Disusun Oleh:
FAKULTAS TARBIYYAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
STIT MUHAMMADIYAH BANJAR
Jl. Dr. Husein Kartasasmita No.130, Banjar, Kec. Banjar, Kota Banjar
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dengan factor tersebut, kami penulis tertarik untuk membahas masalah ini
dalam sebuah masalah yang akan kami ajukan.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
TAYAMMUM
Landasan dari tayamum adalah firman Allah swt. dalam surah al-Maidah
ayat 6:
ضى اَوْ َعلَى َسفَ ٍر اَوْ َجآ َء اَ َح ٌد ِم ْن ُك ْم ِّمنَ ْالغَآِئ ِط اَوْ لَ َم ْستُ ُم النِّ َسآ َء فَلَ ْم ت َِج ُدوْ ا مآ ًء فَتَيَ َّم ُموْ ا
َ َْواِ ْن ُك ْنتُ ْم َّمر
ُم ِم ْنهkْ م َو اَ ْي ِديَ ُكkْ ص ِع ْيدًا طَيِّبًا فَا ْم َسحُوا بِ ُوجُوْ ِه ُك َ
Artinya: "... Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari
tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan maka jika kamu tidak
memperoleh air maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah
wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu...."
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah saw.
bersabda:
Hadits ini menjadi dasar legalitas tayamum sebagai tata cara alternatif
mensucikan diri dari hadats.
Tentu saja, jika direnungi lebih dalam keberadaan tayamum sebagai tata cara
alternatif dalam bersuci, kita akan mendapatkan satu hikmah bahwa Allah
swt. tidak ingin memberatkan manusia dalam segala hal. Allah swt. tidak
akan memaksa manusia untuk melakukan sesuatu di luar kemampuannya.
Jika memang tidak bisa berwudhu maka bertayamumlah. Yassiruu wa laa
tu'assiruu, kata Nabi, Permudahlah dan jangan dipersulit.
3
B. SYARAT SAH MELAKUKAN TAYAMMUM
Adapun syarat sah melakukan tayammum adalah sebagai berikut:
1. Tidak ada air dan telah berusaha mencarinya, tetapi tidak bertemu
7. Air berada di tempat yang jauh yang dapat membuat telat sholat
Bahkan menurut beberapa ulama, orang yang khawatir bahwa kematian akan
menjemputnya pada saat hawa dingin sangat menusuk diperbolehkan
tayamum karena serupa orang sakit. (Shahih Fiqih Sunnah I/196). Dalilnya
4
adalah sebuah hadits yang diriwayatkan dari Jabir ra., ia bercerita sebagai
berikut:
Pada suatu saat kami bepergian dalam sebuah rombongan perjalanan. Tiba-
tiba ada seorang lelaki diantara kami yang tertimpa batu sehingga
menyisakan luka di kepalanya. Beberapa waktu sesudah itu dia mengalami
mimpi basah. Maka dia pun bertanya kepada sahabat-sahabatnya, “Apakah
menurut kalian dalam kondisi ini saya diberi keringanan untuk bertayamum
saja?” Menanggapi pertanyaan itu mereka menjawab, “Menurut kami
engkau tidak diberikan keringanan untuk melakukan hal itu, sedangkan
engkau sanggup memakai air.” Maka orang itu pun mandi dan akhirnya
meninggal. Tatkala kami berjumpa dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam maka beliau mendapat laporan tentang peristiwa itu. Beliau
bersabda, “Mereka telah menyebabkan dia mati! Semoga Allah
membinasakan mereka. Kenapa mereka tidak mau bertanya ketika tidak
mengetahui. Karena sesungguhnya obat ketidaktahuan adalah dengan
bertanya. Sebenarnya dia cukup bertayamum saja.” HR. Abu Dawud,
Ahmad dan Hakim
1. RUKUN TAYAMMUM
c. Mengusap dua belah tangan hingga siku-siku dengan debu tanah dua
kali
2. SUNAT TAYAMMUM
c. Menipiskan debu
d. Menghadap kiblat
َ فَاِ َّن ٓذلِك٬ُ فَاِ َذا َو َجد َْال َما َء فَ ْليُ ِم َسهُ بَ َش َرتَة٬ َ َواِ ْن لَ ْم يَ ِج ِد ْال َما َء َع َش َر ِسنِ ْين٬ مkِِب طَهُوْ رُال ُم ْسل
َ ِِّاِ َّن الص َِّع ْي َد الطَّي
خَ ْي ٌٌر
Artinya: sesungguhnya tanah yang suci itu alat untuk bersuci bagi orang
islam. Selagipun tidak mendapatkan air selama sepuluh tahun. Apabila ia
telah mendapatkan air maka hendaklah ia menyentuhkan air itu kepada
kulitnya. Karena hal itu lebih baik.
Sekali bertayammum hanya dapat dipakai untuk satu sholat fardhu saja,
meskipun belum batal. Adapun untuk dipakai sholat sunat beberapa kali
cukuplah dengan satu kali tayammum.
1. Jika ada air setelah bertayammum tetapi sholat belum dikerjakan, maka
ia wajib berwudhu’.
3. Jika telah selesai melaksanakan sholat baru ada air sementara, waktu
sholat masih ada, maka boleh mengulang sholat dengan berwudhu’, dan
boleh pula tidak mengulanginya.
6
4. Jika air ada setelah sholat dikerjakan dan waktu sholat telah habis,
maka sholat tidak perlu di ulangi, karena sholatnya sudah sah.
G. TATA CARA/PRAKTEK BERTAYAMMUM
a. Membaca basmalah
c. Angkat kedua tangan lalu tiup telapak tangan untuk menipiskan debu
yang menempel, tetapi tiup ke arah berlainan dari sumber debu tadi.
h. Angkat kedua tangan lalu tiup telapak tangan untuk menipiskan debu
yang menempel, tetapi tiup ke arah berlainan dari sumber debu tadi.
Selain pada permukaan bumi secara langsung, seperti misalnya tanah, batu
dan lain sebagainya, bertayamum juga dapat dilakukan dengan dinding. Hal
ini sesuai dengan salah satu hadits sebagai berikut:
Maka dari itu tayammum dengan dinding juga diperbolehkan sesuai dalil
diatas.
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR KEPUSTAKAAN