Pada masa awal perkembangan hadith, sahabat yang banyak meriwayatkan hadith disebut dengan
al-Muktisirun fi al-Hadith mereka adalah :
Sedangkan dari kalangan Ta’bin, tokoh-tokoh dalam periwayatan hadith sangat banyak sekali,
mengingat banyaknya periwayatan pada masa tersebut, di antaranya
A Madinah
Abu bakar ibn abdu Rahman ibn al-harits ibn hisyam Salim ibn Abdullah ibn umar
B. Makkah
C. Kufah
Proses kodifikasi hadith atau tadwinal al-hadith yang di maksudkan adalah proses pembukuan hadith
secara resmi yang di lakukan atas instruksi khalifah, dalam hal ini adalah khalifah umar bin abd – al-
aziz { memerintah tahun 99-101 H } beliau merasakan adanya kebutuhan yang sangat mendesak
untuk memelihara perbendaraan sunnah.
Khalifah menginstruksikan kepada Abu bakar bin Muhammad bin Hazm {w. 117 H} untuk
mrngumpulkan hadith-hadith yang ada pada ‘Amrah binti Abd al-Rahman bin Sa’ad bin Zaharah al-
Anshariyah {21-98 H} dan al-Qasim bin Muhammad bin Abi Bakr al-Shiddiq.
Pengumpulan al-Hadith khususnya di Madinah ini belum sempat di lakukan secara lengkap oleh Abu
bakar bin Muhammad bin Hazm dan akhirnya usaha ini di teruskan oleh Imam Muhammad bin
Muslim bin Syihab al-Zuhri {w.124} yang terkenal dengan sebutan Ibnu syihab al-zuhri. Beliaulah
sarjana hadith yang paling menonjol di jamanya
Tadwin al-hadith atau kodifikasi al-hadith merupakan kegiatan pengumpulan hadith dan
penulisannya secara besar-besaran yang di sponsori oleh khalifah.
Bahkan beberapa orientalis seperti ignaz goldscher dan joseph Schact telah sengaja melakukan
kecerobohan dalam hal ini untuk menciptakan keraguan terhadap keraguan terhadap otentitas al-
hadith
CABANG-CABANG ILMU HADIST
Prof. Dr. T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy menyatakan, bahwa yang dimaksud dengan
"Ilmu Hadits" itu ialah: "Ilmu yang berpautan dengan Hadits. Definisi ini beliau kemukakan,
mengingat ilmu yang bersangkut paut dengan Hadits itu banyak macamnya, karena
Hadits itu, selain jumlahnya tidak sedikit, juga masa tersusun dan terbinanya di antara
Ilmu-ilmu itu sendiri tidak dalam satu periode yang sama. Karena itu tidaklah
mengherankan, bila dijumpai banyak istilah yang ada kaitannya dengan pembahasan
yang berhubungan dengan Hadits. Di antara Ulama, ada yang menggunakan istilah bagi
ilmu yang berpautan dengan Hadits itu dengan Ilmu Hadits, ada yang menamainya
dengan Ilmu Ushulil Hadits, ada yang menamainya dengan Ilmu Mustha lahil Hadits, ada
yang menamainya dengan Ilmu Musthalah Ahlil Atsar ada pula dengan nama Ilmu
Musthalah Ahlil Hadits. Kesemuanya itu mengandung pengertian tentang apa masalah
Dari segi bahasa kata Ilmu Hadis dari bahasa arab, yaitu ’ilm dan hadits. Kata ’ilm berarti
“pengetahuan”, sedangkan kata hadits berati “yang baru, pembicaraan, berita dan cerita.” Pada
penjelasan sebelumya, hadis didefinisikan sebagai segala sesuatu yang disandarkan pada Nabi
Muhammad saw, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, maupun hal ihwalnya (sifat-sifatnya).
Dengan demikian ilmu hadis dapat diartikan sebagai sebuah ilmu pengetahuan yang membicarakan
tentang cara-cara persambungan hadis sampai kepada Rasulullah saw, dari segi ihwal para
perawinya, kedabitan, keadilan, dan dari bersambung tidaknya sanad dan sebagainya
Pengklasifikasian Ilmu Hadits.
Ilmu hadis riwayah Ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari hadis-hadis yang disandarkan kepada
Nabi saw, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir maupun tingkah lakunya. Menegaskan uraian di
atas, menurut Ibn al-Akfani sebagai mana yang dikutib oleh Al-Suyuthi, mengatakan bahwa “ilmu
Hadis.
Riwayah ialah ilmu pengetahuan yang mencakup perkataan dan perbuatan Nabi saw, baik
periwayatanya, pemeliharaanya, maupun penulisan dan pembukuan lafazlafaznya”. Dengan kata lain
ilmu hadis riwayah adalah ilmu tentang matan hadis.
Pokok pembahasan ilmu hadis riwayah berkisar tentang proses periwayatan kepada orang lain,
pencatatan, dan pengkajian sanad-sanadnya, serta menguji status setiap hadis, apakah sahih atau
da’if. Adapun faedah dalam mempelajari ilmu hadis riwayah, yaitu untuk menjaga Assunah dan
menghindari kesalahan dalam periwayatan.
Ilmu hadis dirayah Ialah ilmu yang mempunyai beberapa kaidah (patokan),yang dengan kaidah-
kaidah itu dapat diketahui keadaan perawi (sanad) dan yang diriwayatkan (merawiy) dari segi
diterima atau ditolaknya.
Ada beberapa ulama yang memberi definisi ilmu hadis dirayah, diantaranya, menurut Ibn al-Akfani
mendefinisikan, bahwa ilmu dirayah ialah ilmu pengetahuan untuk mengetahui hakikat periwayatan,
syarat-syarat, macam-macam, dan hukum-hukumnya, serta untuk mengetahui keadaan para perawi,
baik syaratsyaratnya, serta macam macam hadis yang diriwayatkan dan segala yang berkaitan
denganya. Sebagian ulama yang lainnya, seperti, Izs al-Din Ibn Jama’ah menjelaskan bahawa ilmu
dirayah, ialah ilmu pengetahuan tentang kaidah-kaidah yang denganya diketahui keadaan sanad dan
matan.
Pokok pembahasan ilmu hadis dirayah adalah keadaan perawi dan merawinya. Keadaan para
perawi, baik yang menyangkut pribadinya, seperti akhlak, tabi’at, dan keadan hafalannya, maupun
yang menyangkut persambungan dan terputusnya sanad.
Ilmu hadis riwayah Untuk mengetahui segala yang berpautan dengan pribadi Nabi dalam usaha
memahami dan mengamalkan ajaran beliau guna memperoleh kemenangan dan kebahagian hidup
di dunia dan akhirat
Ilmu hadis dirayah Untuk mengetahui kualitas sebuah hadits, apakah hadits tersebut diterima dan
ditolak baik dari sudut sanad maupun matan.
A. Cabang Ilmu Hadits yang pokok bahasanya menekankan pada persoalan sanad dan rawi
yakni ilmu yang mengkaji tentang para perawi hadis, baik dari sahabat, tabi’in, maupun
ْ
ِلل
ٌُْهم ُرَّواة
َّن
َ
َِحدي ِث ِم ْن َحْ ي ُث أ
ل
ْ
ٌم ي ْعَر ُف ب ِه ُرَّواةُ ا
ْ
lmu yang membahas tentang keadaan perawi hadis dari segi data kelahiranya, silsilam
keturunannya, gurunya dan muridnya, bahkan sampai pada jumlah hadis yang diriwayatkan dan
murid-murid yang pernah berguru Ilmu tarikh rijal al-hadisIlmu yang membahas tentang keadaan
perawi hadis dari segi data kelahiranya, silsila keturunannya, gurunya dan muridnya, bahkan sampai
pada jumlah hadis yang diriwayatkan dan murid-murid yang pernah berguru
Ilmu yang membahas tentang para perawi hadis, dari segi yang dapat menunjukan keadaan mereka,
baik mecacatkan atau membersihkan mereka, dengan ungkapan atau lafal tertentu. Sehingga dapat
ditentukan siapa diantara perawi yang dapat diterima atau ditolak sebuah riwayatnya. Ada beberapa
tokoh sahabat yang sering membicarakan persoalan perawai dan sekaligus memplopori ilmu jarh wa
ta-dil, mereka adalah: Anas bin Malik, Ubadah bin Ash-Shamit dan Abdullah bin Abbas.
B. Cabang ilmu hadis yang pokok pembahasanya menekankan pada persoalan matan hadis
Ilmu yang menerangkan tentang lafazh-lafazh yang sulit dipahami dalam matan hadis, karena lafazh
tersebut jarang sekali digunakan, karena terkandung nilai sastra yang sangat tinggi. Ilmu ini muncul
atas inisiatif para ulama untuk memudahkan dalam memahami hadis-hadis yang mengndung lafazh-
lafazh gharib tersebut. Karena memahami ko sa kata (mufrad) matan hadis merupakan langkah
pertama dalam memahmi suatu hadis serta untuk melakukan istinbath hukum.
Ilmu yang membahas tentang sebab sebab atau latar belakang lahirnya sebuah hadis. Ilmu ini sangat
penting mengantar untuk memahami hadis tentang kondisi yang dihadapi dan menjadi sebab hadis
itu diucapkan. Menguatkan makad di atas, Prof Dr. Zuhri ilmu ini adalah ilmu yang menyingkapi
sebab ke timbulnya hadits. Terkadang, ada hadits yang apabila tidak diketahui sebab turunya, da
menimbulkan dampak yang tidak baik ketika hendak diamalkan. Ulama yang merintis ilmu ini adalah
Abu Hamid bin Kaznah al-Jubary dan Abu Hafsh Umaru bin Muhammad bin Raja al-Ukbari.
Ilmu yang menerangkan tantang kapan sebuah hadis itu diucapkan atau diperbuat oleh Rasulullah
saw, yang dilihat dari aspek ( tempat, waktu, dan kondisi). ini sangat penting dan berguna untuk
mengantar dalam memahami sebuah hadis dari statusnya, atau apakah hadis tersebut terjadi nasikh
mansukh. Ulama yang merintis ilmu ini adalah Sirajuddin Abu Hafsh Amr al-Bulkiny.
Ilmu yang membahas hadis-hadis yang yang berlawanan yang tidak mungkin untuk dipertemukan
karena materinya (berlawanan) yang pada akhirnya terjadilah saling menghapus, dengan ketetapan
yang datang terdahulu disebut mansukh dan yang datang kemudian dinamakan naskh.
Ilmu talfiq al- hadis
Ilmu yang menerangkan tentang cara/metode mengumpulkan hadis-hadis yang saling bertentangan
atau berlawanan. Cara untuk mengumpulkan atau mengkompromikan hadis yang beralawanan
tersebut. Ulama yang pertamamenulis ilmu ini adalah Imam Safi’i dengan kitabnya “mukhtalif
alhadis”.
Ilmu yang menerangkan tentang hadis-hadis yang sudah diubah titik dan syakalnya dan bentiknya.
Atau dalam makna lainya, ialah ilmu yang menjelaskan terjadi perubahan lafazh dan tanda bacanya
dalam hadis.
C. Cabang ilmu hadis yang pokok pembahasanya menekankan pada persoalan sanad dan matan
Ilmu i’ilal al hadis Ilmu yang menerangkan tantang sebab yang dapat mencacatkan hadis. Ulama yang
dipandang ahli dalam ilmu ini, di antaranya: Ibnu Al-Madny, Ahmad bin Hanbal, alBukhari.
Ilmu al-fanni al-mubhamat Ilmu yang menerangkan tentang nama-nama orang yang tidak disebutkan
dalam sanad hadis. Ulama yang merintis ilmu ini adalah al-Khatib al-Bagdady.
jarak(al-fayyumi,1978:321)
Menurutistilahialah“suatuhasilhadistanggapanpancaindrayang
diriwayatkanolehsejumlahbesarrawiyangmenurutkebiasaanmustahil
merekaberkumpuldanbersepakatuntukdusta.”
Hadisyangdapatdijadikanpegangandasarhukumsuatuperbuatan
1.Hadits(khabar)yangdiberikanolehrawi-rawitersebutharusberdasarkantanggapan
(dayatangkappancaindra).
2.Bilanganparaperawimencapaisuatujumlahyangmenurutadatmustahilmerekauntuk
berdusta
(1).Abutayibmenentukansekurang-kurangnya4orang
(2).AsabusSyafi’Imenentukanminimal5orang
(3).Sebagianulamamenetapkansekurang-kurangnya20orang
(4).Ulamayanglainmenetapkanjumlahtersebutsekurang-kurangnya10orang
3.Seimbangjumlahparaperawi,sejakdalamthabaqat(lapisanatautingkatan)pertamamaupun
berikutnya.Haditsmutawatiryangmemenuhisyarat-syaratsepertiinitidakbanyakjumlahnya.
Adabeberapakitabyangkhususmenghimpunhadis-hadismutawatirsepertiAl-
AzharaalMutanatsirahfial-Akhbarial-Mutawatirah,susunanimamA-
Suyuthi(w.Haditsmutawatiryangmemenuhisyarat-syaratsepertiinitidakbanyakjumlahnya.
1.Hadits(khabar)yangdiberikanolehrawi-rawitersebutharusberdasarkantanggapan
(dayatangkappancaindra).
2.Bilanganparaperawimencapaisuatujumlahyangmenurutadatmustahilmerekauntuk
berdusta
(1).Abutayibmenentukansekurang-kurangnya4orang
(2).AsabusSyafi’Imenentukanminimal5orang
(3).Sebagianulamamenetapkansekurang-kurangnya20orang
(4).Ulamayanglainmenetapkanjumlahtersebutsekurang-kurangnya10orang
3.Seimbangjumlahparaperawi,sejakdalamthabaqat(lapisanatautingkatan)pertamamaupun
berikutnya.Haditsmutawatiryangmemenuhisyarat-syaratsepertiinitidakbanyakjumlahnya.
Adabeberapakitabyangkhususmenghimpunhadis-hadismutawatirsepertiAl-
AzharaalMutanatsirahfial-Akhbarial-Mutawatirah,susunanimamA-Suyuthi(w
Hadith mutawatirmemberikanfaedahilmuDharuri,Yaknikeharusan
untukmenerimanyasecarabulatsesuatayangdiberitahukan
mutawatirkarenaiamembawakeyakinanyangqath’I(pasti),
denganseyakin-yakinyabahwanabiMuhammadSAWbenar-benar
menyabdakanataumengerjakansesuatusepertiyangdiriwayatkan
olehrawi-rawimutawatir.Olehkarnanyawajiblahbagisetiapmuslim
menerima dan mengamalkan semua hadis mutawatir.Umat islam telah sepakat tentang faedah
hadith mutawatir diatas bahkan orang yang mengingkari hadis ilmu dharuri dari hadith
mutawatirsama
halnyadenganmengingkar.
Paraulamaberpendapatbahwahadithahadtidak
qath’isebagaimanahadithmutawatir.Hadith
ahadhanyamemfaedahkandzan,olehkarenaitu
masihperludiadakanpenyelidikansehinggadapat
diketahuimaqbuldanmardudnya.Dankalau
ternyatatelahdiketahuibahwa,hadithtersebut
tidaktertolakdalamartimaqbulmakamereka
sepakatbahwahadithtersebut
Penentuantinggirendahnyatingkatansuatuhadithtergantung
kepada3hal,yaitujumlahrawi,keadaan(kualitas)rawi,dankeadaan
matan.Ketigahaltersebutmenentukantinggirendahnyasuatu
hadith.Tingkatan(martabat)hadithialahtarafkepastianatautaraf
dugaantentangbenarataupalsunyahadithberasaldariRasulullah.
Hadithyangtinggitingkatanyaberertihadithyangtinggitaraf
kepastianyaatautinggitarafdugaantentangbenarnyahadithitu
berasaldariRasulullahSAWdansebaliknya.
Paraulamamembagihadithah
Sebagai Hujjah
Hadithahadditinjaudarisegidapatditerimatautidaknyaterbagimenjadi2
macamyaitu:
1. HadithMaqbul
Menurutbahasaberartiyangdiambil,yangditerima,yangdibenarkan.Sedangkan
yangtermasukdalamkategorihadithmaqbuladalah
a. HadithShahih,baikyangLizzatihumaupunyangLigairihi
b. HadithHasanbaikyangLizzatihimaupunyangLigairihi
Adapunhadithmaqbulyangdatangkemudian(yangmenghapuskan)disebuthadith
nasikh,sedangkanyangterdahulu,yangdihapus,disebutdenganhadithMansukh.
Hadithyangkuatdisebutdenganhadithrajih,sedangkanyanglemahdisebuthadith
marjuh.
2.HadithMardud
Menurutbahasaberartiyang.
Apabiladitinjaudarisegikema’mulanya,makahadithmaqbuldapatdibagimenjadi2
yaitu:
a.Hadithma’mulunbihi
Hadithyangdapatdiamalkanapabilayangtermasukhadithiniialah:
1.HadithMuhkam
2.HadithMukhtalif
3.HadithNasikh
4.HadithRajih
b.HadithGairuma’mulinbihi
Hadithmaqbulyangtidakdapatdiamalkanyaitu:
1.Had
1. HadithMuttashil
DisebutjugahadithMaushul“hadithMuttashiladalahhadithyangdidengarolehmasingmasingrawiny
ayangdiatasnyasampaikepadaujungsanadnya,baikHadithMarfu’maupun
HadithMauquf”
Contohhadithmuttashilmarfu’adalahhadithyangdiriwayatkanolehMalikdariNafi’dari
AbdullahbinUmar.
ContohhadithmuttashilMuqufadalahhadithyangdiriwayatkanolehmalikdarinafi’bahwaia
mendengarAbdullahbinUmar.
2.HadithMunqati’
KataAl-Inqitha’(terputus)berasaldarikataAl-Qath(pemotongan)yangmenurutbahasa
berartimemisahkansesuatudariyanglain.Katainqitha’adalahlawankataittishal
(bersambung)danAl-Washl.YangdimaksuddisiniadalahgugurnyaSebagianrawipada
rangkaiansanad.
DefinisiMunqathi’yangpalingutamaadalahdefinisiyangdikemukakanolehAl-Hafizhibnu
AbdilBarr.Hadithyangti.
TAKHRIJUL HADITH
Takhrijul Hadith adalah upaya untuk mengetahui sumber kitab utama suatu hadis, menelusuri
dan menilai rangkaian silsilah para periwayat hadis tersebut, menjelaskan tingkatannya serta
mempertimbangkan apakah hadis tersebut dapat dijadikan suatu dalil. Dapat Dikatakan Juga
Sebagai
NEXT
Macam-macam media takhrij hadith BACK AWESOME WORDS - AWESOME WORDS - AWESOME
WORDS - AWESOME WORDS - AWESOME WORDS NEXT Bulughul Maram Aplikasi Cari Hadith
Selain dalam media berbentuk fisik, untuk mencari hadith pun dapat di lakukan dalam media
non fisik,seperti aplikasi cari hadis di beberapa Appstore Kitab Bulughul Maram memuat 1.371
buah hadis. Di setiap akhir hadis yang dimuat dalam Bulughul Maram, Ibnu Hajar menyebutkan
siapa perawi hadis asalnya. Ensiklopedia Hadits Kitab koleksi hadits yang paling banyak
digunakan adalah Kitab 9 Imam Hadis atau disebut kutubut tis'ah, yaitu kitab Sahih Bukhari,
Shahih Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan Tirmidzi, Sunan Nasa'I, Sunan Ibnu Majah, Musnad
Ahmad, Muwatha' Malik dan Sunan Darimi.
Ensiklopedi Hadis Kitab 9 Imam adalah kitab hadis digital yang dilengkapi dengan terjemahan
Bahasa Indonesia dan fitur-fitur untuk menganalisis dan mempelajari hadis-hadis yang
diriwayatkan oleh 9 Imam hadis.
1. Mendowoad aplikasi diplay store dengan mengetik takhrij hadist pastikan terhubung dengan
internet
3. Aplikasi ini berbahasa arab sehingga harus dapat memahami bahasa arab itu sendiri
4. Mengklik ikon pencarian dan Mengetik sabagianredaksi hadits atau kata identik
5. Ketika telah melakukan proses pencarian akan muncul jumlah pencarian yang ditemukan
Lanjutan Buka Aplikasi Google di perangkat anda Tuliskan atau ketik hadist yang akan dicari,
dapat dilihat seperti pada contoh pertama Misal : Hadis tentang kesabaran, Bulughul Maram
(bulughul maram disini sebagai kata kunci supaya algoritma yang muncul dapat berkaitan pada
bulughul maram) Kemudian klik cari Setelah muncul beberapa artikel diharapkan tidak asal
untuk mengklik sumber, Disini sebagai contoh klik pada sumber yang pertama yaitu risalah
muslim Kemudian akan muncul seperti ini, dan dapat dilihat tersedia ada muncul hadis dari
bukhari nomor berapa dan keterangan shahih, serta ada pesan hadis yang disampaikan.
Anjuran melakukan segala sesuatu atas dasar manfaat yang dikandungnya termaktub dalam
hadis hasan yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi
ِم ْن ُحس ِْن إسْاَل ِم ْال َمرْ ِء تَرْ ُكهُ َما اَل يَ ْعنِي ِه
Artinya : “Termasuk baik Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat baginya.’”
Termasuk baik Islamnya seseorang berarti sebagian hal yang menunjukkan keislaman
seseorang itu telah bernilai baik, atau yang menunjukkan keimanan seseorang itu telah sempurna,
adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna. Imam al-Mubarkafuri dalam Kitab Tuhfatul
Ahwadzi, Syarah Sunan at-Turmudzi mengutip keterangan Imam al-Qori mengenai makna lafadz
“Sesuatbanu yang tidak berguna”: