Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH ILMU FIKIH

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3


 Farid Hidayat Salman
 Andi Zahra Ramadani
 Nurfauziah

Dosen Pengampuh
Dr. Zaenal Abidin SS., M.HI.

Materi: Thaharah (Bersuci) 3


 Tayammum; Pengertian dan dalil-dalilnya
 Asbab al-tayammum
 Syurut al-tayammum
 Faraid al-tayammum
 Mubthilat al-tayammum (Hal-hal yang membatalkan
tayammum)
A. Pengertian Al-Tayammum

Tayammum berasal dari akar kata “Tayammama” yang berarti bermaksud. Secara istilah
tayammum adalah menyampaikan debu kepada wajah dan kedua tangan dengan niat khusus.
Tayammum merupakan sarana bersuci pengganti wudhu (hadast kecil) dan mandi wajib
(hadast besar) ketika terdapat uzur untuk melakukannya. Tata cara tayammum untuk kedua hadast
tersebut adalah sama. Hanya saja, tayammum karena hadast kecil menjadi batal jika terdapat hal-
hal yang membatalkan wudhu, sementara tayammum dari hadast besar tidak batal karena terdapat
hal-hal tersebut tapi menjadi batal jika menemukan air dan mampu membatalkannya.

B. Dalil-dalil Al-Tayammum
Tayammum adalah ibadah yang hanya Allah syariatkan untuk umat Nabi Muhammad SAW.
Pensyariatan tayammum ini didasarkan pada Al-quran dan hadits. Adapun dalam Al-quran dalam
firman Allah SWT:
‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ِاَذ ا ُقْم ُتْم ِاَلى الَّص ٰل وِة َفاْغ ِس ُلْو ا ُوُجْو َهُك ْم َو َاْيِدَيُك ْم ِاَلى اْلَم َر اِفِق َو اْمَس ُحْو ا ِبُرُءْو ِس ُك ْم َو َاْر ُج َلُك ْم ِاَلى اْلَكْع َبْيِۗن َو ِاْن ُكْنُتْم‬
‫ُج ُنًبا َفاَّطَّهُرْو ۗا َو ِاْن ُكْنُتْم َّم ْر ٰٓض ى َاْو َع ٰل ى َس َفٍر َاْو َج ۤا َء َاَح ٌد ِّم ْنُك ْم ِّم َن اْلَغ ۤا ِٕىِط َاْو ٰل َم ْس ُتُم الِّنَس ۤا َء َفَلْم َتِج ُد ْو ا َم ۤا ًء َفَتَيَّمُم ْو ا َصِع ْيًدا َطِّيًبا‬
‫َفاْمَس ُحْو ا ِبُوُجْو ِهُك ْم َو َاْيِد ْيُك ْم ِّم ْنُهۗ َم ا ُيِرْيُد ُهّٰللا ِلَيْج َعَل َع َلْيُك ْم ِّم ْن َحَر ٍج َّو ٰل ِكْن ُّيِرْيُد ِلُيَطِّهَر ُك ْم َو ِلُيِتَّم ِنْع َم َتٗه َع َلْيُك ْم َلَع َّلُك ْم َتْشُك ُرْو َن‬
“Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari temapat buang air (kakus) atau
menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah
yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.” (Q.S Al-Maidah:6)

Dan adapun Hadits dari Nabi Muhammad SAW:

‫ ِإَذ ا َلْم َنِج ِد اْلَم اَء‬،‫َو ُج ِع َلْت ُتْر َبُتَها َلَنا َطُهوًرا‬
“Dan dijadikan debunya bagi kita suci jika tidak menemukan air.” (HR. Muslim)
C. Asbab Al-Tayammum
Asbab tayammum adalah sebab-sebab yang diperbolehkannya melakukan Tayammum
seperti:
1. Tidak terdapat air.
2. Terdapat air tapi tidak dapat menggunakannya karena beberapa alasan yaitu;
a) Sakit. Jika seseorang sedang dalam kedaan sakit maka diperbolehkan
untuk melakukan tayammum karena dikhawatirkan bertambahnya sakit tersebut
dan membuat penyakit itu terlambat untuk sembuh, seperti menimbulkan cela
yang besar pada anggota tubuh yang tampak, atau menyebabkan catat pada
anggota tubuh. Bahkan bisa menjadi wajib jika khawatir ketika tidak
bertayammum.
b) Kebutahan atas air. Jika terdapat air namun dibutuhkan oleh hewan yang
terhormat maka diperbolehkan seseorang untuk bertayammum. Yang dimaksud
dari hewan yang terhormat adalah setiap hewan yang dilarang dibunuh tanpa
sebab.
3. Terdapat sesuatu yang menghalangi mencapai air seperti binatang buas
4. Air berada ditempat yang sangat jauh dan susah dijangkau
5. Keadaan yang tidak memungkinkan memakai air, seperti kondisi cuaca yang sangta
dingin dan ketika musim kemarau.

D. Syarat Al-tayammum
Dalam bertayammum juga memiliki persyaratan untuk dikatakan sah dalam bertayammum,
adapun 7 syarat sah tayamumm yaitu:
1. Bertayammum dengan debu. Syarat-syarat debu yang boleh digunakan untuk tayammum
adalah:
 Suci (tidak najis)
 Dapat mesucikan (bukan mustakmal). Debu mustakmal adalah debu yang masih
berada dianggota tayammum atau yang sudah terlepas darinya. Begitu pula
dengan debu yang digunakan untuk membersihkan najis.
 Murni yaitu yang tidak bercamour dengan benda yang lain meskipun sedikit
seperti pasir dan tepung.
 Memiliki serbuk debu, yaitu ditandai dengan ada yang menempel di anggota
tayammum.
2. Menghilangkan najis terlebih dahulu, karena tayammum adalah cara bersuci yang lemah
(pengganti).
3. Menentukan arah kiblat dengan berijtihad jika belum mengtahuinya
4. Sudah masuk waktu sholat, karena tayammum adalah cara bersuci dalam keadaan darurat
sementara tidak dianggap darurat jika belum masuk waktu sholat. Nabi Muhammad SAW
berkata:
“Dimana saja aku bertemu waktu sholat maka aku akan membasuh (bertayammum) dan
sholat.” (HR. Ahmad)
5. Bertayammum untuk setiap satu sholat wajib. Al-Baihaqi meriwayatkan dari Ibnu Umar
RA: “Seseorang bertayammum untuk setiap sholat meskipub belum batal.”

E. Batalnya Tayammum
Hal-hal yang membatalkan Tayammum ada 4, yaitu:
1. Semua perbuatan yang membatalkan wudhu
2. Murtad, karena tayammum dilakukan untuk kebolehan melaksanakan sholat sehingga
itu tidak diperlukan bagi orang yang murtad. Berbeda dengan wudhu dan mandi karena
keduanya bertujuan menghilangkan hadas bukan sekedar untuk kebolehan
melaksanakan sholat.
3. Menemukan air bagi yang bertayammum karena tidak terdapat air. Rasulullah SAW
bersabda:
“Sesungguhnya debu yang baik adalah alat bersuci bagi orang muslim meskipun
ia tidak menemukan air selama sepuluh tahun. Jika ia menemukannya maka
hendaknya ia menyentuhkannya pada kulitnya karena itu lebih baik baginya.”
(HR Abu Daud)
‫ َفِإَذ ا َو َج َد اْلَم اَء َفْلُيِم َّسُه َبَش َر َتُه‬، ‫ َوِإْن َلْم َيِج ِد اْلَم اَء َع َش َر ِسِنْيَن‬، ‫ِإَّن الَّص ِع ْيَد الَّطِّيَب َطُهْو ُر اْلُم ْس ِلِم‬

‫َفِإَّن َذ ِلَك َخْيٌر‬


Jika orang tersebut menemukan air setelah selesai melaksanakan sholat maka
sholatnya sah dan tidak perlu mengulangnya. Begitu pula, jika ia menemukannya
ketika sudah masuk dalam sholat maka ia boleh menyempurnakan sholatnya itu. Tapi
jika ia membatalkannya lalu ia melaksanakan sholat dengan berwudhu maka itu lebih
afdhal.

4. Mampu menggunakan air, seperti orang baru sembuh dari penyakitnya.

Anda mungkin juga menyukai