Anda di halaman 1dari 15

HADIS YANG TERTOLAK : DHAIF DAN KLASIFIKASINYA

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pengantar Studi Al-Qur`an dan Hadits

Dosen pengampu :
Nandi Pinto, S.Th.I,M.Ag

Disusun Oleh :
KELOMPOK 4

FEBI FARISKA (2216050005)


HARMANIDA (2216050008)
AISYAH DANIEL ( 2216050012)
SHERLY YUNISALMULIA ( 2216050031)
HANA TASYA FAHIRA (2216050038)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH A


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
2022 M/1444 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepadaa Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta
Karunia-Nya sehingga kami kelompok 4 dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul
“Hadist Yang Tertolak : Dhaif dan Klasifikasinya “. Shalawat serta salam tercurah keoadaa Nabi
Muhammad SAW yang telah memberikan dua pedoman hidup yakni al-Qur`an dan hadits.
Tujuan utama dalam penulisan ini adalah untuk memudahkan mahasiswa dalam
mendapatkan bahan-bahan kuliah dan diskusi kelas dengan materi yang lebih terarah.Secara
khusus penulisan tugas ini didasarkan tuntutan silabus atau RPS Pengantar Studi Al-Qur`an dan
Hadits dalam mata kuliah.
Kemudian kami ucapkan terima kasih kepada bapak Nandi Pinto Amrizal, S,Th.I,M.Ag
sebagai dosen pengampu mata kuliah ini yang telah memberikan saran dan bantuannya
sehingga makalah ini dapat selesai tanpa ada halangan.
Kami menyadari bahwa makalah yang sudah kami selesaikan jauh dari kata sempurna, karena
itu tanggapan,saran,kritik atau komentar lain dari teman-teman, dosen, dan para pembaca
pada umumnya sangat diharapkan demi mendapatkan perbaikan-perbaikan.Demikian terima
kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hadits merupakan jitab yang berisi berita tentang saabda,sikap dan


perilaku Nabi Muhammad Saw sebagai Rasul.Berita tersebut didapat sewaktu
para sahabat Bersama Nabi.Kemudian berita tersebut di sampaikan kepada para
sahabat yang lain yang tidak mengetahui.Dalam ilmu hadits,hadits memiliki
klasifikasi yaitu hadits shahih,hadits hasan,dan hadits dha`if.
Disini penulis hanya membahas hadis dha`if yang merupakan hadits yang
lemah diantara hadits lainnya .Hadits dha`if juga memiliki banyak macam
ragamnya atau mempunyai perbedaan drajat satu sama lain,disebabkan banyak
atau sediktnya syarat-syarat hadits shohih yang tidak terpenuhi.
Hadits dha`if memiliki klasifikasi juga seperti klasifikasi hadits dha`if
berdasarkan cacat sanad dan hadits dha`if berdasarkan cacat pada matan.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian Hadits Dha`if dn bagaimana klasifikasi Hadits Dha`if ?


2. Apa saja macam-macam hadits dha`if yang disebabkan gugurnya rawi dan
cacat pada rawi atau matan ?
3. Bagaimana silsilah Hadits Dha`if ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Menjelaskan definisi hadits dha`if.
2. Menguraikan klasifikasi hadits dha`if.
3. Menjelaskan macam-macam hadits dha`if berdasarkan cacat rawinya.

BAB II
PEMBAHASAN
Hadits dha’if adalah bagian dari hadits mardud. Dari segi bahasa dhaif berarti lemah
lawan kata dari al-qawi = kuat. Kelemahan hadits dhaif ini disebabkan karena sabad
dan matannya tidak memenuhu kreteria hadits kuat yang diterima sebagai hujjah.
Sedangkan menurut istilah hadits dhaif adalah
‫هو ما لم يجمع صفة الحسن بفقد شرط من شروطه‬
Adalah hadits yang tidak menghimpun sifat hadits hasan sebab satu dari beberapa
syarat yang tidak terpenuhi.
Menurut mayoritas ulama’ hadits dha’if adalah:
‫هو ما لم يجمع صفة الحسن و الصحيح‬
Hadits yang tidak menghimpun sifat hadits hasan dan shahih
Jadi hadits dha’if adalah hadits yang tidak memenuhi sebagian atau semua persyaratan
hadits hasan dan shahih, misalnya sanadnya tidak bersambung (munfashil), para
perawinya tidak adil dan tidak dhabith, terjadi keganjalan baik dalam sanad atau matan
dan terjadinya cacat yang tersembunyi pada sanad dan matan.
Macam-macam cacat yang menjadi penyebab kedha’ifan hadits diantaranya:
1. Sebab pengguguran sanad : Mursal, Munqathi’, Mu’adhal,
Mu’alaq, Mudallas
2. Sebab cacat perawi
a. Cacat keadilan : Mawdhu’, Matruk, Majhul
b. Cacat ke-dhabit-an: Munkar, Mu’allal, Mudarraj, Mutharib, Maqlub,
Muharraf, Mushahhaf, Syadz
Namun penulis disni akan menjelaskan tentang hadits dha’if yang
ditinjau dari pengguguran sanad yang jumlahnya ada 5. Penulis disini
akan memaparkan pengertian, pembagian, contoh dan hokum hadits
dhoif yang ditinjau dri segi gugurnya sanad.
A. HADITS MU’ALLAQ
1. Pengertian
Menurut bahasa mu’allaq berasal dari kata ‫ عل!ق يعل!!ق تعلق!ا فه!!و معلق‬dengan makna
bergantung. Dinamakan hadits mu’allaq karena sanadnya bersambung ke arah atas
dan terputus kearah bawah. Maka seolah seperti suatu benda yang bergantung pada
atap rumah atau sesame. Menurut istilah hadits mu’allaq adalah:
‫الذى يسقط من اول سنده راو فاكثر‬
“Hadits yang gugur rawinya, seorang atau lebih dari awal sanad”.
‫ما حذف من اول السند راو هو اكثر على التوالى‬
Hadits yang dibuang pada awal sanad seorang perawi atau lebih secara berturut-turut.
Jadi hadits mu’allaq adalah hdits yang sanadnya bergantung karena dibuang dari awal
sanad seorang perawi atau lebih secara berturut-turut. Dengan demikian hadits
mua’llaq bisa jadi yang dibuang semua sanad dari awal sampai akhir kemudia berkata:
rasulullah SAW bersabda:…. Atau dibuang sanad selain shahabat atau selain tabiin
dan sahabat.
2. Contoh Hadits Mu’alaq
‫ من صلى بعد المغرب عشرين ركعة بنى هللا ل!!ه بيت!!ا‬: ‫ وقد روي عن عا ئشة عن النبي صلى هللا عليه وسلم قال‬:‫قال ابوا عيسى‬
‫في الجنة‬
Abu isa telah berkata dan sesungguhnya telah diriwayatkan dari aisyah, dari nabi
Muhammad SAW bersabda: barang siapa sholat sesudah maghrib duapuluh rakaaat
maka Allah akan mendirikan baginya sebuah rumah disurga .
Keterangan:
Kalau diuraikan sanadnya adalah sbb:
a. Abu Isa
b. Aisyah
c. Rasulullah SAW
Imam tirmidzi sebenaranya tidak perna bertemu dan tidak sezaman dengan aisyah.
Jadi antara kedua itu ada beberapa orang rawi lagi. Karena tidak disebutkan rawi-
rawinya, maka dia gugur seolah-olah hadits itu tergantung . dengan demikian disebut
dengan hadits mu’alaq.
3.Hukum Hadits Mu’allaq
Hadits mu’allaq adalah hadits yang mardud karena gugur dan hilang salah satu
syarat diterimanya suatu hadits yaitu brsambungnya sanad, dengan cara
menggugurkan seorang atau lebih dari sanadnya tanpa dapat kita ketahui keadaannya.
Oleh karena itu para ulama’ berpendapat :
A. Jika diriwayatkan dengan tegas dan jelas yakni dengan sighot jazm (kata kerja
aktif) seperti ‫ قال ذكر حكي‬Maka haditsnya dihukumi shohih
b. Jika diriwayatkan dengan sigjot tamridh (kata kerja pasif) maka dihukumi tidak shohih
saja tapi adakalanya shahih, hasan, dan dhoif. Namun dalah shahih tidak ada yang
lemah dan sanadnya bersambung seperti hasil penelitian ibnu hajar al-asqolani.
B. HADITS MURSAL
1. Pengertian
Menurut bahasa mursal dari kata ‫ ارسل يرسل ارساال مرسل‬dengan makna terlepas atau
bebas tanpa ikatan. Hadist dinamakan mursal karena sanadnya ada yang terlepas
dikalangan sahabat atau tabi’in.
Sedangkan menurut istilah ada beberapa pendapat tentang pengertian hadits ini, yaitu
sebagai berikut :

A. Pendapat mayoritas muhadditsin diantaranya al-hakim, ibnu ash-shalah, ibnu


majah, dll.
‫هو روية التابعى مطلقا عن النبي صلى هللا عليه وسلم‬
Adalah periwyatan tabi’in secara mutlak dari nabi Muhammad SAW.
b. Pendapat fuqoha’, ushulyyun, dan segolongan dari Muhadditsin diantaranya al-
khatib al-baghdadi, abu hasan bin al-qothon dan al-nawawi.
‫هو ما انقطع اسناده فى اي موضع من السند‬
Adalah hadits yang terputus isnadnya di mana saja dari sanadnya.
c. Pendapat al-baikuni
‫هو ما سقط من سنده الصحابى‬
Hadits yang gugur dari sanadnya shahabat.
d. Sebagian ahli ilmu
‫هو روية التابعى الكبير عن النبي صلى هللا عليه وسلم‬
Yaitu periwayatan tabi’in senior dari nabi Muhammad SAW
2. Pembagian Hadits Mursal
a. Mursal Tabi’i
Mursal artinya terputus sedangkan tabi’I artinya pengikut atau tabi’in. maka mursal
tabi’I adalah hadits yang diriwayatkan oleh tabi’in dari nabi baik perkataan, perbuatan
atau persetujuan, baik tabi’in senior maupun tabi’in yunior tanpa menyebutkan
penghubung antara seorang tabi’in dan nabi SAW yaitu sahabat.
‫هو ما سقط من اخر اسناده من بعد التابعي‬
Yaitu Hadits yang gugur dari akhir sanadnya seorang setelah tabi’in.

b. Mursal Shahaby
Mursal artinya terputus sedangkan shahabyartiny seorang sahabat. Maka mursal
shahby menurut ilmu hadits adalah suatu hadits atu riwayat yang diceritakan oleh
seorang sahabat, tetapi ia sendiri tidak mendengar ucapan itu, atau tidak menyaksikan
kejadian yang ia ceritakan. Atau pemberitaan sahabat yang disandarkan kepada nabi,
tetapi ia tidak mendengar atau menyaksikan sendiri apa yang ia beritakan, karena
disaat rasulullah saw. Hidup ia masih kecil atau terahir masuknya agama islam .
Lebih tegasnya dapat dikatakan mursal shahaby adalah:
‫رواية الصحابي ما لم يدركه او يحضره عن النبي صلى هللا عليه و سلم‬
Yiatu “Periwayatn sahabat pada sesuatu yang ia tidak bertemu atau tidak hadirnya
dari Nabi Muhammad SAW”
c. . Mursal Jaly
Mursal artinya yang terputus, Jaly artinya yang terang, yang jelas dan nyata. Maka
mursal jaly dalam ilmu hadits adalah satu hadits yang diriwayatkan seorang perawi dari
seorang syaih (guru) tetapi guru ini tidak semasa dengannya
D. Mursal Khafi
Khafi artinya yang tersembunyi atau yang tidak nyata. Maka mursala khafi adalah :
‫هو رواية من عاصر التبعي صحابيا ولكنه لم يسمع حديثاو لم يلتقيا منه‬
Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh tabi’I dimana tabi’I yang meriwayatkan hidup
sezaman dengan sahabat, tapi ia tidak pernah mendengar sebuah hadits pun darinya
dan tidak pernah berjumpa dengannya. Untuk mengetahui mursal khafi ini harus melalui
keterangan sebagian imam bahwa seorang perawi ini tidak pernah bertemu dengan
orang pembawa berita atau tidak pernah mendengar secara mutlak atau dari
pengakuan sang perawi sendiri bahwa dirinya tidak penah bertemu atau mendengar
dari pembawa berita.
3. Contoh Hadits Mursal
a. Mursal Tabi’i
Dari ibnu sa’ad berkata: memberitakan kepada kami waki’ bin al-jarrah, memberitakan
kepada kami Al-A’masyi dari Abu Sholih berkata: Rasulullah SAW bersabda: wahai
manusia sesunggunya aku sebagai rahmat yang dihadiahkan.
Dari hadits tersebut diketahui bahwa Abu Sholih Al-Saman Al-Zayyat adalah seorang
tabi ’in, dia menyandarkan hadits tersebut dari nabi Muhammad SAW tanpa
menjelaskan perantara sahabat yang menghubungkan kepada Rasulullah SAW. Maka
hadits ini dinamakn Hadits Mursal Tabi’i.

b. Mursal Shahaby
)‫ وبرز وظاهر (البخارى‬: ‫ انا اسمع – قال اشهد علي بدرا؟ قال‬-‫عن ابي اسحاق سأل رجل البراء‬
Dari abi ishaq (Ia berkata), seorang laki pernah bertanya kepada baraa’ sedang
saya mendengarkan. Orang itu, adakah ali ikut dalam peperangan badar? Jawab
baraa’, “YA, bahkan ia berperang tanding dan memakai dua lapis baju besi”.
Keterangan:
1. Dalam riwayat tersebut baraa’ adalah shabat rasulullah saw. Ia tidak turut
berperang badar tapi ia berkata kepada orang “YA”, bahkan ali berperang tanding
dalam peperangan tersebut
2. Oleh karena baraa’ tidak ikut, tentulah ia mengetahiu ali itu berperang dari para
sahabat yang ikut dalam berperang atau boleh juga ia mendengar hal ali tersebut dari
rasulullah SAW.
3. Maka jalan riwayat tersebut dinamakan Mursal Shahaby

c. Mursal Jaly
‫ه‬pp‫لى هللا علي‬pp‫ قال رسول هللا ص‬: ‫ ثنا هشيم عن داؤد بن عمرو عن عبد هللا بن أبي زكاريا عن ابي درداء قال‬: ‫حدثنا مسدد قال‬
)‫وسلم انكم تدعون يوم القيامة باسمائكم واسماء ابائكم فاحسنوا اسمائكم (ابو داؤد‬
Abu Daud berkata: telah menceritakan kepada kami musaddad, ia berkata, telah
menceritakan kepada kami, husyain, dari daud ibn amr dari Abdullah ibn abi Zakaria,
dari adib darda, ia berkata, telah bersabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya kamu
akan dipenggal pada hari kiamat dengan nama-nama kamu dan dengan nam-nam
bapak kamu. Oleh karena itu perbaguslah nama-nama kamu.
Keterangan:
1. Secara sederhana susunan abu daud adalah sbb:
a. Abu daud
b. Musaddad
c. Husyaim
d. Daud ibn Amr
e. Abdullah Ibn Zakiaria
f. Abu Darda’
g. Rasulullah SAW.
2. Sanad ini dikatakan putus karena Abdullah € dan abu darda’ (F) tidak semasa.
Sebab abu darda’ meninggal tahun 32 H. yaitu pada massa kholifah Utsman bin Affan.
Sedangkan Abdullah ibn Abi Zakaria wafat pada tahun 117.
D. Mursal Khafi
‫ قد قامت الصالة نهض و كبر‬: ‫عن العوام بن الحوشب عن عبد هللا بن ابي اؤف كان النبي اذا قال بالل‬
Dari al-awam ibn hausyab dari Abdullah ibn ibi auf berkata adalah nabi ketika bilal
membaca telah berdiri sholat, maka beliu bergerak dan takbir.
Dari periwayatan diatas al-awam tidak bertemu dengan Abdullah ibn abi auf padahal
mereka hidup semasa. Untuk mengetahui mursal khafi ini yakni melalui keterangan
sebagai imam bahwa seorang perawi ini tidak pernah bertemu dengan pembawa berita
atau tidak pernah mendengar atau pengakuan perawi sendiri bahwa ia tidak pernah
bertemu dengan pembawa berita.
4. Hukum Hadits Mursal
a. Jumhur ahli hadits dan ahli fiqh berpendapat bahwa hadits mursal adalah dhaif dan
dianggap sebagai hadits yang mardud, karena tidak diketahui kondisi perawinya.
b. Pendapat lain mengatakan bahwa hadits mursala adalah shahih dan dapat
dijadikan sebagai hujjah, trlebih lagi jika tabi’in tidak merwayatkannya kecuali dari
orang-orang yang tsiqah dan dapat dipercaya. Pendapat ini yang masyhur dalam
madzhab maliki, abu hanifah.
c. Imam syafi’I berpendapat bahwa hadits-hadits mursal pada tani’in senior dapat
diterima apabila terdapat hadits mursala dari jalur lain meskipun mursal juga, atau
dibantu dengan perkataan sahabat.
Kemudian imam syafi’I juga menjelaskan beberapa syarat hadits mursal yang dapat
diterima dan dijadikan hujjah. Sedangkan syaratnya ada 4, yang 3 berkaitan dengan
periwayat yang me-mursal-kan hadits dan yang satu berkaitan dengan matan hadisnya.
Yaitu sebagai berikut:
1. Perawi yang me-mursal-kan hadits adalah seorang yang senior/kibar al-tabi’in
2. Perawi seorang yang tsiqah
3. Perawi tidak menyalahi para huffad yang amanah
4. hadisnya diriwayatkan melalui jalan sanad yang lain dan sesuai dengan perkataan
sahabat serta sesuai dengan fatwa mayoritas ahli ilmu hadits.
5. Contoh Kitab/Buku Hadits Mursal
a. al-Marasil, karya abu daud
b. Al-Marasil, karya Ibnu Abu Hatim
c. Jami’ Al-Tash’hil Li Ahkam Al-Marasil, karya Al-Ala’i
d. Al-Tafshil Li Mubham Al-Marasil, karya Al-Khatib.
C. HADITS MUDALLAS
1. Pengertian
Kata mudallas adalah bentu isim maf’ul dari kata:
‫ يدلس – تدليسا فهو مدلس وذك مدلس‬-‫دلس‬
Dalam bahasa arab kata al-tadlis diartikan menyimpan atau menyembunyikan cacat
barang dagangan dari pembelinya. Sedangkan menurut istilah hadits mudallas adalah:
‫اخفاء عيب فى االسناد وتحسين لظاهره‬
“Menyembunyikan cacat dalam isnad dan menampakan (periwayatan) yang baik”
Maksud dari kata menampakn periwayatan yang bagus adalah menggunakan
ungkapan periwayatan yang tidak tegas bahwa ia mendengar dari penyampai berita.
Hadits mudallas sama dengan hadits mursal khofi. Letak perbedaannya sangat kecil.
Jika perawinya itu hidup semasa dan pernah bertemu dengan pembawa berita tetepi
tidak pernah mendengar hadits dari padanya. Kemudian ia meriwayatkan suatu hadits
yang sebenarnya ia tidak mendengarkannya secara langsung dengan ungkapan dan
kata-kata yang tidak jelas seperti qala fulan atau‘an fulan maka haditsnya disebut
mursal khafi. Sedangkan jika perawi hidup semasa, pernah bertemu dan
mendengarkan beberapa hadits dari penyampai berita, kemudian ia meriwayatkan
suatu hadits yang sebenarnya ia tidak mendengar langsung dengan ungkapan kata
yang tidak jelas, maka haditsnya disebut hadits mudallas.
Hadits mudallas yang dikendaki dalam ilmu hadits adalah:
‫ما روي على وجه يوهم انه ال عيب فيه‬
“Hadits yang diriwayatkan menurut cara yang diperkirakan bahwa hadits tersebut tidak
bernoda’
2. Pembagian Hadits Mudallis
a. Tadlis Isnad
Mudallas artinya yang ditutup sedangkan isnad artnya menyandarkan sesuatu kepada
yang lain. Menurut istilah tadlis isnad adalah:
‫ان يروي الراوي عمن لقيه ما لم يسمعه منه موهما سماعه‬
Yaitu seorang perawi yang meriwayatkan suatu hadits yang ia tidak mendengarnys dari
seseorang yang pernah ia temui dengan cara yang menimbulkan dugaan bahwa ia
mendengarnya .
Maksud definisi diatas adalah seorang perawi meriwayatkan sebagian hadits yang telah
ia dengar dari seorang syaikh, tetapi hadits yang di-tadlis-kan ini memang tidak
mendengar dirinya, ia mendengar dari syaikh lain yang mendengar dari padanya.
Kemudian syaikh ini digugurkan dalam periwayatan dengan menggunaka ungkapan
yang seolah-olah ia mendengar dari syaikh pertama tersebut.
Kemudian tadlis isnad ini dibagi menjadi dua lagi, yaitu:

1. Tadlis Isnad Al-Taswiyah


Yaitu seorang perawi meriwayatkan hadits dari seorang syaikh kemudian digugurkan
seorang dha’if antara dua syaikh yang tsiqah dan bertemu antara keduanya.
2. Tadlis Isnad Al-‘Athfi
Yaitu seorang perawi yang meriwayatkan suatu hadits dengan jelas dari seorang
gurunya, kemudian di’athafkan (disambungkan) dengan gurunya yang lain, dimana dia
tidak mendengar hadits itu dari padanya. Misalnya:
‫حدثنا فالن وفالن‬
Ada pula yang menyebutkan bahwa hadits tadlis isnad terbagi menjadi 3 :
1. Hadits Tadlis Qatha’
2. Hadits Tadlis Taswiyah
3. Hadits Tadlis ‘Athaf
b. Tadlis Syuyukh
Yaitu suatu hadits yang dalam sanadnya, perawi menyebut syaikh yang ia
mendengar dari padanya dengan sebutan yang tidak terkenal dan masyhur tentangnya.
Ada pula yang menyebutkan bahwa hadits tadlis syuyukh adalah:
‫هو ان يروي الراوي عن شيخ حديثا سمعه منه فيسميه او يكنيه او ينسبه او يصفه بما يعرف به كي ال يعرف‬
“Yaitu seorang perawi meriwayatkan dari seorang syaikh sebuah hadits yang ia
dengar darinya kemudia ia beri nama lain atau nama panggilan atau nama bangsa dan
atau nama sifat yang tidak dikenal supaya tidak dikenal”.

3. Contoh Hadits Mudallas


a. Hadits mudallas isnad
‫روى النعمان بن راشد عن الزهزي عن عروة عن عائشة ان رسول هللا صلى هللا علي!!ه وس!!لم لم يض!!رب ام!!رأة ق!!ط وال‬
‫خادما اال يجاهد فى سبيل هللا‬
Diriwayatkan oleh nu’man ibn rasyid, dari zuhri dari urwah dari aisyah,
bahwasannya rasulullah SAW bersabda tidak pernah sekalikali memukul seorang
perempuan dan juga tidak seorang pelayan, melainkan jika ia berjihad dijalan Allah
Keterangan:
Kalau diuraikan secara seder hana, maka sanadnya adalah:
a. Al-Nu’man
b. al-Zuhri
c. Urwah
d. Aisyah
Dengan kajian sederhana dari susunan sanad tersebut, maka dapat disimpulakan
bahwa zuhri mendengar riwayat diatas dari urwah, karena memang biasa zuhri
meriwayatkan darinya. Padahal anggapan itu salah, sebab imam hatim berkata, “zuhri
tidak pernah mendengar hadits diatas dari urwah….” Hal ini dapat disimpulkan bahwa
antara zuhri dan urwah ada seorang yang tidak disebutkan oleh zuhri. Oleh karena itu
hadits diatas disebut mudallas, tetapi karena samarnya terjadi pada sandaran sanad
hadits maka disebut mudallas isnad.
b. Hadits mudallas syuyukh
‫ام‬-‫ اب!!و ركان!!ة واخوات!!ه‬-‫روا ابو داود عن ابن جريج اخبرني بعض بنى ابو رافعي عن اكرمة عن ابن عباس قال طلق ابو يزي!!د‬
‫ركانة ونكح امرأة من مزينة‬
Diriwayatkan oleh abu daud dari ibn juraij memberitakan kepadaku sebagian bani abu
rafi’ dari ikrimah dari ibnu abbas berkata: abu yazid mentalak ( abu rukanah dan
saudar-saudaranya) atau rukanah dan menikahi seorang wanita dari kabilah muzinah .
Ibnu juraij nama aslinya adalah abdul malik bin abdul aziz bin juraij, ia tsiqoh tapi disifati
tadlis sekalipun ia meriwayatkan hadits ini dengan ungkapan tegas tetapi ia
menyembunyikan nama syaikhnya yaitu bani abu rafi’. Para ulama’ berbeda pendapat
tentang syaikhnya ini, pendapat yang shahih adalah Muhammad ibn ubaidillah bin abu
rafi’. Gelar tarjih-nya adalah matruk.

3. Hukum Hadits Mudallas


Periwayatan yang dikenal sebagai mudallis ada beberapa pendapat tentang hokum
periwayatannya, yaitu :
A. Ditolak secara muthlak baik dijelaskan dengan tegas atau tidak, yaitu pendapat
sebagian malikiyah
b. Diterima secara muthlaq, pendapat al-khatib dalam al-kifayah dari para ahli ilmu,
alas an pendapat ini, tadlis disamakan dengan irsal (hadits mursal)
c. Diterima jika ia tidak diketahui melakukan tadlis, pendapat al-bazzar, al-azdi, al-
syafrafi, ibn hibban dan abdul barr
d. Diterima jika tadlisnya langka atau sedikit, pendapat ali al-madani
e. Diterima periwayatannya, jika ia tsiqoh dan memperjelas periwayatannya, pendapat
jumhur muhadditsin
Secara ringkas penulis menyimpulakan perbedaan ulama’ dalam menyikapi hadits
mudallas ada tiga yaitu menolak secara mutlak, menerima secara mutlak dan menerima
dengan catatan atau syarat tertentu.
D. HADITS MUNQOTHI’
1. Pengertian
Kata munqathi’ berasal dari ‫ انقطع – ينقطع – انقطاعا – فهو منقطع‬berarti terputus yaitu lawan
dari muttashil = bersambung. Menurut sebagian ulama’ hadits (al-hakim) bahwa hadits
munqathi’ adalah hadits dimana dalam sanadnya terdapat seseorang yang tidak
disebutkan namanya oleh rawi. Definisi lain disebutkan bahwa hadits munqathi’ adalah
‫هو ما سقط من رواته راو واحد قبل الصحابي في موضع واحد او في مواضع متعددة بشرط عدم التوالى في مواضع السقوط‬
Yaitu hadits yang gugur rawinya sebelum sahabat disatu tempat atau dibeberapa
tempat dengan syarat tidak berturut-turut.

2. Contoh Hadits Munqathi’


‫ ق!!ال‬:‫قال احمد بن شعيب انا قتيبة بن سعيد نا ابو عوانة نا هشام بن عروة عن فاطمة بنت المنذر عن ام سلمة ام المؤم!!نين ق!!الت‬
‫رسول هللا صلى هللا عليه وسلم ال يحرم من الضاع اال مافتق االمعاء فى الثدي و كان قبل الفطام‬
Berkata ahmad ibu syu’aib, telah menceritakan kepada kami, qutaibah ibn said, telah
menceritakan kepada kami hisyam ibn urwah, dari Fatimah binti mundzir, dari ummu
salamah, ummil mu’minin , ia telah berkata,”telah bersabda rasulullah SAW, tidak
menjadikan apa-apa yang sampai dipencernaan dari susu, dan adalah (teranggap hal
ini) sebelum anak berhenti (dari minum susu)
Keterangan:
1. Secara sederhana kalau kita gambarkan maka sanadnya adalah:
a.Ahmad Ibn Syu’aib
b. Qutaibah Ibn Said
c. abu Awanah
d. hisyam ibn Urwah
e. Fatimah binti Mundhir
f. Ummu Salamah
g. Rasulullah Muhammad SAW
2. Fatimah (E) tidak mendengar hadits tersebut dari ummu salamah (F), sebab waktu
ummu salamah meninggal, Fatimah ketika itu masih kecil dan tidak pernah bertemu
dengannya. Jadi jelas bahwa diantara Fatimah dan ummu salamah ada seorang perawi
yang gugur oleh karena itu hadits ini disebut munqathi’ .
3. Hukum Hadits Munqothi’
Para ulama’ telah sepakat bahwa hadits munqathi’ adalah hadits mardud dan dha’if
serta tidak dapt dijadikan hujjah. Karena tidak dapat diketahiu keadaan perawi yang
digugurkan.
E. HADITS MU’DHAL
1. Pengertian
Kata mu’dhal dari akar kata: ‫ اعضل يعضل اعضاال فهو معضل اي اعياه‬yang artinya susah atau
payah. Keterputusan hadits mu’dhal memang parah sampai dua orang perawi maka
menyulitkan dan memberatkan penghubungannya. Menurut istilah ulama’ hadits
mu’dhal adalah :
‫هو ما سقط من اسناده اثنان فأكثر على التوالي‬
Yaitu hadits yang gugur dari sanadnya dua orang atau lebih secara berturut-turut

2. Contoh Hadits Mu’dhal


)‫اخبرنا سعيد بن سالم عن ابن جريج ان رسول هللا عليه وسلم كان اذا رأى البيت رفع يديه (الشافعي‬
Imam syafi’I berkata, telah menceritakan kepada kami, said ibn salam, dari ibn juraij
bahwa nabi Muhammad apabila melihat baitullah beliu mengangkat kedua tangannya”
Keterangan:
a. Dapat kita gambarkan sanadnya sebagi berikut:
1. Imam Syafi’i
2. Said Ibu Salim
3. Ibnu Juraij
4. Rasulullah Saw
b. Ibnu Juraij dalam sanad diatas adalah tidak sezaman dengan nabi, bahkan
masanya itu dibawah tabi’in, sehingga ia disebut tabi’it tabi’in, yakni pengikut tabi’in. jadi
antara juraij dengan rasulullah SAW ada dua perantara yaitu shahabat dan tabi’in.
karena kedua orang ini( sahabat dan tabi’in ) tidak disebutkan ditengah sanad ini maka
periwayatan hadits diatas disebut mu’dhal.

3. Hukum Hadits Mu’dhal


Para ulama’ sepakat bahwa hadits mu’dhal adalah dhaoif dan mardud (ditolak), lebih
buruk dari pada hadits munqathi’ karena sanadnya banyak yang terbuang.

BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa banyak sekali macam-macam hadits dhaif
(lemah) baik ditinjau dari segi sanad ataupun yang lainnya. Tetapi meskipun demikian
hadits yang shahih dan hasan lebih banyak dari pada yang dha’if yang dapat kita
amalkan dalam kehidupan kita sehari hari.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qaththan Manna’.2004. Mabahis Fi Ulum Al-Hadits (Pengantar Studi Ilmu Hadits).


Jakarta: Pustaka Al-Kautsar
Al-Maliky Muhammad Ibn Alwi.2009. Ilmu Ushul Hadits. Yokyakarta : Pustaka Pelajar
Al-Maliky Muhammad Ibn Alwi. 1990. Al-Minhal Al-Lathif Fi Ushul Al-Hadits Al-Syarif .
Jami’ Al-Huquq Mahfudhah
Jumantoro Totok. 2002. Kamus Ilmu Hadits. Jakarta: Bumi Aksara
Khon Abdul Majid. 2009. Ulumul Hadits. Jakarta: Amzah

Anda mungkin juga menyukai