Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH STUDI HADIST

HADIST DHAI’F
DOSEN PENGAMPU :
MAKALAH STUDY HADIST
HADIST DHAI’F
DOSEN PENGAMPU :

KELOMPOK
SAHLANI ADILA PUTERI (
THALIA SALSABILLA ( 12280323426 )
YENNI SELVIA (

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah membeikan rahmat serta karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Hadist Dhai’f “ tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Study
Hadist yang diampuh oleh Bapak …….. Selain itu, makalah ini juga betujuan untuk menambah
wawasan tentang hadist dhai’f bagi para pembaca dan juga penulis.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh
karena itu, penulis menerima kritik dan juga saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru,14 oktobe 2022

penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Al-Qur’an merupakan sumber hukum islam yang pertama sedangkan hadist


merupakan sumber hukum islam yang kedua. Al-Qur’an sebagai sumbe hukum
islam yang pertama( pokok ) banyak mengandung ayat-ayat yang bersifat global.
Oleh karena itu hadist berfungsi sebagai penjelas dari ayat-ayat tersebut. Umat
manusia akan kesulitan dalam menangkap dan merealisasikan hukum-hukum yang
terkandung didalam Al-Qur’an secara mendalam tanpa hadist.

Hadist mempunyai fungsi dan kedudukan yang besar tetapi tidak sebesar
seperti Al-Qur’an. Dengan seiring perkembangan zaman,banyak hadist-hadist yang
muncul sehingga kita perlu mempelajari ilmu tentang hadist dan pembagian hadist.
Macam-macam hadist diantaranya hadist shahih, hadist hasan dan hadist dhai’f.

Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas mengenai “ Hadist Dhai’f “
yang dimaksudkan agar kita lebih mengetahui arti dari hadist dhai’f, pembagian
pembagian dari hadist dhai’f dan juga sebab-sebab hadist menjadi dhai’f.

B. Rumusan Masalah

 Apa pengertian dari hadist dhai’f?


 Apa saja pembagian-pembagian dari hadist dhai’f?
 Apa yang menyebabkan hadist hadist menjadi dhai’f?

C. Tujuan Penelitian

 Untuk mengetahui perngertian dari hadist dhai’f


 Untuk dapat menyebutkan pembagian pembagian dari hadist dhai’f
 Untuk dapat memaparkan apa yang menyebabkan hadist hadist
menjadi dhai’f
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hadist Dhai’f


Kata dhai’f menurut bahasa berarti “lemah”,sebagai lawan dari qawi
(yang kuat).Sebagai lawan kata dari shahih,kata dhai’f juga berarti saqim
(orang yang sakit). Maka sebutan hadist dhai’f secara bahasa berarti hadis
yang lemah,yang sakit dan yang tidak kuat.
Secara terminologis,para ulama mendefinisikan dengan redaksi yang
beragam. Imam al Nawawi seperti yang dikutip Jamaluddin al-Qasimi
mendefinisikan hadist dhai’f dengan hadist yang didalamnya tidak terdapat
syarat-syarat hadis shahih dan syarat-syarat hadis hasan. Muhammad ‘Ajjaj
al-Khathib menyatakan bahwa definisi hadis dhai’f adalah segala hadis yang
didalamnya tidak terkumpul sifat-sifat maqbul.
Dengan kaidah ini, sesungguhnya suatu hadis dianggap dhai’ f selama
belum dapat dibuktikan keshahihannya atau kekhasanannnya.
B. Pembagian hadist dhai’f

1. Hadist dhai’f karena sanadnya terputus


Terputusnya atau gugurnya suatu sanad, mungkin berada diawal
sanad,mungkin dipertengahan,mungkin diakhirnya dan mungkin
seluruhnya,serta masih banyak lagi kemungkinan letak terputusnya
sanad. Dalam pembagian ini terdapat 5 macam yaitu :

 Hadis Mu’allaq
Hadis Mu’allaq adalah hadis yang terputus di awal sanad. Kata mu’allaq
secara bahasa berarti tergantung. Secara terminologis, kata mu’allaq
adalah hadis yang periwayatnya diawal sanad gugur atau terputus seorang
atau lebih secara berurut. Patokan tentang katerputusannya terletak pada
awal sanad baik seorang periwayat atau lebih. Jika lebih,maka
keterputusan itu harus secara berurutan. Ini berarti, seandanya yang
terputus bukan di awal sanad atau berapa periwayat yang gugur tidak
secara berurutan, maka hadis itu tidak dinamakan hadis mu’allaq.Hadis
mu’allaq disebut hadis dhai’f karerna rangkaian sanadnya hilang atau
terputus,sehingga tidak diketahui identitas dan kualitas para periwayat
yang sesungguhnya.

 Hadis Munqathi’
Kata munqathi’ berasal dari bentuk verbal inqatha’a yang berarti
berhenti,kering,patah,pecah,atau putus.Secara istilah hadis munqathi’
adalah hadis yang ditengah sanadnya ada periwayatnya yang gugur
seorang atau dua orang tidak secara berurutan.
Keterputusan pada hadis munqathi’menurut para ulama hadis,dapat
terjadi pada thabaqat (generasi) kedua,ketiga atau keempat,satu orang
atau lebih tetapi tidak berturut-turut.Jika terputus pada generasi
pertama,hadisnya disebut mursal dan jika berturut-turut pada generasi
kedua,ketiga atau keempat,maka hadisnya dinamakan mu’dhal.
Untuk mengetahui keterputusan sanad( al-inqitha’) pada hadis munqathi’
dapat diketahui dengan tiga cara,yaitu :
a. Dengan jelas,yaitu periwayat yang meriwayatkan hadis dapat
diketahui dengan pasti tidak sezaman dengan guru yang memberikan
hadis kepadanya atau ia hidup sezaman dengan gurunya. Tetapi,tidak
mendapat izin ( ijazah) untuk meriwayatkan hadisnya. Hal ini dapat
dilihat dari tahun lahir dan atau wafat mereka.
b. Dengan samar-samar,yaitu karena tidak ada tahun lahir dan atau tahun
wafaft peiwayat,maka keterputusan hadis munqathi’ hanya diketahui
oleh orang yang ahli saja.
c. Dengan komparasi,yaitu dengan memperbandingkan hadis-hadis
dengan hadis lain yang senada sehingga diketahui apakah hadis
tertentu munqathi’atau bukan.

 Hadis Mu’an’an dan muannan


Kata al-mu‘an’an merupakan bentuk maf’ul dari kata an’ana yang
berarti periwayat berkata,’an’an ( dari…..dari…). Secara bahasa,berarti
penyataan peiwayat,si A dari si B.. Kata al-muannan berasal dari kata
annana yang berarti peiwayat berkata: ana (bahwa) yang menunjukkan
bahwa periwayat meriwayatkan hadis dari peiwayat lain dengan
menggunakan metode anna.
Jummur ulama hadis,fiqih dan ushul berpendapat bahwa hadist al-
mu’an’an mustahil dengan berapa syarat,dua syarat diantaranya
disepakati,yatu:
a. Hadis al-mu’an’an tidak mengandung tadlis
b. Terdapat kemungkina peiwayat yang meriwayatkan secara al-
mu’an’an bertemu dengan periwayat yang hadisnya diriwayatkan
secara al,anah

Adapun syarat yang tidak disepakati diantaranya :

a. Abu al-muzhaffar al sam,ani mengharuskan keduanya telah lama


besahabat
b. Abu’Amr al-Dani berpendapat bahwa ia harus mengetahui hadis yang
diriwayatkannya.

Para ulama menghukumi hadis al-muannan sama dengan hadis al-mi’an’an.


Kedua hadis tersebut sama-sama berstatus munqathi’ jika tidak memnuhi
pesyaratan tersebut dan bekualitas dhai’f.

 Hadis mu’dhal
Kata mu’dhal berasal dari kata kerja ‘adhala yang berarti melemahkan,
menutup rapat,atau menjadikan bercatat.Kata mu’dhal digunakan untuk
jenis hadis tertentu karena pada hadis itu ada bagian sanadnya yang
lemah,tertutup,atau bercacat. Secara terminology,hadis mu’dhal adalah
hadis yang gugur dua orang sanadnya atau lebih secara berturut turut
Kriteria hadis mu’adhal adalah :
a. Sanadnya yang gugur (terputus) lebih dari satu orang
b. Keputusan secara berturut-turut
c. Tempat keterputusan ditengah sanad,bukan diawal atau terakhir.

 E. Hadis Mursal
Kata mursal secara bahasa berarti lepas atau terceraikan dengan cepat
atau tanpa halangan. Secara terminologis, mayoritas ulama hadis
mendefinisikan hadis mursal dengan hadis yang disandarkan langsung
kepada Nabi oleh seorang tab’i ,baik tab’i besar maupun tab’i kecil,tanpa
terlebih dahulu disandarkan kepada sahabat Nabi.

 Hadis mawquf dan hadis maqthu’


Hadis mawquf adalah hadis yang disandarkan kepada sahabat nabi atau
hadis yang diriwayatkan dari para sahabat berupa perkataan,perbuatan
atau persetujuannya. Kata mawquf berasal dari kata waqafa-yaqifu yang
berarti dihentikan atau diwakafkan.
Ibn al-Shalah membagi hadis mawquf menjadi 2 yaitu
a. Mawquf mawshul yaitu hadis mawquf yang sanadnya bersambung
sampai kepada sahabat sebagai sumber hadis
b. Mawquf ghayr mawshul yaitu hadis mawquf yang sanadnya tidak
bersambung

Hadis maqthu’ berasal dari kata qatha’a ( memotong) lawan kata washala
( menghubungkan). SEcara istilah berarti hadis yang disandarkan kepada seorang
tabi’in atau sesudahnya baik pekataan maupun pebuatan atau hadis yang
diriwayatkan dari para tabi’in berupa perkataan,pebuatan atau ketetapan. Disebut
maqthu’ karena hadis itu terpotong, yaitu sandarannya dipotong hanya sampai pada
tabi’in.
2. Hadis karna periwayatnya tidak adil

A. Hadis Maudhu’
Hadis maudhu’adalah hadis dusta yang dibuat-buat dan dinisbakan kepada
Rasulullah. Secara bahasa,maudhu’ berarti sesuatu yang digugurkan ( al-
masqath) yang ditinggalkan ( al-matruk) dan diada-adakan ( al-muftara).
Menurut istilah,hadis maudhu’ adalah pernyataan yang dibuat seseorang
kemudian dinisbahkan pada Nabi SAW.

Anda mungkin juga menyukai