Disusun oleh:
Jimmy Alfiqri
1175030139 – 3/D
“ilmu pengtahuan yang dalam pembahasannya , membicarakan hal ihwal dan sejarah
kehidupan para rawi dari golongan sahabat, tabi’in dan tabi;it tabi’in”
Pembahasan
Menurut bahasa, kata rijal berarti para kaum pria. Sedang Rijal al-Hadisberarti
orang-orang disekitar hadis atau orang-orang yang meriwayatkan hadis serta
berkecimpung dengan hadis Nabi. Secara terminologi ilmu ini didefinisikan dengan:
“ilmu yang membahas tentang keadaan para periwayat hadis baik dari
kalangan sahabat, sahih, maupun generasi- generasi berikutnya.”
Yaitu ilmu yang mempelajari tentang tokoh atau orang yang membawa hadis,
semenjak dari nabi sampai dengan periwayat terakhir (penulis kitab hadis). Hal yang
terpenting di dalamIlmu rijal al-hadis adalah sejarah kehidupan para tokoh tersebut,
meliputi masa kelahiran dan wafat mereka, negeri asal, negeri mana saja tokoh-tokoh
itu mengembara dan dalam jangka berapa lama, kepada siapa saja mereka memperoleh
hadis dan kepada siapa saja mereka menyampaikan hadits.
Ilmu rijal al-hadis membahas keadaan para periwayat hadis semenjak para
sahabat, tabi’in, tabi’ al-tabi’in, dan generasi-generasi berikutnya yang terlibat dalam
periwayatan hadis. Didalamnya diterangka sejarah ringkas tentang riwayat hidup para
periwayat, guru-guru dan murid-murid mereka, tahun lahir dan wafat, dan keadaan-
keadaan serta sifat-sifat mereka. Jelasnya, ilmu ini membahas tentang biografi paa
periwayat, nama-nama, kunyah, lagab, dan sebagainya. Didalamnya juga dicantumkan
para periwayat yang dicantumkan laqab-nya saja tetapi tidak dikenal nama aslinya dan
para periwayat yang memiliki dua laqab.
Ilmu Rijal Hadist juga dinamakan Ilmu Tarikh Ar-Ruwwat (ilmu sejarah
perawi) adalah ilmu yang diketahui dengannya setiap perawi hadist, dari segi
kelahirannya, wafatnya, guru-guru nya, orang yang meriwatyakan darinya, negeri
tanah air mereka, dan yang selain dari itu yang ada kaitannya dengan perawi mereka
dan keadaan mereka.
Dari pengertian tersebut dapat diambil pemahaman bahwa kedudukan ilmu ini
sangat penting, mengingat kaitannya denganmatandan sanad. Sebab kemunculan ilmu
rijalul hadist bersama-sama dengan periwayatan hadist bahkan sudah mengambil porsi
untuk memperlajari persoalan disektar sanad. Oleh karena itu mempelajari ilmu ini
sangat penting, sebab nilai suatu hadist sangat dipengaruhi oleh karakter dan perilaku
serta biografi perawi itu sendiri. Pertama kali orang yang sibuk memperkenalkan ilmu
ini adalah Bukhari (w. 230H) kemudian Muhammad bin Saad (w.230H) dalam
thabaqatnya. Berikutnya ada Izzudin bin Al-atsir (630) menulis usud Al-Ghabah Fi
Asma As-Shahabah, Ibnu Hajar Al-Asqhalani (w. 852) yang menulis Al-Ishabah Fi
Tamyiz As-Shahabah kemudian diringkas oleh As-Suyuthi (w.911) dalam bukunya
yang bejudul ‘ayn Al-Ishabah. Al-Wafayat karya Zabir bin Muhammad ar-rubi
(w.379).
Ilmu ini membahas dan menerangkan hal ihwal keadaan dan sejarah singkat kehidupan
para rawi yang menerima hadis dari Rasulullah yaitu sahabat para rawi yang menerima
hadis dari sahabat yakni tabi’in, para rawi yang meneima hadis dari tabi’in yakni tabi’it
tabi’in dan seterusnya. Disamping itu ilmu ini juga membahas tentang muhadlramin,
mawaly dan hal-hal yang berpautan dengannya.
Dari definisi yang telah dikemukakan, dapat diketahui bahwa ilmu Rijal al-
Hadisberkaitan dengan hal ihwal para periwayat hadis. Karena itu, ilmu ini mengambil
porsi tertentu dalam bahasan ilmu hadis. Ilmu ini sangat diperlukan dalam penelitian
sanad Hadis.
Dengan ilmu ini penelitian sanad Hadis dapat dilakukan, karena ilmu ini
merupakan data yang lengkap mengenai para periwayat Hadis, baik biografi
mereka,maupun kualitas pribadi mereka. Kiranya sulit dibayangkan, kalau seseorang
sekarang ini ingin meneliti sanad Hadis, tanpa menggunakan ilmu ini, mengingat
bahwa para periwayat itu sendiri sudah ribuan tahun meninggal dunia.
Tujuan ilmu ini adalah untuk mengetahui bersambung (muttashil) atau
tidaknya sanad suatu hadis. Maksud persambungan sanad adalah pertemuan langsung
apakah perawi berita itu bertemu langsung dengan gurunya atau pembawa berita
ataukah tidak atau hanya pengakuan saja. Semua itu dapat dideteksi melalui ilmu ini.
Muttashilnya sanad ini nanti dijadikan salah satu syarat kesahihan suatu hadis dari segi
sanad.
Kemunculan Ilmu Rijal al-Hadis merupakan buah dari berkembang dan
menyebarnya penggunaan isnad serta banyaknya pertanyaan tentangnya. Dan setiap
maju zaman, maka makin banyak dan panjang jumlah perawi dalam sanad. Maka perlu
untuk menjelaskan keadaan perawi tersebut dan memisah-misahkannya, apalagi
dengan munculnya bid’ah-bid’ah dan hawa nafsu serta banyaknya pelaku dan
pengusungnya. Karena itu tumbuhlah ilmu Rijaal yang merupakan suatu keistimewaan
ummat ini di hadapan ummat-ummat lainnya.
Akan tetapi kitab-kitab tentang Ilmu Rijal al-Hadis nanti muncul setelah
pertengahan abad-2. Dan karya tulis ulama yang pertama dalam hal ini adalah kitab At
Tarikh yang ditulis oleh Al Laits bin Sa’ad (wafat 175 H) dan kitab Tarikh yang disusun
oleh Imam Abdullah bin Mubarak (wafat 181 H). Imam adz Dzahabi menyebutkan
bahwa Al Walid bin Muslim (wafat 195 H) juga memiliki sebuah kitab Tarikh Ar
Rijaal, lalu secara berturut-turut muncul karya-karya tulis dalam ilmu ini, dimana
sebelum masa kodifikasi ini pembahasan tentang perawi hadis dan penjelasan hal ihwal
mereka hanya bersifat musyafahah(lisan), ditransfer sedemikian rupa oleh para ulama
dari masa ke masa.
Ilmu ini juga membahas periwayatan yang tsiqah dan dha’if serta asal usul
tentang periwayatan hadis. Ilmu ini menjadi sangat penting dalam ilmu hadis karena
ilmu ini berkaitan dengan sanad dan matan sdang orang-orang yang terhubung dengan
mata rantai sanad adalah para periwayat hadis dan mereka itu adalah objek dari Ilmu
rijal al-hadis.
Jadi dapat diketahui bahwa Ilmu Rijal al-Hadis berguna untuk mengetahui
tentang para perawi yang ada dalam tingkatan sanad hadis. Dengan mengatahui para
perawi itu akan dapat mencegah terjadinya pemalsuan hadis, penambahan matan hadis,
juga dapat mengetahui tingkatan keshahihan tiap-tiap hadis yang ditemui.
Ilmu Rijal al-Hadis ini lahir bersama-sama dengan periwayatan hadis dalam
Islam dan mengambil porsi khusus untuk mempelajari persoalan-persoalan di sekitar
sanad. Ulama memberikan perhatian yang sangat serius terhadapnya agar mereka dapat
mengetahui tokoh-tokoh yang ada dalam sanad. Ulama akan menanyakan umur para
perawi, tempat mereka, sejarah mendengar ( belajar ) mereka dari para guru,disamping
bertanya tentang para perawi itu sendiri. Hal itu mereka lakukan demi mengetahui
keshahihan sima’ yang dikatakan oleh perawi dan demi mengetahui sanad-sanad yang
muttashil dari yang terputus, yang mursal, dari yang marfu’ dan lain-lain.
Banyak hal yang menyebabkan sejarah para periwayat hadis menjadi objek
kajian dalam Ilmu Rijal Al-Hadis, diantaranya adalah :
1. Tidak seluruh hadis tertulis pada zaman Nabi
Hadis yang ada ditulis pada masa Nabi sangat minim sekali, padahal yang
menerima hadis sangat banyak orangnya. Hal ini menyebabkan banyaknya terjadi
kekeliruan dalam penyampaian hadis selanjutnya. Hadis yang disampaikan itu kadang
dalam penyampaiannya mengalami perubahan-perubahan redaksi sehingga
menyebabkan hadis tersebut menjadi rendah tingkatannya. Oleh karena itu dalam
masalah ini diperlukan pengetahuan tentang para perawi yang ada dalam tingkatan
sanad untuk menghindari kesalahan-kesalahan tersebut.
2. Munculnya pemalsuan hadis
Hadis Nabi yang belum terhimpunn dalam suatu kitab dan kedudukan hadis
yang sangat penting dalam sumber keajaran Islam, telah dimanfaatkan secara tidak
bertanggung jawab oleh orang-orang tertentu. Mereka membuat hadis palsu berupa
pernyataan – pernyataan yang mereka katakana berasal dari Nabi, padahal Nabi sendiri
tidak pernah menyatakan demikian. Untuk ituIlmu Rijal al-Hadis banyak
membicarakan biografi para periwayat hadis dan hubungan periwayat satu dengan
periwayat lainnya dalam periwayatan hadis agar menghindari terjadinya pemalsuan
hadis.
3. Proses penghimpunan hadis ( Tadwin )
Karena takut akan kehilangan hadis, maka pada masa khalifah diadakan
pengumpulan hadis dari seluruh daerah. Dalam melakukan penghimpunan hadis ini,
diperlukan pengetahuan tentang sejarah hidup para perawi sehingga dapat diketahui
kualitas hadis yang di himpun tersebut agar tidak terjadi ketercampuran antara hadis
yang lebih baik kualitasnya dari segi sanad dengan hadis maudu’ maupun hadis dhaif
dalam penghimpunan itu.
Inilah beberapa factor yang menyebabkan di dalam Ilmu Rijal al-Hadis,
sejarah para periwayat menjadi objek kajian. Di sebabkan betapa pentingnya
pengetahuan tentang periwayat dalam hal-hal yang telah disebutkan diatas.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Ilmu Rijal Al-Hadist adalah
ilmu yang memperlajari seluk beluk sejarah kehidupan para perawi hadist serta untuk
mengetahui kapasitasnya sebagai perawi hadis. Ilmu ini memiliki objek kajian yang
sangat jelas yaitu tentang kisah hidup para periwayat yang meriwayatkan hadis Nabi.
Kisah hidup para perawi menjadi objek pembahasan dalam ilmu ini
dikarenakan berbagai factor, diantaranya :
1. Tidak seluruh Hadis ditulis pada masa Nabi
2. Terjadinya pemalsuan Hadis
3. Proses penghimpunan Hadis
Hal ini dikarenakan, dalam hal diatas sangat memerlukan pengetahuan tentang
perawi Hadis tersebut untuk menghindari kesalahan maupun kecacatan dalam
periwayatan hadis.
Ilmu Rijal al-Hadis ini lahir bersama-sama dengan periwayatan hadis dalam
Islam dan mengambil porsi khusus untuk mempelajari persoalan-persoalan di sekitar
sanad.
Daftar Pustaka
Lova, Sava. Ilmu Rijal Al Hadits. 15 mei 2015.
http://menulis-makalah.blogspot.com/2015/05/ilmu-rijal-al-hadits.html
Anshor, Ibnu. Makalah Rijal Al-Hadits. 13 Juni 2017.
http://koleksiibnuanshordkk.blogspot.com/2017/06/makalah-rijal-al-hadis.html