Makalah
Oleh:
Kelompok 3
ADRIAN
30100123057
ILHAM
30100123036
RIFKY IRWANSYA
30100123047
PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2023
i
KATA PENGANTAR
بسم هللا الرحمن الرحيم
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dari kelompok 3 dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Pembagian Hadis dari segi kuantitas sanad Hadis kualitas sanad Hadis dan
pengamalan Hadis” tepat pada waktunya. Kemudian salam dan shalawat semoga
penutup para nabi. Dialah Nabi sekaligus Rasul yang diutus sebagai Rahmatan
lilalamin, rahmat bagi seluruh alam dan untuk menyempurnakan budi atau akhlak
yang baik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak: Rusmin Abdul Rauf lc.,
M.IRKH. Selaku dosen Aqidah dan Filsafat Islam yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
Penulis menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan
Kelompok 3
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................3
A. Latar Belakang.............................................................................................................3
B. Rumusan Masalah........................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................5
A. Pengertian Sanad.........................................................................................................5
A. Kesimpulan................................................................................................................20
B. Saran.........................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................21
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebelum menerapkan sesuatau yang baru dalam hidup ada kalanya kita harus tau
asal muasal kualitas dari sesuatu perkataan juga perbuatan dari Nabi Muhammad
ditulis dalam hadis. Hadis atau al-hadits menurut bahasa al-Jadid yang artinya
sesuatu yang baru. Hadis sering disebut dengan al-Khabar yang berarti berita, yaitu
sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain.
tentang kajian keilmuan islam, terutama dalam hadis banyak sekali bahasan dalam
ilmu hadis yang sangat menarik dan sangat penting untuk dibahas dan dipelajari,
terutama masalah ilmu hadis. Maka sebelum memakai hadis adakalanya kita harus
Didalam makalah ini, akan di sajikan tentang pembagian hadis dari segi
kualitas dan kuntitas sanad. Dari segi kuantitas sanad mencakup: mutawatir, ahad,
dan gharib. Sedangkan dari segi kualitas sanad mencakup : shahih, hasan dan dhaif.
Dari makalah ini diharapkan pembaca bisa mengerti dan memahami hadis dari
segi kualitas dan kuantitas sanad. Jadi tidak akan terjadi keragu-raguan dalam
3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sanad
Sebelum masuk pada pembagian hadis maka sebelumnya kita harus mengetahui
apa yang dimaksud dengan sanad. Untuk memahami tentang sanad hadis, perlu
lebih dahulu memahami riwayah al-hadis. Dalam istilah ilmu hadis, yang
dan penyampaian hadis, serta penyandaran hadis itu kepada matarantai para
periwayatnya dengan bentuk bentuk tertentu. Ada tiga unsur yang harus dipenuhi
disebutkan.1
Dengan mengikuti penjelasan di atas, maka dengan jelas bahwa orang yang
melakukan periwayatan hadis disebut al-rawi; apa yang diriwayatkan disebut al-
rawiyah; susunan mata rantai periwayatnya disebut sanad atau lazim pula disebut
isnad dan kalimat yang disebutkan setelah sanad disebut matan. Jadi jelaslah
bahwa sanad hadis sama dengan susunan mata rantai periwayat hadis, dan
murid.2
Sanad berarti sandaran, yaitu jalan matan dari Nabi Muhammad SAW sampai
kepada orang yang mengeluarkan (mukhrij) hadis itu atau mudawwin (orang yang
1
Sa’dullah Assa’id, Hadis-hadis Sekte,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996) hal.12
2
Sa’dullah Assa’id, Hadis-hadis Sekte, hal.12
5
menghimpun atau membukukan) hadis. Sanad biasa disebut juga dengan isnad
yang artinya penyandaran. Pada dasarnya orang atau ulama yang menjadi sanad
hadis itu adalah perawi juga. Atau dengan redaksi lain sanad adalah periwayatan
Kuantitas hadis disini yaitu dari segi jumlah orang yang meriwayatkan suatu hadis
atau dari segi jumlah sanadnya. Jumhur ulama membagi hadis secara garis besar
menjadi dua macam, yaitu hadis mutawatir dan hadis ahad, di samping pembagian
lain yang diikuti oleh sebagian para ulama yaitu pembagian menjadi tiga macam
1. Hadis Mutawatir
Hadis mutawatir secara bahasa merupakan isim fa’il dari kata al-tawatur yang
bergantian tanpa ada yang menyela. Secara istilah, dikalangan ulama hadis, hadis
yaitu hadis yang diriwayatkan oleh banyak periwayat pada tiaptiap tingkatan
persyaratan berikut:
3
Mardani, Hadis Ahkam, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012) hal.14
4
Rozali, Ilmu Hadis, (Medan: Azhar Centre, 2019) hal. 60
5
Nawir Yuslem, Ulumul Hadis, (Jakarta: Batavia dvertisin, 2001 )hal.200.
6
Hadist mutawatir harus diriwayatkan oleh sejumlah besar perawi yang
membawa keyakinan bahwa mereka tidak bersepakat untuk berdusta. Para ulama
berbeda pendapat ada yang menetapkan jumlah tertentu dan ada yang tidak
yang paling baik minimal 10 orang, sebab jumlah itu merupakan awal bilangan
banyak.
Berikutnya
jika hadis diriwayatkan oleh 20 orang sahabat, kemudian di terima oleh 10 tabi’in
penglihatannya sendiri.
Hadis mutawatir lafdzi adalah hadis mutawatir dengan susuna redaksi yang
sama persis. 7
6
Teori Hadis, ( Jakarta: cv pustaka setia, 2016 )hl. 296
7
Rozali, Ilmu Hadis, (Medan: Azhar Centre, 2019) hal. 61.
7
Hadis mutawatir ma’nawi adalah hadis yang hanya mutawatir maknanya,
tentang ar-ruy’at, bilangan rakat dalam shalat dan lainnya. Contoh lainnya yaitu
Hadis yang menetapkan jumlah rakaat bagi shalat magrib 3 rakaat, karena seluruh
periwayatan dalam hal ini menetapkan bahwa shalat magrib 3 rakaat, baik yang
diriwayatkan saat Nabi saw shalat magrib di Madinah atau di Makkah, ataupun
safar (dalam perjalanan) dan bermukim, lain lagi ada riwayat bahwa para sahabat
saw. Tegasnya semua riwayat tersebut berlainan ceritanya, tetapi maksudnya satu
atau sama, yaitu menetapkan bahwa shalat magrib itu jumlahnya 3 rakaat.
Mutawatir amali adalah sesuatu yang diketahui dengan mudah bahwa dia
termasuk urusan agama dan telah mutawatir antara umat Islam bahwa Nabi SAW
mutawatir amali ini banyak jumlahnya, seperti shalat janazah, shalat ied,
2. Hadis Ahad
Secara bahasa kata ahad atau wahid berarti satu. Maka hadis ahad atau hadis
wahid adalah suatu berita yang disampaikan oleh satu orang.8 Sedangkan hadis
ahad menurut definisi singkatnya adalah Hadis yang tidak memenuhi syarat-syarat
mutawatir.
8
Munzier Suparta, Ilmu Hadis, (Jakarta: Rajagrafindo, 2010) hal. 107.
8
kandungannya memberikan pengertian zhanni dan tidak sampai kepada qath’i atau
yakin. Dari dua definisi di atas ada dua hal yang harus digaris bawahi, yaitu:
Dari sudut kuantitas perawinya, hadis ahad berada di bawah kuantitas hadis
mutawatir.
Dari sudut isinya, hadits ahad memberi faedah zhanni bukan qath’i
1) Hadis Masyhur
diriwayatkan dua orang atau lebih tetapi tidak sampai batasan mutawatir
Contohnya :
mandi.”
Hadits Masyhur yang dhaif, artinya Hadits Masyhur yang tidak memiliki
syarat-syarat atau kurang salah satu syaratnya dari syarat hadits shahih.
9
Munzier Suparta, Ilmu Hadis, hal. 110
9
Contohnya: “Siapa yang mengetahui dirinya, niscaya ia mengetahui
Tuhan-nya”
2) Hadits Aziz
Aziz menurut bahasa berarti mulia, kuat, atau sedikit. Secara terminologis,
aziz didefinisikan sebagai Hadis yang diriwayatkan oleh sedikitnya dua orang
Sebagaimana hadits Masyhur, hadits aziz terbagi kepada shahih, hasan dan
Contohnya :
Tidaklah beriman seseorang di antara kamu, hingga aku lebih dicintai dari
pada dirinya, orang tuanya, anaknya dan semua manusia” (H.R. al-Bukhari dan
Muslim).
3) Hadis Gharib
didefinisikan :
meriwayatkannya”
dengan keadaan jumlah personalianya, yakni tidak ada orang lain yang
10
Hadits Gharib Nisbi artinya penyendirian itu bukan pada perawi atau
b) Dilihat dari sudut kaitannya antara penyendirian pada sanad dan matan.
Gharib pada sanad dan matan secara bersama-sama, yaitu hadits Gharib
yang hanya diriwayatkan oleh salah satu silsilah sanad, dengan satu
matan haditsnya.
Gharib pada sanad saja, yaitu hadits yang telah populer dan diriwayatkan oleh
banyak sahabat, tetapi ada seorang rawi yang meriwayatkan dari salah seorang
1. Hadist Shahih
Dari segi bahasa Shahih berarti dhiddus saqim, yaitu lawan kata dari sakit.
Sedangkan dari segi istilahnya, hadis shahih adalah hadis yang sanadnya
bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil dan dhabit dari sejak awalhingga
akhir sanad, tanpa adanya syadz dan illat. Ulama mendefinisikan hadis shahih
yakni:
kepada Nabi), diriwayatkan oleh (perawi) yang adil dan dhabit sampai akhir sanad,
2. Hadist Hasan
11
“Hadis hasan adalah hadis yang bersambung sanadnya, diriwayatkan oleh
rawi yang adil, yang rendah tingkat kekuatan daya hafalnya, tidak rancu dan tidak
bercacat”.
hampir sama dengan hadist shahih, hanya saja terdapat perbedaan dalam soal
ingatan perawi. Pada hadist shahih, ingatan atau daya hafalannya harus sempurna,
sedangkan pada hadist hasan, ingatan atau daya hafalannya kurang sempurna.
Dengan kata lain bahwa syarat-syarat hadist hasan dapat dirinci sebagai berikut :
Sanadnya bersambung
Perawinya adil
hadist hasan
3. Hadis Dhaif
Dhaif, kata dhaif menurut bahasa bararti lemah, sebagai lawan dari kata dhaif
adalah kuat. Maka sebutan hadist dhaif dari segi bahasa berarti hadist yang lemah
atau hadist yang tidak kuat. Secara istilah, diantara para ulama terdapat perbedaan
rumusan dalam mendefinisikan hadist dhaif ini. Akan tetapi, pada dasarnya, ini isi
hadist yang didalamya tidak terdapat syarat-syarat hadist shahih dan syarat-syarat
hadist hasan
12
Hadis Muallaq
Hadis muallaq secara bahasa adalah isim maf”ul dari kata ‘allaqa, yang berarti
tergantung”10
Hadis Mursal
H12adis mursal adalah hadis yang gugur dari akhir sanadnya, seorang
perawi sesudah thabi’i. Kata mursal secara bahasa beerarti terlepas atau terceraikan
dengan cepat atau tanpa ada halangan. Kata ini kemudian digunakan hadis tertentu
Hadis Munqathi
Keterputusan di tengah sanad dapat terjadi pada satu sanad atau lebih, secara
berturut-turut atau tidak, jika keterputusan terjadi di tengah sanad pada satu tempat
atau dua tempat dalam keadaan yang tidak berturut-turut, hadis yang bersangkutan
dinamakan hadis munqathi’. Kata munqathi’ berasal dari bentuk inqatha’a yang
Di samping hadis itu, hadis yang termasuk kategori hadis dhaif karena
Kata al-mu’an’na merupakan bentuk maful dari kata ‘an’ana yang berarti periwayat
anu. Kata al-muannan berasal dari kata annana yang berarti periwayat berkata
10
Nawir Yuslem, Ulumul Hadis, (Jakarta: Batavia dvertisin, 2001 )hal. 238
13
(bahwa...bahwa...) yang menunjukkan bahwa periwayat meriwayatkan hadis dari
Hadis mu’dhal.
Jika keterputusan secara bertutut-turut dan terjadi di tengah sanad, maka hadisnya
dinamakan hadis mu’dhal. Kata mu’dhal berasal dari kata kerja ‘adhala yang
mu’dhal digunakan untuk jenis hadis tertentu karena pada hadis itu ada bagian
Muhammad ‘Ajjaj al-khathib, hadis mu’dhal adalah hadis yang gugur dua orang
Hadis mawquf adalah hadis yang disandarkan kepada sahabat nabi taua hadis yang
Dilihat dari bahasa, kata mawquf berasal dari kata waqafa yaqifu yang berarti di
1) Hadits mawdhu
Menurut istilah, hadits mawdhu adalah pernyataan yang dibuat seseorang pada nabi
saw. Hadits mawdhu diciptakan oleh pendusta disandarkan kepada rasulullah untuk
memperdayai.
14
Kriteria hadits mawdhu cukup banyak berbeda dengan kriteria hadits yang
lain yang relatif lebih sedikit dan dikalangan ulama tidak ditentukan secara
dorongan psikologisnya.
2) Hadits matruk
dusta adalah:
Hadits yang diriwayatkan tidak diriwayatka kecuali dari periwayat itu dan
3) Hadits munkar
Hadits munkar berasal dari kata al-inkar (mengingkari) lawan dari aliqrar
(menetapkan). Kata munkar digunakan untuk hadits yang seakan mengingkari atau
berlawanan dengan hadits lain yang lebih kuat. Dikalangan ulama hadits, hadits
15
D. Implementasi Hadis dalam Kehidupan
Dalam konteks ini penulis akan lebih menekankan pada Implementasi hadis-
hadis Nabi dalam kehidupan sosial yang mana setiap aktivitas manusia memiliki
aturan sesuai dengan syariat islam Tidak semua masyarakat yang beragama islam
memahami dengan jelas tentang hadis-hadis Nabi. Dan juga menerapkan aturan
Kajian ini lebih menitik beratkan kepada implementasi hadis Nabi pada masa
sekarang. Banyak perbedaan pada Masa Nabi dengan era saat ini, pada hakikatnya
dimasa Nabi harus berjuang membela kebenaran yang berkeyakinan kepada Allah
swt. Pada masa sekarang mengaplikasikan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari
sesuai dengan yang yang diajarkan oleh Nabi Saw. dalam konteks ruang dan waktu
Memahami hadis harus berdasarkan penelitian, yang lebih sering disebut dengan
mentakhrij sanad dan matan hadis untuk memastikan kedudukan hadis. Peneliti
dalam sebuah teks hadis secara tekstual maupun kontekstual untuk meminimalisir
Hadis nabi mengajarkan bahwa kita di dunia ini harus berpegang teguh dengan
syariat islam, agar menjadi umat muslim yang rahmatan li al-‘alamin. Hal itulah yang
menjadikan sesama manusia untuk saling membantu dan menghargai satu sama lain.
Hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam yang ke dua setelah al-Qur’an yang
berisi kandungan (matan) hadis Nabi menyangkut seluruh persoalan yang dihadapi
umat manusia pada saat ini, baik itu permaalah yang terkait dengan dunia maupun
16
akhirat. Secara umum, persoalan kehidupan dapat diklasifikan ke dalam berbagai
masalah, seperti: keyakinan atau ketuhanan, moral atau akhlak, penyembahan atau
ibadah, kehidupan sosial budaya, ekonomi atau muamalah dan masalah hukum
( Nurudin, 2015:40)
pemahaman yang baik tetang hadis-hadis Nabi. Karena setiap tindakan dan aktivitas
Rasulullah Saw. sebagai panutan untuk berprilaku dan bersikap baik terhadap
sesama muslim atau pun non-muslim dengan menjadikan kehidupan manusia lebih
Sejak kecil kita diajarkan bersikap dan bertutur kata yang baik dengan sopan
Perbedaan inilah yang terkadang menimbulkan hal permasalah dan terkadang menjadi
sebab terpecah belahnya suatu hubungan persaudaraan menjadikan satu sama lain
saling bermusuhan.
Kehidupan sosial yang perpedoman pada kitab suci Allah Swt. dan menjalankan
sunah nabi menjadikan seseorang untuk saling menghargai dan bertoleransi antar
manusia. Sebagai landasan yang kuat bahwa seperti halnya ia mencintai sesamanya
memiliki keyakinan berbudaya yang berbeda. Akan tetapi dalam hal ini perlu untuk
17
Kehidupan bermasyarakat lebih menekankan pada kepetingkan Bersama untuk
mejalin silaturahmi agar lebih rukun antar tetangga. Dan lebih menumbuhkan rasa
sesama umat muslim Ketika dia mendapat kebahagiaan atau kebaikan kita juga
merasa Bahagia dan begitu juga sebaliknya, apabila dia mendapat kesusahan kita
harus membantu dengan ikhlas. Sikap itulah yang menjadikan seseorang akan
dijauhkan dari rasa iri hati dan dengki yang dibenci oleh Allah Swt.
ا يحبKه مKتى يحب ال خيKد كم حKؤمن احK ال ي: الKعن اسي رضئ اهلل عنه عن النبي صلي اهلل عليه و سلم ق
Dari Anas r.a. berkata bahwa nabi saw bersabda: “ Tidakah termasuk beriman
Hadis tersebut sebagai contoh dan motivasi agar umat islam saling menghargai dan
berperilaku baik terhadap saudara seiman dengan rasa yang tulus dari hati nurani
Dengan perasaan yang tulus abadi. Tidak saling menyakiti baik secara fisik atau
menyakiti hati dengan perkataan. Kita juga harus saling menjaga dan mengingatkan.
Pentingnya hubungan baik tali persaudara sesama umat muslim memberikan rasa
terhadap Allah swt. menghadirkan rasa bersyukur untuk segala sesuatu yang
diberikan oleh Allah swt. Dalam implementasi kehidupan manusia memiliki banyak
18
permasalahan yang dihadapi. Pentingnya memahami konteks hadis nabi untuk
mengetahui titik temu dalam menemukan maksud isi kandungan hadis didalamnya.
kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu
mendapat rahmat.”
Kehidupan pada masa sekarang ini dalam ranah sosial Akan tetapi dengan
hadis, dan terkadang berargumentasi menggukan hadis tapi tanpa mengetahui tingkat
keshahihan hadis.
Dalam konteks sosial, menghargai pendapat orang lain dan menjaga sikap saat
berbicara. Realisasi dalam kontek hadis mengajarkan sikap berbuat kebaikan dan
meninggalkan kebajikan.
hadis dalam konteks kehidupan sosial memiliki tujuan agar lebih terarah dan bersikap
lebih baik, dengan saling menghargai dan tolong menolong tanpa memandang
ditekankan agar tidak salah mengartikan isi kandungan hadis dan menjurus
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sanad berarti sandaran, yaitu jalan matan dari Nabi Muhammad SAW sampai
kepada orang yang mengeluarkan (mukhrij) hadis itu atau mudawwin (orang yang
menghimpun atau membukukan) hadis. Sanad biasa disebut juga dengan isnad yang
artinya penyandaran. Pada dasarnya orang atau ulama yang menjadi sanad hadis itu
adalah perawi juga. Atau dengan redaksi lain sanad adalah periwayatan yang dapat
1. Hadis Mutawatir
2. Hadis Ahad
1. Hadis Shahih
2. Hadis Hasan
3. Hadis Dhaif
hidup hadis juga sangat diperlukan agar kehidupan di dunia diridhai oleh Allah swt.
B. Saran
Memahami Hadis adalah suatu hal yang harus dilakukan sebagai seorang
20
DAFTAR PUSTAKA
Pramadana
Sutarmadi, Ahmad. 1998. Al-Imam Al-Tirmidzi. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu
21