Anda di halaman 1dari 9

Nama : Anisa Yunita

NIM : 22104040029

Matkul : Ulumul Hadis

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER

REVIEW BUKU

Buku 1

Identitas Buku

Judul Buku : Ulumul Hadis

Penulis : Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag.

Penerbit : AMZAH

Tahun Terbit : 2015


Isi Buku

Buku "Ulumul Hadis" karya Dr. H. Abdul Majid adalah sebuah buku yang penting
di bidang studi hadis yang menjadi referensi utama di Indonesia. Dalam buku ini, Dr. H.
Abdul Majid membahas berbagai aspek penting terkait hadis, seperti kualitas hadis,
metode pengumpulan hadis, kritik hadis, dan sebagainya. Buku ini terdiri dari tiga
bagian utama, yaitu:

1. Pendahuluan
Bagian ini memberikan gambaran umum tentang hadis dan pentingnya studi
hadis dalam Islam. Dr. H. Abdul Majid juga membahas mengenai sumber-
sumber hadis dan bagaimana para perawi hadis mengumpulkan dan
menyampaikan hadis.
2. Bagian Utama
Bagian ini terdiri dari beberapa bab, di antaranya:
a. Kualitas Hadis
Dr. H. Abdul Majid membahas mengenai kualitas hadis, baik dari segi sanad
(rantai perawi) maupun matan (isi hadis).
b. Metode Pengumpulan Hadis
Dr. H. Abdul Majid menjelaskan bagaimana para perawi hadis
mengumpulkan hadis dan menyusunnya dalam berbagai kitab hadis. Dia
juga membahas berbagai kriteria yang digunakan untuk menilai keabsahan
hadis.
c. Kritik Hadis
Bagian ini membahas berbagai kritik terhadap hadis, seperti kritik terhadap
sanad, matan, dan konteks sejarah. Dr. H. Abdul Majid juga membahas
metode-metode kritik hadis yang digunakan oleh para ahli hadis.
d. Penggunaan Hadis
Bagian ini membahas mengenai bagaimana hadis digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, termasuk dalam fiqh (hukum Islam) dan tafsir
(penafsiran Al-Quran).
e. Kesimpulan
Bagian ini berisi kesimpulan dari seluruh isi buku dan menekankan
pentingnya studi hadis dalam memahami Islam.

Dalam buku ini, Dr. H. Abdul Majid menyajikan informasi dengan bahasa yang
mudah dipahami dan struktur yang logis, sehingga membantu pembaca memahami
materi dengan lebih baik. Buku ini dilengkapi dengan referensi yang kuat dan informasi
yang didasarkan pada penelitian dan pengalaman Dr. H. Abdul Majid dalam bidang
hadis.

Buku “Ulumul Hadis” juga membahas berbagai teori kritis terhadap hadis dan
menjelaskan bagaimana cara memahami hadis dengan benar. Buku ini sangat cocok
bagi para pelajar, mahasiswa, dan peneliti yang ingin memperdalam pemahaman
mereka tentang hadis dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Secara keseluruhan, buku “Ulumul Hadis” karya Dr. H. Abdul Majid adalah
sebuah buku yang sangat berguna bagi para pembaca yang ingin memperdalam
pemahaman mereka tentang hadis. Buku ini menawarkan informasi yang luas, disertai
dengan penjelasan yang mudah dipahami dan didukung oleh referensi yang kuat. Oleh
karena itu, buku ini sangat direkomendasikan bagi siapa saja yang tertarik untuk
mempelajari dan memahami hadis dengan lebih baik.
Buku 2

Identitas Buku

Judul Buku : Studi Ilmu Hadis

Penulis : Drs. KH. M. Abduh Almanar, M.Ag.

Penerbit : Gaung Persada Pers

Tahun Terbit : 2011

Isi Buku

Hadits merupakan sumber ajaran Islam setelah Al-Qur’an yang bersumber dari
Rasulullah SAW, berupa perkataan, perbuatan maupun taqrirnya. Ilmu Hadits adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang sesuatu yang disandarkan kepada Rasul
SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir atau sifat-sifatnya. Akan tetapi para
ulama menjadikan Ilmu Hadits sebagai ilmu yang berdiri sendiri, yang secara otomatis
para ulama telah merumuskan secara khusus tentang batasan ilmu ini. Al-Qur’an dan
Hadits merupakan petunjuk dan pedoman hidup umat Islam. Jika kedua pedoman itu
dipegang teguh dalam mengarungi dunia, umat Islam akan selamat sejahtera dunia
akhirat. Hadits diatas juga memberi petunjuk bahwa hadits meruapakan sumber ajaran
Islam kedua setelah Al-Qur’an.
Berikut adalah isi atau inti dari setiap bab dalam buku :
1. Bab 1
Pada bab ini berisi tentang pengertian dan struktur tentang hadis yang
terdiri dari pengertian Hadis, Sunnah, Khabar dan Atsar serta menjelaskan
tentang struktur dari hadis itu sendiri. Yang pada intinya Pengertian hadis
adalah hadits secara terminologis sinonim dengan Sunnah, keduanya
diartikan sebagai segala sesuatu yang diambil dari Rasulullah sebelum dan
sesudah diangkat menjadi Rasul. Adapun yang dimaksud dengan Khabar
secara terminologis ialah verita dari Nabi SAW, sahabat maupun dari
Tabi’in (Ash-Shiddiqi, 1997:14). Dikatakan bahwa antara Hadits dan
Khabar terdapat makna umum dan khusus yang mutlak. Jadi setiap Hadits
adalah Khabar, tetapi tidak sebaliknya.
2. Bab 2
Pada bab kedua dijelaskan tentang Hadits Seabagai Sumber Ajaran Islam
dengan membahas Dalil Kehujjahan Hadits dan Fungsi Hadits Terhadap
Al-Quran. Dalil-dalil yang menunjukkan bahwa hadits meruapakan ajaran
Islam banyak kita jumpai, diantaranya seperti dikemukakan oleh ‘Ajaj Al-
Khitab (1998:23-31) sebagai berikut : (Q.S. An-Nisa’ : 136) , (Al-A’raf:
158) , (Q.S. An-Nisa’ : 59) , (Q.S. Al-Maidah : 92) serta masih banyak lagi.
Fungsi Hadits terhadap Al-Quran yang dikemukakan dalam buku ini yaitu
Bayan Ta’kid dan Bayan Tafsir.
3. Bab 3
Bab ini menjelaskan tentang Hadits Pada Masa Rasulullah SAW yang
membahas Pengantar dan Penyampaian haditsnya. Dalam menerima ajaran
agama Islam dari Rasulullah terdapat beberapa point yang dapat mewakili
sekaligus mencerminkan penyampaian hadits dari Rasulullah, diantaranya
melalui Majlis Rasulullah, Peristiwa yang terjadi pada Rasulullah, Kejadian
yang menimpa umat Islam dan Perbuatan Rasulullah yang disaksikan
Sahabat.
4. Bab 4
Bab ini menceritakan tentang Hadits Pada Masa Sahabat yang akan
membahas tentang pengertian sahabat , metode hadits pada masa sahabat ,
perjalanan mencari sebuah hadits, sahabat terbanyak dalam periwayatan
hadits, nama-nama sahabat dalam meriwayatkan hadits dan kritikan
terhadap Abu Hurairah . Pada masa sahabat ini dikenal sebagai Masa
Pengetatan Periwayatan Hadits. Metode hadits pada masa sahabat, dalam
meriwayatkan hadits, ada dua jalan, yaitu : Metode periwayatan secara lafzi
dan periwayatan secara maknawi. Sahabat yang terbanyak meriwayatkan
hadits dari Rasul ada tujuh orang , diantaranya yaitu Abu Hurairah dan
Abdullah Ibn Umar ibn Al-Khattab.
5. Bab 5
Bab ini menjelaskan tentang Hadits pada masa Tabi’in. Dalam bab ini
membahas tentang Cara menerima dan menyampaikan hadits pada masa
tabi’in dengan sumber penerimaan hadits bagi tabi’in, perhatian tabi’in
dalam pengajaran hadits, metode tabi’in dalam menjaga Sunnah yaitu
Kehati-hatian (ihtiyath) dan mencari kepastian (Al-Tatsabbut) dalam
penerimaan hadits. Selain itu dalam bab ini juga membahas tentang
Munculnya gerakan pemalsu Hadits dan penanggulangannya salah satunya
dengan Iltizam Al-Isnad, Peletakan dasar kaidah untuk mengetahui
kebohongan suatu hadits dan Tadwin Al-Hadits.
6. Bab 6
Bab ini menjelaskan tentang Periwayatan Hadits Bi Al-Lafzhi dan Bi Al-
Makna. Yang dimaksud dengan periwayatan bi Al-Lafzhi adalah
memindahkan kata-kata Nabi SAW sesuai dengan aslinya (Al-Jawabi, TT :
207). Sedangkan Bi Al-Makna adalah meriwayatkan dengan redaksi yang
berbeda tetapi sesuai dengan yang dimaksud Nabi, tentu redaksi yang
berbeda ini membutuhkan sejumlah syarat yang ketat (Al-Jawabi, TT :
207). Dalam bab ini juga menjelaskan tentang pandangan Ulama terhadap
Periwayatan bi al-Lafzhi dan bi al-Makna. Dan juga memberitahukan
beberapa contoh hadits.
7. Bab 7
Di dalam bab ini menjelaskan tentang Hadits maudhu’ atau disebut juga
dengan Hadits palsu. Di bab ini juga membahas tentang faktor-faktor
pendorong timbulnya Hadits maudhu’, pemalsuan Hadits yang disengaja
disebabkan pertentangan politik, usaha kaum zindik, perbedaan Ras dan
Fanatisme suku, negara dan Imam, perbedaan madzhab dan Teologi dan
disebabkan karena ingin menjilat atau mencari muka kepada penguasa. Ada
juga pemalsuan Hadits yang tidak disengaja. Ada pembahasan tentang Ciri-
ciri Hadits Maudhu’ , usaha para ulama membendung Hadits Maudhu’ ,
Hukum memalsukan dan meriwayatkan Hadits, tokoh-tokoh Hadits
Maudhu’ dan tentang kitab-kitab Hadits yang memuat Hadits Maudhu’.
8. Bab 10
Bab 10 ini menjelaskan tentang Pembagian Hadits Ditinjau dari Segi
Kuantitasnya. Yang terdiri dari Hadits Mutawatir dan Hadits Ahad.
Pengertian Hadits Mutawatir sendiri adalah Hadits yang diriwayatkan oleh
sejumlah rawi yang tidak mungkin bersepakat untuk berdusta dari sejumlah
rawi yang semisal mereka dan seterusnya sampai akhir sanad, dan
semuanya bersandar pada panca indera. Hadits Mutawattir terbagi menjadi
2 bagian, yaitu Hadits Mutawattir Lafzhiy dan Hadits Mutawattir
Ma’nawiy. Hadits Ahad adalah hadits yang jumlah rawi-rawi pada thabaqat
pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya pada hadits tersebut, mungkin satu
orang, dua orang, tiga orang atau lebih. Hadits Ahad dibagi menjadi 3
bagian, yaitu Masyhur, Aziz dan Gharib.
9. Bab 11
Pada bab dijabarkan tentang Pembagian Hadits ditinjau dari Segi
Kualitasnya. Suatu Hadits dapat dinilai shahih apabila memenuhi syarat-
syarat berikut : Sanadnya bersambung, Perawinya adil, perawinya dhabith,
haditsnya bukan Hadits Syad dan Haditsnya bukan Hadits Mu’allal. Seperti
halnya Hadits Shahih, Hadits Hasan pun terbagi atas dua bentuk yaitu,
Hasan li Dzatihi dan Hasan li Ghairihi. Hukum mempergunakan Hadits
Hasan dimana dapat dijadikan Hujjah (sandaran dalam beramal) (Al-
Nawawi, 1991 : 68).
10. Bab 12
Pada bab terakhir ini membahas tentang Ilmu Takhrij Al-Hadits yang
terdiri dari Pengertian Takhrij, Sejarah dan tujuan ilmu Takhrij, Metode
Takhrij dan Analisis : Takhrij sebagai Ilmu Penelitian. Takhrij sendiri
maksudnya adalah sipulan menyebutkan hadits-hadits dengan sanad-sanad
miliknya sendiri dan dalam sanad bertemu dengan perawi dalam sanad
pengarang kitab sebelumnya, baik pada pihak guru yang diatas lagi, maka
pengarang yang kedua disebut mustakhrij.

Gagasan pereview

Kelebihan dari isi buku tersebut :

a. Buku ini memberikan penjelasan yang cukup detail tentang berbagai aspek
terkait dengan hadits, termasuk pengertian, struktur, sumber, dan metode
periwayatan hadits.
b. Setiap bab dalam buku ini mengikuti urutan yang logis dan sistematis
dengan baik. Mulai dari pengertian hadits hingga pembagian hadits
berdasarkan kuantitas dan kualitasnya, penulis memberikan pendekatan yang
sistematis untuk menjelaskan topik-topik tersebut.
c. Buku ini menyertakan referensi dalil dengan mengutip ayat-ayat Al-Qur'an
dan hadits-hadits terkait untuk mendukung setiap pembahasan. Hal ini
memberikan legitimasi dan kekuatan pada argumen yang diajukan dalam
buku tersebut.

Kekurangan dari isi buku tersebut :

a. Kurangnya perspektif kontemporer pada buku ini. Jika buku ini merupakan
sumber penelitian terbaru, mungkin akan lebih baik jika ada pembaruan
dengan menggabungkan perspektif kontemporer tentang metode analisis
hadits dan perdebatan akademik terkini terkait isu-isu dalam ilmu hadits.
b. Buku ini cenderung memberikan lebih banyak penekanan pada sejarah
pengembangan ilmu hadits, seperti periode masa Rasulullah, masa sahabat,
dan masa tabi'in. Ini mungkin mengabaikan beberapa perkembangan penting
dalam ilmu hadits yang terjadi setelah periode tersebut.
c. Keberpihakan pada sudut pandang tertentu: Karena buku ini merupakan
karya penulis tunggal, mungkin ada kecenderungan untuk memberikan sudut
pandang atau interpretasi yang subjektif dalam beberapa bagian buku. Ini
dapat mempengaruhi objektivitas dan keseluruhan keberagaman pandangan
dalam ilmu hadits.

Anda mungkin juga menyukai