Anda di halaman 1dari 13

Makalah

STRUKTUR HADIST

Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah

Dosen Pembimbing : Dr. Suwarno, M.Pd.I

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

Sri Wahyuni : 23420811634


Shilfa Wahyuni : 23420811627

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TAKENGON
TAHUN 2023

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 2
A. Sanad...................................................................................... 2
B. Mukharij................................................................................. 4
C. Sighat Al-Ada’....................................................................... 4
D. Matan..................................................................................... 5
E. Rawi....................................................................................... 6

BAB III PENUTUP................................................................................... 9


A. Kesimpulan ........................................................................... 9
B. Saran ..................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 10

2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah terkait dengan mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam.
Tugas mandiri ini telah kami susun dengan maksimal dengan bahan
rujukan baik buku, jurnal, majalah atau makalah dari internet yang bisa kami
akses yang tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak.
Dosen yang menjadi dosen pembimbing dalam mengampu mata kuliah Ulumul
Hadist. Isi kajian dalam makalah ini adalah tentang “Struktur Hadist” Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga tugas makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca terkusus bagi penulis.

Takengon, Oktober 2023

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sanad dan matan merupakan dua unsur pokok hadits yang harus ada
pada setiap hadist, antara keduanya memiliki kaitan yang sangat erat dan tidak
dapat dipisakan. Pembicaran dua istilah diatas, sebagai dua unsur pokok
hadist, matan dan sanad diperlukan setelah rasul wafat. Hal ini karna berkaitan
dengan perlunya penelitian terhadap otentisitas isi berita itu sendiri apakah
benar sumbernya dari rasul atau bukan.Upaya ini akan menentukan bagaimana
kualitas hadits tersebut, yang akan dijadikan dasar dalam penetapan syari’at
islam.
Dan untuk mengetahui lebih mendalam tentang apa itu unsur-unsur
hadis dan kaitan lainya yang berhubungan dengan unsur-unsur hadis seperti
rawi, mukharijj dan sebagian lainya perlu kita pelajari
Atas pembicaraan diatas kami dari kelompok dua berkeinginan untuk
membahas segala yang berkaitan dengan unsu-unsur hadis, baik itu sanad,
matan, rawi, mukharrij dan istilah-istilah kumpulan periwayat, gelar keahlian
bagi imam hadis.

B. Rumusan Masalah
1. Sanad
2. Matan
3. Mukharij
4. Rawi

C. Tujuan
Mengetahui sanad, matan hadis dan unsur-unsur hadis seperti mukharijj dan
sebagainya.

4
BAB II
PEMBAHASAN

Yang dimaksud dengan struktur Hadits disini ialah unsur-unsur yang harus

ada dalam sebuah Hadits, yaitu harus ada Sanad, Matan dan Rawi Haditsnya.

Sebagai gambaran awal saya sajikan sebuah hadits yang terdiri dari Sanad, Matan,

dan Rawi Haditnya :

‫ ك<<ان‬: ‫حدثنا مسدد حدثنا معتمر قال سمعت أبي قال سمعت أنس بن مالك رضي هللا عنه ق<<ال‬

‫النبي صلى هللا علي<<ه و س<<لم يق<<ول ( اللهم إني أع<<وذ ب<<ك من العج<<ز والكس<<ل والجبن واله<<رم‬

‫)وأعوذ بك من فتنة المحيا والممات وأعوذ بك من عذاب القبر ) – )روه البخاري‬

Artinya : Musaddad telah memberitahu kami, dia berkata : Muktamir telah

memberitahu kami, dia berkata : Aku mendengar ayahku berkata: Aku mendengar

Anas bin Maalik, radiyallahu ‘anhu berkata :“ Dahulu Nabi berdoa :( Ya

Allah,Aku berlindung kepada-Mu dari ketidakmampuan dan kemalasan,

kepengecutan dan kepikunan dan aku berlindung kepada-Mu dari cobaan hidup

dan kematian dan berlindung kepada-Mu dari siksa kubur)” (H.R. Bukhori)

A. Sanad

1. Pengertian

Sanad menurut bahasa artinya sandaran atau sesuatu yang

dijadikan sebagai sandaran, dikatakan demikian karena suatu hadis

bersandar kepadanya. Sedangkan pengertian sanad menurut istilah ilmu

hadis, banyak ulama yang mengemukakannya, diantaranya ialah:

5
a. As Suyuti dalam bukunya Tadrib ar Rawi, hal 41 , menulis:

‫اِال ْخ َباُر َع ْن َطِر ْيِق اْلَم َتِن‬


“Berita tentang jalan matan”

b. Mahmud at Tahhan, mengemukakan sanad adalah :

‫ِس ْلِس َلُة الِّر َج اِل اْلُم ْو ِص َلِة ِالَى اْلَم ْتِن‬
“Mata rantai para perawi hadis yang menghubungkan sampai

kepada matan hadis.”

Dalam bidang ilmu hadis sanad itu merupakan salah satu

neraca yang menimbang shahih atau dhaifnya suatu hadis. Jika para

pembawa hadis tersebut orang-orang yang cakap dan cukup

persyaratan, yakni adil, taqwa, tidak fasik, menjaga kehormatan diri,

dan mempunyai daya ingat yang kuat, sanadnya bersambung dari satu

periwayat kepada periwayat lain sampai kepada sumber berita

pertama, maka hadisnya dinilai shahih. Begitupun sebaliknya,

andaikan salah seorang dalam sanad ada yang fasik atau yang tertuduh

dusta atau setiap para pembawa berita dalam mata rantai sanad tidak

bertemu langsung (muttashil), maka hadis tersebut dhaif sehingga

tidak bisa dijadikan hujjah.

2. Contoh Sanad

‫حدثنا عبد هللا بن يوس<ف ق<<ا ل أخبرن<ا مال<ك عن ابن ش<هاب عن محم<د بن جب<ير بن‬

‫ (رواه‬.‫ سمعت رسول هللا صلى هللا عليه قرأ فى المغرب الطور‬: ‫مطعم عن أبيه قال‬

)‫البخاري‬

6
Artinya: “memberitakan kepada kami Abdullah bin Yusuf ia berkata;

memberitakan kepada kami Malik dari Ibnu Syihab dari Muhammad bin

Jubair bin Muth’im dari ayahnya berkata: “aku mendengar Rasulallah

SAW membaca surah Ath-Thur pada salat maghrib.” (HR. Al-Bukhori)

Dari contoh hadis di atas jika diteliti, maka yang dimaksud dengan

sanad adalah dimulai dari haddatsana Abdullah bin Yusuf hingga pada

lafadz ‘An biihi qaala, yang menyambungkan kepada Rasulullah

SAW. Agar lebih jelas berikut ini diterangkan dalam bentuk denah

periwayatan hadits di atas.

B. Mukharrij

1. Pengertian

Orang yang membukukan dan mengumpulkan hadits-hadits Nabi

SAW, yang sekaligus periwayat terakhir dari hadits-hadits tersebut.

- Mukharrij = Mudawwin

- Rawi terakhir

- Mempunyai kitab Hadits

- Kitab-kitab Hadits para Mukhrrij tersebut menjadi sumber

kutipan/referensi.

C. Sighat al-ada’

1. Pengertian

Lafad/kata yang digunakan oleh seorang periwayat yang

menunjukkan bagaimana cara gurunya menyampaikan suatu hadis

7
kepadanya (atau bagaimana cara periwayat itu menerima hadis dari

gurunya).

• ‫ حدثنا‬، ‫ حّد ثني‬، ‫ سمعت‬ al-sama’ • ‫ كتب إلّي‬...  mukatabah

• ‫ قرأت على‬...  qiraah • ‫ أخبرنا إعالما‬ i‘lam

• ‫ أجاز لي‬، ‫ حدثنا إجازة‬ ijazah • ‫ أوصى إلّي‬ washiyah

• ‫ ناولنا‬، ‫ ناولني‬ munawalah • ‫ وجدت في كتاب‬...  wijadah

D. Matan

1. Pengertian

Kata matan menurut bahasa berarti ‫ ما ارتفع وصلب من االرض‬yang

berarti tanah yang tinggi dan keras,namun ada pula yang mengartikan kata

matan dengan arti kekerasan, kekuatan, kesangatan. sedangkan arti matan

menurut istilah ada banyak pendapat yang dikemukakan para ahli

dibidangnya, diantaranya:

- Menurut Muhammad At Tahhan

‫ما ينتهى اليه السند من الكالم‬

“suatu kalimat tempat berakhirnya sanad”

- Menurut Ath Thibbi

‫الفاظ الحديث التى تتقوم بها معاني‬

“lafadz hadis yang dengan lafadz itu terbentuk makna”

Jadi pada dasarnya matan itu ialah berupa isi pokok dari sebuah

hadis, baik itu berupa perkataan Nabi atau perkataan seorang sahabat

8
tentang Nabi. Posisi matan dalam sebuah hadis amatlah penting karna dari

matan hadis tersebutlah adanya berita dari Nabi atau berita dari sahabat

tentang Nabi baik itu tentang syariat atau pun yang lainnya,

2. Contoh matan

‫ من أحدث فى أمرنا‬, ‫ قال رسول هللا‬: ‫عن أم المؤمنين عا ئشة رضى هللا عنها قالت‬

)‫ (رواه متفق عليه‬.‫هذا ما ليس منه فهو رد‬

“warta dari Ummu Al Mukminin, ‘Aisyah ra., ujarnya: ‘Rasulullah

SAW telah bersabda: barang siapa yang mengada-ngadakan sesuatu yang

bukan termasuk dalam urusan (agamaku), maka ia tertolak’. ” (Hr.

Bukhori dan Muslim)

Dari contoh hadist diatas yang dimaksud dengan matan hadis ialah

lafadz yang dimulai dengan ‫ من أحدث‬hingga lafadz ‫ فهو رد‬atau dengan kata

lain yang dimaksud dengan bagian matan dari contoh hadis di atas ialah

lafadz ‫“من أح<<دث فى أمرن<<ا ه<<ذا م<<ا ليس من<<ه فه<<و رد‬barang siapa yang mengada-

ngadakan sesuatu yang bukan termasuk dalam urusan (agamaku), maka ia

tertolak”.

E. Rawi

1. Pengertian

٥٩٠ :‫ الذى يروي الحديث و نحوه( المنوز‬: ‫الراوي في لغة‬

Kata rawi atau ar-rawi berarti orang yang meriwayatkan atau

memberikan hadits ( naqil al-hadits).

Sebenarnya, sanad dan rawi itu merupakan dua istilah yang tidak

dapat dipisahkan. Sanad-sanad hadits pada tiap tabaqah-nya, juga disebut

9
rawi, jika yang dimaksud dengan rawi adalah orang yang meriwayatkan

dan memindahkan hadits. Akan tetapi, yang membedakan antara rawi dan

sanad terletak pada pembukuan atau pen-tadwin-an hadits. Orang yang

menerima hadits dan kemudian menghimpunnya dalam suatu kitab tadwin

disebut perawi. Dengan demikian, maka perawi dapat disebut mudawwin

(orang yang membukukan dan menghimpun hadits).

2. Contoh Rawi

‫ حدثنا أبو هشام المحزومي عن عبد الواحد وهو ابن‬،‫حدثنا محمد بن معمر بن ربعي القيس‬

‫زياد حدثنا عثمان بن حكيم حدثنا محمد ابن المنكدر عن عمران عن عثمان بن عفان قال‬

‫؛ قال رسول هللا صلي هللا عليه و سلم ؛ من توضأ فأحسن الوضوء خرجت خطاياه من‬

)‫(رواه مسلم‬.‫جسده حتي تخرج من تحت أظفاره‬

Artinya:

“ Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Ma’mur bin Rabi’i al-

Qaisi, katanya telah menceritakan kepadaku Abu Hisyama al-Mahzumi

dari Abu Al-Wahid yaitu Ibnu Ziyad, katanya telah menceritakan

kepadaku ‘Utsman bin Hakim, katanya telah menceritakan kepadaku

Muhammad al-Munqadir, dari ‘Amran, dari ‘Utsman bin Affan r.a. ia

berkata” Barang siapa yang berwudu’ dengan sempurna (sebaik-baiknya

wudu’), keluarlah dosa-dosanya dari seluruh badannya, bahkan dari

bawah kukunya”(H.R. MUSLIM).

Dari nama Muhammad bin Ma’mur bin Rabi’il al-Qaisi sampai

dengan ‘Utsman bin ‘Affan ra. adalah sanad dari hadits tersebut. Mulai

kata “man tawadha’a” sampai dengan kata “tahta azhfarihi”,

10
adalah matannya, sedangkan Imam Muslim yang dicatat diujung hadits

adalah perawinya, yang juga disebutmudawwin.

3. Syarat-syarat Rawi

1) Islam

2) Baligh

3) ‘Adil

4) Dhabith

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi yang disebut dengan struktur Hadits yaitu unsur-unsur yang harus

ada dalam sebuah Hadits. Yaitu harus ada Sanad (Mukharrij, Rawi, Shigat al-

Ada’) dan Matan.

B. Saran

Demikian makalah yang dapat kami buat. Kami menyadari bahwa

makalah yang kami susun ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca demi lebih

baiknya penulisan makalah yang selanjutnya. Semoga makalah ini bisa

bermanfaat bagi kita semua.

12
Daftar Pustaka

Solahudin, Agus, Uluumul Hadits, Bandung: Pustaka Setia, 2013.

http://stiqulumalhadis.blogspot.com/2012/01/rijalul-hadits-rawi.html

13

Anda mungkin juga menyukai