Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

JENIS JENIS KITAB HADITS (kitab jami’, kitab sunan, kitab musnad, kitab athraf,
kitab mustadrak, kitab mu’jam)

Dosen pengampu: Dr. Ending Solehudin, M.Ag

Disusun Oleh Kelompok 9:

1. Muhammad Latip Muhaemin


2. Muhammad Faizal Akbar
3. Nesta Adriansyah
4. Nita Raudhatul Zanah

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA SEMESTER SATU (1)


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2021/2022

KATA PENGATAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan pada waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.
Makalah ini d isusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ulumul
Hadits. Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca tentang
materi didalamnya.
Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing
serta semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Penulis berharap
semoga semua yang telah berjasa dalam penyusunan makalah ini mendapat balasan
yang sebaik-baiknya dari Allah SWT.
Akhirnya penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, sehingga
makalah ini bisa lebih baik.

November 2021

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ii

ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................iii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...........................................................................1


B. Rumusan Masalah ......................................................................2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Kitab Jami’ ..................................................................................3


B. Kitab Sunan..................................................................................3
C. Kitab Musanad.............................................................................3
D. Kitab Athraf.................................................................................4
E. Kitab Muatadrak..........................................................................4
F. Kitab Mu’jam...............................................................................5

BAB III KESIMPULAN..............................................................................6

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberadaan hadis sebagai salah satu sumber ajaran islam memiliki perkembangan dan
penyebaran yang kompleks. Sejak dari masa prakodifikasi, zaman Nabi, sahabat, dan tabiin
hingga setelah pembukuan. Sebelum sampai masa pembukuan, penulisan hadis seringkali
menjadi bahan kontroversi di kalangan sebagian kaum muslim maupun non muslim. Ada
sebagian yang menolak untuk menerima otentisitas Hadis Nabi lantaran mereka berargumen
bahwa Hadis Nabi ditulis dan dibukukan dua abad sesudah wafatnya Rasulullah Muhammad,
suatu rentang waktu yang agak lama berlalu sehingga dapat menyebabkan timbulnya
perubahan dan pergeseran lafaz serta makna hadis yang bersangkutan.

Dalam sejarah perkembangannya, hadis pernah mengalami masa transisi, yakni dari
tradisi oral ke tradisi tulisan, dan penulisannya membutuhkan waktu yang lebih panjang
ketimbang pengkompilasian Alquran. Lama setelah Nabi saw. wafat, ungkapan-ungkapan
dan segala hal yang berkaitan dengan diri beliau menjadi objek penelitian intensif para ulama
hadis untuk dikoleksi dalam bentuk tulisan. Para ulama hadis hampir sepakat mengatakan
bahwa kodifikasi hadis secara resmi dilakukan oleh khalifah Umar bin Abdul ‘Aziz yang
memerintah pada tahun 99-101 H.

Fokus tulisan ini adalah membahas macam-macam kitab hadis yang pernah muncul
dan beredar di dunia pengkajian hadis. Pembahasannya diupayakan untuk selalu disandarkan
ke latar sejarah (historical setting) perkembangan hadis. Pembahasan peringkat (martabat
atau ranking) kitab-kitab hadis yang dianalisis secara kualitatif hanya pada kitab-kitab
kanonik dan ensiklopedik yang paling sering diapresiasi mayoritas muslim. Sebelumnya akan
dibahas juga peringkat dari macam-macam koleksi kitab hadis ala prinsip generalisasi.
Analisis kualitas menyangkut kajian seluruh aspek koleksi (kitab) hadis yang meliputi nilai
hadis (syarat-syarat yang ditetapkan), sistematika penulisan, ketelitiannya, dll. Masing-
masing kitab yang menempati tingkat tertentu akan dibahas juga kekurangan-kelebihannya,
pujian, dan kritikan terhadapnya.

1
B. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah dari makalah ini adalah:

1. Apa itu kitab jami’ ?

2. Apa itu kitab sunan ?

3. Apa itu kitab musnad ?

4. Apa itu kitab athraf ?

5. Apa itu kitab mustadrak ?

6. Apa itu kitab mu’jam ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun Rumusan Masalah dari makalah ini adalah:

1. Mengetahui apa itu kitab jami’

2. Mengetahui apa itu kitab sunan

3. Mengetahui apa itu kitab musnad

4. Mengetahui apa itu kitab athraf

5. Mengetahui apa itu kitab mustadrak

6. Mengetahui apa itu kitab mu’jam

2
BAB II

PEMBAHASAN

MACAM-MACAM KITAB HADIS

A. Al-Jawāmi’

Kata Kitāb al-Jawāmi’ adalah bentuk dari jamak dari kata al-Jāmi’. Kitab Jāmi’
menurut istilah para Muhaddisin adalah kitab hadis yang disusun berdasarkan bab dan
mencakup hadis-hadis berbagai sendi ajaran Islam dan sub-subnya. Secara garis besar bab-
babnya mencakup tentang aqidah, ibadah muamalah, perjalanan hidup Nabi saw, perbudakan,
fitnah, dan berita hari kiamat.

Kitab Jāmi’ itu sangat banyak, yang termahsyur diantaranya adalah: al-Jāmi’ as-Sahīh
karya al-Bukhari, al-Jāmi’ as-Sahīh karya Imam Muslim. . Dan al-Jāmi’ karya Imam at-
Turmudzi atau yang dikenal dengan Sunan at-Turmudzi. kitab ini disebut Sunan karena ia
lebih menonjolkan hadis-hadis hukum.

B. As-Sunan

Kitab Sunan adalah kitab-kitab yang menghimpun hadis-hadis hukum yang marfu’
dan disusun berdasarkan bab-bab fiqh. Kitab jenis ini hanya memuat hadis-hadis tertentu
bukan semua aspek ajaran Islam. Kitab sunan memuat hadis sahih, hasan dan daif. Kitab-
kitab sunan yang masyhur adalah sunan Abi Dāwud, Sunan At-Turmudzi, Sunan An-Nasā’i,
dan Sunan Ibnu Mājah.

C. Kitab Musnad

Kitab musnad adalah kitab hadis yang disusun berdasarkan urutan nama sahabat.
Urutan sahabat itu ada kalanya disusun berdasarkan urutan huruf hija’iyah, ada kalanya
berdasarkan urutan waktu masuk islamnya, dan ada kalanya berdasarkan keluhuran nasabnya.
Jumlah kitab Musnad ini sangat banyak, yang paling masyhur dan paling tinggi martabatnya
adalah Al-Musnad karya Al-Imam Ahmad bin Hanbal, kemudian Musnad karya Abi Ya’la
Al-Mushili. Imam Ahmad yang menulis musnsd telah mendahulukan hadits-hadits Abu
Bakar dari pada hadits hadits sahabat yang lain.

3
Di antara cara penysusunan musnad adalah:

1. Memuat hadits-hadits 10 orang sahabat yang dijamin masuk syurga, atau


tentah khalifah yang empat.
2. Mengurutkan siapa yang lebih dulu masuk islam.
3. Dengan melihat siapa dulu ahli Badar/Hudaibiah dahulu.
4. Dengan melihat siapakah yang memeluk islam terlebih dahulu ketika
Pembukaan Mekkah.
5. Dengan melihat lelaki dahulu perlu diutamakan. Tetapi dari kalangan wanita
pula istri-istri nabi diutamakan terlebih dahulu.
6. Dengan melihat jenis qabilah (qabilah bani Hasyim didahulukan)

Didalam musnad jumlah haditstidak dibatasi jumlahnya. Ia Cuma mengumpulkan sebanyak


mungkin hadits-hadits yang menerangkan sesuatu perkara. Namun begitu musnad yang
paling shahih adalah musnad Ahmad karena beliau telah menyaring hadits –haditsnya.
Kebanyakan ulama salaf menulis hadits dalam bentuk musnad.

D. Kitab Atrāf

Kata Atrāf adalah jama’ dari tharf yang berarti bagian dari sesuatu. Tharf hadis adalah
bagian hadis yang dapat menunjukkan hadis itu sendiri, atau pernyataan yang dapat
menunjukkan hadis, seperti hadis innama al-a’mālu bi An-niyyāt.

Kitab al-Atrāf adalah kitab-kitab yang disusun untuk menyabutkan bagian hadis yang
menunjukkan keseluruhannya, biasanya di dalamnya dituliskan pangkal-pangkal hadis saja.
lalu disebutkan sanad-sanadnya pada kitab-kitab sumbernya. Sebagian penyusun
menyebutkan sanadnya dengan lengkap, dan sebagian lainnya hanya menyebutkan
sebagiannya. Kitab-kitab ini tidak memuat matan hadis secara lengkap, dan bagian hadats
yang dimuat pun tidak pasti bagian dalam arti tekstual.

E. Kitab Mustadrakāt

Kata Al-Mustadrakāt bentuk jamak dari mustadrak. Al-Mustadrakāt merupakan kitab


hadis yang memuat hadis-hadis yang tidak dimuat dalam kitab-kitab tertentu yang sebenarnya
hadis-hadis tersebut memenuhi syarat yang dipegangi oleh penulis kitab tersebut. Kitab al-
Mustadrak yang terkenal adalah kitab al-Mustadrak ‘alā As-Sahīhaini karya Al-Hakim Al-
Naisaburi (321-405 H) dan Kitab Al-Ilzamāt karya Al-Dar Quthni (306-385 H).

4
Kitab hadits ini mengumpulkan hadits hadits yang tidak disebutkan oleh seseorang
pengarang secara sengaja atau tidak sengaja. Contohnya kitab Mustadrak al Hakim setebal 4
jilid dimana kitab hadist-hadits tersebut dikumpulkan menepati syarat-syarat yang digunakan
oleh Bukhori dan Muslim. Kitab ini tidak bole dibaca begitu saja, tetapi harus bersam dengan
takhrijnya oleh al Zanabi. Cotohkitab lainnya adalah Mustadrak Hafidz Ahmad al-Maliki.
Tujuan penyusunan kitab Mustadrak ialah supaya kita tidak menganggap hadits shahih
hanyalah apa yng terkandung dalam shahih Bukhori dan Muslim saja.

F. Al-Ma‘ājim atau Mu’jam

Kata al-Ma‘ājim adalah bentuk jamak dari kata al-mu’jam. Kitab mu’jam menurut
istilah para muhaddisin adalah kitab hadis yang disusun berdasarkan susunan guru-guru
penulisnya yang kebanyakan disusun berdasarkan urutan huruf hija’iyah (alfabetis). Beberapa
kitab mu’jam yang terkenal adalah tiga buah kitab mu’jam karya Al-Muhaddis al-Hafizh al-
Kabir Abu Al-Qasim Sulaiman bin Ahmad al-Thabrani (W.360 H). Ketiga kitab mu’jam itu
adalah: al-Mu’jam al-Sagīr, al-Mu’jam al-Ausat, dan al-Mu’jam Al-Kabīr. Dua mu’jam yang
pertama disusun berdasarkan urutan nama guru-gurunya, sedangkan mu’jam yang terakhir
disusun berdasarkan urutan nama para sahabat menurut urutan huruf mu’jam. Ini semua
untuk memastikan ke shahihan sebuah hadits.

5
BAB III

KESIMPULAN

Secara kuantitas kitab hadis dari berbagai macam (tipe) sangatlah berlimpah dan sulit
dipastikan. M. Azami berani menaksir ada ratusan booklet (kitab mini, brosur hadis) yang
beredar pada abad pertama H. Kemudian bila ditambah seratus tahun berikutnya (abad ke-2
H) akan lebih sulit lagi memerkirakan jumlah booklet dengan (ditambah) kitab hadis yang
muncul. Bahkan, katanya, para ulama hadis mengestimasi jumlahnya mencapai ribuan. Dari
ribuan koleksi itu, hanya sejumlah kecil yang masih bisa dijumpai.

Penetapan peringkat kitab-kitab hadis memang penting bagi masa-masa lampau.


Namun, bagi para pengapresiasi hadis kontemporer, kedudukan peringkat suatu kitab hadis
tampaknya tidak begitu penting. Sembari menawarkan berbagai metode pemahaman dan
pemaknaan hadis secara tepat, mereka mengapresiasi tinggi setiap hadis dari manapun asal
kitabnya (Sunni dan Syi‘ah) atau apapun nilainya. Yang lebih penting adalah kritisisme, di
antaranya dengan memaskai pisau analisis sejarah.

6
DAFTAR PUSTAKA

Ramli Abdul Wahid, Studi Ilmu Hadis, (Bandung: Cita Pustaka Media, 2011).

Fatchur Rahman, Ikhtisar Musthalahul Hadits, (Bandung: Al maarif,1991)

Nasuruddin ‘Itr, ‘Ulum Hadis, (Bandung: Remaja Rosdakarta, 1995).

Mahmud Thahhan, Taisir Musthalah al-Hadis, edisi terjemahan bahasa Indonesia: Intisari
Ilmu Hadis oleh Muhtadi Ridwan, (Malang: UIN Malang Press, 2007).

Nuruddin ‘Itr, Manhaj an-Naqd fii ‘Ulum al-Hadis (Damaskus: Daar al-Fikr,1997).

Nawir Yuslem, Sembilan Kitab Induk Hadis, Biografi Penulisnya dan Sistematika
Penulisannya, (Jakarta: Hijri Pustaka Utama, 2006).

Hasbi Ash-Shiddieqiy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis (Jakarta: Bulan Bintang, 1991)

Azami, Muhammad Mustafa, Studies in Hadith Methodology and Literature. Indianapolis,


(Indiana: American Trust Publications, 1977).

M. ‘Ajaj Al-Khatib, Ushul Hadis, (Jakarta: Gaya Media, 2007)

Anda mungkin juga menyukai