Disusun oleh :
Dosen Pembimbing :
Mujiburrahman, S.pd.I.,M.A.
FAKULTAS PSIKOLOGI
PRODI PSIKOLOGI
ISBN : 978-602-71624-0-2
Sumatera Utara
2. Hadis
Secara bahasa kata hadis (al-hadis) berarti baru atau sesuatu yang baru.
Secara terminologi hadis berarti segala sesuatu yang disandarkan kepada
Nabi SAW. baik perkataan, perbuatan, persetujuan, maupun sifat beliau.
1) Bentuk-bentuk Hadis Nabi
Hadis qauli, yaitu perkataan atau ucapan dari nabi Muhammad SAW
yang berisi berbagai tuntutan dan petunjuk syara’, peristiwa, kisah-
kisah, baik yang berkaitan dengan akidah, syari’ah, akhlak, dan lainnya.
Hadis fi’li, yaitu segala perbuatan yang disandarkan kepada Nabi seperti
cara Nabi melaksanakan wudu’, shalat, haji, dan lain-lain.
Hadis taqriri, yaitu hadis yang berupa ketetapan Nabi terhadap apa yang
datang atau dilakukan oleh para sahabatnya.
Hadis ahwali, yaitu hadis yang berupa hal ihwal Nabi yang berkenaan
dengan keadaan fisik, sifat-sifat dan kepribadiannya.
Hadis hammi, yaitu hadis yang berupa hasrat Nabi yang belum
terealisasikan.
2) Unsur-unsur pokok hadis
Sanad, adalah para perawi yang terdapat sebelum matan hadis.
Matan, adalah suatu kalimat tempat berakhirnya sanad. Matan adalah
lafaz, materi atau teks dari hadis itu sendiri.
Rawi, Menurut istilah ilmu hadis, ar-riwayat adalah kegiatan
penerimaan dan penyampaian hadis, serta penyandaran hadis itu kepada
rangkaian periwayatnya dengan bentuk-bentuk tertentu.
G. Hadis Dha’if
1. Pengertian Hadis Dhaif
Kata dha’if menurut bahasaberarti lemah, sebagai lawan kata dari al-
qawiy (yang kuat). Hadis dha’if berarti hadis yang sakit. An-Nawawi
mendefinisikan hadis dha’if sebagai hadis yang didalamnya tidak terdapat
syarat-syarat hadis sahih dan syarat-syarat hadis hasan. Jelas dikatakan
bahwa hadis yang tidak memenuhi satu persyaratan saja dari beberapa
persyaratan hadis maqbul (hadis sahih dan hasan) disebut hadis dha’if.
H. Hadis Maudhu’
1. Pengertian hadis maudhu’
Menurut istilah, hadis maudhu’ adalah kebohongan yang diciptakan dan
dibuat yang disandarkan kepada Rasulullah Saw. Hadis mardhu’ adalah
hadis (pernyataan, perbuatan maupun ketetapan) yang diciptakan, dibuat dan
diadakan seseorang, kemudian dinisbahkan kepada Nabi Saw. secara palsu
dan dusta, baik secara sengaja atau tidak.