HADIST MUSALSAL
DOSEN PENGAJAR: Ustatdz. Misbah
DISUSUN OLEH:
Fakultas : Ushuluddin
1
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Hadist Musalsal" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas kuliah Ulumul Hadits. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang manusia prasejarah bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Daftar Isi
2
Cover .......................................................................................................................... 1
Kata Pengantar............................................................................................................ 2
HADIST MUSALSAL
1. Pengertian.............................................................................................................. .
. 7
Daftar Pustaka
3
AL-ISNAD AL-ALY DAN AL-ISNAD AN-NAAZIL
I. PENDAHULUAN
Sanad merupakan salah satu komponen dari ilmu hadits yang sangat urgent.
Para muhaddits ketika menghafal hadits tak terkecuali beserta sanadnya. Banyak
pembagian dalam kategori sanad hadits tersebut, tergantung pada sudut
pandangnya. Salah satu syarat diterimanya suatu hadits tergantung pada
sanadnya, apakah ia bersambung ataukah terputus. Ataupun dipandang dari
sifat-sifat perowi yang meriwayatkan hadist, bahkan tinggi atau rendahnya
kualitas sanad hadits dipandang dari sisi perawinya.
Disini, kami hendak memaparkan sedikit ilmu yang berkaitan dengan tinggi
dan rendahnya nilai suatu sanad dan hadits musalsal (hadits yang diikuti perawi
dalam sanad secara berurutan) baik dalam keadaan, sifat maupun perkataan.
Terdapat beberapa komponen dalam setiap sub babnya yang masih berkaitan
dengan sebelumnya.
II. PEMBAHASAN
1. Pengertian
Sanad merupakan hal yang spesifik dan keutamaan yang dimiliki umat ini, yang
tidak dimiliki uamat-umat lain sebelumnya. Dan termasuk sanad muakkad.seorang muslim
bersandar kepada sanad dalam mentransfer hadits maupun berita. Imam ibnu al Mubarak
berkata: “sanad itu merupakan bagian dari agama. Seandainya tidak ada sanad, maka
pastilah manusia itu akan berkata sekehendaknya”. Sementara ats-tsauri berkata: “sanad itu
senjatanya orang mukmin”. Hukum mencari sanad yang tinggi adalah disunnahkan.
a. Menurut Bahasa: al-ali merupakan isim fail dari kata al-uluw lawan dari
kata an-nuzul. Sedangkan an-nazil itu adalah isim fail dari kata an-nuzul.
b. Menurut istilah:
1. Al-isnad al-ali yaitu hadits yang jumlah bilangan rawinya lebih
sedikit dibandingkan dengan sanad yang lain yang menyangkut
hadits tersebut.
4
2. Al-isnad an-nazil yaitu hadits yang jumlah bilangan rawinya lebih
banyak disbandingkan dengan sanad lain yang menyangkut hadits
tersebut.
2. Pembagian sanad ali
Sanad ali dibagi menjadi lima kelompok, satu diantaranya uluw adalah mutlak,
sedangkan sisanya adalah uluw nisbi. Pembagiannya adalah sebagai berikut:
a. Dekat dengan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dengan sanad yang shahih lagi
bersih dari cacat. Ini juga disebut sebagai uluw mutlak, dan paling tinggi
kualitasnya.
b. Dekat dengan imam-imam hadits.meski banyak yang setelahnya telah sampai pada
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
c. Dekat dengan riwayat salah satu dari kitab yang enam atau kitab-kitab rujukan
lainnya. Ini yang banyak diperhatikan oleh para ulama kontemporer, berupa
muwafaqqah, ibdal, musawah, dan mushafahah.
1. muwafaqqah: yaitu sampainya sanad pada syeikh salah seorang penyusun kitab
hadits, yang bukan melalui jalurnya dengan jumlah bilangan rawinya lebih
sedikit dibandingkan melalui jalur yang diriwayatkan (penyusun kitab).
2. Badal: yaitu sampainya sanad pada syeikh dari gurunya salah seorang
penyusun kitab hadits yang bukan melalui jalurnya, yang jumlah bilangan
rawinya lebih sedikit dibandingkan melalui jalur yang diriwayatkan (penyusun
kitab).
3. Musawah: yaitu samanya jumlah bilangan rawi antara seseorang yang
meriwayatkan hingga akhir (sanad) dengan sanad salah seorang penyusun kitab
hadits.
4. Mushafahah: yaitu samanya jumlah bilangan rawi hingga akhir sanad dengan
sanad murid salah seorang penyusun kitab hadits.
d. uluw karena si rawi meninggalnya lebih awal.
e. uluw karena mendengarnya lebih awal. Yaitu mendengar dari syeikhnya lebih
dahulu. Siapa saja yang mendengar dari gurunya lebih awal maka lebih tinggi
dibandingkan dengan yang mendengarkan belakangan.
3. Pembagian sanad nuzul
5
Sanad nuzul dibagi menjadi lima kelompok,hal tersebut dapat diketahui dari
lawannya. Setiap bagian dari uluw merupakan lawan dari bagian nuzul.
Menurut jumhur, sanad uluw lebih utama daripada sanad nuzul. Karena
menjauhkan banyak penyebab kerusakan pada hadits, dan sanad nuzul itu dibenci.
Sanad nazil menjadi lebih utama apabila dibandingkan dengan faidah-faidah tertentu.
Tidak ditemukan kitab khusus yang membahas sanad-sanad yang aly maupun yang
nazil. Akan tetapi terdapat kitab yang membahas bab tersebut secara umum yaitu
terdapat dalam kitab Ats-tsulasiyat. Diantara kitab-kitab Ats-tsulatsiyat adalah:
HADITS MUSALSAL
1. Pengertian
Secara bahasa adalah musalsal terbentuk dari kata Dالسلسلة-Dيسلسل-Dسلسل
yang berarti bersambungnya sesuatu dengan yang lain. Ada pula yang mengartikan
rantai yang bersambung, bagian-bagian yang serupa.
Sedangkan Secara istilah yaitu Sebuah hadits yang dalam sanandnya antara
satu perawi dengan perawi setelahnya melakukan hal yang sama, baik berupa
perkataan, perbuatan ataupun keduanya. Ada pula yang mengartikan “Suatu hadits
yang sama dan berurutan dalam segi keadaan dan sifat perawi-perawinya atau
keadaan dan sifat dalam cara meriwayatkannya”. Ataupun dengan ungkapan
bersambungnya sanad bersamaan keadaan dan sifatnya dalam segi perkataan
ataupun perbuatan. Diulang-ulang dalam perawi dan riwayatnya, dan saling
berkaitan antara tempat dan waktu periwayatannya.
2. Pembagian Hadits Musalsal
6
Berdasarkan dari penjelasan makna Hadits Musalsal diatas maka bisa
disimpulkan bahwa macam-macam Hadits Musalsal dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Musalsal Biahwaali Ar-Ruwwat
عبادتكDوشكرك وحسن
7
وقالD صلّى هللا عليه وسلّمD أبو القاسمD شبّك بيدي: هللا عنه قالD رضيD أبو هريرةDحديث:
علي لحيته وقال أمنتD هللا عليه وسالمD هللا صليD وقبض رسول,Dومره
Yaitu para perawi dalam satu sanad mengikuti parawi yang pertama sesuai
dengan sifat perawinya. Para perawi disini dalam sanad yang bersambung. Sifat
8
perawi hadits terdapat dalam dua kategori, yaitu: Qauliyah dan Filiyah (dipandang
dari segi perkataan dan perbuatan).
االعمال الي هللا عزوجلD عن أحبD هللا صلي هللا عليه وسالمD الرسولDأن الصحابة سالوا
ليعملوه
9
Hadits ini diriwayatkan secara musalsal secara terus-menerus oleh fuqaha
kepada fuqaha, orang-orang dari negeri-negeri tertentu, atau orang-orang dari
bangsa tertentu. Hal ini termasuk musalsal dengan menisbatkan nama-nama tertentu
yang telah disepakati dengan disertai nama bangsanya Al-Muhammadiin, Ad-
Damasyqy, Al-Mishriyyin atau yang lainnya. Ataupun menambahkan gelar pada
nama-nama tertentu dalam hadist dengan menambahkan gelar Al-Hafidz, Al-Fuqaha
seperti contoh hadits diatas atau yang lainnya.2
اوD في يوم عيدالفطرD هللا صلي هللا عليه وسالمD رسولD شهدتD:حديث ابن عباس قال
أضحي,
أيهاالناس قدأصبحتم خيرا فمن أحب أنD: فقال,فلما فرغ من الصالة اقبل علينا بوجهه
D فلينصرفDينصرف،
10
Hadits Ibnu Abbas ia berkata: “Aku menyaksikan Rasulullah
pada hari raya idul fitri ataupun idul adha, ketika selesai shalat beliau
menghadap ke arah kami dan berkata: “Wahai manusia sekalian, telah
datang kepada kalian kebaikan…”
Hadits musalsal yang diriwayatkan ketika hari raya. Maka, para perawi
موضع يستجاب فيه الدعاءD الملتزمD: يقولD هللا صلي هللا عليه وسالمD رسولDسمعت,
11
Sedangkan keshahihan hadits tergantung bersambungnya silsilah
perawi yang adil dan dhabith pada jalur sanad.
III. Kesimpulan
Setelah kita mempelajari sanad nazil dan sanad aly, kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa hadits aly lebih utama daripada hadits nazil lantaran
sedikitnya kedustaan antara perowi.
Sedangkan hadits musalsal kita dapat mengambil kesimpulan bahwa hadits
tersebut saling bersambung antara perowi hadits tersebut baik secara
periwayatannya maupun perowinya. Hadits tersebut tidak ada kaitannya dengan
keshahihan sebuah hadits.
IV. Penutup
Alhamdulillah, terselesailah makalah yang kami susun. Semoga bermanfaat
bagi para pembaca dan khususnya kami pribadi. Kami menyadari makalah yang
kami susun jauh dari nilai sempurna. Oleh karena itu, kami meminta koreksian
atas apa yang telah kami susun. Terutama kepada dosen kami.
12
Daftar Pustaka
13