DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 02
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam karena atas izin dan
mata kuliah Ulumul Hadis. Adapun yang dibahas dalam makalah sederhana ini
penulisan makalah ini. Oleh karena itu sudah sepatutnya berterima kasih kepada
dosen pembimbing, yakni bapak KM. Masyudi, M.H. yang telah memberikan
terbatas mungkin makalah ini masih banyak kekurangan disana-sini. Oleh karena
itu saran dan kritik anda dapat membangun agar lebih maju di masa yang akan
datang.
Harapannya makalah ini dapat menjadi track record dan referensi untuk
masa depan. Dan semoga makalah ini dapat berguna bagi orang lain yang
membacanya.
Penyusun
DAFRAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kriptik, pada masa Nabi, para Sahabat dan Tabi’in, hingga setelah
lisan, karena Nabi melarang penulisan hadis. Larangan ini didasari atas
juga disebabkan oleh penekanan Nabi pada sahabat yang bisa menulis Al-
Qur’an. Masa penulisan dan pembukuan hadis secara formal dimulai pada
masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abd al-Aziz (abad ke-2 H).
1
Muh. Haris Zubaidillah, “Epistemological Views of Islamic Education Philosophy as a Islamic
Education Basis,” Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan Dan Kemasyarakatan 12, no. 1 (2018): h. 3.
Sedangkan hadits yang merujuk pada keseluruhan sikap, perkataan dan
manusia. utuh dan bertanggung jawab atas keamanan dalam hidup mereka.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
hadits
BAB II
PEMBAHASAN
bahasa arab “Ilmu Al-Hadits” yang terdiri atas dua kata, yaitu “ilmu” dan
Definisi lain, dari segi bahasa ilmu hadits terdiri dari dua kata yakni
dan science dan hadits artinya segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi
yang dengannya dapat diketahui betul tidak ucapan, perbuatan, keadaan atau
Ulumul hadits adalah istilah ilmu hadits di dalam tradisi ulama hadits
berarti segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi Saw dari perbuatan,
beberapa ilmu yang berdiri sendiri, yang berbicara tentang hadits nabi dan
2
Nur Al-Din, “'Ulum Al-Hadits Dalam Ibn Al-Shalah ’ulum Al-Hadits Ed. Nur Al-Din,” in Al Mathal
Ila (Madinah: Al-Maktabat al-‘ilmiyyah, 1972).
pada perawinya, seperti ilmu al-hadits al-shahih, ilmu al-mursal, ilmu al-
dilakukan, khususnya, oleh para ulama abad ke-3 hijriyah. Ilmu-ilmu yang
terpisah dan bersifat parsial tersebut, disebut dengan ulumul hadits, karena
Tokoh- tokoh pada abad itu ialah Yahya Ibn ma’in (234 H/848 M)
al-nasikh wa al-mansyukh.
sahabat dalam menerima riwayat yang sampai kepada mereka. Dengan cara
3
Qadir A Hasan, Ilmu Mushthalah Hadits (Bandung: CV. Diponegoro, 2002).
hadis pada masa Nabi masih hidup.4 Pada masa Nabi SAW masih hidup di
suatu masalah atau skeptis dalam suatu masalah mereka langsung bertemu
S.A.W.
Ilmu hadis ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu ilmu hadis Riwayah dan
ilmu hadis Dirayah. Mari kita uraikan perbedaan kedua ilmu ini
4
Ahmad Amin, Fajr Al-Islâm (Beirut: At-Thaba’ah Al-Hadiyah Asyr, 1975).
menyampaikan sunnah tersebut atau yang lainnya.”5 Ilmu Riwayah
perbuatan, ijab, dan juga sifat serta segala sesuatu yang bertumpu pada
tiruan 'Allah ada di dalam matan . Namun matan ini tidak bisa muncul
rukun hadis antara lain sanad dan matan. Kalau yang ada hanya editorial
tanpa disertai Sanad, maka tidak bisa disebut hadis, begitu pula
Zuhri (w. 124 H) yang merupakan orang pertama yang secara resmi
5
Majah jalal al-din al-sayuti, Tadrib Al-Rawi Fi Syarh Taqrib Al-Nawawi (Beirut: Dar al-Fikr, 1988).
6
Muhammad Subhi Shalih, Ulum Al Hadis Wa Mushthalahuh (Beirut: Dar al kutub li al malayin,
1959).
7
As-Suyuthi, Tadrib Al-Rawi Fi Syarh Taqrib Al-Nawawi (beirut: Dar al-Fikr, 1988).
Umar bin Abdul Aziz (sebagaimana telah dibahas pada bab sebelumnya,
dalam narasinya.
Secara kebahasaan, kata dirâyah berasal dari kata darâ, yadrî, daryan,
dirâyatan/dirayah yang artinya ilmu. Maka yang akan dibahas pada bab ini
adalah ilmu hadis dari segi ilmunya, khusus ilmu hadis atau pengantar ilmu
dengannya.”8
8
Maizuddin, Penelitian Hadits Nabi, Ar-Raniry Press, 2014.
Untuk memperjelas definisi di atas perlu disajikan secara rinci:
informasi dalam sunnah atau yang lain dan bergantung pada pembawa
3. Beda jenis, khusus jenis narasinya berbeda, baik yang bertemu secara
6. Segala macam cerita baik hadits maupun âtsâr, segala macam kitab,
9
M.Ag PROF DR. ZIKRI DARUSSAMIN, Ilmu Hadits, ed. Zulkifli, 1st ed. (Yogyakarta: Kalimedia,
2020).
7. Hal-hal yang berkaitan dengannya, mengetahui istilah-istilah ahli hadis.
kondisi dan sifat-sifatnya, diterima atau ditolak, shahih dari Rasul atau
dha'if. Dengan demikian, Ilmu Hadis Dirayah berbeda dengan Ilmu Hadis
mempelajari shahih dan tidaknya suatu hadis, baik yang disandarkan kepada
satu sumber hukum Islam. Sedangkan Ilmu Hadis Dirayah, fokusnya pada
pengetahuan (dirayah) hadis, baik dari segi keadaan sanad dan matan,
Hijriyah. Pendiri Ilmu Hadis Dirayah adalah Al-Qadhi Abu Muhammad Al-
pun dianggap urgen pula. Adapun beberapa manfaat mempelajari ilmu hadis
adalah:
Dengan mempelajari ilmu hadis kita dapat mengetahui mana hadis yang
Kita dapat menjaga hadis yang dinilai benar - benar dari rasulullah dan
memurnikan dari hadis - hadis yang dinilai bukan dari pada sumbernya.
dari suatu hadis, apakah hadis tersebut shahih, hasan, atau bahkan dha‘if
aspek matan dan sanad. Oleh karena itu, mempelajari hadis tidak hanya
mempelajari isi sabda Nabi dalam matan saja tetapi juga mempelajari
sanad merupakan salah satu syarat yang menentukan mutu suatu hadis,
apakah shahih, hasan, dla'if, atau bahkan batil. Apa manfaat mengetahui
dan mempelajari perawi hadis? Bukan hanya bagi para ulama hadis, berikut
bin Uyaynah, menuturkan: “Jika disebut nama orang saleh, maka Allah
akan menurunkan rahmat.” Pribadi saleh itu bisa banyak kita temukan
10
Mahbib Khoiron, “Manfaat Pempelajari Perawi Hadits,” Ilmu Hadts 1 (2019).
dan berulang-ulang disebut saat membaca sanad hadits. Dengan belajar
percaya bahwa menyebut nama perawi yang saleh, bisa menjadi wasilah
keberkahan.
bin Al Hajjaj, salah satu ulama hadits paling populer, mulanya adalah
kejujuran dan semangat mencari ilmu. Selain inspirasi, ada juga ragam
hadits itu juga ikut dilalap api. Imbasnya, banyak hadits yang terlupa
oleh beliau. Selain itu, banyak juga kisah-kisah perawi yang dituduh
Hal ini salah satunya untuk menentukan sanad hadits yang ittishal
Anda tahu konflik mihnah? Selain Imam Ahmad bin Hanbal yang
berkonflik dengan pemerintah dinasti Abbasiyah kala itu akibat
perawi yang terseret masalah tersebut. Dari membaca sejarah, kita akan
beragam, dari segi kelebihan dan kekurangan perawi dalam aspek dan
diterima; begitu pula jika ada cacat perilaku, riwayatnya bisa dinilai
kita teladani, dan keburukannya bisa kita jauhi. Tentu tidak kudu
umum yang tidak akrab dengan kajian hadits, tentu ini bisa menjadi poin
menarik untuk bisa menyimak dan mempelajari sabda Nabi ini. Manfaat
PENUTUP
A. KESIMPULAN
daribahasa arab “Ilmu Al-Hadits” yang terdiri atas dua kata, yaitu
Nabi SAW masih hidup di tengah-tengah sahabat, hadis tidak ada persoalan
karena jika menghadapi suatu masalah atau skeptis dalam suatu masalah
Sekalipun pada masa Nabi tidak dinyatakan adanya ilmu hadis, tetapi para
mengetahui keadaan dari suatu hadis, apakah hadis tersebut shahih, hasan,
sebagai pegangan)
B. SARAN
seperti sanad (rantai perawi) dan matan (teks hadist), serta pemahaman
Al-Din, Nur. “'Ulum Al-Hadits Dalam Ibn Al-Shalah ’ulum Al-Hadits Ed. Nur
1988.
jalal al-din al-sayuti, Majah. Tadrib Al-Rawi Fi Syarh Taqrib Al-Nawawi. Beirut:
PROF DR. ZIKRI DARUSSAMIN, M.Ag. Ilmu Hadits. Edited by Zulkifli. 1st ed.