Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH HADITS

“PENGENALAN KITAB-KITAB HADIS BESERTA

PENYUSUNANNYA”

Disusun oleh Kelompok 12:

Zakia Nur Oktavia (216131004)

Kelas: Sejarah Peradaban Islam 1A


Dosen Pengampu: Dwi Utami, S.Pd.I., M.Pd.

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN BAHASA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan


rahmat dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah saya yang
berjudul “Pengenalan Kitab-Kitab Hadis beserta Penyusunannya” ini dengan tepat
waktu.

Tak lupa saya ucapkan terimakasih juga kepada Ibu Dwi Utami, S.Pd.I.,
M.Pd., pengampu mata kuliah Hadits, yang telah membantu kami baik secara
moral maupun materiil. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman
seperjuangan yang telah mendukung saya, sehingga saya bisa menyelesaikan
makalah ini tepat waktu.

Saya menyadari, bahwa makalah tentang “Pengenalan Kitab-Kitab Hadis


beserta Penyusunannya” yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna
menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga makalah yang saya buat ini bisa menambah wawasan para
pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu
pengetahuan.

Dibal, 15 November 2021

Penyusun

Kelompok 12

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................1
Kata Pengantar............................................................................................2
Daftar Isi.....................................................................................................3
Bab 1: Pendahuluan....................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................4
C. Tujuan............................................................................................4
Bab 2: Pembahasan.....................................................................................5
A. Kitab-kitab Hadits dalam Sejarah Islam.............................................5
B. Derajat Kitab-kitab Hadits..................................................................6
C. Latar Belakang Terjadinya Derajat-derajat Hadits.............................6
D. Model Penulisan Kitab Hadits..........................................................7
Bab 3: Penutup............................................................................................9
A. Kesimpulan....................................................................................9
B. Saran..............................................................................................9
Daftar Pustaka.............................................................................................10

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Beberapa kitab hadits yang kurang lebih enam belas kitab jumlahnya, namun tak
semua itu bisa dikatakan hadits shahih dan bisa kita pakai. Oleh sebab itu
meskipun dalam satu kitab pun masih banyak hadits-hadits yang masih belum
lengkap sanadnya, sehingga kita harus jeli dan pandai dalam memilih hadits
tersebut. Oleh sebab itu, saya bermaksud mengurai sedikit tentang dan beberapa
macam kitab hadits tersebut serta dengan riwayat penulis haditsnya. Dengan
tujuan agar kita paham bahwa tidak semua hadits yang ada di dalam kitab hadits
itu shahih dan bisa kita pakai, karena terkadang masih lemah secara sanad dan
rukunnya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja kitab-kitab hadits dalam sejarah Islam ?

2. Bagaimana derajat kitab-kitab hadist ?

3. Apa yang melatar belakangi terjadinya derajat-derajat hadits ?

4. Bagaimana model penulisan kitab hadits?

C. TUJUAN

1. Supaya tahu apa saja kitab-kitab hadits dalam sejarah islam.

2. Dapat memahami derajat kitab-kitab hadits.

3. Dapat mengetahui apa yang melatarbelakangi terjadinyaderajat-derajat hadits.

4. Dapat mengetahui model penulisan kitad hadits.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kitab-kitab Hadits dalam Sejarah Islam

Beberapa kitab-kitab Hadist pada Abad ke-1 H :

1. Ash-Shahifaholeh Imam Ali bin Abi Thalib

2. Ash-Shadiqaholeh Imam Abdullah bin Amr bin Al-ash

3. Daftaroleh Imam Muhammad bin Muslim (50-124 H)

4. Kutu boleh Imam Abu Bakar bin Hazmin

Beberapa kitab-kitab Hadis pada Abad ke-2 H :

1. Al-Musnad oleh imam Abu Hanifah an-Nu’man

2. Al-Muwaththa’ oleh imam Malik Annas

3. Al-Musnad oleh Muhammad bin Idris as-syafy’i

4. Mukhtariful Hadist oleh Muh. Bin Idris as-syafy’i

5. Al-Musna oleh Imam Ali Ridha al-Katsin

Beberapa kitab-kitab Hadist pada abad ke-3 H :

1. As-Sahih oleh Imam Muhamad bin Ismail al- Bukhari (194-256H)

2. As-Sahih oleh Imam Muslim al-Hajjaj (204-261 H)

3. As-Sunan oleh Imam Abu Isa at-Tirmidi (209-279 H)

4. As-sunah oleh Imam Abu Daud Sulaiman bin al-Asy’at (202-275 H)

5. As-Sunan oleh Imam Ahmad bi Sya’ab An-Nasai (215-303 H)

5
B. Derajat Kitab-kitab Hadits

Menurut penyelidikan para ulama ahli hadits, secara garis besar tingkatankitab-
kitab hadits dapat di bagi sebagai berikut:

1. Kitab hadist ash-Shahih, yaitu kitab-kitab hadist yang telah diusahakan


para penulisnya untukhanya menghimpun hadist-hadist yang shahih saja.

2. Kitab-kitab Sunan, yaitu kitab-kitab hadist yang tidak sampai kepada


derajat mungkar. Walaupun mereka memasukan juga hadis-hadist dhaif (yang
tidak sampai kepada mungkar).

3. Kitab-kitab Musnad, yaitu kitab-kitab hadist yang jumlah nyasangat


banyak sekali. Para penghimpun nya memasukan hadits-hadits tersebut tanpa
penyaringan yang seksama dan teliti oleh karena itu didalam nya bercampur-baur
diantara hadist-hadits yang shahih, dhaif, dan yang lebih rendah lagi. Adapun
kitab-kitab lain adalah disejajarkandengan al-Musnad ini. Diantara kitab-kitab
hadits yang ada, maka shahih Bukhari lah yang terbaik dan menjadi sumber kedua
setekah alquran, dan kemudian menyusul shahih Muslim. Ada para ulama hadits
yang meneliti kitab Muslim lebih baik dari pada Buhkari, tetapi ternyata kurang
dapat di pertanggungjawabkan, walaupun dalam cara penyusunan hadits-hadist,
kitab muslim lebih baik dari pada Bukhari, sedang syarat-syarat hadist yang di
gunakan Bukhari ternyata tetap lebih ketat dan lebih teliti dari pada apa yang
ditempuh Muslim seperti tentang syarat yang di haruskan Buhkari berupa
keharusan kenal baik antara seorang penerima dan penyampai hadits, di mana
bagi muslim hanya cukup dengan muttshil (bersambung saja).

C. Latar Belakang Terjadinya Derajat-derajat Hadits

Nabi Muhamad Saw tinggal ditengah-tengah keluarga dan masyarakat, beliau


sudah pasti bertemu dengan keluarga atau masyarakat yang satu dengan
masyarakat yang lain dalam berbagai kondisi dan berbagai kesempatan, baik

6
secara individu maupun secara kelompok. Besar atau kecilnya perkataan Nabi
dalam berbagai kesempatan ini adalah hadist.

Manusia adalah makhluk yang memiliki persepsi yang berbeda-beda. Mereka


yang mendengar sekecil apapun perkataan-perkataan beliau tersebut akan lain
penyampaiannya ketika mereka menyampaikanlagi kerpada yang lain, dengan
apa-apa yang di katakan Nabi saat itu, sementara semasa beliau masih hidup
beliau tidak pernah mengatakan bahwa perkataan nya ini adalah termasuk
kedalam salah satu derajat-derajat seperti yang telah dibentuk oleh para ulama
setelah beliau wafat. Karena beliau sudah wafat dan dikhawatirkan akan
menimbulkan pemahaman yang berbeda akan makna perkataan yang disampaikan
tersebut. Maka untuk mengetahui validitas dari perkataan itu atau lebihtepatnya
hadits-hadits tersebut, para ulama ahli hadist akan melihatnyadari berbagai sudut
pandang, seperti dari perawinya, isnadnya dsb. Sehingga khalayak akan tahu
apakah hadist tersebut benar adanya, lemah atau tidaknya, syaz atau tidaknya, dan
pantas untuk direkomendasikan atau tidak dan termasuk kedalam golongan apa
hadist tersebut.

D. Model Penulisan Kitab Hadits

Terkait metode penulisan kitab ada beberapa model. Diantaranya yang bisa kita
temui, yaitu :

1. Model Jamawi’ atau Jami’


Al-Jami’ memiliki arti mengumpulkan. Hal ini bisa dimaklumi karena
tipologi hadits al-jami’ adalah kitab yang membahas banyak hal
(mabsuthah). Al-Jami’ kadang juga disebut dengan al-jamawi’. Syaikh
Nuruddin Itr menulis definisi al-jami’ dengan ulasan, kitab hadits yang
disusun berdasarkan bab yang didalamnya terdapat hadits tentang semua
topik dan bab agama. Topik yang paling pokok ada delapan, yaitu akidah,
hukum, sejarah, adab, tafsir, fitnah, tanda kiamat, dan manaqib.
Contoh : Al-Jami’ as-Shahih Li al-Imam al-Bukhari, Al-Jami’ as-Shahih
Li al-Imam al-Muslim, Al-Jami’ as-Shahih Li al-Imam al-Turmudzi.

7
2. Model Muwattha’at atau Muwattha’
Muwattha’ memiliki arti yang dipermudah. Kitab model ini memiliki
karakteristik dimana penataan babnya sesuai dengan bab fiqih, dan juga
hadits yang ditulis berupa Hadits Nabi, Atsar Sahabat, dan Tabiin. Definisi
muwattha’ sama dengan mushannaf.
Contoh : Muwattha’ karya Imam Muhammad bin Abdurrahman dan
Mushannaf Abburrazzaq bin Himam as-Shan’ani
3. Model Musnad
Musnad memiliki arti yang disandarkan. Dalam istilah ilum hadits adalah
kitab yang didalamnya terdapat hadits-hadits yang disusun berdasarkan
nama sahabat nabidengan menggunakan hufur hijaiyah, lebih dulu masuk
islam, atau lebih mulianya nasab.
Contoh : Musnad Imam Ahman bin Hanbal dan Musnad Abi Ya’ala al-
Mausili
4. Model Sunan
As-Sunnan adalah bentuk jamak dari kata Sunnah. Definisi As-Sunnah
sendiri, yaitu kitab yang mengumpulkan hadits-hadits marfu’ (hadits yang
sanadnya sampai pada nabi) yang berkaitan dengan hukum yang disusun
berdasarkan bab kitab Fiqih.
Contoh : Sunan Abu Daud, Sunan at-Turmudzi, dan Sunan Ibnu Majah.
5. Model Shihah
Shihah adalah bentuk plural dari shahih. Dari namanya dapat diketahui
model ini adalah kitab kumpulan hadits yang hanya menuliskan hadits-
hadits shahih saja, palimg tidak shahih menurut yang mengumpulkannya.
Contoh : Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, dan Shahih Ibnu Huzaimah.

Sebenarnya masih banyak berbagai macam model kitab yang ada, namun lima
model kitab diatas adalah beberapa dari yang paling sering kita temui.

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Kitab-kitab hadits diantaranya : Ash-Shahifah oleh Imam Ali bin Abi
Thalib (1H), Al-Musnad oleh Imam Abu Hanifah an-Nu’man (2H),
As-Shahih oleh Imam Muslim Al-Hajjaj (3H), dan As-Sunan oleh
Imam Darukutni (4H).
2. Derajat kitab-kitab hadits menurut sebagian ulama, yaitu Kitab Hadits
Ash-Shahih, Kitab-kitab Sunan, Kitab-kitab Musnad.
3. Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, tidak ada lagi tempat untuk
menanyakan permasalahan dan dikhawatirkan adanya penyimpangan
pemahaman, maka dari itu para sahabat, tabi’in, dan tabiut tabiin
menulis perkataan dan perbuatan yang pernah dilakukan oleh
Rasullullah SAW dan mengkategorikan hadits-hadits untuk menjaga
dan mengetahui derajat hadits tersebut dalam kitab-kitab.
4. Model penulisan hadits diantaranya : Model Jawami’ atau Jami’,
Model Muwattha’ad atau Muwattha’, Model Sunan, dan Model
Shahih.

B. SARAN
Pemakalah menyadari bahwa hasil dari makalah yang saya susun masih
jauh dari kata sempurna, untuk itu saya selaku pemakalah berharap adanya
kritik dan saran untuk makalah saya, agar kedepannya dalam menyusun
makalah dapat lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat menambah keilmuan
kita dalam memahami ilmu hadits khususnya dalam mengetahui kitab-kitab
hadits derajat dan sistem penulisannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://www.rumahfiqih.com/z-24-model-penulisan-kitab-hadits.html

http://longlifeeducation-sukses.blogspot.com/2011/04/kitab-kitab-hadist-drajat-
dan-sistem.html

10

Anda mungkin juga menyukai