Anda di halaman 1dari 18

HADITS DHOIF DAN SEBAB-SEBAB KEDHAIFANNYA

D
I
S
U
S
U
N
OLEH ;

Fahrina Putri Sapna 1940200290

Dosen Pengampu:
SYUAIB NASUTION M,H.

EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYEKH ALI HASAN AHMAD AD DARY
PADANGSIDIMPUAN
T.A.2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil alamin segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan
nikmat serta hidayahnya terutama nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah dalam mata kuliah "Ulumul Hadits". Kemudian
sholawat serta salam kita sampaikan kepada nabi kita Muhammad SAW yang telah
memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur'an dan Sunnah untuk keselamatan umat di
dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas kegiatan pembelajaran di Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Islam pada Universitas Syekh Ali Hasan Ad-Dary
Padangsidimpuan. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan
bimbingannya sehingga tugas ini dapat terselesaikan dan tak lupa pula penulis
mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang selalu memberikan semangat
maupun materi yang sangat menunjang keberhasilan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa pembuatan dan penyusunan makalah ini belum
sempurna oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
dapat menyempurnakan makalah ini dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan juga kepada semua pembaca yang budiman.

Padangsidimpuan, November 2022

Penulis

I
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................... i
Daftar isi...................................................................................................... ii
Bab 1 pendahuluan..................................................................................... iii
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................iii
B. Rumusan Masalah.................................................................................... iv
C. Tujuan Penulisan...................................................................................... iv
BAB II Pembahasan..................................................................................... 1
A. Dhaif sebab pengguguran sanad................................................................ 1
B. Dhaif sebab cacat keadilan.........................................................................5
C. Dhaif sebab cacat kedhaifannya.................................................................5
BAB III Penutup........................................................................................... 12
A. Kesimpulan ............................................................................................... 12
Daftar pustaka...............................................................................................13

II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadits lemah atau Hadits Dha'if adalah hadits yang tidak memenuhi
persyaratan hadits shahih dan hasan. Hadits dhaif tidak sama dengan hadits maudhu’,
atau palsu. Hadits dhaif memang dinisbahkan kepada Rasulullah, tetapi perawi
haditsnya tidak kuat hafalan ataupun kredibilitasnya, atau ada silsilah sanad yang
terputus.
Kriteria hadits dhaif yaitu hadits yang kehilangan salah satu syaratnya sebagai
hadits shahih dan hasan. Dengan demikian, hadits dhaif itu bukan tidak memenuhi
syarat-syarat hadits shahih, juga tidak memenuhi persyaratan hadits-hadits hasan. Para
hadits dhaif terdapat hal-hal yang menyebabkan lebih besarnya dugaan untuk
menetapkan hadits tersebut bukan berasal dari Rasulullah SAW.
Kehati-hatian dari para ahli hadits dalam menerima hadits sehingga mereka
menjadikan tidak adanya petunjuk keaslian hadits itu sebagai alas an yang cukup
untuk menolak hadits dan menghukuminya sebagai hadits dhaif. Padahal tidak adanya
petunjuk atas keaslian hadits itu bukan suatu bukti yang pasti atas adanya kesalahan
atau kedustaan dalam periwayatan hadits, seperti kedhaifan hadits yang disebabkan
rendahnya daya hafal rawinya atau kesalahan yang dilakukan dalam meriwayatkan
suatu hadits. Padahal sebetulnya ia jujur dan dapat dipercaya. Hal ini tidak
memastikan bahwa rawi itu salah pula dalam meriwayatkan hadits yang dimaksud,
bahkan mungkin sekali ia benar. Akan tetapi, karena ada kekhawatiran yang cukup
kuat terhadap kemungkinan terjadinya kesalahan dalam periwayatan hadits yang
dimaksud, maka mereka menetapkan untuk menolaknya.
Demikian pula kedhaifan suatu hadits karena tidak bersambungnya sanad.
Hadits yang demikian dihukumi dhaif karena identitas rawi yang tidak tercantum itu
tidak diketahui sehingga boleh jadi ia adalah rawi yang dhaif. Seandainya ia rawi
yang dhaif, maka boleh jadi ia melakukan kesalahan dalam meriwayatkannya. Oleh
karena itu, para muhadditsin menjadikan kemungkinan yang timbul dari suatu
kemungkinan itu sebagai suatu pertimbangan dan menganggapnya sebagai
penghalang dapat diterimanya suatu hadits. Hal ini merupakan puncak kehati-hatian
yang kritis dan ilmiah.

III
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut;
1. Apa sebab pengguguran sanad ?
2. Apa ebab cacat keadilan ?
3. Apa sebab cacat kedhaifannya ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Apa sebab pengguguran sanad
2. Apa sebab cacat keadilan
3. Apa sebab cacat kedhaifannya

IV
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hadist Dhaif sebab pengguguran sanad1
1. Hadis Mursal
Dari segi bahasa mursal berasal dari kata dy dengan makna terlepas atau
bebas tanpa ada ikatan. Hadis dinamakan mursal karena sanadnya ada yang terlepas
atau gugur yakni di kalangan sahabat atau tabiin. Istilah hadist mursal menurut
beberapa pendapat:
a. pendapat mayoritas muhaddisin (Al hakim, Ibnu Ash Shalah, IbnuHajar)
‫لا َََّ يْ هِ َو َسّلم‬
‫صّلى ل‬
َ ‫تو رواية التابِ ى مطّقا من انبي‬
“Adalah periwayatan tabiin secara mutlak (baik senior atau junior) dari Nabi”
b. Pendapat Fuqaha, Ushuliyyun, dan segolongan muhadditsin diantaranya Al
Khathib Al Baghdadi, Abu Al Hasan bin Al Qathan, danAn Nawawi
‫هو ما انقطع اسناده في أي مؤ صء من السند‬
“Adalah hadist yang terputus isnadnya dimana saja dari sanad.”
c. Pendapat Al Baiquni
‫هو ما سقط من سند ه الصحابي‬
“Hadist yang gugur dari sanadnya seorang sahabat”
d. Sebagian ahli ilmu berpendapat
‫تو رواية التابعي الكبْر َن النبي صّلى لا‬
‫َََّ يْ هِ َو َسّلم‬
“Yaitu periwayatan tabiin senior dari Nabi.”
e. Menurut sebagian ulama Muhadditsin
‫تو ما سقط من اخر اسناده من بعد‬
‫ التابعي‬.
Hadist yang gugur dari akhir sanadnya orang setelah tabiin (sahabat)
Jadi Hadis Mursal adalah hadis yang diriwayatkan oleh tabiin dari Nabi baik
dari perkataan perbuatan atau persetujuan, baik tabiin senior atau junior tanpa
menyebutkan penghubung antara seorang tabiin dan Nabi yaituscorang sahabat.

Macam Macam Hadist Mursal

1 Ahmad Muhammad dan mudasir, Ulimul Hadis, CV Pustaka Setia, Bandung, 2004.

1
a. Mursal Shahabi periwayatan diantara sahabat yunior dari Nabi padahal mereka
tidak melihat dan tidak mendengar langsung dari sebagaimana keterangan
diatasbeliau.
b. Mursal Khafi gugurnya perawi di mana saja tempat dari sanad di antara dua orang
perawi yang semasa tetapi tidak bertemu.
Contoh Hadis Mursal:
Ibnu Saad berkata dalam Thabaqatnya memberitahukan kepada kami Waki bin
Al Jarrah memberitahukan kepada kami Al Amasy dari Abu Shalih berkata:
Rasulullah SAW bersabda:
‫يا بها الناس انما انا‬
‫رحمة مهداة‬

"Wahai manusia sesungguhnya aku sebagai rahmat yangdihadiahkan."


Abu Shalih As saman seorang tabiin dia menyandarkan berita hadis tersebut
dari Nabi tanpa menjelaskan perantara sahabat yang menghubungkannya kepada
Rasulullah.
2. Hadis Munqathi
yang berarti ‫ القطع ينقطع انقطاَا فهو منقنع‬Kata muntaqhi berasal dari kata
terputus lawan dari kata muttasil - bersambung. Nama inqitha terputus karena ada
sanad yang tidak bersambung.
a. Pendapat mayoritas muhadditsin
‫ما سقط من استاده راو او اكثر قبل الصحابي ل‬
‫َّى التوالي‬
“Hadist yang digugurkan dari sanadnya seorang perawi atau lebih sebelum
sahabat tidak berturut turut.”
b. Pendapat Fuqaha, Ushuliyyin, dan segolongan muhadditsin diantaranya Al
Khatib Al Baghdadi dan Ibnu Abdul Barr
‫هو كل ما لم يتصل استفاده من اي وجِ كان‬
َِ‫انقطا‬
“Segala hadits yang tidak bersambung sanadnya di mana saja terputusnya.”
Hadist Munqathi adalah hadis yang sanadnya terputus artinya seorang
perawi tidak bertemu langsung dengan pembawa berita baik di awal di tengah
atau diakhir sanad.
Contoh Hadis Munqathi:

2
Hadis yang diriwayatkan oleh Al Hakim, Ahmad, dan Al Bazzar dari
Abdul Razzaq dari Ats Tsauri dari Abu ishaq dari Zaid bin Yutsai dari Hudzaifah
secara marfu:
‫اذا ولْسو ها ابا بكر فقوي‬
‫آمْن‬
"Jika engkau serahkan kekuasaan kepada Abu Bakar, dia adalah lelaki yang kuat
dan terpercaya."
Pada sanad diatas ada seorang perawi yang digugurkan yaitu syarik yang
semestinya menempati antara Ats Tsauri dan Abu Ishaq Ats Tsauri menerima
Hadis bukan dari Abu Ishaq secara langsung tetapi dari Syarik dan Syarik
mendengarnya dari Abu Ishaq.
3. Hadis Mu'dhal
yang artinya payal ‫ افضل بعضل اَضالل فهو معضل أي اَْاد‬Berasal dari kata dan
susah. Dalam istilah Hadist Mu'dhal adalah hadis yang gugur dari sanadnya dua
orang lebih secara berturut turut.
Contoh Hadis Mu'dhal :
Hadis yang diriwayatkan oleh Al Hakim dalam Ma'rifah Ulum Al Hadis
yang disandarkan kepada Al QA'nabi dari Malik telah sampai kepadanya bahwa
Abu Hurairah berkata: Rasulullah bersabda:
‫لّممّوك طعامِ وكسو نِ ول يكّف ال ما‬
‫تطْق‬
"Bagi budak mendapat makanan dan pakaian, ia tidak boleh dibebani
kecuali pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan."
Hadis diatas Mu'dhal karena digugurkan dua orang perawi secara berturut
turut antara malik dan Abu Hurairah yaitu Muhammad bin Ajlan dan ayahnya.
4. Hadis Mu'allaq
Berasal dari kata gott shy the dengan nama bergantung.Dalam istilah Hadis
Mu'allaq adalah hadis yang sanadnya bergantung karena dibuang dari awal sanad
seorang perawi atau lebih secara berturut turut.
Contoh Hadis Mu'allaq:
Hadis yang diriwayatkan oleh Al Bukhari berkata: Malik berkata:
memberitakan kepadaku zaid bin asalam,bahwa atha'bin yasar memberitakan
kepadanya bahwa abu sa'id al-khudri memberitakan kepadnya,bahwa ia mendengar
dari rasulullah bersabda:

3
‫وقال أبو موسى خطى النبي صّى ل َِّْ وسّم ركبتِْ حْن دخل َثمان‬
"Abu Musa radiyallahu 'anhu berkata: "Nabi Sallallahu 'Alahi Wasallam
menutup dua lutut beliau ketika Utsman masuk."
Hadits ini adalah hadits Mu'allaq, karena Imam Bukhari menghilangkan seluruh
sanadnya kecuali satu orang shahabat yaitu Abu Musa al-Asy'ari.
5. Hadis Mudallas
‫دلس ينّس تدلْسا فهو مدلس ومدلس‬
Berasal dari isim maful dari kata dalam bahasa arab kata at tad lis
diartikan menyimpan atau menyembunyikan cacat barang dagangan dari
pembelinya. Sedang dalam istilah adalah:
‫اخفاء َْب في السناد وتحسْن لظاهره‬
“Menyembunyikan cacat dalam isnad menampakan cara (periwayatan) yang
baik.”
Macam macam Hadis Mudallas:
a. Tadlis Al Isnad hadis yang disampaikan oleh seorang perawi dari orang yang
semasa dengannya dan ia betemu sendiri dengan orang itu namun ia tidak
mendengar hadis tersebut langsung darinya. Apabila perawi memberikan
penjelasan bahwa ia mendengar langsung hadis tersebut padahal kenyataannya
tidak, maka tidak tidak termasuk mudallus melainkan suatu
kebohongan/kefasikan.
b. Tadlis Taswiyah apabila perawi menggugurkan perawi di atasnya yang bukan
gurunya karena dianggap lemah sehingga hadis tersebut hanya diriwayatkan
oleh orang-orang yang terpercaya saja, agar dapat diterima sebagai hadis
shahih. Tadlis taswiyah merupakan jenis tadlis yang paling buruk karena
mengandung penipuan yang keterlaluan.
c. Tadlis Athaf (merangkai dengan kata sambung semisal "Dan"). Yaitu bila
perawi menjelaskan bahwa ia memperoleh hadis dari gurunya
danmenyambungnya dengan guru lain padahal ia tidak mendengar
hadistersebut dari guru kedua yang disebutnya.
d. adlis Syuyukh: Yaitu tadlis yang memberikan sifat kepada perawi dengan sifat-
sifat yang lebih dari kenyataan, atau memberinya nama dengan kunyah
(julukan) yang berbeda dengan yang telah masyhur dengan maksud
menyamarkan masalahnya.

4
B. hadits dhaif secara keadilan2
1. Hadits matruk
Dari segi bahasa matnik dari kata Tertinggal.
‫ترك يترك تركا فهو متروك‬
Dalam istilah adalah: ِ‫القواَ َد يال َم يعّاو َم هة َولَ يم ياراو اه لل هم ين َج يهته ه‬
‫ه‬ ِ‫هو ما انفرد بِ رواتهم بالكذب لمخالفة حديت‬
Hadits matruk adalah hadits yang para rawinya secara individumelakukan
kebohongan agar hadits itu bertentangan dengan kaidah-kaidah yang telah diketahui
dan tidaklah diriwayatkan kecuali berasal dari dirinya rawi itu sendiri".
Contoh Hadis Matruk:
‫لا َََّ يْ هِ َو َسّلم‬
‫صّلى ل‬ َ ‫ َ يَن ابين ََبلاس َ هَن النلبهي‬،ِ‫ا‬ ‫ َن ال ل‬،‫ج َوِهْ رر بن سعْد الزدي‬
‫ص َح ه‬
ُ
‫طفه ا‬ ‫ص َدقَة البَر فَإهنلهَا نا ي‬
َ ‫ و َََّ يْ اك يم به‬،‫َََّ يْ اك يم بهاصي هطنَا هء يال َم يعراوِ فإنلِ يمنع مصارع السوء‬
‫ب ل َز وجل‬
َ ‫ض‬
َ ‫ح‬
“Juwaibir bin Sa'id Al Azdiy, dari Dhahak, dari Ibnu Abbas dari Nabi sae, beliau
bersabda: Hendaklah kalian berbuat ma'ruf, karena ia dapat menolak kematian yang
buruk, dan hendaklah kamu bersedekah secara tersembunyi, karena sedekah
tersembunyi akan memadamkan murka Allah Subhanahu wa Ta'ala.”
Di dalam sanad ini terdapat rawi yang bernama Juwaibir bin Sa'id Al Azdiy.
an-Nasa'i Daruquthni, dhl. mengatakan bahwa haditsnya ditinggalkan (matruk). Ibnu
Ma'in berkata, "la tidak ada apa-apanya", menurut Ibnu Ma'in ungkapan (tidak ada
apa-apanya) ini berarti ia tertuduh berdusta.
2. Hadis Majhul
Berasal dari kata = tidak diketahui, antonim dari kata ma'lum dimaklumi atau
diketahui. Dalam istilah adalah: Seorang perawi yang tidak dikenal jati diri dan
identitasnya Macam macam Hadis Majhul Al Ayn : seorang perawi disebutkan dalam
sanad tetapi tidak ada yang mengambil periwayatannya selain satu orang perawi.
Contoh:
“Qutaibah bin Sa'id menceritakan kepada kami, Ibnu Luhai'ah menceritakan kepada
kami, dari Hafsh bin Hasyim bin Utbah bin Abu Waqqash, dari Saib bin Yazid, dari
ayahnya, Yazid bin Sa'id al-Kindi”
C. Dhaif Sebab Cacat Ke-dhabithan3
1. Hadits Munkar
a. Pengertian

2 Khon Abdul Majid, Ulumul Hadis, Amzah, Jakarta, 2010.


3 Smeer Zeid B, Ulumul Hadis, Malang Press, UIN, 2008.

5
Kata munkar dari kata inkar yang artinya menolak atau hadis yang tidak
dikenal. Para ulama memberi batasan hadis munkar adalah hadis yang diriwayatkan
oleh rawi yang yang lemah yang menyalahi rawi yang kuat.
Dalam istilah ada berpendapat bahwa hadis munkar adalah hadist yang pada
sanadnya ada seorang perawi yang parah kesalahannya atau banyak kelupaan atau
nampak kefasikannya.
b. Contoh Hadis Munkar
‫)رواه ابن ابي‬ ‫من اقام الصلة واتْالزكاة وحجوصام وقرى الضْف )اضافِ واكرمِ(دخل الجنة‬
‫)حاتم‬
Artinya:
“Barang siapa yang mendirikan sholat, membayar zakat, mengerjakan haji,
berpuasa dan menghormati tamu, niscaya masuk surga.”(H.R Ibnu Abi Hatim)
Hadis di atas dikatakan berasal dari Rasulullah, dan diriwayatkan oleh Ibnu
Abi Hatim dari serangkaian rawi-rawi yang lemah. Ibnu Abi Hatim sendiri
memandang hadis tersebut sebagai hadis munkar, karena rawi-rawinya lemah dan
matannya berlainan dengan matan hadis-hadis yang lebih kuat.
2. Hadis Muallal
a. Pengertian
Dalam bahasa mu’allal berasal dari kata ‘illah yang diartikan al-maradh
yang artinya penyakit. Seolah-olah hadis ini terdapat penyakit yang membuat tidak
sehat dan tidak kuat. Para ulama memberi batasan hadis muallal adalah hadis yang
mengandung sebab-sebab tersembunyi dan cacat itu mengurangi atau
menghilangkan kesahihan suatu hadis. Jika cacat itu tidak tersembunyi dan tidak
mengurangi keabsahan suatu hadis tidak disebut ‘illah. Namun, bagi selain
muhadditsin ‘illah terkadang diartikan cacat secara umum dalam hadits. ‘illah bisa
terjadi pada sanad saja dan ini yang lebih banyak. Serta terjadi juga pada matan.
b. Contoh Hadits Mu’allal
‫ البْعا ن بالخْارمالم يتفرقا‬:‫قال رسول ل صّى ل َِّْ وسّم‬
Artinya:
“Rasulullah bersabda, “penjual dan pembeli boleh berkhiyar, selama mereka belum
terpisah.”
Hadis tersebut diriwayatkan oleh yala bin ubaid bersanad sufyan ats-Tsauri,
dari Amru bin Dinar, dari Ibnu Umar. Matan hadis diatas sahih, tetapi sanadnya

6
memiliki illat. Seharusnya bukan dari Amru bin Dinar melainkan dari Abdullah bin
Dinar.
Mengetahui illah hadis termasuk ilmu hadis yang sangat tinggi, karena tidak
semua orang mampu menyikap cacat yang tersembunyi dan tidak mudah
mengetahuinyakecuali bagi para ahli hadis yang memiliki ketajaman dan kejernihan
dalam berfikir. Diantara mereka Ibnu Al-Madini, Ahmad, Al-Bukhari, Abi Hatim
dan Ad-Daruquthni.
3. Hadis Mudraj
a. Pengertian
Hadis mudraj, dalam segi bahasa berarti hadis yang dimasuki sisipan. Dari
segi istilah hadis mudraj adalah hadis yang dimasuki sisipan, yang sebenarnya
bukan bagian dari hadis itu.
Sisispan itu bisa terjadi pada sanad, bisa pada matan, dan bisa pada
keduanya. Tambahan atau sisispan pada matan ini bisa terjadi pada awal, di tengah
atau di akhir matan, tetapi pada umumnya di akhir matan sekalipun kadang juga ada
di depan dan di tengah matan. Diantara faktor penyebab kemungkinan terjadinya
mudraj karena seorang perawi menjelaskan hukum syara’ yang berkaitan atau
istinbath hukum atau memberikan syarah lafaz hadis yang gharib(sulit dipahami).
Penjelasan dan syarah itu diduga oleh pendengar bahwa hal itu bagian dari hadis.
b. Contoh Hadis Mudraj
‫ انازَْم والزَْم الحمْل لمن ا من بي واسّم وجا هد في سبْل ل يبْت في‬:‫قال رسول ل صّى ل َِّْ وسّم‬
‫ريض الجنة‬.
Artinya:
“Rasulullah bersabda,”saya adalah zaim dan zaim itu adalah penanggung jawab
bagi orang yang beriman kepadaku, taat dan berjuang di jalan Allah, dia bertempat
tinggal di taman suraga.”(H.R Nasai)
Hadis tersebut diriwayatkan oleh Nasai, dan disebut hadis Mudraj, karena
ungkapan wajaimul hamilu ( ‫ )والزَْم الحمْل‬adalah sisipan, tidak berasal dari sabda
Rasulullah.Hukum periwayatan sisispan atau tambahan ke dalam hadis Mudraj
haram menurut ijma’ ulama kecuali jika dimaksudkan memberikan tafsir lafaz
hadis yang sulit dipahami maknanya
4. Hadis Maqlub
a. Pengertian

7
Dari segi bahasa, hadis Maqlub berarti hadis yang diputar balik. Dari segi
istilah hadis maqlub adalah hadis yang terjadi pemutar balikan pada matannya atau
pada nama rawi dalam sanadnya atau penukaran suatu sanad untuk matan yang lain.
Bila hadis yang sebenarnya diriwayatkan oleh kaab bin murrah (misalnya),
tetapi kaab bin murrah itu dibalik menjadi murrah bin kaab, maka hadis itu disebut
hadis maqlub.
b. Contoh Hadis Maqlub
‫م اذا امرتكم بشء فا’توه واذ نهْتكم َن شيء فاجتنبوه ما اشتطعتم‬. ‫قال رسول ل ص‬
(‫)رواه الطبرانى‬
Artinya:
“Rasulullah bersabda, “Apabila aku menyuruh kamu menerjakan sesuatu, maka
kerjakanlah dia; apabila aku melarang kamu dari sesuatu, maka jauhilah dia sesuai
dengan kesanggupanmu.”(H.R Thabrani)
Matan hadis diatas, merupakan pemutarbalikan. Berdasarkan hadis bukhari
dan Muslim, seharusnya hadis itu berbunyi:
‫ان ابي هريرت رضي ل َنِ قال‬: ‫ سمعت رسول ل ص‬. ‫ م‬: ‫ما نهْتكم انِ فا جتنبوه وما امرتكم بِ فا فعّوه‬
‫منِ ما استطعتم‬.
( ‫) رواه بخاري ومسّم‬
Artinya:
“Dari Abu Hurairah berkata, saya mendengar Rasulullah SAW bersabda,”Apa-apa
yang kami cegah dari kamu semua maka jauhilah dan Apa-apa yang kami
perintahkan kepadamu sekalian perbuatlah menurut kemampuan kalian.”(HR.
Bukhari-Muslim)
5. Hadis Mudhtharib
a. Pengertian
Mudhtharib goncang dan bergetar, seperti goncangannya ombak dilaut.
Kegoncangan hadis karena terjadi kontra antara satu hadis dengan hadis lain,
berkualitas sama dan tidak dapat dipecahkan secara ilmiah. Menurut istilah hadis
mudhtharib adalah hadis yang diriwayatkan pada beberapa segi yang berbeda, tetapi
sama dalam kualitasnya.
Hadis mudhtharib adalah hadis yang kontra antara satu dengan yang lain
tidak dapat dikompromikan dan tidak dapat ditarjihkan.
b. Contoh Hadis mudhtharib

8
Mudhtharib kebanyakan terjadi pada sanad dan sedikit pada matan. Contoh
mudhtharib pada sanad, seperti pada hadis Abu Bakar berkata: ya Rasulullah aku
melihat engkau beruban. Rasulullah menjawab: membuat surah Hud dan saudara-
saudaranya. (HR. At-Tirmidzi)
Ad-Daruquthni berkata: “Hadis ini mudhtharib, karena hanya diriwayatkan
melalui abu ishaq dan diperselisihkan dalam sekitar 10 segi masalah.diantara
mereka ada yang meriwayatkan secara mursal dan ada pula yang mawshul.
Contoh hadis mudhtharib dalam matan, seperti hadis yangdiriwayatkan oleh
At-Tirmidzi dari syarik dari Abu Hamzah dari Asy-Sya’bi dari Fatimah binti Qays
berkata: Rasulullah ditanya tentang zakat menjawab:
‫ان فى المال لحقا سوى‬
‫الزكاة‬
“Sesungguhnya pada harta itu ada hak selain zakat.”
Sementara pada riwayat Ibnu Majah melalui jalan ini Rasulullah bersabda:
Tidak ada hak pada harta selain zakat.
‫لْس فى المال حق سوى الزكاة‬
Al-Iraqi berkata:”hadis di atas terjadi idhthirab tidak mungkin dita’wilkan.” Hadis
pertama menyatakan adanya hak bagi harta selain zakat. Sementara hadis kedua
menyatakan sebaliknya, yakni tidak ada hak selain zakat.
b. Contoh Hadis Mushahhaf
Contoh hadis mushahhaf, hadis Nabi:
‫من صام رمضان واتبعِ ستامن شوال كان كصوم‬
‫الدهر‬
“barang siapa yang berpuasa yang berpuasa ramadhan dan diikuti dengan enam hari
dari bulan syawal, maka ia sama dengan berpuasa satu tahun.
Hadis ini di-tashhif-kan oleh Abu Bakar Ash-Shuli dengan ungkapan:
‫من صام رمضان واتبعِ شْئا من شوال كان كصوم‬
‫الدهر‬
Tashhif bisa terjadi karena pendengaran perawi yang yang kurang. Misalnya nama
‘Ashim Al-Ahwal ‫َاصم الحول‬diriwayatkan oleh sebagian oleh mereka dibaca
Washil Al-Ahdab ‫ واصل الحدب‬karena ada persamaan dalam notatau wazan dalam
ilmu shorof. Atau karena penglihatan yang kurang terang. Meskipun berbagai sebab
terjadinya Mushahhaf, tetapi yang umum adalah karena mengambil hadis dari isi
kitab hadis tidak bertemu langsung dengan syaikhnya.

9
6. Hadis Muharraf
a. Pengertian
Dalam bahasa arab muharraf berarti mengubah atau mengganti. Perubahan
yang terjadi pada hadis ini yaitu, perubahan itu berbentuk syakal/harakat
huruf.Definisi hadis muharraf dalam istilah yaitu hadis yang terdapat perbedaan di
dalamnya dengan mengubah syakal/harakat sedang tulisannya tetap.
b. Contoh Hadis Muharraf
Hadis jabir berkata:
َِّْ ‫رمي اابي يوم الحزاب َّى اكحِّ فكواه رسول ل صّى ا ل‬
‫وسّم‬
“Ubay di panah pada peperangan ahzab di urat lengannya maka Rasulullah
mengobati dengan besi panas.(HR.Ad-Daruquthni)
Hadis di atas di tahhrif oleh Ghandar pada kata Ubay menjadi Abi. Maksud
jabir menjelaskan yang terpanah pada peperangan ahzab adalah Ubay bin ka’ab
bukan ayahnya sendiri, bapaknya meninggal dunia pada perang Uhud sebelum
perang Ahzab.
7. Hadis Syadzdz
a. pengertian
Dari segi bahasa, hadis syadz berarti hadis yang ganjil. Para ulama memberi
batasan hadis syadz adalah hadis yang diriwayatkan oleh rawi yang dipercaya,
tetapi hadisnya itu berlainan dengan hadis-hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah
rawi yang juga dipercaya. Hadis tersebut mengandung keganjilan dibandingkan
dengan hadis-hadis lain yang kuat. Keganjilan itu bisa terjadi pada sanad, matan
atau pada keduanya.
b. Contoh
‫ يوم َرفة وايام التشريق ايام اكل وشرب)رواه‬:‫قال رسول ل صّى ل َِّْ وسّم‬
‫)موسى بن َّى‬
Artinya:
“Rasulullah bersabda, “Hari Arafah dan hari tasyrik adalah hari-hari makan dan
minum.”(HR. Musa bin Ali)
Hadis diatas diriwayatkan oleh Musa bin Ali bin Kubah dengan sanad dari
serentetan rawi yang dipercaya, namun matan hadistersebut ganjil ataupun rancu,
jika dibandingkan dengan hadis-hadis yang diriwayatkan oleh rawi-rawi yang juga

10
dipercaya. Pada hadis-hadis lain tidak dijumpai ungkapan ‫ يوم َرفة‬keganjilan hadis
di atas terletak pada adanya ungkapan tersebut.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hadits lemah atau Hadits Dha'if adalah hadits yang tidak memenuhi
persyaratan hadits shahih dan hasan. Hadits dhaif tidak sama dengan hadits
maudhu’, atau palsu. Hadits dhaif memang dinisbahkan kepada Rasulullah,
tetapi perawi haditsnya tidak kuat hafalan ataupun kredibilitasnya, atau ada
silsilah sanad yang terputus.
Kriteria hadits dhaif yaitu hadits yang kehilangan salah satu syaratnya
sebagai hadits shahih dan hasan. Dengan demikian, hadits dhaif itu bukan
tidak memenuhi syarat-syarat hadits shahih, juga tidak memenuhi persyaratan
hadits-hadits hasan. Para hadits dhaif terdapat hal-hal yang menyebabkan lebih
besarnya dugaan untuk menetapkan hadits tersebut bukan berasal dari
Rasulullah SAW.
Kehati-hatian dari para ahli hadits dalam menerima hadits sehingga
mereka menjadikan tidak adanya petunjuk keaslian hadits itu sebagai alas an
yang cukup untuk menolak hadits dan menghukuminya sebagai hadits dhaif.
Padahal tidak adanya petunjuk atas keaslian hadits itu bukan suatu bukti yang
pasti atas adanya kesalahan atau kedustaan dalam periwayatan hadits, seperti
kedhaifan hadits yang disebabkan rendahnya daya hafal rawinya atau
kesalahan yang dilakukan dalam meriwayatkan suatu hadits. Padahal
sebetulnya ia jujur dan dapat dipercaya. Hal ini tidak memastikan bahwa rawi
itu salah pula dalam meriwayatkan hadits yang dimaksud, bahkan mungkin
sekali ia benar. Akan tetapi, karena ada kekhawatiran yang cukup kuat
terhadap kemungkinan terjadinya kesalahan dalam periwayatan hadits yang
dimaksud, maka mereka menetapkan untuk menolaknya.
Demikian pula kedhaifan suatu hadits karena tidak bersambungnya
sanad. Hadits yang demikian dihukumi dhaif karena identitas rawi yang tidak
tercantum itu tidak diketahui sehingga boleh jadi ia adalah rawi yang dhaif.
Seandainya ia rawi yang dhaif, maka boleh jadi ia melakukan kesalahan dalam
meriwayatkannya. Oleh karena itu, para muhadditsin menjadikan
kemungkinan yang timbul dari suatu kemungkinan itu sebagai suatu
pertimbangan dan menganggapnya sebagai penghalang dapat diterimanya
suatu hadits. Hal ini merupakan puncak kehati-hatian yang kritis dan ilmiah.

12
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Muhammad dan mudasir, Ulimul Hadis, CV Pustaka Setia, Bandung,
2004.
Khon Abdul Majid, Ulumul Hadis, Amzah, Jakarta, 2010.
Smeer Zeid B, Ulumul Hadis, Malang Press, UIN, 2008.

13

Anda mungkin juga menyukai