Study Hadis
Disusun oleh:
Ihda
80300222054
ALAUDDIN MAKASSAR
2023
HADIS DAN SUNNAH
1. Dari tinjauan Ontologi adalah ilmu pengetahuan yang meneliti segala sesuatu yang ada.
Tinjauan epistemology adalah ilmu yang membahas tentang teori terkait, sedangkan
2. Hadis menurut bahasa yakni kata hadis berasal dari bahasa arab yaitu Hadasa,yahdushu,
hudusan wa haddasa, yang berarti jadid “baru” lawan kata qadim “kekal”. Sedangkan
menurut istilah hadis adalah segalah sesuatu yang disandarkan pada diri Nabi
3. As-sunnah secara etimologis berarti: jalan dan perjalanan, sama saja apakah terpuji atau
tercela. Dan bentuk jamak/pluralnya adalah sunnah. Sedangkan menurut ulama hadis,
sunnah adalah segalah sesuatu yang berasal dari rasul sesuai dengan kapasitas rasul
sebagai seorang pembiming, pemberi petunjuk, sebagai uswatun hasanah artinya semua
yang berkenaan dengan sirah, pribadi, sifat jasmani, rohani, perkataan ,perbuatan, dan
4. Ragam jenis hadis/sunnah ada 3 yaitu: perkataan contoh hadis yang diriwayatkan
sesungguhnya setiap perbuatan tergantung pada apa yang diniatkannya, barang siapa
yang berhijrah akan kembali ke allah dan rasulnya, dan barag siapa yang hijrah kerena
dunia atau wanita yang dinikahinya maka pahala hijrahnya akan kembali pada pada
kedua hal tersebut. Perbuatan contoh hadis yang diriwayatkan Sahih Bukhari yang
artinya seperti cara wuduh dan shalat nabi, serta cara berhijrah. Diriwayatkan dari Ibnu
Abbas bahwa rasul mengerjakan kami tentang cara bertasahhud sama saat beliau
mengajarkan al-qur’an. Ketetapan contoh hadis yang diriwayatkan Abu Dawud dan
Nasa’i yang artinya dari Abi Al-Khidriy berkata: bahwa telah bepergian dua orang
lelaki… hingga tiba waktu shalat, akan tetapi mereka tidak mendapatkan air (untuk
wuduh), akhirnya mereka pun bertayammum dan shalat, lalusaat masih waktu shalat
mereka kemudian menemukan air, maka salah satu dari mereka mengulangi shalatnya,
sedang yang satunyatidak… kemudian saat mereka tiba dirasul mereka pun
memberitahukan apayang mereka alami. Nabi pun bersabda pada yang tidak mengulangi
shalatnya: “sudah sesuai dengan sunnah pada apa yang kamu lakukan”, sedangkan
kepada yang mengulang shalatnya nabi hanya berkata “baginya dua pahala”.
5. Ragam jenis hadis yakni sifat atau siroh, hadis riwayat Tirmidzi yang artinya dari jabir
bin Abdullah ia berkata: rasulullah saw tidak pernah melihatku sejak aku masuk islam
7. Syarat hadis shahih yaitu: bersambung sanad, rawi adil, rawi dhabit/kuat hafalan, tidak
8. Menurut Dr. Musthafa As-Siba’iy menjelaskan bahwa fungsi hadis/sunnah terhadap al-
qur’an, ada 3 macam yaitu: Bayanan ta’qiid dan taqriir’ (memperkuat, mempertegas)
atau memperkokoh hokum yang terkandung dalam al-qur’an, baik yang global maupun
terkandung dalam al-qur’an, yakni menafsirkan yang mujmal dan mentakhshilkan yang
‘Am. Bayan Tasyri’, yakni mengadakan atau menetapkan suatu hokum yang secara tidak
dri masa lahirnya dan tumbuh dalam pengenalan, penghayatan dan pengamalan umat dari
sangat dipentingkan, karena dengan dapat diketahui proses dan transformasi berkait
dengan perkataan, perbuatan, hal ihwal, sifat, dan taqrir dari Rasulullah saw. Kepada para
sahabat dan seterusnya hingga munculnya kitab-kita himpunan hadis untuk dijadikan
1. Dari kata al-riwayah adalah masdar dari kata kerjaa rawa dan dapat berarti al-naql
sampai puas). Sedangkan menurut istilah ilmu hadis, menurut M. Syuhudi Ismail al-
riwayah adalah kegiatan penerimaan dan penyampaian hadis, serta penyandaran hadis itu
2. Metode periwayatan hadis yaitu: Al-sima’ adalah seorang guru membaca hadis yang
dihafalnya atau yang ada di kitab tertentu di hadapan murid, orang mendengarkan kata-
katanya. Al- qira’ah adalah seorang murid membaca hadis (yang boleh jadi diperoleh dari
guru yang lain) di depan guru. Al- ijazah adalah sebuah metode dengan pemberian izin
seorang guru kepada murid untuk meriwayatkan buku hadis tanpa membaca hadits
tersebut satu demi satu. Al- mukatabah adalah seorang guru menulis hadits untuk seorang.
I’lam as-syaikh adalah pemberian informasi guru kepada murid bahwa hadits-hadits yang
ada dalam kitab tertentu itu hasil periwayatan yang diperoleh guru dari si fulan, tanpa
menyebut izin/ijazah periwayatan si murid kepada orang lain. Al-wasyiyah adalah seorang
guru mewasiatkan buku-buku hadits kepada muridnya sebelum pergi atau meninggal. Al-
wijada adalah ada orang yag menemukan catatan atau buku hadits yang ditulis oleh orang
lain tanpa ada rekomendasi untuk meriwayatkan hadits di bawah bimbinan dan
kewenangan seseorang.
3. Bentuk-bentuk periwayatan hadis yaitu: Bil Lafdzy; dalam kamus besar Indonesia
periwayatan adalah kata yang memperoleh awalan “me” dan akhiran “an” yang berasal
dari kata “riwayat” yaitu cerita yang turun temurun. Cara nabi menyampaikan hadisnya
ada 3 yaitu: cara lisan dimuka orang banyak terdiri dari kaum laki-laki, pengajian rutin
dikalangan kaum laki-laki dan pengajian diadakan juga dikalangan kaum wanita setelah
kaum wanita memintanya. Bil Ma’na; diketahui bahwa sepeninggalan Rasulullah Saw.
Periwayatan hadits itu diperketat agar tidak terjadi periwayatan sesuatu yang bukan dari
‘ULUM AL-HADITS
1. Ulumul hadis dengan istilah ilmu hadis di dalam tradisi ulama hadis. Ulumul hadis terdiri
dari dua suku kata yaitu ulum dan al-hadist. Kata ulum dalam bahasa arab adalah bentuk
jamak dari iim yang berarti ilmu. Sedangkan al-hadist menurut ulama hadis yaitu:
“segalah perkataan, perbuatan, dan hal ihwal nabi”. Kata ihwal ialah segala yang
diriwayatkan dari nabi saw. Yang berkaitan dengan himmah, karakteristik, sejarah
2. Ulumul hadits dalam perspektif epistimologi; cabang-cabang ilmu hadits yaitu: ilmu
riwayah hadist adalah ilmu yang dinukilkan segala yang di sandarkan kepada nabi saw.
Baik berupa perkataan, perbuatan, takris, maupun sifatnya. Ilmu hadist dirayah adalah
keadaan para perawi dan marwi’nya. Dari ilmu hadist riwayah dan dirayah, pada
hadits, ilmu jarhi wat takdil, ilmu ilmu illail hadits, ilmu nasil wal mansuh, ilmu asbabil
3. Ulumul hadits dalam perspektif aksiologi; Manfaat mempelajari ilmu hadis dirayah adalah
untuk dapat mengetahui kualitas sebuah hadits, apakah ia Maqbu ataukah Mardud baik
dilihat dari sudut sanad atupun matannya. Tujuan mempelajari ilmu hadits riwayah adalah
sebagai bentuk pemeliharaan terhadap hadits nabi saw. Agar tidak lenyap atau hilang,
serta terhindar dari kekeliruan dan kesalahan dalam proses periwayatan, penulisan ataupun
pembukuannya.