Anda di halaman 1dari 12

PAPER

RIJALUL HADITS
Paper ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Takhrij Hadits
Dosen pengampu : Drs. Taufik Rahman, M.Ag.

Disusun oleh :

Siti Nadzira Nur Zakiyyah Darojat


(1221030194)

PROGRAM SARJANA JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT,
berkat rahmat dan hidayah NYA kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan judul
“I’tibar”. Sholawat beserta salam kami curahkan dan limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari zaman kegelapan menuju zaman
yang terang benderang bercahayakan Iman, Islam dan Ihsan seperti sekarang ini.

Yang terhormat, Bapak Dr.Taufik Rahman M.Ag. selaku dosen pengampu mata
kuliah Takhrij Hadits yang telah membimbing kami dalam tugas ini. Kami juga turut
berterima kasih kepada teman teman atas perhatian, kepedulian, kontribusi dan budi
baik dari semua pihak yang terlibat dalam penyusunan tugas ini. Kemudian tidak lepas
dari semua itu kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi
penyusunan bahasa nya maupun segi lain nya. Karena itu kami mengharapkan kritikan
dan saran agar makalah ini menjadi lebih baik dan kami berharap semoga dari paper
ini dapat di ambil hikmah dan manfaat nya bagi semua orang.

Bandung, Senin 1 Januari 2024

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Ilmu Hadits mulai muncul pada abad 2 Hijriah, terutama antara tahun 99
Hingga 101 H. Umar bin Abdul Aziz memiliki ide untuk melakukan pembukuan
hadits dengan memerintahkan ulama di seluruh dunia untuk mengumpulkan hadits-
hadits Rasul yang dianggap sama menurut penilaian mereka. Pembukuan hadits
pada periode ini dilakukan dengan menyajikan riwayat-riwayat beserta sanadnya,
memungkinkan penilaian kualitas hadits baik yang sahih maupun lemah dengan
meneliti sanadnya menggunakan berbagai ilmu lainnya.

Seperti yang diketahui, selama kurang lebih satu abad, mayoritas hadits-
hadits Nabi disampaikan secara lisan, diturunkan dari mulut ke mulut, bergantung
pada daya ingat para perawi. Hal ini disebabkan sebagian besar sahabat Nabi tidak
mencatat apa yang mereka dengar dari Nabi kecuali Al-Qur'an, meskipun ada yang
mencatat hadits-hadits Nabi untuk kepentingan pribadi. Dalam periode waktu yang
panjang ini, sangat mungkin terjadi kesalahan, kelalaian, bahkan penyimpangan
dalam penyaluran hadits.

Pentingnya hal ini mendorong ulama untuk mengabdikan diri dalam mencari,
mengumpulkan, dan meneliti hadits-hadits Nabi yang tersebar luas di berbagai
wilayah Islam. Upaya ini dilakukan dengan tujuan untuk meyakinkan bahwa
hadits-hadits Nabi benar-benar berasal dari Nabi.

Dalam ilmu bidang kajian hadits, dikenal sebuah istilah yang bernama Rijalul
hadits. Ilmu Rijalul Hadits merupakan salah satu cabang besar yang tumbuh dari
haditsriwayah dan Dirayah dengan ilmu ini dapat membantu kita untuk
mengetahui keadaan para perowi yang menerima hadits dari Rasulullah dengan
keadaan rawi yang menerima haditsdari sahabat dan seterusnya. Dengan
mengetahui keadaan para perawi yang menjadi sanad, memudahkan kita menilai
kualitas suatu hadits.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Rijalul Hadits?

2. Apa saja pembagian Rijalul hadits?

3. Apa saja urgensi dan manfaat dari Rijalul hadits ?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui apa itu Rijalul hadits

2. Untuk mengetahui apa saja pembagian Rijalul hadits

3. Untuk mengetahui apa saja urgensi dan manfaat dari Rijalul hadits
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Rijalul Hadits

Hadits itu terdiri dari matan dan sanad. Banyak ilmu-ilmu yang berkaitan
dengan matan dan sanad. Adapun salah satu ilmu yang berkaitan dengan sanad adalah
ilmu rijalul-hadits. IlmuRijalul-hadits adalah ilmu yang membahas tentang hal ihwal
dan sejarah para rawi dari kalangan sahabat, tabi’in dan tabi’ al-tabi’in.
ilmu ini oleh sebagian ulama disebut juga ilmu tarikh ar-ruwah. Atau dengan kata lain
adalah ilmu yang mencoba mengenal para perawi hadits dari aspek yang bekaitan
dengan periwayatan mereka terhadap hadits tersebut.1

Kata rijalul-hadits terdiri dari dua suku kata dan telah menjadi istilah yang
baku bagi ulama hadits, sehingga kedua kata itu tidak dapat diartikan secara terpisah.
Istilah rijalul-hadits menurut bahasa berarti orang-orang di sekitar hadits. Jika kata
rijalul-hadi ditambah dengan kata ilmu di depannya sehingga menjadi ‘ilmu rijalul-
hadits, yang berarti ilmu tentang orang-orang di sekitar hadits. Sedang ‘ilmu rijalul-
hadits secara terminologi adalah ilmu untuk mengetahui para periwayat hadits dalam
kapasitas mereka sebagai periwayat hadits.

Menurut Al Zarqoni, Ilmu Rijalul-Hadits adalah:

‫وهو علم يعرف به رواة الحديث من حيث انهم رواة للحديث‬

"limu untuk mengetahui para periwayat hadits dari segi pribadi mereka sebagai
perawi hadits" (Shubhi al Shalih, 1988: 110).

Hasbi ash Shiddiqi mende- finisikan Ilmu Rijalul-Hadits sebagai:

‫علم يبحث فيه عن رواة الحديث من الصحابة والتابعين ومن بعدهم‬

"limu yang membahas para perawi hadits, baik dari sahabat, dari tabi'in maupun dari
perangkatan-perangkatan sesudahnya" (Hashbi ash Shiddiqi, 1991: 153)

1
Muhammad Ajaj Al-Khathib, Ushul Al-Hadits, (Jakarta: Gaya Media Pratama,2003 ),cet-3,hal.227
Dari pengertian diatas, dapat dipahami bahwa Ilmu Rijalul-Hadits adalah ilmu
yang mempelajari hal-ihwal para perawi had.its. Ilmu ini merupakan bagian dari
'ulmulhadits yang sangat penting. Ilmu hadits mempelajari sanad dan matan hadits,
sanad hadits adalah para perawi hadits yang merupakan objek pembahasan Ilmu
Rijalul-Hadits. Dengan demikian jelaslah bagi kita akan pentingnya ilmu ini.
Adapun para perawi yang menjadi objek kajian ilmu rijalul hadits adalah :
a. Para sahabat sebagai penerima pertama : thabagat awwal (generasi pertama) atau
sanad terakhir karena menjadi penerima langsungdari sumber asalnya, yaitu Nabi
SAW
b. Para tabi’in sebagai thabagat tsani (generasi ke dua)
c. Para muhadhramin yaitu orang orang yang mengalami hidup pada masa jahiliyah
dan masa Nabi. Dalam kondisi islam. Tetapi tidak sempat menemui nabi dan
mendengarkan hadits darinya.
d. Para mawaliy yaitu para perawi hadits dan ulama yang pada awalnya berstatus
budak. 2

Diantara kitab yanng paling tua yang menguraikan tentang sejarah para
perawi thabaqat demi thabaqat adalah karya Muhammad ibn Sa’ad (w.230 H) yaitu
Thabaqat Al-Kubra dan karya Khalifah ibn‘Ashfari (w.240 H) yaitu Thabaqat Al-
Ruwwah, dan lain lain. 3

Ilmu ini mempelajari hal ihwal para perawi, baik dari kalangan sahabat, tabi’in
maupun generasi sesudahnya. Ilmu ini mempelajari sejarah kehidupan para rawi,
akhlaknya, keadaannya dalam menerima hadits serta mazhab yang dianutnya dan
sebagainya yang terkait dengan rijal yang dilakukan secara mendalam. Ilmu rijalul
hadits mengambil tempat yang khusus mempelajari persoalan persoalan sekitar sanad
maka mengetahui keadaan rawi yang menjadi sanad merupakan separuh dari
pengetahuan.4

B. Pembagian Rijalul Hadits

Muhammad ‘Ajjaj al-Khatib membagi ‘ilmu rijalul-hadits kepada dua ilmu


2
Ma’shum,Zein. Ilmu Memahami Hadis Nabi. (Yogyakarta:Pustaka Pesantren,2013) hal 86-88
3
Munzier Suparta. Ilmu Hadis. (Depok: Rajagrafindo Persada,2014) hal 30
4
Nawir Yuslem. Ulumul Hadis. (Jakarta:Mutiara Sumber Widya,2001) hal 64
yang benar, yakni; ‘Ilmu Tarikh al-Ruwah; dan ‘Ilmu Jarh wa al-Ta’dil.

1. Tarikh al-Ruwah

Secara bahasa, kata Tarikh ar-Ruwah berarti sejarah para periwayatan hadits.
Menurutetimologis ini, ilmu Tarikh ar-Ruwah adalah ilmu yang membahas segala
hal yang terkaitdengan para periwayat hadits. Dalam pengertian terminologisnya,
ilmu ini difokuskan pengetahuan tentang para periwayat hadits dari segi
keberadaan mereka sebagai periwayathadits bukan dari segi-segi lain dalam
kehidupan mereka.

Yang dimaksud dengan ilmu ini adalah ilmu yang mencoba mengenal para
perawihadits dari aspek yang berkaitan dengan periwayatan mereka terhadap
hadits tersebut. Ilmuini mencakup penjelasan tentang keadaan para perawi,
sejarah kelahirannya, wafatnya, guru-gurunya, sejarah mendengarnya
(belajarnya) dari mereka, perjalanan-perjalanan ilmiah yangmereka lakukan,
sejarah kedatangannya ke negeri-negeri yang berbeda-beda, masa
belajarnyasebelum atau sesudah mengalami kekacauan pikihran dan penjelasan-
penjelasan lain yangmemiliki kaitan erat dengan persoalan-persoalan hadits.

Ilmu Tarikh ar-Ruwah merupakan ilmu mencakup penjelasan tentang keadaan


para perawi, biografi, dan penjelasan lain yang berkaitan dengan persoalan hadits.
Melalui ilmu inidapat diketahui keadaan para periwayatyang menerima hadits
dari Rasulullah dan yangmenerima hadits dari sahabat dan seterusnya.

Para ulama salaf menamakan ilmu ini dengan nama yang berbeda-beda,
setengah ulama menyebutnya dengan "‫ تاريخ الرواة" التواريخ والرفيات‬atau "‫"علم التاريخ‬
Ilmu Tarikh al Ruwat tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan
para perawi hadits.

Perhatian ulama terhadap ilmu ini sangat besar, mereka berusaha keras
mengetahui ke- adaan perawi yang ada dalam sanad hadits. Mereka menerang-
kan: umur, tempat tinggal dan tahun pertemuan rawi dengan guru-gurunya untuk
mendengar- kan hadits. Hal ini penting diketahui oleh para ulama agar dapat
diketahui mana sanad yang berhubungan dan yang terputus dan mana hadits yang
mursal dan marfu.
2. Jarh At-ta’dil
"‫ "الجرح‬menurut bahasa berarti "melukai" "‫ "الجرح‬menurut istilah adalah:

‫ مما يترتب عليه سقوط روايته او‬،‫هو ظهور وصف في الراوي يثلم عدالته او يخل بحفظه وضبطه‬
‫ضعنها وردها‬.
"Menampakkan suatu sifat kepada rawi yang dapat merusak keadilannya atau
merusak kekuatan hafalan dan ketelitiannya serta apa-apa yang dapat
menggugurkan riwayatnya atau mele- mahkan riwayatnya dan menyebabkan
riwayatnya ditolak" (M. Ujaj al Khothib. 1989:260).

"‫ "العدل‬menurut bahasa berarti sesuatu yang menenteramkan jiwa yang


menunjukkan bahwa ia seorang yang teguh terhadap kebenaran. menurut istilah
adalah:
‫ فيقبل لذلك خبره وشهادته اذا توفرت فيه بقية‬.‫هو من لم يظهر في امردينه او مروءته ما يخل بهما‬
‫الشروط التي ذكرناه في اهلية األداء‬.
"Adil adalah orang yang tidak tampak pada dirinya dalam urusan agama dan
kehormatannya sesuatu yang dapat merusaknya. Oleh karena itu ia diterima
riwayat dan kesaksiannya apabila telah memenuhi persyaratan keahlian
meriwayatkan".
Dengan demikian, maka yang dimaksud dengan "‫ "علم الجرح والتعديل‬adalah:

‫هو العلم الذي يبحث في احوال الرواة من حيث قبول رواياتهم او ردها‬
"Ilmu yang membahas tentang segala keadaan para perawi dan segi diterima dan
ditolaknya periwayatan mereka" (M. 'Ujaj al-Khothib, 1989:261).

Kecacatan rawi itu bisa ditelusuri melalui perbuatan-perbuatan yang


dilakukannya, biasanya dikategorikan ke dalam lingkup perbuatan : bid’ah, yakni
melakukan tindakantercela atau di luar ketentuan syariah; mukhalafah, yakni
berbeda dengan periwayatan darirawi yang tsiqqah; ghalath, yakni banyak
melakukan kekeliruan dalam meriwayatkan hadits; jahalat al-hal, yakni tidak
diketahui identitasnya secara jelas dan lengkap; dan da’wat al-inqitha’, yakni
diduga sanadnya tidak tersambung.
C. Urgensi Rijalul hadits

Ilmu ini berkembang seiring dengan perkembangan ilmu riwayah. Perhatian


para ulama terhadap ilmu ini muncul karena keinginan untuk memahami keadaan
sebenarnya dari para rawi hadits (rijalus-sanad). Para ulama sangat memprioritaskan
ilmu ini agar mereka dapat mengetahui lebih banyak tentang latar belakang perawi,
termasuk usia, tempat tinggal, sejarah pembelajaran, dan aspek pribadi lainnya.
Sejarah menjadi senjata efektif dalam menghadapi tuduhan kebohongan dalam
penyaluran hadits. Sufyan Ats Tsauri berkata :

“ Tatkala para perawi telah mempergunakan kedustaan, kami pun mempergunakan


sejarah”5

Tujuan ilmu ini adalah untuk mengetahui bersambung (muttashil) atau


tidaknya sanad suatu hadits. Maksud persambungan sanad adalah pertemuan langsung
apakah perawi berita itu bertemu langsung dengan gurunya atau pembawa berita
ataukah tidak atau hanya pengakuan saja, semua itu dapat dideteksi melalui ilmu ini.

Ilmu ini juga membahas periwayatan yang tsiqah dan dha’if serta asal usul
tentang periwayatan hadits. Ilmu ini menjadi penting dalam ilmu hadits karena
bersangkutan dengan sanad dan matan hadits sedang orang orang yang terhubung.

Faedah mempelajari ilmu rijalul-hadits itu juga ialah untuk mengetahui marfu’
atau mursalnya pemberian hadits. Mengetahui kampung halaman rawi pun besar
faedahnya yaitu untuk membedakan rawi-rawi yang kebetulan sama namanya akan
tetapi berbeda marga dan kampung halamannya. Sebab sebagaimana diketahui bahwa
rawi-rawi itu banyak yang namanya bersamaan, akan tetapi tempat mereka
berbeda.Tampak faedahnya pula dalam hal ini apabila rawi yang namanya bersamaan
itu sebagiannya ada yang tsiqah, sehingga dapat diterima haditsnya sedang sebagaian
yang lain adalah tidak tsiqah yang menyebabkan harus ditolak haditsnya. 6

5
T.M. Hasbi Ash-Shiddeqy, Pokok-pokok Ilmu Dirayah Hadits,(Jakarta: Bulan Bintang,1981 ),cet-5,hal.137
6
Fatchur Rahman, Ikhtisar Mushthalahu’l Hadits,( Bandung: PT.Alma’arif,1970).hal.297
D. Para Ulama Rijalul-Hadits dan Kitab-kitabnya

Para ulama rijalul hadits dan kitab-kitabnya yang harus diketahui oleh
penggali sunahrasulullah antaralain ialah:
1. At-Tarikhu’l-Kabir, karya imam Muhammad bin Isma’il Al-Bukhary(194-252 H).
Dalam kiatab tersebut imam bukhari menerangakan biografi dari guru-gurunya
yang pernah memberikan hadits kepadanya baik dari golongan tabi’in maupun
sahabat sampai berjumlah kurang lebih 40.000 orang.baik mereka itu laki-laki
maupunperempuan baik tsiqah maupun yang gairu tsiqah.
2. Tarikh Nisabur, karya imam Muhammad bin ‘Abdullah Al-Hakim An-Nisabury
( 321-405 H). kitab iani merupakan kitab tarikh yang terbesar dan banyak
faedahnya bagi para fuqoha’.
3. Tarikh Bagdad, karya Abu Bakar Ahmad ‘Ali Al-Bagdady, yang terkenal
dengannama Al-Khathib Al-Bagdady ( 392-463 H ). Kitab yang besar faedahanya
ini memuatbiografi dri ulama-ulama besar dalam segala bidang ilmu pengetahuan
sebanyak 7831orang dan disusun secara alfabetis.
4. Al-Ikmal firaf’il-ibtiyal’anil mutalif wal mukhtalif mina’l-asma’i wa’l-Kuna wa’i-
Ansab, karya Al-Amir Al-Hafidh Abi Nashr ‘Ali bin Hibatillah bin Ja’far
yangterkenal dengan nama Ibnu Ma’kuls Al-Bagdady ( 421-486 H ).
5. Tahdzibu’l Kamal fi Asma’ir Rijal, karya al-Hafidh jamaluddin Abi l-Hajjaj
yusuf Al-mizzai ad-dimasyqy ( 654-742 H ).7

7
Fatchur Rahman, Ikhtisar Mushthalahu’l Hadits, ( Bandung: PT.Alma’arif,1970).hal.296-300
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Rijalul-Hadits merupakan suatu acuan bagi ulama hadits dan para peneliti
hadits dalam meneliti rentetan periwayat hadits, khususnya dan segi persambungan
sanad, kualitas dan integritas pribadi periwayat terhadap ajaran Islam, kapasitas
intelektuanya dan berbagai keterangan lainnya yang berhubungan dengan penelitian
sanad hadits. Didalamnya ada ilmu tarikh Ruwakh juga Jarh wa Ta’dil.

Ilmu rijalul hadits adalah ilmu untuk mengetahui para perawi dalam
kapasitasnya sebagai periwayat hadits. Ilmu rijalul hadits ini menggali lebih dalam
kehidupan para perawi hadits baik itu dalam kehidupan pribadi maupun dalam
bermasyarakat. Ilmu ini berkembang sejalan dengan banyaknya bermunculan hadits
hadits palsu yang dapat mensesatkan umat muslim, maka dari itu para ulama hadits
memakai ilmu rijalul hadits ini untuk menggali keshahihan suatu hadits.
Sebagai periwayat hadits memiliki syarat syarat tertentu salah satunya kedhabitan
seorang rawi. Ilmu ijalul hadits ini memiliki manfaat serta kegunaan yang dapat
menambah wawasan kita agar tidak salah untuk menggunakan suatu hadits dalam
kehidupan sehari hari.
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Ajaj Al-Khathib, Ushul Al-Hadits, (Jakarta: Gaya Media Pratama,2003 ),cet-
3,hal.227
Ma’shum,Zein. Ilmu Memahami Hadits Nabi. (Yogyakarta:Pustaka Pesantren,2013) hal 86-
88
Munzier Suparta. Ilmu Hadits. (Depok: Rajagrafindo Persada,2014) hal 30
Nawir Yuslem. Ulumul Hadits. (Jakarta:Mutiara Sumber Widya,2001) hal 64
T.M. Hasbi Ash-Shiddeqy, Pokok-pokok Ilmu Dirayah Hadits,(Jakarta: Bulan
Bintang,1981),cet-5,hal.137
Fatchur Rahman, Ikhtisar Mushthalahu’l Hadits,( Bandung: PT.Alma’arif,1970).hal.297
Fatchur Rahman, Ikhtisar Mushthalahu’l Hadits, ( Bandung: PT.Alma’arif,1970).hal.296-300

Anda mungkin juga menyukai