Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Nadia Irka Viana

NIM : 20211080

KELAS : Manajemen B

1. Setelah dilakukan stock split dari 1 lembar saham menjadi 2 lembar saham

Keterangan
Modal saham (Rp 2.000 x 500.000 lembar Rp. 1.000.000
saham)
Agio saham Rp. 5.000.000
Laba ditahan Rp. 900.000
Jumlah modal sendiri Rp. 2.400.000.000

2. Carilah minimal 6 berita tentang pembagian dividen perusahaan di Indonesia

a. Erick Thohir Targetkan BUMN Setor Dividen Rp 35 Triliun Tahun Ini

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan perusahaan pelat


merah menyetorkan dividen Rp 35 triliun pada tahun ini. Jumlah tersebut lebih tinggi dari tahun
lalu yang hanya Rp 26 triliun. "Insyaallah tahun ini ada peningkatan (dividen) akan di angka Rp
35 triliun,” jelas Erick secara virtual, Selasa (15/6/2021). Erick mengungkapkan, tahun lalu ia
menargetkan setoran dividen ke negara sebesar Rp 40 triliun. Namun akibat pandemi Covid-19,
target tersebut tak tercapai. Ia mengtakan, BUMN akan kerja keras agar setoran dividen ke
negara bisa sama seperti 2019 pada 2022.

Untuk mencapai target dividen tersebut, Erick menilai harus ada perbaikan dari internal
BUMN. Mulai dari SDM-nya hingga proses bisnisnya sehingga bisa memberikan dividen
sebanyak-banyaknya pada negara. “kami ingin bagaimana perbaikan di BUMN berdasarkan
human capital yang baik, bisnis yang baik, sehingga targetnya kembali kami bisa memberikan
dividen sebanyak-banyaknya kepada negara,” ujar dia.

Dari sisi SDM, saat ini Kementerian BUMN terlah menghadirkan program peningkatan
kapasitas SDM guna penguatan sisi pengetahuan bisnis, hingga manajemen risiko. Dari sisi
bisnis, BUMN diminta untuk melakukan restrukturisasi model bisnis melalui inovasi bisnis model.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Erick Thohir Targetkan BUMN Setor
Dividen Rp 35 Triliun Tahun Ini", Klik untuk
baca: https://money.kompas.com/read/2021/06/16/070726626/erick-thohir-targetkan-bumn-setor-
dividen-rp-35-triliun-tahun-ini.
Penulis : Kiki Safitri
Editor : Yoga Sukmana

b. Meskipun Dihantam Pandemi, Kontribusi Pertamina kepada Negara Capai Rp 126,7 Triliun
Di tengah tantangan pandemi Covid-19, Pertamina tetap berkontribusi terhadap
perekonomian negara dengan menyumbangkan penghasilan sebesar Rp 126,7 triliun pada
tahun buku 2020. Jumlah tersebut meliputi setoran pajak sebesar Rp 92,7 triliun, dividen Rp 8,5
triliun, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 25,5 triliun.  Pejabat Sementara
(Pjs) Senior Vice President Corporate Communications and Investor Relations Pertamina
Fajriyah Usman mengatakan, hantaman pandemi pada 2020 memang berdampak cukup parah.
Namun, lanjut Fajriyah, Pertamina masih mampu mencatatkan kinerja positif sehingga bisa terus
berkontribusi cukup besar terhadap negara, baik melalui pajak, dividen, maupun PNBP. "Jumlah
tersebut merupakan kontribusi pembayaran pajak-pajak pada 2020 dan dividen dari Pertamina
Grup hasil laba tahun buku 2019 yang telah dibayarkan pada 2020," ujar Fajriyah dalam siaran
pers yang diterima Kompas.com, Senin (14/6/2021).

Menurut Fajriyah, dengan tantangan berat yang terjadi tahun lalu, kontribusi Pertamina
terhadap negara tetap tinggi, meskipun belum setinggi tahun sebelumnya ketika virus SARS-
CoV-2 belum menyerang.  Sepanjang 2020, kata Fajriyah, Pertamina telah membayarkan
dividen sebesar Rp 8,5 triliun atau 23,8 persen dari total laba bersih. Jumlah tersebut naik
dibandingkan dividen yang dibayarkan sepanjang 2019 sebesar Rp 8 triliun atau 22,1 persen
dari laba bersih perseroan. “Pertamina akan terus memberikan kontribusi nyata kepada
keuangan negara dan akan terus berperan aktif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
nasional. Kontribusi Pertamina akan terus meningkat sejalan dengan pemulihan ekonomi dan
program vaksinasi nasional yang diharapkan bisa mengendalikan pandemi,” jelas Fajriyah.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Meskipun Dihantam Pandemi, Kontribusi
Pertamina kepada Negara Capai Rp 126,7 Triliun", Klik untuk
baca: https://biz.kompas.com/read/2021/06/14/164948428/meskipun-dihantam-pandemi-
kontribusi-pertamina-kepada-negara-capai-rp-1267.

c. Ini 5 BUMN Penyumbang Dividen Terbesar Tahun 2020

Kementerian Keuangan mengungkap lima Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan
sumbangan dividen terbesar pada tahun 2020. "Penyumbang dividen terbesar berasal dari lima
BUMN dengan kontribusi sebesar 90,6 persen dari total dividen bagian pemerintah untuk 2020,"
ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio N. Kacaribu dalam rapat kerja
bersama Badan Anggaran DPR RI, Kamis (10/6). Terperinci, sumbangan dividen terbesar
pertama datang dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) sebesar 26,4 persen dari total dividen
bagian pemerintah. Kedua, PT Bank Mandiri Tbk yang menyumbang 22,2 persen. Kemudian PT
Pertamina 19,1 persen, PT Telkom Indonesia Tbk sebesar 17,8 persen, dan PT Bank Negara
Indonesia (BNI) Tbk sebesar 5,2 persen. sumbangan dividen pada tahun 2020 dengan total Rp
44,6 triliun tercatat turun 11,86 persen year on year (yoy) dari tahun 2019 yang sebesar Rp 50,6
triliun. Febrio bilang, ini tak lepas dari dampak Covid-19. “Di 2020 terkena pandemi. Namun,
dividen tidak terkoreksi terlalu banyak,” jelasnya.selain dalam bentuk dividen, BUMN juga
menyumbang pendapatan negara dalam bentuk perpajakan dan Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP) lainnya. Sumbangan pepajakan BUMN pada tahun lalu tercatat Rp 245 triliun.

Angka tersebut juga turun dari setoran pada tahun 2019 yang sebesar Rp 285 triliun.
Kontribusi ini berupa setoran pajak terkait dengan Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Penambahan
Nilai (PPN), bea cukai, pajak lainnya, serta retribusi pemerintah daerah (pemda). Kemudian,
sumbangan BUMN dalam bentuk PNBP lainnya tercatat Rp 86 triliun. Terdiri dari pembayaran
royalti, iuran minyak dan gas (migas), serta iuran jasa kepelabuhan, dan lain-lain. (Reporter:
Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini 5 BUMN Penyumbang Dividen Terbesar
Tahun 2020", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2021/06/10/205146326/ini-5-
bumn-penyumbang-dividen-terbesar-tahun-2020.

Editor : Yoga Sukmana

d. Efek Pandemi, Dyandra Promosindo Putuskan Tak Bagikan Dividen

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Dyandra Media International Tbk (DYAN) pada tahun


buku 2020, memutuskan untuk tidak membagikan dividen kepada para pemegang saham
lantaran bisnis terdampak pandemi virus corona (Covid-19) dan berpengaruh ke industri
Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran (MICE). Hal ini diputuskan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(RUPSLB) yang berlangsung secara fisik di Jakarta, Senin (31/5/2021). "Agenda kedua,
mengenai persetujuan penggunaan laba bersih perseroan untuk tahun buku yang berakhir 31
Desember 2020. Sesuai dengan laporan tahun buku 2020 yang telah disampaikan sebelumnya
maka perseroan memutuskan untuk tidak membagikan dividen," ujar Direktur Utama DYAN G.
Maryamto Sunu dalam konfrensi pers virtualnya, dikutip Selasa (1/6/2021). Milik PTPN IX
Dyandra juga mencatatkan total pendapatan sebesar Rp 284,2 miliar pada tahun 2020.
Pendapatan ini menurun akibat adanya pandemi Covid-19 pada tahun tersebut. "Pendapatan
perseroan pada tahun 2020, menurun 71 persen dibandingkan tahun 2019. Yaitu dari Rp 980,14
miliar menjadi Rp 284 miliar," sebutnya. Kontribusi pendapatan tersebut, lanjut Sunu, berasal
dari komposisi penyelenggaraan event atau pameran Dyandra Promosindo beserta anak
usahanya dengan kontribusi 72 persen Kemudian, kontribusi pendapatan dari segmen
pendukung event sebesar 9 persen, segmen ruang konvensi dan ruang pameran sebesar 14
persen, serta dari segmen hotel memberikan kontribusi pendapatan sebesar 5 persen. Dalam
rapat tersebut pemegang juga merombak susunan jajaran direksi Dyandra. Posisi Direktur
Utama Dyandra yang sebelumnya dijabat Maryamto, telah digantikan oleh Daswar Marpaung.
Selain itu, pejabat direktur lainnya yang juga menjabat sebagai Direktur Bisnis Unit
dipertahankan selama 3 periode agar sinergi lintas perseroan dapat terus terjalin dan rencana
jangka panjang dapat direalisasikan pada tahun-tahun mendatang.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Efek Pandemi, Dyandra Promosindo
Putuskan Tak Bagikan Dividen", Klik untuk
baca: https://money.kompas.com/read/2021/06/01/080600026/efek-pandemi-dyandra-
promosindo-putuskan-tak-bagikan-dividen.
Penulis : Ade Miranti Karunia
Editor : Bambang P. Jatmiko

e. Telkom Tebar Dividen Rp 16,64 Triliun

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk bakal membagikan


dividen kepada para pemegang saham sebesar Rp 16,64 triliun, atau setara 80 persen dari
perolehan laba bersih 2020. Sementara itu, sisa sebesar 20 persen atau Rp 4,16 triliun akan
dialokasikan sebagai laba ditahan. Hal tersebut telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan (RUPST) Telkom hari ini, Jumat (28/5/2021). Dividen diberikan dua macam,
dividen tunai sebesar Rp 12,48 triliun atau 60 persen dari laba bersih. Telkom juga memberikan
dividen spesial untuk pemegang saham sebesar 20 persen dari total laba bersih atau Rp 4,16
triliun. Jalan Terus Dengan besaran dividen tersebut, ini berarti dividen yang akan diterima
pemegang saham adalah sebesar Rp 168,01 per lembar saham. “Adapun pembayaran dividen
tahun buku 2020 tersebut akan dilakukan selambat-lambatnya pada tanggal 2 Juli 2021,” tulis
manajemen Telkom. Sebagai informasi, Telkom mampu membukukan Laba Bersih sebesar Rp
20,8 triliun, atau tumbuh double digit 11,5 persen dibandingkan tahun 2019. Sementara itu total
pendapatan sebesar Rp 136,46 triliun, atau tumbuh sebesar 0,7 persen dibandingkan tahun
2019. Di samping itu, EBITDA Perseroan tercatat sebesar Rp 72,08 triliun atau tumbuh 11,2
persen. "Dengan fokus pada tiga domain bisnis digital, Telkom mampu mencatat kinerja
pendapatan yang tumbuh positif dengan tingkat profitabilitas yang cukup baik meski adanya
pandemi Covid-19,” tulis manajemen Telkom.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Telkom Tebar Dividen Rp 16,64 Triliun,
Dibagikan Paling Lambat 2 Juli 2021", Klik untuk
baca: https://money.kompas.com/read/2021/05/28/203100126/telkom-tebar-dividen-rp-16-64-
triliun-dibagikan-paling-lambat-2-juli-2021.
Penulis : Rully R. Ramli
Editor : Yoga Sukmana

f. Wika Beton Tebar Dividen Rp 25,6 Miliar

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Wijaya Karya Beton Tbk berencana akan membagikan


dividen tunai dari laba bersih tahun buku 2020, kepada para pemegang saham sebesar Rp 25,6
miliar atau Rp 2,94 per lembar saham. Hal ini telah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2020. Adapun laba bersih WIKA Beton pada tahun lalu
sebesar Rp 128 miliar. "Menetapkan penggunaan laba bersih perseroan untuk tahun buku yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 yaitu sebesar Rp 128 miliar dengan rincian 20 persen
dari laba bersih atau senilai Rp 25,6 miliar atau Rp 2,94 per lembar saham ditetapkan sebagai
dividen tunai kepada para pemegang saham," ujar Sekretaris Perusahaan WIKA Beton Yuherni
Sisdwi R, lewat keterangan tertulis, Jumat (28/5/2021). Akan Tebar Dividen Setelah Libur
Lebaran Kemudian, 22 persen dari laba bersih atau senilai Rp 28,1 miliar ditetapkan sebagai
cadangan wajib dari laba bersih atau senilai Rp 74,2 miliar ditetapkan sebagai cadangan lainnya.
Dalam RUPST tersebut, pihak manajemen juga memutuskan merombak susunan direksi dan
komisaris. "Memberhentikan dengan hormat Bapak I Ketut Pasek Senjaya Putra sebagai
Direktur Operasi dan SCM, mengangkat Bapak Taufik Dwi Wibowo sebagai Direktur Operasi dan
SCM. Memberhentikan dengan hormat Bapak Herry Trisaputra Zuna sebagai Komisaris dan
mengangkat Bapak R. Permadi Mulajaya sebagai Komisaris," sebutnya. Dengan demikian
susunan Direksi dan Dewan Komisaris WIKA Beton sebagai berikut: Direksi 1. Direktur Utama:
Hadian Pramudita 2. Direktur Teknik dan Produksi: Sidiq Purnomo 3. Direktur Keuangan, HC
dan Manajemen Risiko: Imam Sudiyono 4. Direktur Operasi dan SCM: Taufik Dwi Wibowo 5.
Direktur Pemasaran dan Pengembangan: Kuntjara Dewan Komisaris 1. Komisaris Utama: Ade
Wahyu 2. Komisaris: Heru Wisnu Wibowo 3. Komisaris: R. Permadi Mulajaya 4. Komisaris
Independen: Priyo Suprobo 5. Komisaris Independen: Indrieffouny Indra Sepanjang tahun 2020,
di tengah situasi pandemi Covid-19 WIKA Beton mencatatkan penjualan sebesar Rp 4,8 triliun
atau 96,34 persen dari RKAP revisi Tahun 2020 sebesar Rp 4,9 triliun. Sementara itu, laba
bersih perseroan terealisir sebesar Rp 123,15 miliar atau 114,98 persen dari RKAP revisi tahun
2020 sebesar Rp 107 miliar. Di tengah kondisi yang tidak mudah, arus kas WIKA Beton dari
aktivitas operasi tercatat sebesar Rp 802,86 miliar. Berikutnya, arus kas dari aktivitas investasi
sebesar Rp 281,52 miliar dan arus kas dari aktivitas pendanaan sebesar Rp 581,41 miliar.
Dengan demikian, kas bersih akhir tahun 2020 sebesar Rp 1,54 triliun. Baca juga: Bank
Danamon Tebar Dividen Rp 352,66 Miliar Pada tahun ini, WIKA Beton menetapkan sejumlah
target pencapaian, seperti target perolehan kontrak baru sebesar Rp 8,02 triliun, target
penjualan sebesar Rp 7,38 triliun, target laba bersih sebesar Rp 370,95 miliar. Target tahun
2021 ini akan ditinjau lebih lanjut berdasarkan perkembangan kondisi ekonomi sepanjang tahun
2021. Baca

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wika Beton Tebar Dividen Rp 25,6 Miliar",
Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2021/05/28/142922426/wika-beton-tebar-
dividen-rp-256-miliar?page=all#page2.
Penulis : Ade Miranti Karunia
Editor : Bambang P. Jatmiko

3. Sebutkan masing-masing 2 contoh stock dividen, stock split dan stock repurchase dalam
pembagian saham di indonesia

- Stock dividen

Sebuah perusahaan (PT Bara) memiliki 10.000.000 lembar saham mencetak keuntungan bersih
sebesar Rp. 1.600.000.000 (lihat contoh laporan keuangannya disini). Kebijakan pembagian deviden
perusahaam (DPR) adalah 40% dari laba bersih dibagikan sebagai deviden. Dengan demikian kita bisa
menghitung deviden sebagai berikut:

Deviden = Laba bersih x DPR = Rp. 1.600.000.000 x 40% = Rp. 640.000.000


Deviden per saham = Deviden / saham beredar = Rp. 640.000.000 / 10.000.000 = Rp. 64 per lembar
saham.

- Stock split

2 lembar uang senilai Rp 50.000 digabung menjadi 1 lembar uang senilai Rp 100.000 atau dari 2 lot
saham digabungkan menjadi 1 lot saham.

- Stock repurchase
PT.Shaun The Sheep memiliki laba bersih setelah pajak untuk tahun 2010 sebesar
Rp.100.000.000,00. Dimana 50% dari jumlah ini akan didistribusikan kepada pemegang
saham. Jumlah saham yang beredar adalah 25.000 lembar. PT.shaun the sheep dapat
menggunakan dana tersebut untuk membeli kembali 2.273 lembar saham perusahaan
melalui tender dengan harga Rp.22.000/ lembar. Sebagai alternatif , perusahaan dapat
membagi deviden sebesar Rp.2000/lembar. Dimana harga saham saat ini adalah
Rp.20.000/lembar.
Harga stock repurchase pada ekulibrium
Jawab :
1.      Dana yang akan didistribusikan    = RP.100.000.000 * 50%
                                                            = RP.50.000.000
2.      EPS sekarang = Rp. 100.000.000 / 25.000 lembar = Rp.4000/lembar
3.      PER ( price earning ratio) = Rp.20.000/ Rp.4000 =5x (ini dianggap konstan)
4.      EPS setelah stock repurchase = Rp.100.000.000 / (25.000-2.273) = Rp.4.400
5.      Ekspektasi harga saham setelah dilakukan stock repurchase = 5x Rp.4.400
=Rp.22.000
6.      Capital Gain yang diharapkan = Rp.22.000- Rp.20.000 = Rp.2.000

Anda mungkin juga menyukai