Dosen pengampu :
Nandi Pinto, S.Th.I,M.Ag
Disusun Oleh :
KELOMPOK 4
Puji syukur kita ucapkan kepadaa Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta
Karunia-Nya sehingga kami kelompok 4 dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul
“Hadist Yang Tertolak : Dhaif dan Klasifikasinya “. Shalawat serta salam tercurah keoadaa Nabi
Muhammad SAW yang telah memberikan dua pedoman hidup yakni al-Qur`an dan hadits.
Tujuan utama dalam penulisan ini adalah untuk memudahkan mahasiswa dalam
mendapatkan bahan-bahan kuliah dan diskusi kelas dengan materi yang lebih terarah.Secara
khusus penulisan tugas ini didasarkan tuntutan silabus atau RPS Pengantar Studi Al-Qur`an dan
Hadits dalam mata kuliah.
Kemudian kami ucapkan terima kasih kepada bapak Nandi Pinto Amrizal, S,Th.I,M.Ag
sebagai dosen pengampu mata kuliah ini yang telah memberikan saran dan bantuannya
sehingga makalah ini dapat selesai tanpa ada halangan.
Kami menyadari bahwa makalah yang sudah kami selesaikan jauh dari kata sempurna, karena
itu tanggapan,saran,kritik atau komentar lain dari teman-teman, dosen, dan para pembaca
pada umumnya sangat diharapkan demi mendapatkan perbaikan-perbaikan.Demikian terima
kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Menjelaskan definisi hadits dha`if.
2. Menguraikan klasifikasi hadits dha`if.
3. Menjelaskan macam-macam hadits dha`if berdasarkan cacat rawinya.
BAB II
PEMBAHASAN
Hadits dha’if adalah bagian dari hadits mardud. Dari segi bahasa dhaif berarti lemah
lawan kata dari al-qawi = kuat. Kelemahan hadits dhaif ini disebabkan karena sabad
dan matannya tidak memenuhu kreteria hadits kuat yang diterima sebagai hujjah.
Sedangkan menurut istilah hadits dhaif adalah
هو ما لم يجمع صفة الحسن بفقد شرط من شروطه
Adalah hadits yang tidak menghimpun sifat hadits hasan sebab satu dari beberapa
syarat yang tidak terpenuhi.
Menurut mayoritas ulama’ hadits dha’if adalah:
هو ما لم يجمع صفة الحسن و الصحيح
Hadits yang tidak menghimpun sifat hadits hasan dan shahih
Jadi hadits dha’if adalah hadits yang tidak memenuhi sebagian atau semua persyaratan
hadits hasan dan shahih, misalnya sanadnya tidak bersambung (munfashil), para
perawinya tidak adil dan tidak dhabith, terjadi keganjalan baik dalam sanad atau matan
dan terjadinya cacat yang tersembunyi pada sanad dan matan.
Macam-macam cacat yang menjadi penyebab kedha’ifan hadits diantaranya:
1. Sebab pengguguran sanad : Mursal, Munqathi’, Mu’adhal,
Mu’alaq, Mudallas
2. Sebab cacat perawi
a. Cacat keadilan : Mawdhu’, Matruk, Majhul
b. Cacat ke-dhabit-an: Munkar, Mu’allal, Mudarraj, Mutharib, Maqlub,
Muharraf, Mushahhaf, Syadz
Namun penulis disni akan menjelaskan tentang hadits dha’if yang
ditinjau dari pengguguran sanad yang jumlahnya ada 5. Penulis disini
akan memaparkan pengertian, pembagian, contoh dan hokum hadits
dhoif yang ditinjau dri segi gugurnya sanad.
A. HADITS MU’ALLAQ
1. Pengertian
Menurut bahasa mu’allaq berasal dari kata عل!ق يعل!!ق تعلق!ا فه!!و معلقdengan makna
bergantung. Dinamakan hadits mu’allaq karena sanadnya bersambung ke arah atas
dan terputus kearah bawah. Maka seolah seperti suatu benda yang bergantung pada
atap rumah atau sesame. Menurut istilah hadits mu’allaq adalah:
الذى يسقط من اول سنده راو فاكثر
“Hadits yang gugur rawinya, seorang atau lebih dari awal sanad”.
ما حذف من اول السند راو هو اكثر على التوالى
Hadits yang dibuang pada awal sanad seorang perawi atau lebih secara berturut-turut.
Jadi hadits mu’allaq adalah hdits yang sanadnya bergantung karena dibuang dari awal
sanad seorang perawi atau lebih secara berturut-turut. Dengan demikian hadits
mua’llaq bisa jadi yang dibuang semua sanad dari awal sampai akhir kemudia berkata:
rasulullah SAW bersabda:…. Atau dibuang sanad selain shahabat atau selain tabiin
dan sahabat.
2. Contoh Hadits Mu’alaq
من صلى بعد المغرب عشرين ركعة بنى هللا ل!!ه بيت!!ا: وقد روي عن عا ئشة عن النبي صلى هللا عليه وسلم قال:قال ابوا عيسى
في الجنة
Abu isa telah berkata dan sesungguhnya telah diriwayatkan dari aisyah, dari nabi
Muhammad SAW bersabda: barang siapa sholat sesudah maghrib duapuluh rakaaat
maka Allah akan mendirikan baginya sebuah rumah disurga .
Keterangan:
Kalau diuraikan sanadnya adalah sbb:
a. Abu Isa
b. Aisyah
c. Rasulullah SAW
Imam tirmidzi sebenaranya tidak perna bertemu dan tidak sezaman dengan aisyah.
Jadi antara kedua itu ada beberapa orang rawi lagi. Karena tidak disebutkan rawi-
rawinya, maka dia gugur seolah-olah hadits itu tergantung . dengan demikian disebut
dengan hadits mu’alaq.
3.Hukum Hadits Mu’allaq
Hadits mu’allaq adalah hadits yang mardud karena gugur dan hilang salah satu
syarat diterimanya suatu hadits yaitu brsambungnya sanad, dengan cara
menggugurkan seorang atau lebih dari sanadnya tanpa dapat kita ketahui keadaannya.
Oleh karena itu para ulama’ berpendapat :
A. Jika diriwayatkan dengan tegas dan jelas yakni dengan sighot jazm (kata kerja
aktif) seperti قال ذكر حكيMaka haditsnya dihukumi shohih
b. Jika diriwayatkan dengan sigjot tamridh (kata kerja pasif) maka dihukumi tidak shohih
saja tapi adakalanya shahih, hasan, dan dhoif. Namun dalah shahih tidak ada yang
lemah dan sanadnya bersambung seperti hasil penelitian ibnu hajar al-asqolani.
B. HADITS MURSAL
1. Pengertian
Menurut bahasa mursal dari kata ارسل يرسل ارساال مرسلdengan makna terlepas atau
bebas tanpa ikatan. Hadist dinamakan mursal karena sanadnya ada yang terlepas
dikalangan sahabat atau tabi’in.
Sedangkan menurut istilah ada beberapa pendapat tentang pengertian hadits ini, yaitu
sebagai berikut :
b. Mursal Shahaby
Mursal artinya terputus sedangkan shahabyartiny seorang sahabat. Maka mursal
shahby menurut ilmu hadits adalah suatu hadits atu riwayat yang diceritakan oleh
seorang sahabat, tetapi ia sendiri tidak mendengar ucapan itu, atau tidak menyaksikan
kejadian yang ia ceritakan. Atau pemberitaan sahabat yang disandarkan kepada nabi,
tetapi ia tidak mendengar atau menyaksikan sendiri apa yang ia beritakan, karena
disaat rasulullah saw. Hidup ia masih kecil atau terahir masuknya agama islam .
Lebih tegasnya dapat dikatakan mursal shahaby adalah:
رواية الصحابي ما لم يدركه او يحضره عن النبي صلى هللا عليه و سلم
Yiatu “Periwayatn sahabat pada sesuatu yang ia tidak bertemu atau tidak hadirnya
dari Nabi Muhammad SAW”
c. . Mursal Jaly
Mursal artinya yang terputus, Jaly artinya yang terang, yang jelas dan nyata. Maka
mursal jaly dalam ilmu hadits adalah satu hadits yang diriwayatkan seorang perawi dari
seorang syaih (guru) tetapi guru ini tidak semasa dengannya
D. Mursal Khafi
Khafi artinya yang tersembunyi atau yang tidak nyata. Maka mursala khafi adalah :
هو رواية من عاصر التبعي صحابيا ولكنه لم يسمع حديثاو لم يلتقيا منه
Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh tabi’I dimana tabi’I yang meriwayatkan hidup
sezaman dengan sahabat, tapi ia tidak pernah mendengar sebuah hadits pun darinya
dan tidak pernah berjumpa dengannya. Untuk mengetahui mursal khafi ini harus melalui
keterangan sebagian imam bahwa seorang perawi ini tidak pernah bertemu dengan
orang pembawa berita atau tidak pernah mendengar secara mutlak atau dari
pengakuan sang perawi sendiri bahwa dirinya tidak penah bertemu atau mendengar
dari pembawa berita.
3. Contoh Hadits Mursal
a. Mursal Tabi’i
Dari ibnu sa’ad berkata: memberitakan kepada kami waki’ bin al-jarrah, memberitakan
kepada kami Al-A’masyi dari Abu Sholih berkata: Rasulullah SAW bersabda: wahai
manusia sesunggunya aku sebagai rahmat yang dihadiahkan.
Dari hadits tersebut diketahui bahwa Abu Sholih Al-Saman Al-Zayyat adalah seorang
tabi ’in, dia menyandarkan hadits tersebut dari nabi Muhammad SAW tanpa
menjelaskan perantara sahabat yang menghubungkan kepada Rasulullah SAW. Maka
hadits ini dinamakn Hadits Mursal Tabi’i.
b. Mursal Shahaby
) وبرز وظاهر (البخارى: انا اسمع – قال اشهد علي بدرا؟ قال-عن ابي اسحاق سأل رجل البراء
Dari abi ishaq (Ia berkata), seorang laki pernah bertanya kepada baraa’ sedang
saya mendengarkan. Orang itu, adakah ali ikut dalam peperangan badar? Jawab
baraa’, “YA, bahkan ia berperang tanding dan memakai dua lapis baju besi”.
Keterangan:
1. Dalam riwayat tersebut baraa’ adalah shabat rasulullah saw. Ia tidak turut
berperang badar tapi ia berkata kepada orang “YA”, bahkan ali berperang tanding
dalam peperangan tersebut
2. Oleh karena baraa’ tidak ikut, tentulah ia mengetahiu ali itu berperang dari para
sahabat yang ikut dalam berperang atau boleh juga ia mendengar hal ali tersebut dari
rasulullah SAW.
3. Maka jalan riwayat tersebut dinamakan Mursal Shahaby
c. Mursal Jaly
هppلى هللا عليpp قال رسول هللا ص: ثنا هشيم عن داؤد بن عمرو عن عبد هللا بن أبي زكاريا عن ابي درداء قال: حدثنا مسدد قال
)وسلم انكم تدعون يوم القيامة باسمائكم واسماء ابائكم فاحسنوا اسمائكم (ابو داؤد
Abu Daud berkata: telah menceritakan kepada kami musaddad, ia berkata, telah
menceritakan kepada kami, husyain, dari daud ibn amr dari Abdullah ibn abi Zakaria,
dari adib darda, ia berkata, telah bersabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya kamu
akan dipenggal pada hari kiamat dengan nama-nama kamu dan dengan nam-nam
bapak kamu. Oleh karena itu perbaguslah nama-nama kamu.
Keterangan:
1. Secara sederhana susunan abu daud adalah sbb:
a. Abu daud
b. Musaddad
c. Husyaim
d. Daud ibn Amr
e. Abdullah Ibn Zakiaria
f. Abu Darda’
g. Rasulullah SAW.
2. Sanad ini dikatakan putus karena Abdullah € dan abu darda’ (F) tidak semasa.
Sebab abu darda’ meninggal tahun 32 H. yaitu pada massa kholifah Utsman bin Affan.
Sedangkan Abdullah ibn Abi Zakaria wafat pada tahun 117.
D. Mursal Khafi
قد قامت الصالة نهض و كبر: عن العوام بن الحوشب عن عبد هللا بن ابي اؤف كان النبي اذا قال بالل
Dari al-awam ibn hausyab dari Abdullah ibn ibi auf berkata adalah nabi ketika bilal
membaca telah berdiri sholat, maka beliu bergerak dan takbir.
Dari periwayatan diatas al-awam tidak bertemu dengan Abdullah ibn abi auf padahal
mereka hidup semasa. Untuk mengetahui mursal khafi ini yakni melalui keterangan
sebagai imam bahwa seorang perawi ini tidak pernah bertemu dengan pembawa berita
atau tidak pernah mendengar atau pengakuan perawi sendiri bahwa ia tidak pernah
bertemu dengan pembawa berita.
4. Hukum Hadits Mursal
a. Jumhur ahli hadits dan ahli fiqh berpendapat bahwa hadits mursal adalah dhaif dan
dianggap sebagai hadits yang mardud, karena tidak diketahui kondisi perawinya.
b. Pendapat lain mengatakan bahwa hadits mursala adalah shahih dan dapat
dijadikan sebagai hujjah, trlebih lagi jika tabi’in tidak merwayatkannya kecuali dari
orang-orang yang tsiqah dan dapat dipercaya. Pendapat ini yang masyhur dalam
madzhab maliki, abu hanifah.
c. Imam syafi’I berpendapat bahwa hadits-hadits mursal pada tani’in senior dapat
diterima apabila terdapat hadits mursala dari jalur lain meskipun mursal juga, atau
dibantu dengan perkataan sahabat.
Kemudian imam syafi’I juga menjelaskan beberapa syarat hadits mursal yang dapat
diterima dan dijadikan hujjah. Sedangkan syaratnya ada 4, yang 3 berkaitan dengan
periwayat yang me-mursal-kan hadits dan yang satu berkaitan dengan matan hadisnya.
Yaitu sebagai berikut:
1. Perawi yang me-mursal-kan hadits adalah seorang yang senior/kibar al-tabi’in
2. Perawi seorang yang tsiqah
3. Perawi tidak menyalahi para huffad yang amanah
4. hadisnya diriwayatkan melalui jalan sanad yang lain dan sesuai dengan perkataan
sahabat serta sesuai dengan fatwa mayoritas ahli ilmu hadits.
5. Contoh Kitab/Buku Hadits Mursal
a. al-Marasil, karya abu daud
b. Al-Marasil, karya Ibnu Abu Hatim
c. Jami’ Al-Tash’hil Li Ahkam Al-Marasil, karya Al-Ala’i
d. Al-Tafshil Li Mubham Al-Marasil, karya Al-Khatib.
C. HADITS MUDALLAS
1. Pengertian
Kata mudallas adalah bentu isim maf’ul dari kata:
يدلس – تدليسا فهو مدلس وذك مدلس-دلس
Dalam bahasa arab kata al-tadlis diartikan menyimpan atau menyembunyikan cacat
barang dagangan dari pembelinya. Sedangkan menurut istilah hadits mudallas adalah:
اخفاء عيب فى االسناد وتحسين لظاهره
“Menyembunyikan cacat dalam isnad dan menampakan (periwayatan) yang baik”
Maksud dari kata menampakn periwayatan yang bagus adalah menggunakan
ungkapan periwayatan yang tidak tegas bahwa ia mendengar dari penyampai berita.
Hadits mudallas sama dengan hadits mursal khofi. Letak perbedaannya sangat kecil.
Jika perawinya itu hidup semasa dan pernah bertemu dengan pembawa berita tetepi
tidak pernah mendengar hadits dari padanya. Kemudian ia meriwayatkan suatu hadits
yang sebenarnya ia tidak mendengarkannya secara langsung dengan ungkapan dan
kata-kata yang tidak jelas seperti qala fulan atau‘an fulan maka haditsnya disebut
mursal khafi. Sedangkan jika perawi hidup semasa, pernah bertemu dan
mendengarkan beberapa hadits dari penyampai berita, kemudian ia meriwayatkan
suatu hadits yang sebenarnya ia tidak mendengar langsung dengan ungkapan kata
yang tidak jelas, maka haditsnya disebut hadits mudallas.
Hadits mudallas yang dikendaki dalam ilmu hadits adalah:
ما روي على وجه يوهم انه ال عيب فيه
“Hadits yang diriwayatkan menurut cara yang diperkirakan bahwa hadits tersebut tidak
bernoda’
2. Pembagian Hadits Mudallis
a. Tadlis Isnad
Mudallas artinya yang ditutup sedangkan isnad artnya menyandarkan sesuatu kepada
yang lain. Menurut istilah tadlis isnad adalah:
ان يروي الراوي عمن لقيه ما لم يسمعه منه موهما سماعه
Yaitu seorang perawi yang meriwayatkan suatu hadits yang ia tidak mendengarnys dari
seseorang yang pernah ia temui dengan cara yang menimbulkan dugaan bahwa ia
mendengarnya .
Maksud definisi diatas adalah seorang perawi meriwayatkan sebagian hadits yang telah
ia dengar dari seorang syaikh, tetapi hadits yang di-tadlis-kan ini memang tidak
mendengar dirinya, ia mendengar dari syaikh lain yang mendengar dari padanya.
Kemudian syaikh ini digugurkan dalam periwayatan dengan menggunaka ungkapan
yang seolah-olah ia mendengar dari syaikh pertama tersebut.
Kemudian tadlis isnad ini dibagi menjadi dua lagi, yaitu:
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa banyak sekali macam-macam hadits dhaif
(lemah) baik ditinjau dari segi sanad ataupun yang lainnya. Tetapi meskipun demikian
hadits yang shahih dan hasan lebih banyak dari pada yang dha’if yang dapat kita
amalkan dalam kehidupan kita sehari hari.
DAFTAR PUSTAKA