BAB I
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dipertanggungjawabkan.
periwayat yang harus bersifat adil, dan memiliki hafalan yang kuat
(dabit). oleh karena itu para periwayat hadis ahad perlu diteliti sifat-
1
ditolak (mardud) sebelum keadaan sanadnya, apakah mereka
perawinya.
merupakan hadis atau tidak, atau jika memang hadis maka perlu
2
sahih atau tidak. Pelacakan seperti itulah namanya penelitian hadis
(takhri@j al-h}adi@s\).
ajaran Islam, tidak seluruh hadis ditulis pada masa Nabi saw.,
Terkait potongan hadis yang kami teliti yaitu خرىمك من تعمُّل القرآن
ُ
وعلَّم ُه. Hadis tersebut bermakna bahwa sebaik-baik dari manusia
B. Rumusan Masalah
qur’an?
Abdul Majid Khon, Takhrij dan Metode Memahami Hadis (Cet. I; Jakarta:
1
3
3. Bagaimana kehujjahan hadis tentang belajar dan
khususnya.
4
BAB II
Takhri>j al-H{adi>s
A. Urgensi Penelitian Hadis
a) Pengertian T{akhri@j
yang berasal dari fi’il ma>di@ mujarrad, yaitu kharaja yang terdiri
atas 3 huruf, yaitu: kha, ra>’ dan jim, makana dasarnya ada dua,
2
Dalam istilah ilmu hadis, syahid adalah dukungan/ corroboration yang
terletak pada bagian periwayat tingkat pertama, yakni tingkat sahabat. Abu ‘Amr
‘Us\ma>n bin Abd al-Rahman Ibn al-Salah, Ulu>m al-H}adi@s\ (al-Madinah al-
Munawwarah: al-Maktabah al-‘Ilmiyyah, 1972), 74-76.
3
Dalam istilah ilmu hadis, mutabi’ adalah dukungan/ corroboration yang
terletak pada bagian bukan tingkat sahabat. ‘Ajja>j al-Khatib, Us}u>l al-
H{adi@s\ ‘Ulu>muhu wa Mus}t}alah{uhu (Beirut: Da>r al-Fikr, 1409 H/1989 M),
hal. 366-368.
4
Arifuddin Ahmad, Paradigma Baru Memahami Hadis Nabi; Refleksi
Pemikiran Pembaruan Prof. Dr. Muhammad Syuhudi Ismail (Cet. II; Ciputat: MSCC,
2005), hal. 68. Lihat juga Abustani Ilyas, Pengantar Ilmu Hadis (Cet. II; Surakarta:
Zadahaniva Publishing, 2013), hal. 116-117.
5
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia (Jakarta: PT Mahmud Yunus Wa
Dzurriyyah, t.th.), hal. 115. Lihat juga Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-
Munawwir Arab-Indonesia (Cet, XIV; Surabaya: Pustaka Progresif, 1997)
5
yaitu penembusan sesuatu dan perbedaan dua warna. 6 Kemudian
kata حدوث- حيدث- حدثyang berarti ( اجلديدbaru) lawan dari kata قدمي
8
pendapat, di antaranya:
6
Abu> al-H{usain Ah}mad Ibn Fa>ris Ibn Zakariyah, Mu’jam al-Maqa>yis
al-Lugah, Jilid II (Beirut: Da>r al-Jil, 1411 H/ 1991 M), hal. 175.
7
Ibrahim Anis, al-Mu’jam al-Wasi@t}, Juz1 (Teheran: Maktabah al-
Islamiyah, t.th.), hal. 244.
8
Ibnu Manz}>ur Muhammad Ibnu Mukarrram Ibnu ‘Aly, Lisa>n al-‘Arab
(Cet. Iii; Beiru>t: Da>r S}a>dr, 1414 H), h. 131.
9
Syuhudi Ismail, Pengantar Ilmu Hadis, Metodologi Penelitian Hadis Nabi
( Cet. I; Bandung: Angkasa, 1994) h. 1.
10
Harmy> Sulaima>n al-D}a>ri>, Muh}a>dara>t fi> ‘Ulu>mil H{adi>s}
(t.t, Da>r al-Nafa>is, 2000), h. 14.
11
Sa’ad Ibn ‘Abdullah A@><li H{umaid, Turuqu Takhri@j al-H{adi@s\ (Cet.
I; al-Riya>d: Da>r ‘Ulu>m al Sunnah Linnasyir, 1420 H/ 2000 M), hal. 5. Lihat
juga Muh}ammad T{ahha>n Us}u>l al-Takhri@j wa Dira>sah al-Asa>ni@d (Cet.
III; Beiru>t: Da>r al-Qur’an al-Kari@m, 1981), h. 9.
6
kepada orang lain dengan menyebutkan mukharrijnya (orang
oleh Bukha>ri@.12
takhrij adalah:
meriwayatkannya.
12
Mah{mu>d al-T}aha>n, Us}u>l al-Takhri>j wa Dira>sah al-Asa>nid
(Cet. III; Beirut, Da>r al-Qur’a>n al-Kari>m, 1401 H/ 1981 M), hal. 10.
7
7. Takhrij dapat membedakan antara proses periwatan yang
(pengertian) saja.
13
Abu Muhammad Abdul Mahdi bin Abdul Qadir bin Abdul Hadi, Metode
Takhrij Hadis (Cet. I; Semarang: Dina Utama/ Toha Putra Group, 1994), hal. 4-6.
14
Burhanudin Darwis, Metodologi Takhrij Hadis (Cet. I; Makassar: Alauddin
University Press, 2013), h. 20.
8
b) Metode Takhri@j al-H{adi@s\
Thuruq al-Takhri>j al-H{adi>s\ Rasulullah saw, Ter. S. Agil Husin Munawwar dan
Ah}mad Rifqi> Muchtar (Cet I; Semarang: Dina Utama, 1994 ), h. 6
9
Selanjutnya sesuai dengan tugas yang akan dikaji yang telah
kekurangan.16
melalui kata-kata yang terdapat dalam matan hadis adalah kitab al-
16
Kelebihan metode ini adalah: 1) mempercepat pencarian hadis-hadis 2)
Para penyusun kitab-kitab takhri@j dengan metode ini membatasi hadis-hadisnya
dalam beberapa kitab induk dengan menyebutkan nama kitab, juz, bab dan
halaman 3) Memungkingkan pencarian hadis melalui kata-kata apa saja yang
terdapat dalam matan hadis. Sedangkan kekurangan metode ini antara lain 1)
keharusan memiliki kemampuan bahasa Arab beserta perangkat ilmunya yang
memadai, karena metode inimenuntut untuk mengembalikan setiap kata-kata
kuncinya kepada kata dasarnya 2) Metode ini tidak menyebutkan perawi dari
kalangan sahabat yang menerima hadis dari Nabi saw. mengharuskan kembali
kepada kitab-kitab aslinya setelah mentakhrijnya dengan kitab ini 3) Terkadang
suatu hadis tidak didapatkan satu kata sehingga yang mencarinya harus
menggunakan kata-kata yang lain.
10
Mu‘jam al-Mufahras li Alfa>z} al-H}adi>s\ al-Nabawiy yang
Sunan Abu Daud, Sunan al-Nasai, Sunan Ibnu Majah, Sunan al-
11
3. ﺕberarti Sunan Turmuz\iy dengan mencantumkan tema
h}adi>s.17
1. Biografi Bukhari
Bardizbah.18
17
Syuhudi Ismail, Pengantar Ilmu Hadis Cara Praktis Mencari Hadis (Cet. II;
Angkasa, Bandung, 1994), h. 51.
18
Abu> ‘Abdillah Muh}ammad bin Ish}a>q bin Muh}ammad bin Yah}ya>
bin Mandah al-‘Abdi@, Fath} al-Ba>b fii al-Kunni@ wa al-Alqa>b juz I 9 (Cet. I; al-
Riya>d}: Maktabah al-Kaus\ar, 1996), h. 119.
12
Nasab beliau:
Bukhari lahir
berilmu. Bapaknya adalah seorang ahli hadits, akan tetapi dia tidak
melihat Hammad bin Zaid dan Abdullah bin Al Mubarak, dan dia
kecil, sehingga dia pun diasuh oleh sang ibu dalam kondisi yatim.
mengetahui satu dirham pun dari hartaku dari barang yang haram,
dan begitu juga satu dirhampun hartaku bukan dari hal yang
syubhat."
13
Maka dengan harta tersebut Bukhari menjadikannya sebagai
kecilnya.
yang tajam dan daya hafalan yang sangat kuat, sedikit sekali orang
bin Abi Hatim bertanya kepadanya; "saat itu umurmu berapa?". Dia
14
lulus dari sekolah akupun bolak-balik menghadiri majelis hadits Ad-
kepada sumber aslinya, jika anda punya.' Kemudian dia pun masuk
bisa tahu wahai anak muda?' Aku menjawab, 'Dia adalah Az Zubair.
tahun."
Bashrah, dan saat itu dia masih anak kecil. Tetapi dia tidak pernah
Tetapi dia menambahkan hadits yang lain lagi sebanyak lima belas
15
ribu hadits. Dan dia membaca semua hadits-hadits tersebut dengan
gunakan untuk pembiaan menuntut ilmu, dan apa yang ada di sisi
para ulama, dan yang pertama kali karya tulis yang beliau hafal
dan pendapat.
Rihlah beliau
sangat mencolok dan sifat yang paling menonjol dari tabiat para
merupakan satu kesatuan pada diri seorang ahlul hadits, maka dia
pun mengikuti sunnah para pendahulunya dan dia pun meniti jalan
16
penduduk negrinya, sehingga tidak terelakkan lagi bagi dirinya
berikut;
2. Bashrah
3. Kufah
4. Baghdad
6. Syam
eufrat)
8. Mesir
tahun, dan aku tidak bisa menghitung berapa kali saya memasuki
17
Guru-guru beliau
bertutur; ' aku telah menulis dari sekitar seribu delapan puluh jiwa
riwayatkan haditsnya;
Murid-murid beliau
18
2) Maka tidaklah mengherankan kalau pengaruh dari majelisnya
teman dekat imam Muslim, dan dia juga memiliki buku shahih
(230-316)
Al Mahamili (235-330)
Nasawi (311)
19
14) Al Imam Abu Abdillah Muhammad bin Yusuf bin Mathar
al Firabri (231-320)
dia pun meminpin shalat mereka. Di setiap rak'at dia membaca dua
mengkhatamkan Al qur`an.
20
kalangan guru-gurunya dan teman-teman seperiode dengannya.
langit ini tidak ada orang yang lebih mengetahui hadits dari
para ahli fikih, orang-orang zuhud dan ahli ibadah, tetapi aku
21
d. Ahmad bin Hambal berkata; Khurasan tidak pernah
Ism'ail
Abu Abdillah.
kealimannya."
guru dan pemimpin para ahli hadits, dan dokter hadits dalam
22
1. Al Jami' as Sahih (Sahih Bukhari)
2. Al Adab al Mufrad.
4. At Tarikh al Awsath.
5. At Tarikh al Kabir.
6. At Tafsir al Kabir.
7. Al Musnad al Kabir.
8. Kitab al 'Ilal.
16. Al Hbbah
17. Al Wihdan
18. Al Fawa`id
20. Masyiikhah
Wafat beliau
23
selama beberapa hari. Dan Akhirnya beliau meninggal pada hari
Shalat Dzuhur pada Hari Raya Idul Fitri. Semoga Allah selalu
2. Biografi Muslim
Nama lengkap Muslim bin al Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al-
Qusyairi an-Naisaburi20
Nasab beliau:
arab asli, dan ada juga yang berpendapat bahwa nisbah kepada
negri tempat beliau tinggal, yaitu Naisabur. Satu kota besar yang
bahwa tahun kelahirannya adalah tahun 204 Hijriah, dan ada juga
20
Agung Danarta, Perempuan Periwayat Hadis (Cet. I; Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2013), h. 39.
24
Ciri-ciri beliau: beliau mempunyai perawakan yang tegap,
Imam Muslim kecil untuk memetik dari buah-buah ilmu syariat tidak
di sia-siakannya.
218 Hijriah dari gurunya Yahya bin Yahya At Tamimi, pada saat itu
perjalanan hajinya pada tahun 220 Hijriah. Pada saat keluar itu dia
25
mendengar hadits dari beberapa ahli hadits, kemudian dia segera
Rihlah beliau
meniti jalan pakar disiplin ilmu ini, dan beliau pun tidak ketinggalan
ilmiahnya, diantaranya;
pada tahun 220 hijriah, pada saat dia masih muda belia, pada saat
26
Beberapa negri yang beliau masuki, diantaranya;
2. Ar Ray
5. Asy Syam
6. Mesir
Guru-guru beliau
shahihnya, dan jumlah mereka mencapai 220 orang, dan masih ada
shahihnya
paling tua
Hafizh
27
g) Abu Bakar bin Abi Syaibah, penulis buku al Mushannaf
Murid-murid beliau
Jarudi
28
12) Abu Hamid Ahmad bin Muhammad bin Asy Syarqi
Abu Zur’ah dan Abu Hatim selalu mengutamakan Muslim bin al-
zaman keduanya.
Ray, dan dia merupakan orang yang tsiqah dari kalangan huffazh,
Shaduuq.”
29
7. Abu Ya’la Al Khalili berkata; “dia sangat familier sekali untuk di
sebutkan keutamaannya.”
10. Ibnul Atsir berkata; “termasuk salah seorang dari para imam
penghafal hadits.”
11. Ibnu Katsir berkata; “termasuk salah seorang dari para imam
penghafal hadits.”
12. Adz Dzahabi berkata; ” Imam besar, hafizh lagi mumpuni, hujah
sampai kepada kita dan sebagian lagi ada yang tidak sampai.
b) Al Kuna wa Al Asma’
c) Al Munfaridaat wa al wildan
d) Ath Thabaqaat
f) At Tamyiz
adalah;
30
1. Al Musnad al Kabir ‘Ala ar Rijal
2. Al Jami’ al Kabir
3. Al ‘Ilal
4. Al Afraad
5. Al Aqraan
6. Su`alaat Muslim
9. Masyayikhu Malik
Wafatnya beliau
kampung Nasr Abad, salah satu daerah di luar Naisabur, pada hari
beliau 55 tahun.
bahwa nama Abu Daud adalah Sulaiman bin al Asy'ats bin Syadad
31
bin 'Amru bin 'Amir21. Menurut Muhammad bin Abdul 'Aziz Al
Hasyimi; Sulaiman bin al Asy'ats bin Basyar bin Syadad. Ibnu Dasah
dan Abu 'Ubaid Al Ajuri berkata; Sulaiman bin al Asy'ats bin Ishaq
bin Basyir bin Syadad. Pendapat ini di perkuat oleh Abu Bakr Al
Bashrah.
Nasab beliau:
ini, diantaranya:
nisbah kepada daerah Sijistan, yaitu daerah terkenal. Ada juga yang
21
Agung Danarta, Perempuan Periwayat Hadis, h. 43.
32
As Sam'ani mengutip satu pendapat bahwa as-sijistan
Negri Afganistan.
33
merupakan sosok ulama yang sering berkeliling mencari hadits ke
berbagai ulama, maka tak heran jika dia dapat menulis dan
bahkan lebih dari itu. Hal ini merupakan modal besar bagi berbagai
Rihlah beliau
34
3. Bashrah; beliau tinggal disana dan banyak mendengar hadits
itu.
dari penduduknya.
7. Mesir
penduduk Baghlan.
9. Ar Ray
Guru-guru beliau
adalah;
al Kufi.
35
f. Abdullah bin Maslamah bin Qa'nab al Qa'nabi al Harits al
Madani
Murid-murid beliau
b) Imam Nasa'i
e) Abu 'Amru Ahmad bin Ali Al Bashri (perawi kitab sunan dari
beliau).
36
j) Abu Bakar bin Abi Dunya.
l) Ali bin Hasan bin Al 'Abd Al Anshari (perawi sunsn dari beliau).
dari beliau).
beliau).
diantaranya adalah;
37
5. Al Hakim berkata: Abu Daud adalah imam bidang hadits di
yang lainnya.
38
kitabku ini sebanyak empat ribu delapan ratus Hadits. Aku sebutkan
adalah;
1) As Sunan
2) Al marasil
3) Al Masa'il
7) Kitab az zuhd
c. At Tafarrud
d. Fadla'ilu al anshar
39
e. Musnad Hadits Malik
f. Dala'ilu an nubuwwah
g. Ad du'aa'
h. Ibtidaa'u al wahyi
i. Akhbaru al Khawarij
j. Ma'rifatu al awqaat
Wafatnya beliau
4. Biografi Tirmizi
Nama lengkap Muhammad bin 'Isa bin Saurah bin Musa bin adl
Nasab beliau:
kearaban
(Tirmidz), yaitu satu kota yang terletak di arah selatan dari sungai
22
Agung Danarta, Perempuan Periwayat Hadis, h. 45.
40
memperkirakan bahwa kelahiran beliau pada tahun 209 hijriah.
hijriah.
41
Beliau memiliki kelebihan; hafalan yang begitu kuat dan otak
adalah, satu kisah perjalan beliau meuju Makkah, yaitu pada saat
aku dalam perjalanan menuju Makkah, ketika itu aku telah menulis
bertanya kepadanya, dan saat itu aku mengira bahwa "dua jilid
kitab" yang aku tulis itu bersamaku. Tetapi yang kubawa bukanlah
dua jilid tersebut, melainkan dua jilid lain yang masih putih bersih
aku meminta lagi agar dia meriwayatkan hadits yang lain. Ia pun
42
'Coba ulangi apa yang kubacakan tadi,' Lalu aku membacakannya
Rihlah beliau
43
Dengan ini bisa di prediksi bahwa beliau masuk ke Baghdad
1. Khurasan
2. Bashrah
3. Kufah
4. Wasith
5. Baghdad
6. Makkah
7. Madinah
8. Ar Ray
Guru-guru beliau
44
2) Ishaq bin Rahuyah
45
26) Hannad bin as Sari
Murid-murid beliau
46
o) Abu Ja'far Muhammad bin Ahmad An Nasafi
Amin
yang aku ambil manfaatnya darimu itu lebih banyak ketimbang ilmu
dan dia tidak meninggalkan di Khurasan orang yang seperti Abu 'Isa
47
Abu Ya'la al Khalili menuturkan; “Muhammad bin 'Isa at
seorang imam yang di ikuti dalam hal ilmu hadits, beliau telah
hafalan."
48
penelaahan, sebenarnya kapabalitas Imam Tirmidzi tidak
lakukan, sebab banyak dari kalangan ulama hafizh lagi tsiqah yang
diantara buku-buku beliau ada yang sampai kepada kita dan ada
juga yang tidak sampai. Di antara hasil karya beliau yang sampai
b. Kitab Al 'Ilal
sallam.
adalah;
a) Kitab At-Tarikh.
49
b) Kitab Az Zuhd.
Wafatnya beliau:
5. Biografi Al-Nasai
Nama lengkap Ahmad bin Syu’aib bin Ali bin Sinan bin Bahr23
hijriah
dari Khurasan.
23
Agung Danarta, Perempuan Periwayat Hadis. H. 48.
50
Imam Nasa`i memulai menuntut ilmu lebih dini, karena beliau
gambarkan oleh al Hafizh Abu Thalib Ahmad bin Sazhr; ‘ siapa yang
hadits Ibnu Lahi’ah dengan terperinci - yaitu dari Qutaibah dari Ibnu
51
Dengan ini menunjukkan, bahwa tendensi beliau bukan hanya
melihatnya.
Rihlah beliau
1. Khurasan
52
2. Iraq; Baghdad, Kufah dan Bashrah
4. Syam
kekuasaan Ramawi
6. Hijaz
7. Mesir
Guru-guru beliau
53
9) Al Harits bin Miskin
Murid-murid beliau
54
menuturkan; beliau adalah imam dalam bidang hadits dengan
terkenal.’
adalah;
55
1. As Sunan Ash Shughra
2. As Sunan Al Kubra
3. Al Kuna
4. Khasha`isu ‘Ali
6. At Tafsir
14. Al Ikhwah
15. Al Ighrab
Wafatnya beliau
al-’Uqbi al-Mishri.
56
6. Biografi Ibnu Majah
Abu ‘Abdullâh
Nasab beliau:
24
‘Abdul Kari@@@@@@@@@@@@@@m bin Muh}ammad bin Mans}u>r
al-Tami@mi@ al-Sam’a>ni@al-Marwaz\i@ Abu> Sa’ad, al-Tah}bi@r Fi@ Mu’jam
al-Kabi@r juz I (Cet. I; Bagda>d: Ria>sah Di@wa>n al-Auqa>f, 1975), h. 396.
57
dan berguru kepadanya. Ath Thanafusi meninggal pada tahun 233
hijriah, ketika itu Ibnu Majah berumur sekitar 24 tahun. Maka bisa di
tersebut.
Rihlah beliau
Ibnu Majah meniti jalan ahli ilmu pada zaman tersebut, yaitu
2. Ar Ray
6. Mesir
58
Guru-guru beliau
Murid-murid beliau
haus akan ilmu berkeliling dalam majlis yang beliau dirikan. Maka
mereka adalah;
59
e. Ishaq bin Muhammad
h. Ibnu Sibuyah
60
c) Kitab at Tarîkh yang berisi sejarah mulai dari masa ash-
Wafatnya beliau
ramadlan tahun dua ratus tujuh puluh tiga hijriah. Di kuburkan esok
Nama lengkap Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin
Asad bin Idris bin Abdullah bin Hayyan bin Abdullah bin Anas bin
'Auf bin Qasithi bin Marin bin Syaiban bin Dzuhl bin Tsa'labah bin
keduanya anak Syaiban bin Dzuhl bin Tsa'labah, seorang arab asli.
sallam di Nazar.
T{abaqa>h al-Kubra> juz VII (Cet. I; Beiru>t: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiah, 1990), h.
253.
61
Ayah Imam Ahmad dan kakeknya meninggal ketika beliau
dan kasih sayang ibunya saja. Jadi, beliau tidak hanya sama dengan
tahun 179 hijriah, pada saat itu beliau berusia empat belas tahu,
tahun.'
Di sana tinggal para qari', ahli hadits, para sufi, ahli bahasa, filosof,
62
dan sebagainya. Setamatnya menghafal Alquran dan mempelajari
ilmu dengan penuh semangat yang tinggi dan tidak mudah putus
asa.
Dalam rihlah ilmiyyah yang beliau jalani, ada satu pelajaran yang
Rihlah beliau
ilmu dari sang ulama. Kecintaan kepada ilmu jua yang menjadikan
beliau rela tak menikah dalam usia muda. Beliau baru menikah
63
beliau kunjungi pada tahun 194 hijriah, dan yang keempat beliau
keluar darinya pada tahun yang sama, dan ini merupakan rihlah
lagi pada tahun 196 hijriah, dan beliau juga pernah tinggal di
Makkah.
berjalan kaki pada tahun 199 hijriah. Tinggal di depan pintu Ibrahim
bin 'Uqail selama dua hari dan dapat menulis hadits dari
Adurrazzaq.
64
Ibadan; beliau mengunjunginya pada tahun 186 hijriah, di
sana tinggal Abu Ar Rabi' dan beliau dapat menulis hadits darinya.
Guru-guru beliau
65
16. Yahya bin Abi Zaidah
Murid-murid beliau
1) Abdurrazzaq
a. Al Imam Al Bukhari
d. Al Imam At Tirmidzi
66
e. Al Imam Ibnu Majah
f. Al Imam An Nasa`i
adalah;
at tabi'in. dan dia berkata; 'kalau bukan karena Ats Tsauri, wara'
akan sirnah. Dan kalau bukan karena Ahmad, dien akan mati.'
67
ditanakanlah kepadanya; 'siapakah dia?' dia menjawab; 'Ahmad bin
Hambal.'
di zamannya.'
tentang 'ali bin Al Madini dan Ahmad bin Hambal, siapa diantara
fakih.'
68
Jika ada hadits shahih (yang engkau tahu), maka beri tahulah aku.
Insya Allah, jika (perawinya) dari Kufah atau Syam, aku akan pergi
1. Al Musnad
2. Al 'Ilal
3. An Nasikh wa al Mansukh
4. Az Zuhd
5. Al Asyribah
6. Al Iman
7. Al Fadla`il
8. Al Fara`idl
9. Al Manasik
15. Al Imamah
69
18. Musnad ahli al bait
Ahmad, diantaranya;
Kitabu as sunnah.
Wafatnya beliau
beratusan ribu orang. Ada yang mengatakan 700 ribu orang, ada
8. Biografi Malik
Nama: Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir bin Amru bin Al
70
Kunyah beliau: Abu Adbillah
bawah dagunya.
Hijrah, sumber mata air As Sunah dan kota rujukan para alim
71
Madinah untuk mencari ilmu. Ia merasa Madinah adalah kota
ulama besar.
terkenal lainnya
ilmu.
Rihlah beliau
satu majlis di masjid Nabawi pada saat beliau menginjak dua puluh
satu tahun, dan pada saat itu guru beliau Nafi’ hiudp. Semua itu
72
Guru-guru beliau
Nafi’ mantan budak Abdullah bin ‘Umar. Malik berkata; ‘Nafi’ telah
menyebarkan ilmu yang banyak dari Ibnu ‘Umar, lebih banyak dari
Murid-murid beliau
imam Malik ketika beliau masih muda belia. Disini kita kategorikan
diantaranya;
73
Guru-guru beliau yang meriwayatkan dari imam Malik,
diantaranya;
mereka adalah;
diantaranya;
74
e) Abu Mush’ab Az Zuhri
bintang.”
Imam Malik” dan imam Syafi’I berkata: “tidak ada diatas bumi ini
kitab setelah kitabullah yang lebih sahih dari kitab Imam Malik”.
75
Hasil karya beliau
tersebar, diantaranya;
1) Risalah fi al qadar
3) Risalah fi al aqdliyyah
6) Juz`un fi at tafsir
7) Kitabu as sirr
Wafatnya beliau
munawwarah.
9. Biografi al-Darimi
Nasab beliau:
qabilah Tamim.
76
Ad Darimi; adalah nisbah kepada Darim bin Malik dari
pikiran yang tajam dan daya hafalan yang sangat kuat, teristimewa
menuntut ilmu
77
Rihlah dalam rangka menuntut ilmu merupakan bagian yang
sangat mencolok dan sifat yang paling menonjol dari tabiat para
atsar di berbagai belahan negri islam yang sangat luas. Maka Imam
ilmu ini.
1. Khurasan
2. Iraq
3. Baghdad
4. Kufah
5. Wasith
6. Bashrah
8. Jazirah
haditsnya adalah;
78
7) 'Utsman bin 'Umar bin Faris
9) Abu 'Ashim
Murid-murid beliau
menimba ilmu yang ada pada diri si 'alim. Begitu juga dengan Imam
79
e. Raja` bin Murji
j. Abu Zur'ah
k. Abu Hatim
m. Ja'far al Firyabi
di Bukhara".
selain dirinya.'
80
Raja` bin Murji menuturkan; 'aku telah melihat Ibnu Hambal,
Ishaq bin Rahuyah, Ibnu al Madini dan Asy Syadzakuni, tetapi aku
orang yang paling berilmu yang berada di Khurasan pada hari ini,
diantara mereka.
a) Sunan ad Darimi.
c) al Jami'
d) Tafsir
Wafatnya beliau
81
Adapun petunjuk yang ditemukan dengan metode salah satu
26
خرى
21 فضائل القرآن:خ
2 فضائل القرآن:دى
15 ثواب القرآن:ت
16 مقد مة:جه
27
عمل
**21 فضائل القرآن:خ
**15 ثواب القرآن:ت
**2 فضائل القرآن:دى
.41،15،19 وتر:د
.16 مقدمة:جه
.1،57،58،69،153 :مح
Berdasarkan kutipan hadis di atas disertai dengan kode
: خS{ah}i>h Bukh>ari
: دىSunan Da>rimi
: تSunan Tirmiz}i
26
A. J Wensick, Mu’jam al-Mufahras al-H}adi>s\ al-Nabawi>, Madinah: Maktabah
Bari>l, 1936, Juz 2 hal. 97
27
A. J Wensick, Mu’jam al-Mufahras al-H}adi>s\ al-Nabawi>, Madinah: Maktabah
Bari>l, 1936, Juz 4 hal. 327
82
د: Sunan Abu> Da>wud
مح: Musnad Ah}mad Bin Hanbal
** : Lambang Bintang pada petunjuk tersebut berarti adanya
hadis yang
metode ini karena menganggap lebih praktis dan cepat. Takhrij> al-
28
Kitab ini dikarang oleh al-H}afi>z} Jala>l al-Di>n Abu>> al-Fad}l ‘‘Abd
al-Rah}ma>n bin Abi> Bakr Muh}ammad al-Khud}airi> al-Suyu>t}i> al-Syafi>’i
atau lebih dikenal dengan Imam al-Suyu>t}i. Dalam mentakhri>j suatu h}adi>s\,
dalam kitab ini diatur menurut urutan huruf hijaiyah agar pencarian lebih mudah.
Kemudian dengan lafal pertama (awal) dari matan h}adi>s\ dengan pasti. Dalam
kitab ini tidak menuliskan keterangan-keterangan h}adi>s\ secara lengkap,
tetapi disingkat lalu digunakan kode-kode tertentu: حص berarti ح,حصيح
berarti ض,حسن ضعيف
berarti . Kode-kode yang dipakai oleh penyusun kitab ini
tercantum dalam muqaddimahnya, berikut keterangan maksud kode-kode
tersebut, diantaranya: ﺥberarti Imam Bukha>ri> dalam S}ah}i>hnya, ﻡberarti
Imam Muslim dalam S}ah}i>hnya, ﻕberarti H}adis\ muttafaq ‘alaih (Imam
Bukha>ri> dan Muslim dalam kedua s}ah}i>hnya), ﺩberarti Imam Abu>>
Da>wud dalam sunannya, ﺕberarti Imam Turmuz\iy dalam sunannya, ﻥberarti
Imam Nasa>‘i> dalam sunannya, ﻩberarti Ibnu Ma>jah dalam sunannya, ٤ berarti
H}adis\ yang diriwayatkan oleh empat ulama h}adis\ dalam sunan mereka
(Abu>> Da>wud, Turmuz\i, Nasa>‘i dan Ibnu Ma>jah), ٣ berarti diriwayatkan
oleh Abu>> Da>wud, Turmuz\i dan Nasa>‘I, ﺣﻢberarti Imam Ah}mad dalam
musnadnya.
83
al-Jawa>mi’29, dan al-Ja>mi’ al-azha>r min h}adi>s\ al-nabi> al-
H}afiz} al-Sakhowi.
29
Kitab ini diklasifikasikan dalam dua kelompok, yakni h}adis\ perkataan
(qauliy), dan h}adis\ perbuatan (fi’liy) diklasifikasikan dalam tempatnya
tersendiri. Sistematik yang digunakan dalam penyusunan h}adis\-h}adis\ perkata
sama halnya dengan urutan huruf-huruf hijaiyah yang terdapat pada huruf
pertama dan seterusnya dari matan h}adis\. Adapun h}adis\ fi‘li> disusun
menurut nama-nama sahabat. Penyusun menuliskan nama setiap sahabat
kemudian menulis h}adis\-h}adis\ yang diriwayatkan oleh masing-masing
mereka, baik berupa perbuatan Rasul yang dilihatnya atau perbuatan sendiri.
30
Dengan menggunakan metode ini kemungkinan besar penelitian akan
dengan cepat menemukan hadis-hadis yang dimaksud. Hanya saja bila terdapat
kelainan lafal pertama tersebut sedikitpun akan sulit menemukan hadis. Lihat
Abu Muhammad Abdul Mahdi bin Abdul Qadir diterjemahkan S. Agil Husin
Munawwar dan Ahmad Rifqi Muchtar, Metode Takhrij Hadits, hal. 17.
84
e. Kitab Kasyf al-Kahafa wa Muziil al-Ilbas Amma Asytahara min
:خرىمك
:2 : – يم79,58 :1 : – مح211 : – هـ2907-2908 : ت-- 1452 :د: 236:6- خ
437
31
3 :168 , 1173 حصيحه
Berdasarkan petunjuk di atas, maka hadis tentang
Bin Hanbal.
85
pertama dalam metode ini mengenal lebih awal periwayat
32
Adapun kelebihan metode ini 1) memperpendek masa proses takhri@j
dan diperkenalnya ulama hadis yang neriwatyatkannya beserta kitab-kitabnya 2)
memberikan manfaat diantaranya memberikan kesempatan melakukan
persanad. Sedangkan kekurangan 1) Tidak dapat digunakan dengan baik tanpa
mengetahui terlebih dahulu periwayat pertama dari hadis tersebut 2)
terdapatnya kesulitan –kesulitan mencari hadi diantaranya didasarkan perawi-
perawinya yang dapat menyulitkan maksud tersebut.
33
Metode melalui kitab ini terlebih dahulu diketahui nama sahabat yang
meriwayatkan hadis tersebut, bila sahabat tersebut termasuk banyak
meriwayatkan hadis maka dituntut ntuk mengetahui tabin yang meriwayatkan
dirinya. Jika nama tabiin tidak dituntut diketahui namanya sebagai periwayat
hadis diatas , pada bagian tertentu pentahqiq kitab mencantumkan nama
pertama dan akhir sahabat-sahabat yang terdapat padanya.
86
ت
وق ال. عن ه ب ه، عن عب د ال رمحن بن احساق، عن عب د الواح د بن زاىد،عت قتىب ة
التعرفه من حدىث عىل الا من حديث عىل الا من حدىث عبد الرمحن بن احساق 34
Maudhu’ (tematik)
dan kekurangan.35
34
Jama>l al-Di>n Abu> al-H}ajja>j Yu>su>f bin ‘Abd al-Rah}ma>n al-Mizzi>>,
Tuhfah al-Asyra>f bi Ma’rifah al-At}ra>f ma’a al-Nukt al-Z}ira>f ‘ala> al-At}ra>f,
Maktabah al-Isla>mi>, Juz 7, hal. 453.
35
Adapun kelebihan metode ini ialah 1) Tidak membutuhkan pengetahuan-
pengetahuan lain diluar hadis, melainkan pengetahuan akan kandungan hadis, 2)
Mendidik ketajaman pemahaman hadis pada peneliti, seorang peneliti setelah
menggunakan metode beberapa kali akan memiliki kemampuan terhadap tema
dan maksud hadis 3) Memperkenalkan kepada peneliti maksud hadis yang
dicarinya dan hadis-hadis yang senada dengannya. Sedangakan kekurangan
adalah 1) terkadang kandungan hadis sulit disimpulkan oleh seorang peneliti
hingga tidak dapat menentukan temanya, 2) Terkadang pemahaman peneliti
tidak sesuai dengan pemahaman penyusun kitab.
87
kitab al-Durru al-Mantsu>r Fi> al-Tafsi>r bi al-Ma’tsu>r oleh al-
2351
)خريمك من تعمّل َالقرآن وعلّم ُه (كرعن عامثنُ
.خيارمك وأفاض ِلمك من تعمّل َ القرآ ِن وعل َمه (كر) عن عامثن
ِ إن من-2352
ِ كفض ل. و فض ُل الق رآن عىل س ا ئ رالالكم،خريمك من تع َمل القرآن وعلمه
هللا ُ -2353
37
. (ابن الرضيس هب ) عن عامثن.عىل خل ِق ِه وذكل أنه منه
Dalam kitab ini diperoleh 3 jenis potongan hadis tentang
36
S}ah}i>h al-Bukha>riy>, S}ah}i>h Muslim, Sunan Turmudz|i>y, Sunan
Abu>> Da>wud, Sunan Nasa>’I, Sunan Ibnu Ma>jah, Sunan al-Da>rimi>y,
Muwaththa’ Ma>lik, Musnad Imam Ah}mad, Musnad al-Thayalisi, Musnad Zaid bin
‘Ali bin Husein bin ‘Ali bin Thalib yang wafat pada tahun 122 H, al-Thabaqat al-
Kubra, karangan al-H}afizh al-S|iqah Muh}ammad bin Sa‘ad wafat tahun 230 H,
Sirah Ibnu Hisyam, al-Maghazy, karangan Muh}ammad bin Umar al-Waqidy,
wafat tahun 207 H.
37
Ala> al-Di@n ‘Aliy al-Muttaqiy bin Hisa>m al-Di@n al-Hindiy al-Burha>n Fauriy,
Kanz al-‘Umma>l, juz 1 (Beirut: Mu’assasah al-Risa>lah, 1989), hal. 525
88
hadis-hadis qudsi, maudu, hadis mursal, masyhur, dan lain-lain.
89
. ابن أيب شيبة – عامثن. ابن ايب شيبة – عيل, مح. ادلاريم – سعد: 1171 الصحىحة
41
Kutub al-Tis’ah.
َحدَّ ثَنَا َح َّج ُاج ْب ُن ِمهْن َالٍ َحدَّ ثَنَا ُش ْع َب ُة قَ ا َل َأ ْخرَب َ يِن عَلْ َق َم ُة ْب ُن َم ْرثَ ٍد مَس ِ ْع ُت َس ْعدَ ْب َن ُع َب ْي دَ َة-5027
ْ السلَ ِم ّ ِي َع ْن ُعثْ َم َان َريِض َ اهَّلل ُ َع ْن ُه َع ْن النَّيِب ِ ّ َصىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه َو َس مَّل َ قَ ا َل َخرْي ُ مُك
ُّ َع ْن َأيِب َع ْب ِد َّالرمْح َ ِن
41
Jala>l al-Di>n al-Suyu>t}i@, Yu>suf al-Nabha>niy, Muh}ammad al-Na>s}ir al-
Di@n al-Alba>niy, Tarti@b Ah}a>di@s\ S}ah}i@h} al-Ja>mi’ al-S{agi@r wa
Ziya>dati, jilid 1 (Cet. I; Riya>d: Maktabah al-Ma’arif, 1406 H), hal. 620.
42
Jala>l al-Di>n al-Suyu>t}i@, Yu>suf al-Nabha>niy, Muh}ammad al-Na>s}ir al-
Di@n al-Alba>niy, Tarti@b Ah}a>di@s\ S}ah}i@h} al-Ja>mi’ al-S{agi@r wa
Ziya>dati, jilid 1 (Cet. I; Riya>d: Maktabah al-Ma’arif, 1406 H), hal. 626-627
90
ََم ْن تَ َعمَّل َ الْ ُق ْرآ َن َوعَل َّ َم ُه قَ ا َل َوَأ ْق َرَأ َأب ُ و َع ْب ِد ال َّرمْح َ ِن يِف ْم َر ِة ُعثْ َم َان َحىَّت اَك َن الْ َح َّج ُاج قَ ا َل َو َذاك
ِإ
اذَّل ِ ي َأ ْق َعدَ يِن َم ْق َع ِدي هَذا
43 َ
Artinya:
Artinya:
43
Muh{ammad Ibn Isma>’il Abu> ‘Abdillah al-Bukha>ry> al-Ju’fiy>, al-
Ja>mi’S}ah{i@h} lil Bukha>ri@, Juz 3 (Kairo: al-Mit}ba’at al-Salafiyah wa
Maktabatuha>, t.th), hal. 427.
Abu> Da>ud Sulaima>n bin al-Asyias\ al-Sajasta>ni@ al-Azdi@, Suna>n Abu>
44
91
Telah menceritakan kepada kami Hafs\ ibn ‘Amr
Alqamah ibn Martsad dari Sa’ad bin Ubaidah dari Abu Abdu
mengajarkannya”(HR.Abu Daud.1452)
َأ ْخرَب َ يِن عَلْ َق َم ُة ْب ُن: َأنْ َبَأاَن ُش ْع َب ُة قَ ا َل: َحدَّ ثَنَا َأب ُ و د َُاو َد قَ ا َل: قَا َل، َحدَّ ثَنَا َم ْح ُمو ُد ْب ُن غَ ْي َال َن- 2907
َأ َّن َر ُسو َل، َع ْن ُعثْ َم َان ْب ِن َعفَّ َان، حُي َ ِّد ُث َع ْن َأيِب َع ْب ِد َّالرمْح َ ِن،َ مَس ِ ْع ُت َس ْعدَ ْب َن ُع َب ْيدَ ة: قَا َل،َم ْرثَ ٍد
فَ َذاكَ اذَّل ِ ي: َخرْي ُ مُك ْ َم ْن تَ َعمَّل َ ال ُق ْرآ َن َوعَل َّ َم ُه قَ ا َل َأب ُ و َع ْب ِد ال َّرمْح َ ِن:هللا َصىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه َو َس مَّل َ قَ ا َل
ِ
.وس َف ُ ُ َوعَمَّل َ ال ُق ْرآ َن يِف َز َم ِن ُعثْ َم َان َحىَّت بَلَ َغ احل َ َّج َاج ْب َن ي،َأ ْق َعدَ يِن َم ْق َع ِدي ه ََذا
45
.يث َح َس ٌن حَص ِ ٌيح
ٌ ه ََذا َح ِد
Artinya:
45
Abu I<sa> Muhammad bin I<sa> bin Sau>rah, al-Ja>mi’ al-S}ah}ih} Sunan al-
Tirmizi, juz 5 (Cet.II;, (Da>r Ih}ya’ al-Tura>s\, Beirut, 1975), h. 173.
92
Alqamah ibn Mars\ad berkata,saya telah mendengarkan Sa’ad bin
َع ْن عَلْ َق َم َة ْب ِن، َحدَّ ثَنَا ُس ْف َي ُان: قَا َل، َحدَّ ثَنَا ِبرْش ُ ْب ُن الرَّس ِ ِ ّي: قَا َل، َحدَّ ثَنَا َم ْح ُمو ُد ْب ُن غَ ْي َال َن-2908
هللا َص ىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه
ِ ول ُ قَ ا َل َر ُس: قَ ا َل، َع ْن ُعثْ َم َان ْب ِن َعفَّ َان،السلَ ِم ّ ِي ُّ َع ْن َأيِب َع ْب ِد َّالرمْح َ ِن،َم ْرثَ ٍد
.ُ َأ ْو َأفْضَ لُمُك ْ َم ْن تَ َعمَّل َ ال ُق ْرآ َن َوعَل َّ َمه،ْ َخرْي ُ مُك: َ َو َسمَّل
.يث َح َس ٌن حَص ِ ٌيح
ٌ ه ََذا َح ِد
Artinya:
mengajarkannya”.(HR.Tirmizi 2908)
93
َع ِن النُّ ْع َم ِان، َع ْن َع ْب ِد ال َّرمْح َ ِن ْب ِن حْس ََاق، َحدَّ ثَنَا َع ْبدُ َالوا ِح ِد ْب ُن ِزاَي ٍد: قَا َل، َحدَّ ثَنَا قُتَ ْي َب ُة- 2909
ِإ
مُك
َ َخرْي ُ ْ َم ْن تَ َعمَّل: َ هللا َص ىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه َو َس مَّل
ِ ولُ قَ ا َل َر ُس: قَ ا َل، َع ْن عَيِل ِ ّ ْب ِن َأيِب َط ا ِل ٍب،ْب ِن َس ْع ٍد
.ُال ُق ْرآ َن َوعَل َّ َمه
ِ يث عَيِل ٍ ّ َع ِن النَّيِب ِ ّ َصىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه َو َسمَّل َ الَّ ِم ْن َح ِد
يث َع ْب ِد ال َّرمْح َ ِن ِ َال ن َ ْع ِرفُ ُه ِم ْن َح ِد،يثٌ َه َذا َح ِد
ِإ
46
.ْب ِن حْس ََاق
ِإ
Artinya:
dari Abdu Rahman bin Ishaq dari Abdu Rahman bin Isha>q dari An-
Nu’man dari Ali bin Abi Tha>lib, berkata: berkata Rasulullah SAW
mengajarkannya”.(HR.Tirmizi 2909)
، َح دَّ ثَنَا ُش ْع َب ُة: َح دَّ ثَنَا حَي ْ ىَي ْب ُن َس ِعي ٍد الْ َق َّط ُان قَ ا َل:) حصيح( َحدَّ ثَنَا ُم َح َّمدُ ْب ُن بَشَّ ٍار قَ ا َل- 211
ُّ َع ْن َأيِب َع ْب ِد َّالرمْح َ ِن،َ َع ْن َس ْع ِد ْب ِن ُع َب ْيدَ ة، َع ْن عَلْ َق َم َة ْب ِن َم ْرثَ ٍد،َو ُس ْف َي ُان
َع ْن ُعثْ َم َان ْب ِن،الس لَ ِم ّ ِي
46
Abu I<sa> Muhammad bin I<sa> bin Sau>rah, al-Ja>mi’ al-S}ah}ih} Sunan al-
Tirmizi, juz 5 (Cet.II;, (Da>r Ih}ya’ al-Tura>s\, Beirut, 1975), h. 174.
94
ْ «§َأفْ َض لُمُك، قَ ا َل ُش ْع َب ُة « َخرْي ُ مُك ْ» َوقَ ا َل ُس ْف َي ُان: َ هللا عَلَ ْي ِه َو َسمَّل
ُ ول اهَّلل ِ َصىَّل
ُ قَا َل َر ُس: قَا َل،َعفَّ َان
»َُم ْن تَ َعمَّل َ الْ ُق ْرآ َن َوعَل َّ َمه
Artinya:
Alqamah ibn Mars\ad dari Sa’ad bin Ubaidah dari Abdu Rahman As-
orang yang paling utama di antara kalian adalah yang belajar Al-
، َع ْن عَلْ َق َم َة ْب ِن َم ْرثَ ٍد، َحدَّ ثَنَا ُس ْف َي ُان: َحدَّ ثَنَا َو ِكي ٌع قَا َل:) حصيح( َحدَّ ثَنَا عَيِل ُّ ْب ُن ُم َح َّم ٍد قَا َل- 212
: َ هللا عَلَ ْي ِه َو َس مَّل
ُ ول اهَّلل ِ َص ىَّل ُ قَ ا َل َر ُس: قَا َل، َع ْن ُعثْ َم َان ْب ِن َعفَّ َان،السلَ ِم ّ ِي ُّ َع ْن َأيِب َع ْب ِد َّالرمْح َ ِن
»ُ«§َأفْضَ لُمُك ْ َم ْن تَ َعمَّل َ الْ ُق ْرآ َن َوعَل َّ َمه
َح دَّ ثَنَا عَامِص ُ ا ْب ُن: َحدَّ ثَنَا الْ َح ِار ُث ْب ُن نَهْب َ َان قَا َل: حسن) حصيح( َحدَّ ثَنَا َأ ْزه َُر ْب ُن َم ْر َو َان قَا َل-213
«§ ِخ َي ُارمُك ْ َم ْن: َ هللا عَلَ ْي ِه َو َسمَّل
ُ ول اهَّلل ِ َصىَّل ُ قَا َل َر ُس: قَا َل، َع ْن َأبِي ِه، َع ْن ُم ْص َع ِب ْب ِن َس ْع ٍد، َ هَب ْدَ ةَل
47
» ُ فََأ ْق َعدَ يِن َم ْق َع ِدي ه ََذا ُأ ْقرِئ، َ«وَأخ ََذ ِب َي ِدي: قَا َل، »ُتَ َعمَّل َ الْ ُق ْرآ َن َوعَل َّ َمه
95
e. Dalam Musnad Ah}mad ditemukan beberapa riwayat,
َ - 412حدَّ ثَنَا ُم َح َّمدُ ْب ُن َج ْع َف ٍرَ ،وهَب ْ ٌزَ ،و َح َّج ٌاج ،قَالُواَ :حدَّ ثَنَا ُش ْع َب ُة ،قَ ا َل :مَس ِ ْع ُت عَلْ َق َم َة ْب َن َم ْرثَ ٍد
السلَ ِم ّ ِي
حُي َ ِّد ُث َع ْن َس ْع ِد ْب ِن ُع َب ْيدَ ةََ ،ع ْن َأيِب َع ْب ِد َّالرمْح َ ِن ُّ
هللا عَلَ ْي ِه َو َسمَّل َ َ ،أن َّ ُه قَا َلَّ " :ن َخرْي َ مُك ْ َم ْن عَمَّل َ الْ ُق ْرآ َن َأ ْو تَ َعل َّ َم ُه
َع ْن ُعثْ َم َان ْب ِن َعفَّ َانَ ،ع ِن النَّيِب ِ ّ َصىَّل ُ
ِإ
" .قَا َل ُم َح َّمدُ ْب ُن َج ْع َف ٍر َو َح َّج ٌاج :قال :فَ َقا َل َأبُو َع ْب ِد َّالرمْح َ ِن :فَ َذاكَ اذَّل ِ ي َأ ْق َعدَ يِن ه ََذا الْ َم ْق َعدَ .
هللاَ ،ولَ ِك ْن قَدْ مَس ِ َع ِم ْن
قَا َل َح َّج ٌاج :قَا َل ُش ْع َب ُةَ :ول َ ْم ي َْس َم ْع َأبُو َع ْب ِد َّالرمْح َ ِن ِم ْن ُعثْ َم َان َواَل ِم ْن َع ْب ِد ِ
عَيِل ٍ ّ َريِض َ ُ
هللا َع ْنهُ.
قَ ا َل َأيِب َ :وقَ ا َل هَب ْ ٌزَ :ع ْن ُش ْع َب َة قَ ا َل :عَلْ َق َم ُة ْب ُن َم ْرثَ ٍد َأ ْخرَب َ يِن َ ،وقَ ا َلَ " :خرْي ُ مُك ْ َم ْن تَ َعمَّل َ الْ ُق ْرآ َن
َّ 48
َوعَل َمهُ"
َ - 500حدَّ ثَنَا حَي ْ ىَي ْب ُن َس ِعي ٍدَ ،ع ْن ُس ْف َي َان َو ُش ْع َب َةَ ،ع ْن عَلْ َق َم َة ْب ِن َم ْرثَ ٍدَ ،ع ْن َس ْع ِد ْب ِن ُع َب ْي دَ ةََ ،ع ْن
هللا عَلَ ْي ِه َو َس مَّل َ ؛ قَ ا َل ُس ْف َي ُانَ " :أفْ َض لُمُك ْ "َ ،وقَ ا َل
َأيِب َع ْب ِد ال َّرمْح َ ِن َع ْن ُعثْ َم َانَ ،ع ِن النَّيِب ِ ّ َص ىَّل ُ
49
ُش ْع َب ُةَ " :خرْي ُ مُك ْ َم ْن تَ َعمَّل َ الْ ُق ْرآ َن َوعَل َّ َم ُه "
48
Abu> ‘Abdilla>h Ah}mad bin Muh}ammad bin H}ambal al-Syaiba>ni, Musnad
Ahmad, Cet: I: Kairo: Muassasah al-Risalah, juz 2 hal. 471-472
49
Abdullah bin ‘Abd al-Rah}ma>n Abu> Muh}ammad al-Da>rimiy, Sunan al-
Da>rimiy (Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Arabiy, 1407), h.530
96
Artinya:
‘anhu, juz 2:
َو َح دَّ ثَنَا ُم َح َّمدُ ْب ُن ُع َب ْي ِد ْب ِن، ِ َح دَّ ثَنَا َأب ُ و اَك ِم ٍل فُ َض ْي ُل ْب ُن الْ ُح َس نْي،هللا
ِ ُ – َحدَّ ثَنَا َع ْب د1318 *
َع ِن النُّ ْع َم ِان ْب ِن َس ْعد، َحدَّ ثَنَا َع ْب دُ ال َّرمْح َ ِن ْب ُن حْس ََاق، َحدَّ ثَنَا َع ْبدُ الْ َوا ِح ِد ْب ُن ِزاَي ٍد: قَا َل،ِح َس ٍاب
ِإ
" ِخ َي ُارمُك ْ َم ْن تَ َعمَّل َ الْ ُق ْرآ َن: َ هللا عَلَ ْي ِه َو َس مَّل
ُ هللا َصىَّل
ِ ول ُ قَا َل َر ُس: قَا َل،ُهللا َع ْنه ُ َ َريِض، ّ ٍ َع ْن عَيِل،ٍ
50
" َوعَل َّ َم ُه
Artinya:
97
telah menceritakan kepada kami Abdu Rahman bin Isha>q,dari
Nu’man bin Sa’id dari Ali R.A berkata: berkata Rasulullah Saw
َح دَّ ثَنَا، َح دَّ ثَنَا َع ْب دُ ال َّرمْح َ ِن ْب ُن حْس ََاق، َح دَّ ثَنَا َع ْب دُ الْ َوا ِح ِد، َأ ْخرَب َ اَن ُم ْس مِل ُ ْب ُن ْب َرا ِه َمي- 3380
ِإ ِإ
ْ مُك ِ ُ ول اهَّلل ِ َصىَّل
«§ َخرْي ُ ْ َم ْن تَ َعمَّل َ ال ُق ْرآ َن: َ هللا عَلَ ْي ه َو َس مَّل ُ قَا َل َر ُس: قَا َل، ّ ٍ َع ْن عَيِل،النُّ ْع َم ُان ْب ُن َس ْع ٍد
51 َّ
»َُوعَل َمه
Artinya:
kami Nu’man bin Sa’ad dari Ali R.A, berkata: berkata Rasulullah
c) I’tiba>r Sanad
98
I’tibar52. Melalui i’tiba>r, akan terlihat dengan jelas seluruh sanad
52
Kata i’tiba>r merupakan bentuk masdar dari kata i’tabara. Menurut Ibn
Fa>ris, kata ini berakar dari huruf ‘ayn, ba>’, dan ra’yang berarti (menembus dan
melewati sesuatu). Lihat: Ah}mad Ibn Fa>ris Ibn Zakariya> al-Qazwainiy al-
Ra>ziy Abu> al-H{usainiy, Mu’jam Maqa>yi@s al-Lugah, Juz 4 (t.tp.: Da>r al-Fikr,
1399 H/ 1979 M), hal. 207. Mahmud al-T}ah}h{a>n dalam kitabnya, Taisi@@r al-
Must}alah al-H}adi@s\, al-i’tiba>r menurut bahasa berarti memperhatikan
sesuatu untuk mengetahui sesuatu yang lain yang sejenis dengannya. Sedangkan
dari segi istilah, menuru Ibn al-S}alah, i’tiba>r berarti menyertakan sanad-sanad
yang lain untuk suatu hadis tertentu, yang hadis itu pada bagian sanadnya
tampak hanya terdapat seorang periwayat saja dan dengan menyertakan sanad-
sanad yan lain tersebut akan dapat diketahui apakah ada periwayat yang lain
ataukah tidak ada untuk bagian sanad dari sanad hadis dimaksud. Lihat:
Muhammad Syuhudi Ismail, Pengantar Ilmu Hadits (Cet. II; Bandung: Angkasa,
1994), hal. 51.
53
Sya>h}id adalah periwayat yang berstatus pendukung yang
berkedudukan sebagai sahabat Nabi, sedangkan muta>bi’ adalah periwayat
pendukung pada periwayat yang bukan sahabat Nabi.
99
Selanjutnya untuk memperjelas keterangan di atas, maka
dapat dilihat pada skema sanad hadis yang dikaji, sebagai berikut:
100
101
102
103
104
105
106
107
108
Kritik Sanad (Naqd al-Sanad)
kepada matan hadis.55 Jadi, Naqd al-Sanad itu bisa berarti kritik atau
kajian atau penelitian sanad. Dan yang dimaksud dengan kritik
atau kajian sanad adalah mempelajari mata rantai para perawi yang
54
Dalam kamus bahasa Arab طريقbermakna jalan, melalui, menempuh.
55
Bustamin, Metodologi Kritik Hadis (Cet. I; Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2004), h. 5.
56
Manna’ al-Qathtthan, Pengantar Studi Hadis (Cet. IV; Jakarta: Pustaka al-
Kausar, 2009), h. 192. Sanad dan rawi merupakan unsur-unsur hadis, sanad
berarti rangkaian sedang periwayat dalam bahasa Arab disebut rawi, berarti
orang yang meriwayatkan hadis atau melakukan kegiatan periwayatan hadis.
Sedang dalam ilmu hadis riwayat adalah penerimaan dan penyampaian hadis
serta penyandaran hadis itu kepada rangkaian para periwayatnya dengan
bentuk-bentuk tertentu. Lihat Wajidi Sayadi, Ulum al-Hadis (Cet. I; Pontianak:
Stain Pontianak Press, 2013), h. 28.
57
Syahraeni, Kritik Sanad Dalam Perspektif Sejarah (Cet. I; Makassar:
Alauddin Press, 2011), h. 8, kritik ekstern’(penelitian sanad) yang diteliti adalah
kualitas pribadi dan kapasitas intelektual para periwayat yang terlibat dalam
sanad, istilah yang diperkenalkan Arifuddin Ah}mad, yang berarti kritik sanad
bersama term kritik matan yang disebut sebagai ‘kritik intern’. Istilah ini menjadi
sebuah kontribusi dalam pembaruan dalam kajian h}adi>s\ kontemporer, di
samping istilah ‘kaidah mayor’ dan ‘kaidah minor’ dalam kaidah kes}ah}i>h}an
sanad dan matan h}adi>s\.
109
mempengaruhi perkembangan ilmu kritik hadis, namun
dukungan dari hadis Nabi saw. apabila hadiis yang dicarinya tidak
58
Ali Mustafa Yaqub, Kritik Hadis (Cet. I; Jakarta: Pustaka Firdaus, 1995), h.
5-6.
Zainal Abidin Munawwir, Kamus Arab Indonesia al-Munawwir
59
(Cet.XIV;
Surabaya: Pustaka Progressif), h. 330. Mukharrij adalah menampakan.
110
Metode kritik sanad memiliki beberapa tujuan, yakni antara
‘illah.
berikut:
pengetahuan orang yang menilai cacat lebih kuat dari pada orang
al-Liwa>’, 1399 H./1979 M.), h. 138. Secara etimologi al-jarh adalah bentuk
masdar dari jaraha yajrihu, jika ia menimbulkan luka didalamnya. Sedang secara
terminologi al-jarh adalah nampaknya atau munculnya satu sifat dalam seorang
perawi yang dapat merusak, keadilannya, atau merusak hafalan dan ke
dhabitannya.
111
b. Jika al-jarh{ dijelaskan, sedangkan al-ta‘di>l tidak dijelaskan,
112
karena jumlah orang yang menilainya adil mengindikasikan
a. Sanad bersambung
ketersambungan sanad.
62
‘Abd al-Mahdi> ibn ‘Abd al-Qa>dir ibn ‘Abd al-Ha>di>, ‘Ilm al-Jarh} wa
al-Ta‘di>l Qawa>‘idih wa Aimmatih (Cet. II: Mesir: Ja>mi‘ah al-Azhar, 1419
H./1998 M.), h. 89.
63
Lihat: Ibn al-S{ala>h}, ‘Ulu>m al-H{adi>s\ (al-Madi>nah al-
Munawwarah: al-Maktabah al-‘Ilmiyyah, 1972), h. 10.; Ah}mad ‘Umar Hasyim,
Qawa>‘id Us}u>l al-H{adi>s\ (Beirut: Da>r al-Fikr, [t.th], h. 39. Syaz\ yang
dikemukakan oleh imam Syafi’I adalah apabila suatu hadis yang diriwayatkan
oleh seorang siqah bertentangan dengan hadis yang diriwayatkan oleh orang
banyak yang siqah, sedangkan illat adalah suatu sebab yang tersembunyi yang
menyebabkan rusaknya kualitas hadis, dimana hadis itu kelihatannya sahih,
setelah diteliti ternyata tidak sahih. Lihat Muhammad Yahya, Kaedah-kaedah
Periwayatan Hadis Nabi (Cet. I; Makassar: Alauddin University Press, 2012), h.
145.
113
positif ataupun negatif terhadap seorang periwayat.
َح َّدثَنَا َح ْف ُص ْب ُن مُع َ َر َحدَّ ثَنَا ُش ْع َب ُة َع ْن عَلْ َق َم َة ْب ِن َم ْرثَ ٍد َع ْن َس ْع ِد ْب ِن ُع َب ْيدَ َة َع ْن َأيِب َع ْب ِد َّالرمْح َ ِن
َع ْن ُعثْ َم َان َع ْن النَّيِب ِ ّ َصىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه َو َسمَّل َ قَا َل َخرْي ُ مُك ْ َم ْن تَ َعمَّل َ الْ ُق ْرآ َن َوعَل َّ َم ُه
))رواه أبو داود
رسول هللا
السلَ ِم ّ ِي
ُّ َأيِب َع ْب ِد َّالرمْح َ ِن
َس ْع ِد ْب ِن ُع َب ْيدَ َة
ُش ْع َب ُة
أبو داود
Dalam rangkaian sanad hadis di atas, terdapat beberapa
114
keterangan terkait kualitas pribadi dan kapasitas intektual masing-
bin Affa>n. Adapun periwayat yang akan diteliti sesuai yang digaris
bawahi pada hadis diatas yaitu adalah Abu> Da>ud, Hafsh bin
No Nama Periway
. at
5. Syu’bah V
Keterangan:
1. Tabaqat sahabat
2. Tabaqat tabi’in
115
7. Abu> Da>ud sebagai periwayat yang ke 7, juga disebut
1) Abu> Da>ud
64
Muhammad bin Ish{a>q bin Muhammad bin Munduh, Fadl al-Akhba>r
wa Syarah Maz\a>hib Ahl A<s\ar wa H{aqi>qah al-Sunan. Juz I, (Cet. I; Riya>dh:
Da>r al-Musli>m, 1414H./1993M.) h. 42.
65
Al-H{a>fiz\ al-‘Ara>qi, Syarah al-Tabsi>r al-Taz\ki>rah, Juz I, (Maktabah
al-Masya>kah, t.th) h. 228. Lihat juga Abu> al-Abbas Syams al-Di>n, Ahmad bin
Muhammad bin Ibrahi>m bin Abi> Bakr al-Irba>li, Wafaya>h al-A’ya>n, Juz II,
(Cet. I; Beiru>t: Da>r Sa>dr, 1415H./1994M.) h. 405.
66
Abu> Isha>q al-Syaira>zy, T{abaqa>t al-Fuqaha>’, Juz I, (Cet. I;
Beiru>t: Da>r al-Ra>’id, 1970M.) h. 171. Lihat juga Muhammad bin Ah}mad bin
Us\ma>n al-Qa>imaz al-Zaha>bi Abu> Abdullah, al-Mu’i>n fi T{abaqa>t al
Muh}addis\i>n, Juz I, (Cet. I; al-Arda>n: Da>r al-Furqa>n, 1404H./1984M.) h. 25.
Lihat juga Aslam bin Sahl bin Aslam bin H{abi>b al-Raza>z al-Wa>sity, Abu> al-
H{asan, Ta>rikh al-Wasi>t, Juz I, (Cet. I; Beiru>t: Da>r al-Kutub, 1406H./1986M.)
h. 280. Lihat juga al-Muba>rak bin Ah}mad bin Muba>rak bin Muwahhab al-
Irba>li, Ta>rikh al-Irba>l, Juz II, (Cet. II; ‘Ira>q
: Da>r al-Ra>syid Linnasyri, 1401H./1980M.) h. 731.
67
Yu>suf bin al-Zakiy ‘Abd al-Rah}ma>n Abu> al-H{ajja>j al-Mizziy,
Tahz\i>b al-Kama>l, Juz. XXXII . . . h. 67.
116
Beliau juga salah satu pengarang kitab Sunan.68 Abu> H{atim
dunia dalam bidang Fiqh, Ilmu, Hafalan dan Ibadat. Beliau telah
mempertahankan sunah.
Asaddi.70
68
Abu> Muhammad Mah}mu>d bin Ahmad bin Mu>sa> bin Ahmad bin
H{usai>n, Mugni> al-Akhya>r, Juz V, . . . . h. 330.
69
Abu> al-Abbas Syams al-Di>n, Ahmad bin Muhammad bin Ibrahi>m bin
Abi> Bakr al-Irba>li, Wafaya>h al-A’ya>n, Juz II, . . . . . h. 404.
70
Syam al-Di>n Abu> Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Us\ma>n bin
Qaimaza al-Zahabi, Siya>r al-‘A’lam al-Nubala> Juz XII, (Kairo: Da>r al-H{adi>s\,
1427H./2006M.) h. 203.
117
Ibra>hi>m bin al-Mustamir al-‘Aru>qi>, Ibra>hi>m bin Mahdi> al-
Abi> Bisyr bin Bakr bin Khalf, Tami>m bin al-Muntas}ir, ja‘far bin
H{afs} bin ‘Umar al-H{aud}i>, Abi> ‘Umar H{afs} bin ‘Umar al-
118
al-Qa’nabi>, Abu> Wa>lid al-T{aya>lisi>.71 Dan masih banyak lagi
diantaranya adalah;
Abu Bakr Al Khallal berkata: Imam Abu Daud adalah imam yang
merupakan salah satu imam dunia dalam bidang ilmu dan fiqih,
119
hadits dan di akhirat untuk Syurga, dan aku tidak melihat
dan kuat pemahamannya dalam hadits dan yang lainnya, Abu Bakr
s}a>du>q
73
Abu> Muh]ammad ‘Abdirrah}ma>n bin Abu> Ha>tim Muh}ammad bin
Idri@ bin Manz\ur al-Tami@mi@ al-H{unz\li@ al-Ra>z\@, al-Jarh wa Ta’di@l juz I
(t.c, Mesir: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiah, 1952), h. 102.
120
ja’far,Hammad bin Ziya>d,Khalid bin ‘Abdulla>h,Syu’bah bin Al-
sebagai berikut:
121
ungkapan di atas itu menunjukkan telah terpenuhinya aspek
3) Syu’bah
Muttaqi>n”76
dll78.
76
Abu> al-Fad{l Ahmad bin Ali> bin Muhammad bin Ahmad Al-Asqala>ni
al-Sya>fi’i@, Tahz\i@b al-Tahz\i@b, h.168-169
77
Jama>l al-Di>n Abi> al-H{ajja>j Yu>suf Al-Mizzi>, Tahzi>b al-Kama>l
fi> Asma>’ al-Rija>l, Juz XII, (Beirut: Mu’assasah al-Risa>lah, 1992), hal.480 lihat
juga Al-Mizzy, Tahzib al-Kama>l, juz 2, h.168
78
Abu> al-Fad{l Ahmad bin Ali> bin Muhammad bin Ahmad Al-Asqala>ni
al-Sya>fi’i@, Tahz\i@b al-Tahz\i@b, h.168-169
122
a) Dalam daftar nama-nama murid Syu’bah ibn Hajjaj terdapat
Hajja>j.
kedhabitan rawi.
79
Jama>l al-Di>n Abi> al-H{ajja>j Yu>suf Al-Mizzi>, Tahzi>b al-Kama>l
fi> Asma>’ al-Rija>l, Juz XV, (Beirut: Mu’assasah al-Risa>lah, 1992), hal.309
123
Sha>lih,Hafsh bin Sulaima>n,Hakim bin Zhuhair,Abu Sunan
kedhabitan rawi.
80
Jama>l al-Di>n Abi> al-H{ajja>j Yu>suf Al-Mizzi>, Tahzi>b al-Kama>l
fi> Asma>’ al-Rija>l, Juz XV, (Beirut: Mu’assasah al-Risa>lah, 1992), hal.310
124
Adapun gurunya diantaranya Bara’ bin ‘azib,Hibba>n
Marrah,dlli.82
81
Jama>l al-Di>n Abi> al-H{ajja>j Yu>suf Al-Mizzi>, Tahzi>b al-Kama>l
fi> Asma>’ al-Rija>l, Juz X, (Beirut: Mu’assasah al-Risa>lah, 1992), hal.290
82
Jama>l al-Di>n Abi> al-H{ajja>j Yu>suf Al-Mizzi>, Tahzi>b al-Kama>l
fi> Asma>’ al-Rija>l, Juz X, (Beirut: Mu’assasah al-Risa>lah, 1992), hal.291
125
s\iqah, karena dengan menggunakan beberapa
“s\iqah”83
Darda,Abu Hurairah84.
83
Jama>l al-Di>n Abi> al-H{ajja>j Yu>suf Al-Mizzi>, Tahzi>b al-Kama>l fi>
Asma>’ al-Rija>l, Juz XIV, (Beirut: Mu’assasah al-Risa>lah, 1992), hal.409
84
Jama>l al-Di>n Abi> al-H{ajja>j Yu>suf Al-Mizzi>, Tahzi>b al-Kama>l fi>
Asma>’ al-Rija>l, Juz XIV, (Beirut: Mu’assasah al-Risa>lah, 1992), hal.408
85
Jama>l al-Di>n Abi> al-H{ajja>j Yu>suf Al-Mizzi>, Tahzi>b al-Kama>l
fi> Asma>’ al-Rija>l, Juz XIV, (Beirut: Mu’assasah al-Risa>lah, 1992), hal.409
126
Dengan demikian, riwayat Sa’ad bin Ubaidah dari ‘Abdu
Qus}ai bin Kila>b bin Murrah bin Ka’a>b bin Luwa>’i bin
Gha>lib bin Fih}r bin Ma>lik bin an-Nadhr bin Kina>nah bin
Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudha>r bin Niza>r bin
Lihat: Ibnu Sa’adalah, ath-Thabaqatul Kubra, 3/53, Ibnu Jarir, Tarikh ar-
86
127
Abu ‘Amr, Abu Abdullah2 al-Quraisy, al-Umawi Am<irul
suami dari dua orang putri Rasulullah SAW 87. Ibu beliau
bernama Arwa binti Kuraiz bin Rabi’ah bin Hubaib bin Abdusy
128
agar lebih mendahulukan sesuatu yang kekal daripada
129
“Allah memasukkan ke dalam surga seorang mempermudah
kepada beliau, “Uang lima puluh ribu yang dulu aku pinjam
ribu personil. Ketika itu ada sebuah lembah sedang dialiri air
130
uangnya karena ia telah membantu kaum muslimin yang
92
Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu ‘Asyakir pada Tarikh Kota Damaskus,
11/265.
131
Ubaid,Abu Al-Qamah,Abu Qatadah,Abu Hurairah,Ummul
Muha>jir.93
dinilai d}a>bit}.
B. Kritik Matan
tetapi intinya sama, yaitu materi atau isi berita hadi>s} itu sendiri
93
Jama>l al-Di>n Abi> al-H{ajja>j Yu>suf Al-Mizzi>, Tahzi>b al-Kama>l
fi> Asma>’ al-Rija>l, Juz XIX, (Beirut: Mu’assasah al-Risa>lah, 1992), hal.442
94
Ah}mad Abu> Ayyu>b Muh}ammad ‘Abdillah al-Qiya>d}, Maba>has
Fi@ al-H{adi@s\ Juz I (Cet. I; Beiru>t: al-Kutub al-I’lmiah, 2007), h. 131.
132
yang datang dari Nabi Saw. Matan hadis ini sangat penting karena
h}adi>s dari segi lafal dan makna yang terkandung dalam h}adi>s
95
Abdul Majid Khon, Ulumul Hadi>s}, (Cet. 2; Jakarta : Amzah, 2013), h.
113-114.
96
Bustamin Salam, Metodologi Kritik Hadis, (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2004) h. 59.
97
Arifuddin Ahmad, Paradigma Baru Memahami Hadis Nabi (Cet. I: Jakarta:
Renaisan, 2005 M.), h. 117. Bandingkan dengan Kamaruddin Amin, Menguji
Kembali Keakuratan Metode Kritik Hadis (cet. I; Jakarta: Hikmah, 2009), h. 101.
133
Metode kritik matan meliputi dua hal, yaitu terhindar dari
kedua hal tersebut sebagai kaidah mayor matan. Tolak ukur untuk
sejarah.
98
Ulama berbeda pendapat tentang pengertian sya>z\. secara garis besar
adalah tiga pendapat yang yang menonjol. Al-Sya>fi‘i> berpandangan bahwa
sya>z\ adalah suatu hadis yang diriwayatkan seorang s\iqah tetapi bertentangan
dengan hadis yang diriwayatkan orang yang lebih s\iqah atau banyak periwayat
s\iqah. Al-H{a>kim mengatakan bahwa sya>z\ adalah hadis yang diriwayatkan
orang s\iqah dan tidak ada periwayat s\iqah lain yang meriwayatkannya,
sedangkan Abu> Ya‘la> al-Khali>li> berpendapat bahwa sya>z\ adalah hadis
yang sanadnya hanya satu macam, baik periwayatnya bersifat s\iqah maupun
tidak. Lihat: Abu> ‘Amr ‘Us\ma>n ibn ‘Abd al-Rah}ma>n al-Syairu>zi Ibn al-
S}ala>h}, op. cit., h. 48 dan 69. Abu> ‘Abdillah Muh{ammad ibn ‘Abdillah ibn
Muh{ammad al-H{a>kim al-Naisabu>ri>, Ma‘rifah ‘Ulu>m al-H{adi>s\ (Mesir:
Maktabah al-Mutanabbi>, t.th.), h. 119. Namun dalam tesis ini, peneliti
menggunakan definisi al-Sya>fi‘i>.
99
‘Illah adalah sebab-sebab yang samar/tersembunyi yang dapat
menyebabkan kecacatan sebuah hadis yang kelihatannya selamat dari berbagai
kekurangan. Lihat: Muhammad ‘Ajja>j al-Khat}i>b, Us}u>l al-H}adi>s\ (Beirut:
Da>r al-Fikr, 1409 H./1989 M.), h. 291.
100
Arifuddin Ahmad, Paradigma Baru Memahami Hadis Nabi, h. 117.
101
Abu> Sufya>n Mus}t}afa> Ba>ju>, al-‘Illat wa Ajna>suha> ‘ind al-
Muh}addis\i>n (Cet. I; T{ant}a>: Maktabah al-D{iya>’, 1426 H./2005 M.), h. 288-
134
1. Sisipan/idra>j yang dilakukan oleh perawi s\iqah pada matan.
atau al-tas}h{i>f),
397.
102
Syuhudi Ismail, h. 113.
103
Arifuddin Ahmad, Paradigma, h. 109.
135
a) Kualitas Sanad
susunan lafal dari berbagai matan hadis. Dalam meneliti lafal matan
(perubahan huruf/syakalnya).
keshahihan suatu hadis. Lihat Fatchur Rahman, Ikhtisar Musthalahul Hadis, Cet. X
(Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1979.), h. 122.
136
pemotongan lafal disetiap matan hadis, dan pemotongan lafal
137
diantarannya ada beberapa riwayat didapat penambahan lafal
dimatan hadis.
138
tersebut diriwayatkan secara al-ma‘na> karena matan-matan
2) Tidak ada idra>j. Idra>j ialah adanya sisipan dalam matan hadis
Menurut bahasa kata ‘Maqlub’ adalah isim maf’ul dari kata ‘Qalb’ yang
105
berarti memalingkan sesuatu dari satu sisi yang satu kesisi yang lain atau
membalik sesuatu dari bentuk semestinya. Lihat, Abu> al-H{usain Ah}mad ibn
Fa>ris ibn Zakariya, Mu’jam Maqa>yis al-Lug}ah, Juz V (Beirut: Da>r al-Fikr, 1399
H/1979 M), h. 17. Atau Lihat, Syaikh Manna al-Qatt\a>n diterjemahkan Mifdhal
Abdurrrahman, op. cit., h. 156. Jadi, Hadis Maqlub adalah hadis yang terbalik
lafaz\nya pada matan, nama seseorang atau nasabnya dalam sanad. Dengan
demikian perawi mendahulukan apa yang seharusnya diakhirkan dan
mengakhirkan apa yang seharusnya didahulukan, serta meletakkan sesuatu di
tempat yang lain. Jelaslah bahwa pembalikan itu bisa terjadi pada matan,
sebagaimana bisa pula pada sanad. Lihat, Shubhi As-Shalih, Membahas Ilmu-Ilmu
Hadis (Cet. VIII; Jakarta: Pustaka Firdaus, 2009), h. 180. judul asli Ulu>m al-
Hadis} wa Mus\talahu (Beirut: Da>r al-‘Ilmi lil-Malayyin, 1997).
139
hadis.106 Dalam hadis tersebut, peneliti tidak menemukan
idra>j.
ziya>dah.
Musahhaf/Muharraf.
apakah dalam hadis tersebut terdapat Syaz atau tidak. Adapun teks
106
‘Abd al-Rah}i>m bin al-H{usain al-‘Ira>qi>, al-Taqyi>d wa al-I<d}a>h}
Syarh} Muqaddamah Ibn al-S{ala>h} (Cet. I; Beirut: Da>r al-Fikr, 1970), hal. 127,
Lihat juga: Muh}ammad bin ‘Abd al-Rah}ma>n al-Sakha>>wi>, al-Taud}i>h} al-
Abhar li Taz\kirah Ibn al-Malaqqan fi> ‘Ilm al-As\ar (al-Sa‘u>diyyah: Maktabah
Us}u>l al-Salaf, 1418 H), hal. 56, dan Ibra>hi>m bin Mu>sa> al-Abna>si>, al-
Sya>z\z\ al-Fiya>h} min ‘Ulu>m Ibn al-S{ala>h} (Riya>d}: Maktabah al-Rusyd,
1998 M), hal. 216.
107
Lihat: H{amzah bin ‘Abdillah al-Maliba>ri>, Ziya>dah al-S|iqah fi>
Mus}t}alah} al-H{adi>s\ (t. dt.), hal. 17, ‘Abd. al-Qadi>r bin Mus}t}afa> al-
Muh}ammadi>, al-Sya>z\z\ wa al-Munkar wa Ziya>dah al-S|iqah (Cet. I; Beirut:
Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2005 M), hal. 382. Dan Yu>suf bin Ha>syi>m al-
Lih}ya<ni>, al-Khabr al-S|a>bit, (t. dt.), hal. 35.
140
َحدَّ ثَنَا َح ْف ُص ْب ُن مُع َ َر َحدَّ ثَنَا ُش ْع َب ُة َع ْن عَلْ َق َم َة ْب ِن َم ْرثَ ٍد َع ْن َس ْع ِد ْب ِن ُع َب ْي دَ َة َع ْن َأيِب َع ْب ِد ال َّرمْح َ ِن
َع ْن ُعثْ َم َان َع ْن النَّيِب ِ ّ َصىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه َو َسمَّل َ قَا َل َخرْي ُ مُك ْ َم ْن تَ َعمَّل َ الْ ُق ْرآ َن َوعَل َّ َم ُه
Artinya:
Sa’ad bin Ubaidah dari Abu Abdu Rahman As-Sulamiy dari Us{ma>n
141
peringatan kepada seluruh alam(Maksudnya jin dan
manusia).”
حُي َ ِّد ُث َع ْن، مَس ِ ْع ُت ُز َر َار َة ْب َن َأ ْوىَف: قَ ا َل،ُ َحدَّ ثَنَا قَتَا َدة، َحدَّ ثَنَا ُش ْع َب ُة، َحدَّ ثَنَا آ َد ُم- 4937
، «§ َمث َ ُل اذَّل ِ ي ي َ ْق َرُأ ال ُق ْرآ َن:هللا عَلَ ْي ِه َو َسمَّل َ قَ ا َل ُ َع ِن النَّيِب ِ ّ َصىَّل، َع ْن عَائِشَ َة،َس ْع ِد ْب ِن ِهشَ ا ٍم
ُ َوه َُو عَلَ ْي ِه َش ِدي ٌد فَهَل، َوه َُو ي َ َت َعا َهدُ ُه، َو َمث َُل اذَّل ِ ي ي َ ْق َرُأ،الس َف َر ِة ال ِك َرا ِم الرَب َ َر ِة
َّ َوه َُو َحا ِفظٌ هَل ُ َم َع
»َأ ْج َر ِان
Artinya:
142
membaca al Qur’an sedang ia bersusah payah (mempelajarinya),
: قَ ا َل، ّ ٍ َع ْن ُموىَس ْب ِن عُيَل، ٍ َحدَّ ثَنَا الْ َف ْض ُل ْب ُن ُد َكنْي،) و َحدَّ ثَنَا َأبُو بَ ْك ِر ْب ُن َأيِب َشيْ َب َة803( - 251
هللا عَلَ ْي ِه َو َس مَّل َ َوحَن ْ ُن يِف
ُ هللا َص ىَّل ِ ول ُ َخ َر َج َر ُس: قَ ا َل، حُي َ ِّد ُث َع ْن ُع ْق َب َة ْب ِن عَ ا ِم ٍر، مَس ِ ْع ُت َأيِب
فَ َيْأيِت َ ِمنْ ُه ِبنَ اقَتَنْي ِ َك ْو َم َاو ْي ِن، َأ ْو ىَل الْ َع ِق ِيق، «َأيُّمُك ْ حُي ِ ُّب َأ ْن يَغْدُ َو لُك َّ ي َ ْو ٍم ىَل بُ ْط َح َان: فَ َقا َل،الصفَّ ِة
ُّ
ِإ
«§َأفَاَل ي َ ْغ دُ و َأ َح دُ مُك ْ ىَل: قَ ا َل، َ هللا حُن ِ ُّب َذكِل ِإ
ِ اَي َر ُس و َل: فَ ُقلْنَ ا،» َواَل قَ ْط ع ِ َر ِح ٍم؟،ٍ يِف غَرْي ِ مْث
ِإ ِ َأ ْو ي َ ْق َرُأ آي َ َتنْي ِ ِم ْن ِك َت ِاب، ُ الْ َم ْس جِ ِإ ِد فَ َي ْعمَل
َوثَاَل ٌث َخرْي ٌ هَل ُ ِم ْن، ِ َخرْي ٌ هَل ُ ِم ْن اَن قَتَنْي،هللا َع َّز َو َج َّل
» َو ِم ْن َأ ْعدَ ا ِد ِه َّن ِم َن ا ب ِِل،ٍ َوَأ ْرب َ ٌع َخرْي ٌ هَل ُ ِم ْن َأ ْربَع،ثَاَل ٍث
ِإْل
Artinya:
diantara kalian yang suka pergi setiap hari ke pasar Buth-han atau
Aqiq lalu ia pulang dengan membawa dua ekor unta betina dari
dua buah ayat al Qur’an (padahal yang demikian itu) lebih baik
baginya dari pada dua ekor unta betina, tiga ayat lebih baik dari
tiga ekor unta betina, dan begitu pula membaca empat ayat lebih
143
Sudah umum diketahui oleh manusia bahwa hal-hal yang
secara buta.”
pertentangan di dalamnya.”(Qs.4:82).
144
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan argument-argumen yang telah dipaparkan oleh
penulis diatas, maka dapat disimpulakan bahwa hadis yang menjadi
objek kajian telah memenuhi syarat-syarat dari pada kesahihan
hadis, baik dari segi matannya yang mana telah memenuhi
persyaratan juga yakni terbebas dari sya>z\ dan ‘illat, sehingga
dapat disimpulkan bahwa hadisnya s}ah}i>h}. Dan hadis dari yang
telah kami teliti dapat dijadikan hujjah di kalangan masyarakat
terkhusunya kaum muslimin dalam memahami salah satu
kemuliaan dan keutamaan yang dijanjikan oleh Allah SWT melalui
sabda Rasulullah SAW tentang kategori sebaik-baik manusia yakni
salah satunya adalah mereka yang mau mempelajari al-Qur’an
145
kemudian mampu mengajarkan apa yang dipelajarinya dari pada al-
Qur’an itu sendiri.
B. Implikasi
dari itulah salah satu tujuan penulis dalam menyajikan makalah ini
kesahihan hadis yang diteliti agar dapat dijadikan hujjah dan hal ini
146
takhri>j al-Hadi>s\ sebagai bagian dari rutinitas untuk menetapkan
yang dapat diterima untuk diamalkan dan yang menjadi salah satu
diantaranya adalah hadis yang telah diteliti oleh penulis dan mana
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran al-Karim
147
Kunni@ wa al-Alqa>b juz I 9. Cet. I; al-Riya>d}: Maktabah al-
Kaus\ar, 1996.
Al-H{asan, Aslam bin Sahl bin Aslam bin H{abi>b al-Raza>z al-
Wa>sity Abu>. Ta>rikh al-Wasi>t. Juz I. Cet. I; Beiru>t: Da>r
al-Kutub, 1406H./1986M.
Alimi, Ah}mad. Tokoh dan ‘Ulama’ Ilmu Hadis. Cet. I, Jawa Timur:
Mashun, 2008.
148
Amin, Kamaruddin. Menguji Kembali Keakuratan Metode Kritik
Hadis. Cet. I; Jakarta: Hikmah, 2009.
Al-Ba>r, Abu> Amr Yu>suf bin Abdullah bin Muhammad Abd. Al-
Isti>ab fi> Ma’rifah al-Asha>b. Cet. I, Beirut; Da>r al-Jai>l,
1992 M.
149
Fauriy, Ala> al-Di@n ‘Aliy al-Muttaqiy bin Hisa>m al-Di@n al-Hindiy
al-Burha>n. Kanz al-‘Umma>l. Juz II. Cet. V; Beirut:
Mu’assasah al-Risa>lah, 1981.
Al-Ha>di>, ‘Abd al-Mahdi> Ibn ‘Abd al-Qa>dir Ibn ‘Abd. ‘Ilm al-Jarh}
wa al-Ta‘di>l Qawa>‘idih wa Aimmatih. Cet. II: Mesir:
Ja>mi‘ah al-Azhar, 1419 H./1998 M.
Hadi, Abu Muhammad Abdul Mahdi bin Abdul Qadir bin Abdul.
Metode Takhrij Hadis. Cet. I; Semarang: Dina Utama/ Toha
Putra Group, 1994.
150
Al-Irba>li, Abu> al-Abbas Syams al-Di>n Ahmad bin Muhammad bin
Ibrahi>m bin Abi> Bakr. Wafaya>h al-A’ya>n. Juz II. Cet. I;
Beiru>t: Da>r Sa>dr, 1415H./1994M.
151
Munawwir, Zainal Abidin. Kamus Arab Indonesia al-Munawwir.
Cet.XIV; Surabaya: Pustaka Progressif.
152
Al-Salah, Abu ‘Amr ‘Us\ma>n bin Abd al-Rahman Ibn. Ulu>m al-
H}adi@s\. Al-Madinah al-Munawwarah: al-Maktabah
al-‘Ilmiyyah, 1972.
153
Al-Zahabi, Syam al-Di>n Abu> Abdillah Muhammad bin Ahmad bin
Us\ma>n bin Qaimaza. Siya>r al-‘A’lam al-Nubala>. Juz XII.
Kairo: Da>r al-H{adi>s\, 1427H./2006M.
154