Disusun Oleh :
STAI ASY-SYUKRIYYAH
JL. KH. Hasyim Ashari No. 3, Poris Plawad Indah, Cipondoh, Kota
Tangerang, Banten, 15141
2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena atas rahmat
dan hidayahnya-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Ulumul Hadits, Ustadz
Almaydza Pratama Abnisa, M.Pd.I dan pihak-pihak yang telah mendukung dalam
kelancaran pembuatan makalah ini.
Adapun maksud dan tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Ulumul Hadits. Di dalam pembuatan makalah ini kami
menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan kekeliruan. Untuk itu kami
mengharapakan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyusun
makalah lain di masa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat tidak
hanya bagi kami tetapi juga bagi pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................
i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
ii
PEMBASAHAN
1. PENGERTIAN HADITS
Hadits secara bahasa al-jadid yang artinya baru, lawan dari al-qadim yang
berarti lama. Yaitu menunjukkan kepada waktu yang dekat atau waktu yang
singkat. Hadis juga sering disebut dengan al-khabar, yang berarti berita, yaitu
sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada orang
lain, sama maknanya dengan hadis. Sedangkan secara istilah, hadis adalah
segala sesuatu yang di sandarkan pada Nabi Muhammad baik yang berupa
perkataan perbuatan, taqrir ( pengakuan, ketetapan ), ataupun sifat 1.
1
Muhammad Gufron, Rahmawati, Ulumul Hadits Praktis dan Mudah, (Yogyakarta: Teras, 2013),
hlm
2
Mahmud Al-thahhan ,op.cit.,hlm.15
3
Al -Suyuthi, jilid, I,op.cit.,hlm.41
Kata al-musnad mempunyai beberapa arti. Bisa berarti hadits yang di
sandarkan atau di isnadkan oleh seseorang, bisa berarti nama suatu kitab yang
menghimpun hadits-hadits dengan sistem penyusunan berdasarkan nama-nama
para sahabat para perawi hadits,seperti kitab Musnad Ahmad, bisa juga nama bagi
hadits yang marfu’(hadits yang di sandarkan kepada Rasul SAW) dan muttashil .
Isnad adalah : Menyandarkan hadits atau mengemblikan hadits kepada asalnya,
yakni kepada orang yang mengatakanny .
Musnid adalah : orang yang menerangkan sanad suatu hadits.
Musnad adalah :hadis yang diterangkan dengan menyebutkan sanadnya sehingga
sampai kepada nabi.
- Kedudukan sanad dalam hadits:
Sanad sangat penting bagi hadits,karena hadits terdiri dari dua unsur integral
yang tidak dapat di pisahkan antara satu dengan yang lain,Yaitu matan dan sanad.
- Fungsi sanad dalam hadits:
1. Perananya dalam pendokumentasian hadits yang menyangkut
pengumpulan dan pemeliharaan hadits,baik dalam bentuk tilisan maupun
dengan mengandalkan daya ingat yang setia dan tahan lama.
2. Berperan dalam penentuan kualitas hadits.
Berikut ini contoh haditsny, Rasulullah shallallahu alaihi wassallam bersabda :
Artinya : “Umar bin Khalid telah menceritakan hadits padaku (Imam Bukhari), ia
berkata : Al – Laits menceritakan hadits padaku (Umar bin Khalid), dari Yazid,
dari Abu Abdullah bin ‘Amr radhitallaahu ‘anhuma, bahwa seorang lelaki
bertanya pada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam : “Manakah islam yang paling
baik?” beliau menjawab : “memberikan makanan, dan membaca salam pada orang
yang engkau kenal dan yang tidak engkau kenal.” (HR Bukhari)
Penjelasan yaitu bahwa Abdullah bin ‘Amr mendapat hadits dari Nabi
Shallallahu alaihi wassallam. Lalu hadits tersebut disampaikan kepada Abdul
Khair, kemudian kepada Yazid, lalu kepada Al – Laits lalu kepada Umar bin
Khalid, lalu kepada penulis hadits yakni Imam Al – Bukhari.
B. Pengertian Matan
Kata “matan” atau “al-matan” menurut bahasa berarti ma irtafa’a min al-ardhi
(tanah yang meninggi).Sedang menurut istilah adalah:
ما ينتهئ اليه السند من الكال م
“Suatu kalimat tempat berakhirnya sanad”.
Atau dengan reaksi lain:
“Lafaz-lafaz hadits yang di dalamnya mengandung makna-makna tertentu”.
Ada juga redaksi yang lebih simpel lagi,yang menyebutkan bahwa matan
adalah
ujung sanad (gayah as-sanad).Dari semua pengertian diatas menunjukkan
bahwa,yang dimaksud dengan matan ialah materi atau lafaz hadits itu
sendiri.
Oleh karena itu, apabila rantai sanad telah disebutkan maka setelah itu adalah
matan nya. Dengan kata lain matan adalah redaksi haditsnya.
Contoh matan dalam hadits seperti berikut ini :
C. Pengertian Rawi
Kata “rawi”atau al-rawi”berarti orang yang meriwayatkan atau memberitakan
hadits (naqil al- hadits).
Sebenarnya antara sanad dan rawi itu merupakan dua istilah yang tidak dapat
dipisahkan .Sanad –sanad hadits pada tiap-tiaptabaqahnya,juga disebut rawi,jika
yang dimaksud dengan rawi adalah orang yang meriwayatkan dan memindahkan
hadits. Akan tetapi yang membedakan rawi dan sanad, adalah terletak pada
pembukuan atau pentadwinan hadits. Orang yang menerima hadits dan kemudian
menghimpunya dalam satu kitab tadwin, disebut dengan perawi. Dengan
demikian, maka perawi dapat disebut mudawwin (orang yang membukukun dan
menghimpun hadits).
Syarat-syarat rawi yaitu:
a) Harus adil,
b) Muslim,
c) Baligh,
d) Berakal,
e) Tidak pernah melakukan dosa besar ,dan
f) Tidak sering melakukan dosakecil
g) Dabit : Dabit mempunyai dua pengertian yaitu:
1. Dabit dalam arti kuat hafalan serta daya ingatnya dan bukan pelupa.
2. Dabit dalam arti dapat memelihara kitab hadits dari gurunya sebaik -baiknya,
sehingga tidak mungkin ada perubahan.
Berikut ini adalah daftar Para sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits
yaitu:
1.Abu Hurairah, meriwayatkan 5.374 hadits.
2.Abdullah bin Uma, meriwayatkan 2.630 hadits
3. Anas bin Malik,meriwayatkan 2.286 hadits
4.Aisyah Ummul Mukminin, meriwayatkan 2.210 hadits
5.Abdullah bin Abbas, meriwayatkan hadits 1.660 hadis
6.Jabir bin Abdullah , meriwayatkan hadits 1.540 hadits
7.Abu Sa’id Alkhuduri,meriwayatkan 1.170 hadits.
Berikut ini contoh rawiatau periwayat hadits dari beberapa tingkatan :
- Periwayat hadits dari tingkatan sahabat : Abu Hurairah, Aisyah, Anas bin
Malik, dan lainnya.
- Periwayat hadits dari tingkatan tabi’in : Umayyah bin Abdullah bin khalid,
sa’id bin Al – arMusayyab.
- Periwayat hadits dari tingkatan mudawwin : Imam Bukhri, Imam Muslim,
Imam An – Nasa’I, Imam Ahmad.
D. Mukharrij
Mukharrij adalah rawi terakhir yang menuliskan riwayat yang di dapat dalam
sebuah catatan atau karya pribadinya. Mukharrij adalah Imam Al – Bukhari.
Sosok yang rawi terakhir yang membukukan hadis dalam kitabnya sendiri yaitu
kitab Shahihul Bukhari.
E. Shiyagul ada’
Shiyagul ada’ adalah redaksi yang dipakai oleh seorang rawi dalam
meriwayatkan sebuah hadis. Dari contoh hadis yang dimaksud shiyaghul ada’
adalah lafadz – lafadz seperti haddatsana, ‘an, dan qala. Redaksi ini yang
nantinya memengaruhi kualitas sebuah sanad, khususnya dalam hal apakah sanad
bersambung sampai kepada Nabi atau terputus.
KESIMPULAN
Setelah semua pengertian tentang unsur – unsur hadits dijelaskan menyimpulkan
bahwa unsur – unsur hadits terdiri dari sanad, matan, rawi, mukharrij, dan
Shiyagul ada’.
Sanad adalah perkataan dari Nabi Muhammad kepada sahabat
Matan adalah isi dari perkataan dan perbuatan Nabi Muhammad
Rawi adalah orang yang meriwayatkan atau memberitakan hadits (naqil al-
hadits).
Mukharrij adalah rawi terakhir yang menuliskan riwayat yang di dapat
dalam sebuah catatan atau karya pribadinya.
Shiyagul ada’ adalah lafadz – lafadz seperti haddatsana, ‘an, dan qala.
Redaksi ini yang nantinya memengaruhi kualitas sebuah sanad, khususnya
dalam hal apakah sanad bersambung sampai kepada Nabi atau terputus.
Musnid adalah : orang yang menerangkan sanad suatu hadits.
Musnad adalah : hadis yang diterangkan dengan menyebutkan sanadnya
sehingga sampai kepada nabi.
SARAN
Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat memahami dan mengambil nilai
– nilai penting dalam pembahasan makalah kali ini, kita bisa membedakan
mana yang dijadikan sebagai saran hadits atau tidak.
DAFTAR PUSAKA
Abdul, Khon, Majid 2015, Ulumul Hadis, Jakarta : Amzah Jl. Sawo Raya No.
18
Nawer, Yuslem. 2001. Ulumul Hadits, Jakarta : PT. MUTIARA SUMBER
WIDYA.