif Ushuliyyin Dan
12