Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Mata Kuliah Ulumul Hadits


“BENTUK BENTUK HADIST”

Disusun Oleh :
Muhammad Alaykaula
22102010089

Dosen Pembimbing :
Dra.Anisah Indriati, M.Si
NIP. 19661226 199203 2
002

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2023
Jl. Laksda Adisucipto, Papringan, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil alamin, Saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah


SWT, yang telah memberi rahmat-Nya kepada Saya untuk menulis makalah
pada mata kuliah “ULUMUL HADIST”. Sholawat serta salam tidak lupa
Saya panjatkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat, tabi’in dan tabi’ut.
Dalam proses penyusunan makalah ini, Saya mengambil beberapa
sumber dari buku, jurnal, dan artikel online maupun offline. Dan Saya
optimis makalah SEJARAH KODIFIKASI HADIST ini dapat membantu
dan dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi kita semua kalangan pembaca.
Dan Alhamdulillah makalah ini dapat Saya sajikan untuk menambah
wawasan kita dalam mempelajari ilmu hadist. Terima kasih saya ucapkan
kepada Ibu.Dra.Anisah Indriati,M.Si yang telah memberi saya kesempatan
untuk membuat makalah ini. Saya menyadari bahwa makalah “BENTUK-
BENTUK HADIST” yang Saya buat ini, masih jauh dari kata sempurna
baik dari segi penyusunan, bahasa, isi, maupun penulisannya. Oleh karena
itu, Saya tidak menutup diri dari pembaca untuk memberikan saran dan
kritik yang sifatnya membangun, demi perbaikan dan peningkatan kualitas
penyusunan makalah dimasa mendatang.

Yogyakarta, Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

COVER

PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah

BAB II. PEMBAHASAN


A. Pengertian
B. Contoh

BAB III. PENUTUP


A. Kesimpulan
B. saran
C. Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Umat Islam telah mengetahui, bahwa hadits Rasulullah SAW. itu sebagai
pedoman hidup yang utama setelah Al-qur’an. tingkah laku manusia yang tidak
ditegaskan ketentuan hukumnya, tidak diterangkan cara mengamalkannya, tidak
dikhususkan menurut petunjuk ayat yang masih mutlaq dalam al-qur’an,
hendaklah dicarikan penyelesaiannya dalam al-hadist.
Berpedoman pada hadist untuk diamalkan dan menganjurkan orang lain
untuk maksud yang sama adalah suatu kewajiban. agar kewajiban tersebut dapat
dipenuhi dengan seksama maka memerlukan suatu pengetahuan yang disebut
ilmu-hadist atau biasa disebut ulumul hadist.
Imam Al-Hakim menandaskan “andai kata tidak banyak orang yang
menghafal sanad hadist, niscaya menara islam roboh dan niscaya para ahli
bid’ah berkiprah membuat hadist maudhu dan memutar balikan sanad.”
Disinilah kami akan membahas dasar-dasar ajaran islam yang bersumber dari
hadist Nabi Muhammad SAW. namun tidak mungkin bagi kami untuk
membahas secara keseluruhan, karena tugas yang diberikan oleh dosen
pengampu hanya membahas sebagian dari ilmu hadist. Oleh karena itu kami
akan membahas tentang BENTUK-BENTUK HADIST yang telah disampaikan
Nabi Muhammad SAW, karena banyak kaum muslim yang belum mengetahui
tentang ilmu tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu hadist Qauliyah?
2. Apa itu hadist Fi’liyah?
3. Apa itu Hadist Taqririyah?

C. Tujuan Makalah
Makalah ini dibuat dengan tujuan mengumpulkan tugas mata kuliah
Ulumul Hadist yang telah diberikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN CONTOH CONTOH


Hadits Mencakup Perkataan, perbuatan,dan taqrir Nabi Muhammad
SAW. Oleh karena itu pada pembahasan ini akan diuraikan tentang bentuk-
bentuk hadits, yakni:
a. Qauliyah
b. Fi’liyah
c. Taqririyah
d. Hammiyah

a. Hadist Qauliyah
Yang dimaksud dengan hadist qauliyah adalah segala yang disandarkan
pada Nabi Muhammad SAW.Yang Berupa Perkataan Atau Ucapan yang
memuat berbagai maksud. Dan maksud dari perkataan atau ucapan Nabi
Muhammad SAW ialah perkataan yang pernah beliau ucapkan dalam berbagai
bidang. Seperti peristiwa,dan keadaan, baik yang berkaitan dengan aqidah,
syariah, akhlak, maupun bidang hukum(syariat) dan pendidikan.
- Hadist tentang bacaan al-Fatihah dalam sholat, yang berbunyi:
“Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca Fatihah al-
Kitab”. (HR. Muslim)
- Hadist tentang akhlaq terpuji, yang berbunyi : “Perhatikan tiga hal
barang siapa yang sanggup menghimpunnya, Niscaya akan
mencakup iman yang sempurna. yakni 1. jujur terhadap diri sendiri
2. mengucapkan salam perdamaian kepada seluruh dunia dan 3.
mendermawankan apa yang menjadi kebutuhan umum.
(HR.Bukhari)

b. Hadist Fi’liyah
Yang Dimaksudkan Dengan hadist fi'liyah adalah Segala yang
disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW. Berupa Perbuatan yang merupakan
penjelasan praktis terhadap peraturan peraturan syariat yang belum jelas cara
pelaksanaannya.
- Hadist tentang sholat, yang berbunyi: (‫اﺻﻠﻲ ﻧﻲ )اﻟﺒﺨﺎري رواه‬
‫ ﻛﻤﺎ ﺻﻠﻮا‬O‫“ راﯾﺘﻤﻮ‬Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat
aku shalat”. (HR. Bukhari)
- Hadist tentang cara sholat dan cara menghadap kiblat dalam
solat sunnah di atas kendaraan yang sedang berjalan, telah
dipraktekan oleh nabi dengan perbuatan beliau di hadapan para
sahabat. seperti hadist dari sahabat Jabir r.a: “Konon Rasulullah
SAW shalat di atas kendaraan (dengan menghadap kiblat) menurut
kendaraan itu menghadap. Apabila beliau hendak sholat fardhu,
beliau turun sebentar terus menghadap kiblat”.( HR. Bukhari)

Namun adanya pengecualian sebagian daripada perbuatan Rasulullah


SAW yang menunjukan bahwa perbuatan itu hanya spesifik bagi Nabi saja.
Perbuatan beliau yang tidak termasuk nash yang harus ditaati, antara lain ialah:
1. Sebagian tindakan beliau yang ditunjuk oleh suatu dalil yang khas,
yang menegaskan bahwa perbuatan itu hanya spesifik buat beliau
sendiri. Misalnya tindakan beliau atas dispensasi dari Tuhan,
diperbolehkan mengawini wanita lebih dari 4 orang, dan
mengawini wanita tanpa memberikan maskawin. sebagai dalil
adanya dispensasi mengawini wanita tanpa maskawin, ialah QS.Al-
Ahzab.50
2. Sebagian tindakan beliau yang berdasarkan suatu kebijaksanaan
semata-mata yang bertalian dengan soal-soal keduniaan seperti soal
perdagangan, pertanian, dan mengatur taktik peperangan.
3. Sebagian perbuatan beliau pribadi sebagai manusia biasa, seperti
makan minum berpakaian dan lain sebagainya. Tetapi kalau
perbuatan tersebut memberi suatu petunjuk tentang tata cara makan
minum berpakaian dan lain sebagainya, Maka menurut pendapat
yang lebih baik sebagaimana dikemukakan oleh Abu Ishaq dan
kebanyakan para Muhadditsin hukumnya Sunnah.

c. Hadist Taqririyah
Yang dimaksud hadist taqririyah adalah segala hadist yang berupa
ketetapan Nabi SAW. Terhadap Apa yang datang dari sahabat. Beliau
membiarkan atau mendiamkan, tidak mengadakan sanggahan atau menyetujui
perbuatan yang dilakukan oleh para sahabat di depan beliau. contoh:
- “Adalah kami (para sahabat) melakukan sholat dua rakaat sesudah
terbenamnya matahari (sebelum sholat maghrib), Rasulullah SAW,
melihat apa yang kami lakukan dan beliau diam tidak menyuruh
dan tidak pula melarang kami (HR. Muslim)
Adapun yang termasuk taqrir qauliyah yaitu Apabila seorang sahabat
berkata “aku berbuat demikian” di hadapan Rasulullah dan beliau tidak
mencegahnya. Di samping adanya syarat bahwa perkataan atau perbuatan yang
dilakukan oleh seorang sahabat itu tidak mendapat sanggahan dan disandarkan
sewaktu Rasulullah masih hidup. Juga orang yang melakukan itu hendaknya
orang yang taat kepada agama Islam, sebab diamnya nabi terhadap Apa yang
dilakukan atau diucapkan oleh orang kafir atau orang munafik, bukan berarti
memberi persetujuan, memang seringkali nabi mendiamkan apa-apa yang
dilakukan oleh orang munafik lantaran beliau tahu banyak benar petunjuk-
petunjuk yang tidak memberi manfaat pada nya.

d. Hadist Hammiyah
Yang dimaksud dengan hadist hammiyah adalah hadist yang berupa
hasrat Nabi Muhammad SAW. Yang belum terealisasikan, seperti halnya hasrat
berpuasa pada tanggal 9 ‘Asyura. Dalam riwayat ibn Abbas r.a :
“Ketika Nabi SAW. berpuasa dihari ‘Asyura Dan Memerintahkan para sahabat
untuk berpuasa, mereka berkata: Ya Nabi! Hari ini adalah hari yang diagungkan
oleh orang–orang yahudi dan Nasrani. Nabi SAW. Bersabda: “Tahun yang akan
datang insya’allah aku akan berpuasa di hari yang ke sembilan (tanggal
sembilan)”. (HR. Muslim dan Abu Dawud)
tetapi rasulullah tidak menjalankan puasa di tahun depan, disebabkan beliau
wafat.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hadist Rasulullah SAW. Adalah pedoman hidup yang utama setelah Al-
qur’an.maka kita wajib untuk mempelajarinya. Dan Hadits itu Mencakup
Perkataan, perbuatan,dan taqrir Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu pada
pembahasan diatas, telah diuraikan tentang bentuk-bentuk hadits, yakni:
- Qauliyah
- Fi’liyah
- Taqririyah
- Hammiyah

B. SARAN
Ilmu hadits adalah ilmu yang sangat penting untuk dipelajari secara lebih
rinci dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. marilah kita senantiasa
meneruskan aksi dakwah kita untuk memajukan Islam didunia ini. Di dalam
penulisan makalah ini, kami menyadari belum sempurna dan lengkap
menjelaskan tentang bentuk bentuk hadist serta contohnya. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun
untuk perbaikan penulisan dimasa yang akan datang
DAFTAR PUSTAKA

Drs.Fatchur Rahman.Ikhtishar Musthalahul


Hadist,Yogyakarta;1970 Dr. Subhi Ash-Shalih.Membahas
Ilmu Ilmu Hadist,Jakarta;2002
https://ipinarifin992.blogspot.com/2014/12/ulumul-hadits-makalah-bentuk-
bentuk.html
Drs. Munzier Suparta, MA. Ilmu Hadist, Jakarta; PT Raja Grafindo Persada
2002, hlm. 18

Anda mungkin juga menyukai