Anda di halaman 1dari 21

ULUMUL AL-

HADIST

Dipresentasikan Oleh :
Yusup Ardiyansah 2171010081
Definisi Ulumul al-Hadist


Secara umum, dapat dikatakan bahwa Ulumul Hadis ialah ilmu yang
mempelajari segala sesuatu yang ada sangkut-pautnya dengan Hadis Rasul.
Secara bahasa, ‘Ulum bentuk jamak dari kata 'ilm artinya ilmu. ‘Ulum al-
hadits artinya ilmu-ilmu tentang hadis. Hasbi ash-Shiddieqy, tokoh hadis
Indonesia, mendefinisikan bahwa ilmu hadis adalah ilmu yang berkaitan
dengan hadis Nabi SAW
Dijelaskan bahwa ilmu hadis adalah kumpulan ilmu-ilmu tentang hadis
Nabi Saw, baik itu melihat perawi, maupun melihat kualitas perawi dalam
setiap hadis yang dibahas, implementasi ilmu ini akan menentukan kualitas
sebuah hadis yaitu mengarah pada kategori-kategori yang ada dalam ilmu
hadis.

2
Sejarah Ilmu Hadist
○ Ilmu hadits berkembang sejalan dengan perkembangan periwayatan dalam Islam. Tetapi
perkembangan yang sangat nampak dari ilmu hadits adalah setelah wafatnya Rasulullah Saw
yaitu ketika itu para shahabat merasa penting untuk mengumpulkan hadits-hadits nabi
karena ditakutkan hilang.
○ Dasar dan landasan periwayatan hadis di dalam Islam dijumpai di dalam al-Qur’an dan Hadist Nabi
SAW. Didalam surat al-hujurat ayat 6, Allah SWT memerintahkan orang-orang yang beriman untuk
meneliti dan mempertanyakan berita-berita yang datang dari orang-orang fasik yaitu pada surat al-
Hujurat ayat 6.
○ Hadist nabi Saw “(Semoga) Allah membaguskan rupa seseorang yang mendengar dari kami suatu
(Hadis), lantas dia menyampaikannya (hadis tersebut) sebagaimana dia dengar, kadang-kadang
orang yang menyampaikan lebih hafal dari pada yang mendengar”.(HR. Al-Thirmidzi).
○ Perkembangan ilmu hadits terus berjalan sejalan dengan terus bertambahnya periwayatan hadits.
Setiap ada riwayat maka disanalah ulumul hadits berperan menentukan diterima atau tidaknya
sehingga pada akhirnya ulum al-hadits menjadi disiplin ilmu yang mandiri dalam ajaran agama
Islam

3
Wilayah Pembahasan Ilmu
Hadist
Para ulama ahli ahdits (muhadditsin) dalam berbagai kitab ulum al-Hadits-
nya mencantumkan berbagai pembahasan seperti pembagian hadits kedalam
hadits shahih, hasan dan da’if, macam macam pembagian hadit da’if seperti
hadits mursal, muallaq, munqhati’, murharib, muharraf, mushahaf dan yang
lainya, membahas tentang kaifiah tahamml wa alada, (cara-cara seorang
rawi mendapatkan hadits dan meyampaikannya), pembahasan tentang jarah
wa tai’dil sepetri pembahasan masalah sayarat-syarat bagi mujarrih dan
mu’addil, dan yang lainnya, mengetahui nama-nama rawi dan negeri
asalnya, membedakan rawi yang tsiqat dan yang dha’if, dan lain lain.

Sementara itu Ibn Shalah dalam kitabnya Muqaddimah Ibn Shalah


menyebutkan setidaknya ada 56 macam pembahasan ulum al-hadits
diantaranya: pembahasan tentang hadits shahih, hasan dan dhaif,
pembahasan tentang musnad dan marfu, pembahasan tentang kaifiyat al-
sima, pembahasan tentang rawi yang tshiqat dan dhaif dan yang lainnya.

4
Pembagian Ilmu Hadist
Hadist Riwayah
Ilmu Hadis riwayah adalah Ilmu pengetahuan Pokok Pembahasan
yang mencakup perkataan Nabi SAW, baik Hadist Riwayah
periwayatan, pemeliharan, maupun penulisannya • Cara Periwayatannya
atau pembukuan lafaz-lafaznya
• Cara Pemeliharaannya
Hadis riwayah diartikan sebagai ilmu hadis yang
tentang periwayatan hadis, dalam konteks ini • Penulisan dan
yaitu bagaimana cara periwayatan, bagaimana Pembukuannya
menerima sebuah hadis dan bagaimana cara
menyampaikan hadis kepada perawi yang lain,
selain itu juga membahas tentang kualitas
seorang perawi hadis Nabi SAW.

5
Tujuan, Tokoh dan Urgensinya
Tujuan Ilmu Hadist Riwayah
Terhadap Hadis Nabi saw agar tidak lenyap dan sia-sia, serta terhindar
dari kekeliruan dan kesalahan dalam proses periwayatannya atau dalam
penulisan maupun pembukuannya

Tokoh Hadist Riwayah Urgensi Hadist Riwayah


Adapun kegunaan atau urgensi ilmu hadis
• Abu Bakar Muhammad bin riwayah ialah untuk menghindari adanya
Syihab az-Zuhri penukilan yang salah dari sumbernya, yaitu Nabi
• Imam al-Bukhari, Imam Saw. Sebab, berita yang beredar pada umat Islam
bisa jadi bukan hadis, melainkan juga ada berita-
Muslim, Imam Abu Dawud, berita lain, yang sumbernya bukan dari Nabi atau
Imam at-Tirmizi, dan ulama- bahkan sumbernya tidak jelas sama sekali
ulama hadis lainnya
6
Ilmu Hadist Dirayah
Definisi Hadist Dirayah
Ulama ahli hadits biasa menyebut ilmu hadits dirayah dengan
sebutan ulum al-hadits, musthalah al-hadits atau dengan sebutan ushul
al-hadits. Walaupun penyebutan ilmu hadits dirayah tersebut berbeda-
beda tetapi didalamnya sama yaitu membahas kaidah-kaidah yang
berpungsi untuk mengetahui diterima atau tidaknya suatu hadits baik
dilihat dari segi perawinya atau riwayahnya, pembagian hadits kepada
shahih, hasan dan dhaif, membahas kaifiyat tahamul wa alada, ilmu jarh
wa ta’dil dan yang lainnya.
Ibnu Akfani menegaskan mengenai pengertian ilmu hadits dirayah yaitu
Ilmu yang dapat mengetahui hakikat suatu riwayat dan syarat-syaratnya,
macam-macamnya serta hukum-hukumnya.

7
Sejarah Ilmu Hadist Dirayah
Dalam perkembangan hadis Nabi SAW, telah muncul berbagai
hadis palsu yang tidak saja dilakukan oleh musuh-musuh Islam,
tetapi juga oleh umat Islam sendiri, dengan motif kepentingan
pribadi, kelompok atau golongan. Oleh karena itu, ilmu hadis
dirayah ini mempunyai arti penting dalam usaha pemeliharaan
hadis Nabi SAW. Dengan ilmu hadis dirayah dapat diteliti hadis
yang memang benar (sahih) dipercaya berasal dari Rasulullah
SAW, dan hadis yang lemah (dha’if), serta yang palsu (maudhu’).
Pada periode sahabat, penelitian hadis yang menyangkut sanad
maupun matan hadis semakin menampakkan wujudnya. Abu
Bakar as-Siddiq (573-634; khalifah pertama dari al-Khulafa' ar-
Rasyidun (Empat Khalifah Besar), misalnya, tidak mau menerima
suatu hadis yang disampaikan oleh seseorang kecuali jika orang
itu mampu mendatangkan saksi untuk memastikan kebenaran
riwayat yang disampaikannya.

8
Sejarah Ilmu Hadist Dirayah
Ulama pertama yang membukukan ilmu hadist dirayah yaitu Abu
Muhammad ar-Ramahurmuzi (265-360 H) dalam kitabnya, al-
Muhaddis al-Fasil bain ar-Rawi wa alwa 'i’ (Ahli Hadis yang
Memisahkan Antara Rawi dan Pemberi Nasihat).
Seiring dengan perkembangan waktu, kitab ulumul hadits, dan
kitab lainnya mulai muncul sebagai bukti perkembangan yang
pesat, adapun kitab yang bersifat khusus yang membahas satu
cabang imu hadits yang lebih mendalam yaitu ditulis oleh Abu
Hamzah al-Husaini menulis kitab al-Bayan wat Ta’rif fi Asbab
Wurud al-Hadis al-Syarif, Ahmad ibn Sa’ad (asli hadis
kontemporer) menulis Mabahis fi ‘Ilm al-Jarh wa-alTa’dil

9
Pokok Pembahasan dan
Urgensi Hadist Dirayah


 Objek pembahasan ilmu hadits dirayah adalah: pertama sanad
dilihat dari segi keadaan pribadi rawinya, muttasil atau
munqathi-nya, ali atau nazil-nya, dan yang lainnya, kedua
matan dilihat dari segi shahih atau dhaifnya dan hal-hal lain
yang berhubungan matan suatu hadits
 Dengan mempelajari ilmu hadits dirayah seseorang dapat
membedakan antara hadits yang diterima dengan hadits yang
ditolak. Seseorang tidak akan bisa membedakan antara hadits
yang diterima dan ditolak hanya dengan mempelajari ilmu
hadits riwayah tanpa disertai ilmu hadits dirayah.

10
CABANG ULUMUL AL-
HADIST
○ Ilmu Rijal al-Hadist, Ilmu untuk mengetahui para perawi Hadis dan kapasitas
mereka sebagai perawi hadis
ِ‫ق عن عب ِد هللا‬ ِ ِ‫او ِكي ُع َح َّدثَنَا االَع َمشٌ عن عَب ِد هللا‬
ٍ ‫بن ُمرةَ عن م ْسرُو‬ ِ َ‫َوح َّدثَنَا َعلِ ُي ب ُْن ٌم َح َّم ِد َوَأبُوب‬
َ َ‫كر ب ُْن َخالَ ٍد قَاَآل َح َّدثَن‬
‫الجاَهليَّ ِة (أخ َر َجه إبن‬
َ ‫ب الحُدو َد ودعا َ بدَعوي‬ َ ‫وضر‬
َ ‫ُوب‬
َ ‫ق ال ُجي‬ َّ ‫ليس منَّا َم ْن ش‬ َ ‫صلي هللاُ علي ِه َوسلم‬ َ ‫قال قال رسُو ُل هللا‬
)‫ماجه‬

Dari kutipan sanad dan matan hadis di atas terlihat bahwa Ibnu Majah dalam
mengemukakan riwayatnya menyandarkan kepada tiga orang periwayat, yakni Ali
bin Muhammad, Abu Bakar bin Khallad dan Muhammad bin Basysyar. Ketiga
nama periwayat yang disandari oleh Ibnu Majah tersebut dalam ilmu hadis disebut
sebagai sanad pertama

11
○ Ilmu al-Jarh wa al-Ta’dil, Ilmu al Jarh, yang secara bahasa berarti luka atau cacat,
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari kecacatan para perawi, seperti pada
kedabitan dan keadilanya. Para ahli hadis dalam hal ini mendefenisikan al-Jarh
dengan kecacatan pada perawi hadis disebabkan oleh sesuatu yang dapat merusak
keadilan dan kedhabitan para perawi.
Sedangkan al-Ta`dil, secara bahasa bearti al-Tasyiwiyah (menyamakan) menurut
istilah berarti “Pembersihan atau pensucian perawi dan ketetapan, bahwa ia adil
atau dhabit. Contoh ungkapan tertentu untuk mengetahui keadilan para perawi,
ِ ‫( ف•••النأوثقا••لن‬fulan orang yang paling dipercaya),‫( ضابطٌ ف•••الن‬fulan itu kuat
antara lain‫َاس‬
hafalannya)

12
○ Ilmu Tarikh al-Ruwah, Ilmu tarikh al-ruwah adalah ilmu untuk mengetahui para
perawi hadist yang berkaitan dengan usaha periwayatan mereka terhadap hadist.
Ilmu ini bermanfaat untuk mempelajari keadaan identitas para perawi, seperti
kelahirannya, wafatnya, guru-gurunya, kapan mereka mendengar hadis dari
gurunya, siapa orang meriwayatkan hadis daripadanya. Tempat tinggal mereka,
tempat mereka mengadakan lawatan, dan lain-lain.
Contohnya yaitu sahabat Abu Hurairah ra. Yang meriwayatkan sebaganyak 5374
buah hadist. Abu hurairah yaitu orang yang banyak menghabiskan waktu dengan
Nabi Saw, ia memiliki kemampuan menghafal dengan baik serta meriwayatkan
hadis dikarenakan tanggung jawabnya terhadap agama serta hidupnya.

13
○ Ilmu Ilal al-Hadist, Kata `Ilal” adalah bentuk jama` dari kata ”al-Ilaah” yang
menurut bahasa berarti “al-Marad” ( penyakit atau sakit). Menurut ulama
muhaddisin istilah “illah” berarti sebab tersembunyi atau samar-samar yang
berakibat tercemarnya hadis, akan tetapi yang kelihatan adalah kebaikannya, yakni
tidak terlihat adanya kecacatan.
Hadits Ya’la bin ‘Ubaid :
“Dari Sufyan Ats-Tsaury dari ‘Amr bin Dinar dari Ibnu ‘Umar, dari Nabi SAW,
ujarnya: Si penjual dan si pembeli boleh memilih, selama belum berpisahan.”
‘Illat hadits ini terletak pada ‘Amr bin Dinar, sebab mestinya bukan dia yang
meriwayatkan, melainkan ‘Abdullah bin Dinar. Hal itu dapat diketahui derdasarkan
riwayat-riwayat lain, yang juga melalui sanad tersebut.
 Walaupun hadits tersebut ber ‘illat pada sanadnya, tetapi oleh karena kedua rawi
tersebut sama-sama tsiqah, tetap shohih matannya.

14
○ Ilmu al-Nasikh wa al-Mansukh, Sedangkan nasikh wal mansukh menurut istilah
yaitu membatalkan sesuatu hukum syara dengan menggunakan dalil syar’i yang
datang kemudian. Adapun dalam ilmu hadis, nasik wal mansuk diartikan sebagai
ilmu yang membahas hadist-hadist yang berlawanan yang tidak dapat dipertemukan
dengan ketetapan bahwa yang datang terdahulu disebut mansukh dan yang datang
kemudian disebut nasikh.
○ Adapun contoh lain yaitu pada perbuatan bekam pada waktu puasa. Nabi Saw,
bersabda :
‫اَ ْفطَ َر ا ْل َحا ِج ُم َوا ْل َم ْح ُج ْو ُم‬
"Sesungguhnya Nabi SAW melakukan bekam, sedangkan Beliau sedang ihram dan
berpuasa".
○ Lalu hadis itu dinasikh dengan hadis yang diriwayatkan oleh sahabat Ibn Abbas ra
yaitu :
‫هّٰللا‬
َ ‫سلَّ َم اِ ْحت ََج َم َو ُه َو ُم ْح ِر ٌم‬
‫صاِئ ٌم‬ َ ‫صلَّى ُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫انَّ النَّبِ َّي‬
"Sesungguhnya Nabi SAW melakukan bekam, sedangkan Beliau sedang ihram dan
berpuasa".
15
○ Ilmu asbabul Wurud al-hadis, yakni suatu ilmu pengetahuan yang membicarakan
tentang sebab-sebab Nabi SAW menuturkan sabdanya dan waktu beliau
menuturkan itu, seperti sabda Rasul SAW tentang suci dan menyucikan air laut
yang artinya.”Laut itu suci airnya,dan halal bangkainya “Hadis ini dituturkan oleh
Rasul SAW karena seorang sahabat hendak berwudu’ketika ia berada ditengah laut
ia dalam kesulitan. Contoh lain adalah Hadis tentang niat, hadis ini dituturkan
berkenan dengan peristiwa hijrahnya Rasul SAW ke Madinah, Salah seorang
muhajir yang ikut karena didorong ingin mengawini wanita dalam hal ini adalah
Ummu Qais.

16
○ Ilmu Gharib al-Hadis, Menurut Ibnu Shalah, yang dimaksud ilmu
Gharib al-Hadis ialah Ilmu untuk mengetahui dan menerangkan makna
yang terdapat pada lafaz-lafaz hadis yang jauh dan sulit dipahami, karena
lafaz tersebut jarang digunakan.
‫ فَ َكَأنَّ َما‬،‫ « َم ِن ا ْغتَ َس َل يَ ْو َم ال ُج ُم َع ِة ُغس َْل ال َجنَابَ ِة ثُ َّم َرا َح‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل‬
َ ِ ‫َأ َّن َرسُو َل هَّللا‬
ً‫بَ َدنَة‬ ‫َّب‬
َ ‫قَر‬
○ Kalimat ‫ ب•••دنة‬dalam hadis tersebut dimutlakkan kepada unta dan sapi.
Para ulama berkata bahwa yang dimaksud adalah unta, dan sungguh telah
diriwayatkan dalam karya Abd ar-Razzaq dengan lafad ‫ف•••ل•ه• م•نا••الج•ر مث••ل‬
‫“ ا••لجزور‬maka baginya pahala seperti menyembelih unta

17
○ Ilmu al-Tashif wal al-Tahrif , Ilmu al-Tashif wa al-Tahrif adalah ilmu
Pengetahuan yang berusaha menerangkan hadis-hadis yang sudah diubah
titik atau syakalnya (mushhaf) dan bentuknya (Muharraf).
‫أن النبي صلى هللا عليه وسلم اِحْ تَ َج َر فى المسجد‬. . . .
○ Ibn Lahi’ah telah melakukkan perubahan kata ‫ اِ•حْ تَ َج َر‬menjadi •‫اِ•حْ تَ َج َم‬
karena dia mengambil hadits itu dari kitab, tanpa mendengar langsung
dari gurunya

18
○ Ilmu Mukhtalif al-Hadis, Ilmu Mukhtalif al-Hadis ialah ilmu yang
membahas hadis-hadis, yang menurut lahirnya saling bertentangan atau
berlawanan, agar pertentangan itu dapat dihilangkan atau dikompromikan
keduanya, sebagaimana membahas hadis-hadis yang sulit dipahami isi
atau kandunganya, dengan menghilangkan kemusyikilannya atau
kesulitan serta menjelaskan hakikatnya.

19
○ Ilmu Mukhtalif al-Hadis,

○ Yaitu tentang perbedaan matan, dan riwayat terkait


dengan penyakit yang bisa menular atau penyakit
tidak bisa menular

20
Terimakasih

21

Anda mungkin juga menyukai