Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KONSEP STUDI HADIS

Oleh:
Elsa Radinda Putri 2212027
Seripia 2212037

Dosen pengampu: Muhammad Insan Jauhari,M.Pd

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SYAIKH ABDIRRAHKAN SIDDIK BANGKA BELITUNG
TAHUN AJARAN
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hadis (sunnah) bagi umat Islam menempati urutan kedua sesudah Alquran karena, di
sampaing sebagai sumber ajaran Islam yang secara langsung terkait dengan keharusan
menaati Rusulullah Saw, juga karena fungsinya sebagai penjelas (bayan) bagi ungkapan-
ungkapan Alquran yang mujmal, muthalaq, ‘amm dan sebagainya. Kebutuhan umat islam
terhadap hadis (sunnah) sebagai sumber ajaran agama terpusat pada substansi doctrinal
yang tersusun secara vorbal dalam komposisi teks (redaksi) matan hadis. Hadis adalah
ucapan (qauli), dan tindakan (fi’il), serta sikap dan kesan (taqrir) Nabi SAW terhadap
sesuatu. Hadis dalam risalah Islam merupakan teladan yang wajib diikuti. Sebagian besar
hadis di riwayatkan secara lisan oleh sahabat kepada generasi penerus mereka (tabi’in)
atau kepada sesama sahabat. Hanya sebagian kecil sahabat yang sejak awal
meriwayatkannya secara tertulis.
Karena hadis sebagai teladan, maka hadis dilestarikan dengan cara dihafalkan dan
diamalkan dalam praktik ibadah. Penghafal-penghafal al-qur’an maupun hadis kemudian
bermunculan di kalangan umat islam dari generasi pertama (sahabat) hingga saat ini.
Tradisi menghafal memeng bagian dari pengembangan keilmuan islam sejak awal. Al
quran menjadi barometer atas kebenaran hadis. Jika suatu hadis maknanya bertentangan
dengan semangat al quran, maka hadis yang seperti itu harus dibuang jauh- jauh. Karena
hadis sebagai ucapan, tindakan dan sikap Nabi Muhammad (yang kedudukannya sebagai
Rasul utusan Tuhan) tidak mungkin menentang kebijakan Tuhan. Itu sebabnya fungsi
hadis atau sunnah terhadap al-quran bukan menhapus (mansukh) melainkan sebatas
membuat perintah umum al-quran menjadi lebih khusus. Sunnah hanya boleh
menerangkan dan menjelaskan maksud dan tujuan wahyu secara lebih rinci. Namun disis
lain, sunnah bias mempunyai otoritas tersendiri dalam membuat hukum yang tidak ada
dalam Alquran, sehingga kedudukan sunnah sama dengan al-quran sebagai sumber ajaran
Islam, yang wajib di taati.
Karena itu, hadis mempunyai otoritas tersendiri yang wajib ditaati umat islam,
sepertinya hal Alquran. Hadis yang merupakan tindakan, dan sikap atau kesan Nabi
terhadap segala sesuatu itu, isinya mencakup segala aspek kehidupan, dari yang paling
abstrak dan umum sampai yang paling konkret dan khusus. Itu sebabnya hadis secara
kausalitas ditulis dan dihafalkan oleh umat Islam sebagai pengetahuan untuk menjawab
persoalan- persoalan agama, moralitas social, politik, dan sebagainya.1
Kata hadis itu sendiri adalah bukan kata infinitif, maka kata tersebuta adalah kata
benda. Secara struktur hadis terdiri atas tiga komponen-komponen utama yakni sanad
atau isnad (rantai penutur), matan (redaksi), dan mukharij (perawi). Menurut para ahli
banyak cabang-cabang ilmu hadis diantaranya akan dijelaskan pada makalah ini.

1
Khaeruman Badri, Otentitas Hadis Studi Kritis Atas Kajian Hadis Kotemporer. (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya, 2004), 4.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana struktur hadis?
2. Bagaimana kedudukan dan fungsi hadis sebagai sumber ajaran Islam?
3. Bagaimana kedudukan dan fungsi hadis terhadap Alquran?

BAB II
PEMBAHASAN

A. KAJIAN TEORI

1. Struktur Hadis

a. Sanad
Menurut bahasa, sanad bermakna sandaran tempat kita bersandar. Ada juga
yang mendefenisikan sanad sebagai sejarah perjalanan matan. Sedangkan menurut
istilah ilmu hadis, yang dikatakan sanad adalah jalan yang menyampaikan kita kepada
matan hadis. Di dalam hadis, kita biasanya membaca kalimat (ucapan perawi),
seperti, “Dikabarkan kepada saya oleh Malik, dari Nafi’, dari Abdullah bin Umar,
bahwa Rasulullah Saw. Bersabda….”
Perkataan perawi mulai dari kalimat “Dikabarkan kepada saya oleh Malik”
hingga kepada kalimat “Rasulullah Saw. Bersabda“ itu dikatakan sebagai sanad,
sebab merupakan jalan yang menyampaikan kita kepada matan. Oleh karena itu,
sanad juga disebut sebagai tariq, wajh, dan terkadang juga dinamakan isnad.
Secara etimologi isnad adalah memyandarkan. Sementara dalam ilmu hadis
disebutkan bahwa isnad adalah menerangkan sanad hadis atau jalan menerima hadis.
Orang yang menerangkan sanad hadis disebut musnid. Sedangkan hadis yang disebut
dengan menerangkan sanad-nya hingga sampai kepada Rasulullah Saw. Disebut
musnad.
Syarat-syarat sanad :
1. Nama-nama periwayat yang terlibat dalam periwayatan hadis yang
bersangkutan.
2. Lambang-lambang periwayatan hadis yang telah digunakan oleh masing-
masing periwayat dalam meriwayatkan hadis yang bersangkutan, misalnya
sami’tu, akhbarani, ‘an, dan anna.2

b. Matan
Matan berasal dari bahasa arab, matn. Secara etimologi, matan berarti
punggung jalan atau tanah yang keras dan tinggi. Yang dimakssud matan dalam ilmu
hadis adalah sabda Rasulullah Saw. Yang disebut sesudah sanad atau disebut juga
sebagai materi hadis atau penghubung sanad.
Syarat-syarat matan yaitu harus bersumber dari sebuah hadis, baik itu berupa
perkataan nabi atau perkataan seseorang sahabat tentang nabi.
c. Rawi
Rawi adalah orang yang menyampaikan atau menuliskan dalam sebuah kitab
yang pernah diterimanya dari seorang guru. Dalam ilmu hadis, rawi berarti orang
yang meriwayatkan atau memberitahukan hadis. Istilah lain rawi adalah riwayat.
Menurut bahasa, riwayat adalah memindahkan atau menukilkan berita dari seseorang
kepada orang lain. Menurut ilmu hadis, riwayat adalah memindahkan hadis dari
seseorang guru kepada orang lain atau membukukannya ke dalam kumpulan hadis.
Pemindahan hadis itu kemudian disebut rawi. Rawi pertama adalah shahabi atau para
sahabat dan rawi terakhir adalah orang yang membukukanya, termasuk dalam hal ini
adalah Bukhari atau Muslim dan sebagainya.

2
Ningtias, Listia Rahayu, “Hadis Dan Ilmu Hadis,” Makalah Studi Hadis, April 2021, hlm. 10.
Berikut ini contoh hadis :

ُ ‫لَ ْي َم‬C ‫ َّدثَنَا ُس‬C‫ا َل َح‬CCَ‫ ِديُّ ق‬C َ‫ال َح َّدثَنَا َأبُو عَا ِم ٍر ْال َعق‬
‫ان‬ َ َ‫َح َّدتَنَا َع ْب ُدهللاِ ب ُْن ُم َح َّم ٍد ْال ُج ْعفِ ُّي ق‬
‫هُ ع َْن‬C‫ َي هللاُ َع ْن‬C ‫ض‬ ِ ‫رةَ َر‬C َ C‫ح ع َْن َأبِي هُ َر ْي‬ َ ‫ار ع َْن َأبِي‬C
ٍ ِ‫ال‬C ‫ص‬ ٍ Cَ‫ ِد هللاِ ْب ِن ِد ْين‬C‫ب ُْن بِاَل ٍل ع َْن َع ْب‬
‫ ْعبَةٌ ِم ْن‬C ‫ا ُء ُش‬CCَ‫ ْعبَةً َو ْال َحي‬C ‫تُّو نَ ُش‬C ‫ ُع َو ِس‬C ‫ض‬ ُ C‫ا َل الِإل ْي َم‬CCَ‫لَّ َم ق‬C ‫ ِه َو َس‬C‫لَّى هللاُ َعلَ ْي‬C ‫ص‬
ْ ِ‫ان ب‬C َ ‫النَّبِ ِّي‬
ِ ‫اِإْل ْي َم‬.
‫ان‬
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami, Abdullah bin Muhammad al-Ju’fi, ia
berkata telah menceritakan kepada kami, Abu ‘Amir al-‘Aqadi, yang berkata bahwa
telah menceritakan kepada kami, Sulaiman bin Bilal, dari Abdullah bin Dinar dari
Abu Shalih dari Abu Hurairah dari Nabi Saw, beliau bersabda, ‘Iman memiliki lebih
dari enam puluh cabang, dan malu adalah bagian dari iman,” (HR.Bukhari).

Dalam hadis tersebut yang termasuk rawi pertama adalah Abu Hurairah, rawi
kedua Abu Shalih, rawi ketiga Abdullah bin Dinar, rawi keempat Sulaiman bin Bilal,
rawi kelima Abu ‘Amir al-‘Aqadi, rawi keenam Abdullah bin Muhammad al-Ju’fi dan
perawi ketujuh atau rawi terakhir adalah Bukhari.3
Syarat-syarat rawi :
1. Muslim
2. Menjauhi perbuatan fasik
3. Bukan orang yang teledor
4. Mukallaf (baliq dan berakal)
5. Menjaga muru’ah

2. Kedudukan dan Fungsi Hadis Sebagai Sumber Hukum Kedua Setelah


Alquran
Sebagai sumber ajaran Islam kedua setelah Alquran, hadis memiliki fungsi yang pada
intinya sejalan dengan Alquran. Penjelasan tersebut mutlak diperlukan karena banyak
terdapat ayat-ayat Alquran yang masih bersifat global (mujmal), umum (‘am), dan terkadang
belum ada batasan (muthlaq), sehingga memerlukan keterangan perincian (tafshil),
pengkhususan (takshish), dan pembatasan (taqyid). Penjelasan-penjelasan dari Rasulullah
Saw itulah yang akrab disebut hadis atau sunnah.
Berikut ini contoh ayat-ayat Alquran, yang untuk memahaminya dengan baik dan
benar memerlukan keterangan sunnah (hadis) :
1) Contoh ayat Alquran yang bersifat global (mujmal/garis besar) yaitu
tentang perintah salat :

3
Rusydie Anwar, Pengantar Ulumul Qur’an Dan Ulumul Hadits. (Yogyakarta:IRCiSoD, 2015), 243-244.
…Cَ‫َواَقِ ْي ُموا الص َّٰلوة‬
“Dan dirikanlah oleh kalian salat..” (Q.S Al-Baqarah : 43)

Ayat diatas mengandung perintah salat, tanpa disertai keterangan atau petunjuk
praktis tentang bagaimana tata cara pelaksanaan salat. Maka rasulullah sendiri yang langsung
memberikan contoh bagaimana tata cara dan bentuk salat yang dikehendaki, kemudian
memerintahkan umatnya. Seperti dalam sabdanya setelah mengajarkan islam dan ibadah salat
kepada Malik Ibn Al-Huwairits (W.74H) beserta rombongannya.

َ ‫صلُّوا َك َما َرَأ ْيتُ ُمونِى ُأ‬


‫صلِّى‬ َ
Artinya : “Salatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku salat.”

2) Contoh ayat Alquran yang bersifat umum (menyeluruh) yang


Artinya :menghendaki pengecualian, yaitu tentang hukum waris :

‫ص ْي ُك ُم هّٰللا ُ ِف ْٓي اَوْ اَل ِد ُك ْم لِل َّذ َك ِر ِم ْث ُل َحظِّ ااْل ُ ْنثَيَي ِْن‬
ِ ْ‫يُو‬
Artinya : “Allah mensyari’atkan kepadamu tentang (pembagian pusaka untuk) anakmu, yaitu
bahagian laki-laki sama dengan bahagian dua orang anak perempuan”. (Q.S An-Nisa : 11)

Kata “aulad”, yang berarti anak-anak, dalam ayat diatas masih bersifat umum, yaitu
setiap anak-anak. Melalui beberapa hadis Rasulullah memberikan keteerangan pengkhususan
(bayan takhshish), bahwa yang dimaksud anak-anak dalam hal ini adalah anak yang muslim
dan seiman dengan orang tuanya, dan anak itu tidak menjadi penyebab kematian orang
tuanya. Keterangan tersebut dapat disimak dari hadis dibawah ini :

‫ث ال َكافِ ُر ْال ُم ْسلِ َم‬


ُ ‫ وال يَ ِر‬،‫ث ْال ُم ْسلِ ُم ال َكافِ َر‬
ُ ‫ال يَ ِر‬
Artinya : “Orang muslim tidak mewarisi dari orang-orang kafir dan orang kafir tidak
mewarisi dari orang-orang muslim.”

ُ ‫ْالقَاتِ ُل الَيَ ِر‬


‫ث‬
Artinya : “Pembunuhan tidak mendapatkan warisan”
3) Contoh ayat Alquran yang bersifat mutlak (tanpa batas) yang menghendaki
pembatasan, yaitu hukum sanksi hukuman bagi pencuri :

‫َّارقَةُ فَا ْقطَع ُْٓوا اَ ْي ِديَهُ َما‬ ُ ‫َّار‬


ِ ‫ق َوالس‬ ِ ‫َوالس‬
Artinya : “Dan pencuri laki-laki dan pencuri perempuan maka potonglah tangan keduanya…”
(Q.S Al-Maidah : 38)

Ayat tersebut hanya menerangkan bahwa hukuman setiap pencuri adalah potong
tangan, tanpa memberikan keterangan batasan mengenai kadar harta yang dicuri, jenis
barangnya, dan bagian tangan mana yang dipotong. Maka datanglah hadis-hadis yang
memberikan keterangan pembatasan (bayan taqyid) seperti :

ٍ ‫ق اِالَّفِى ُرب ِْع ِد ْين‬


) ‫َار (روهالبخا رى عن عا ئشة رضي هللا عنها‬ ِ ‫اليَ ْقطَ َع يَ ُدالس‬
ِ ‫َّار‬
Artinya : “Tidak dipotong tangan pencuri kecuali telah mencuri seperempat dinar.”

ْ َ‫الَ ق‬
)‫ط َع فِي ثَ َم ٍر َواَل َكثَ ٍر (روه التر مذى عن رافع بن خديج رضي هللا عنه‬
Artinya : “Tidak ada potong tangan pada kasus pencurian buah-buahan dan mayang korma.”

َ ‫ق ِمنَ ْال ِم ْف‬


‫ص ِل‬ ٍ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َوآلِ ِه َو َسلَّ َم قَطَ َع يَ َد َسا ِر‬ َّ ِ‫اَ َّن النَّب‬
َ ‫ي‬
Artinya : “Jabir r.a. meriwayatkan bahwa Nabi Saw memotong tangan pencuri dari
pergelangan.”

Dari beberapa contoh yang telah dikemukakan, jelaslah bahwa untuk memahami
Alquran dengan baik dan benar harus merujuk kepada hadis-hadis Nabi Saw, karena beliau
adalah sebaik-baik penerjemah dan penafsir isi kandungan Alquran.
Dalam kaitan ini, hadis berfungsi sebagai petunjuk dan isyarat bagi Alquran yang
bersifat global, sebagai pengecualian terhadap isyarat al-quran yang bersifat umum, sebagai
pembatas terhadap ayat Alquran yang bersifat mutlak, juga sebagai pemberi informasi
terhadap suatu kasus yang tidak jumpai dalam al-quran. Dengan demikian, maka pemahaman
al-quran dan juga pemahaman ajaran Islam yang seutuhnya tidak dapat dilakukan tanpa
mengikutsertakan hadis Nabi Saw.4

4
Zaki Abu Bakar, Anda Berdakwah Rasul Bersabda Etika Da’I dalam Menyampaikan hadits., (Jakarta
Selatan:Abla Pubisher, 2004)
3. Fungsi Hadis Terhadap Alquran
Jika di lihat dari fungsinya hubungan hadis dengan alquran sangatlah berkaitan.
Karena pada dasarnya hadis berfungsi menjelaskan hukum-hukum dalam alquran. Berikut ini
kedudukan hadis sebagai bayani dalam hubungannya dalam alquran:
1. Menguatkan dan menegaskan hukum-hukum yang tersebut dalam alquran
atau disebut fungsi ta’kid dan taqrir. Dalam bentuk ini hadis hanya seperti
mengulangi apa-apa yang tersebut dalam alquran.
2. Memberikan penjelasan tentang apa yang dimaksud dalam alquran.
3. Menjelaskan arti yang masih samar dalam alquran.
4. Merinci apa-apa yang dalam alquran disebutkan secara garis besar.
5. Membatasi apa-apa yang dalam alquran disebutkan secara umum.
6. Memperluas maksud dari suatu yang tersebut dalam alquran. 5

5
Jamaril, “Pengertian, Kedudukan dan Fungsi Hadits”
(https://sumbar.kemenag.go.id/v2/post/1952/pengertian-kedudukan-dan-fungsi-hadits.html, diakses pada
tanggal 5 Oktober 2022 pukul 11.30)
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN :
1. Struktur hadis meliputi sanad, matan, dan rawi
2. Sebagai sumber ajaran Islam kedua setelah Alquran, hadis memiliki fungsi yang pada
intinya sejalan dengan Alquran.
3. Kedudukan dan fungsi hadis terhadap alquran yaitu untuk menjelaskan hukum-hukum
dalam Alquran dalam segala bentuknya.

B. SARAN :
Semoga dalam penulisan makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya, dan bagi
pembaca mungkin dalam penyusunan makalah ini penulis masih banyak kekurangan karena
keterbatasan ruang lingkup,waktu, situasi, kondisi dan ilmu yang penulis milik. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan penulis
makalah ini di masa akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar , Zaki Mahdi. 2004. Anda Berdakwah Rasul Bersabda Etika Da’I dalam
Menyampaikan hadits. Jakarta Selatan:Abla Publisher.
Anwar, Rusydie. 2015. Pengantar Ulumul Qur’an Dan Ulumul Hadits.
Yogyakarta:IRCiSoD.
Jamaril, “Pengertian, Kedudukan dan Fungsi Hadits”,
https://sumbar.kemenag.go.id/v2/post/1952/pengertian-kedudukan-dan-fungsi-
hadits.html, diakses pada tanggal 5 Oktober 2022 pukul 11.30.
Khaeruman, Badri. 2004. Otentisitas Hadis Studi Kritis Atas Kajian Hadis Kotemporer.
Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Ningtias, Listia Rahayu. 2021. “Makalah Pengantar Studi Hadits” dalam Hadis Dan Ilmu
Hadis: Makalah Studi Hadis, (hlm. 10). Jakarta:Academia.

Anda mungkin juga menyukai