Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fiqih adalah salah satu ilmu Agama yang wajib dipelajari oleh umat Islam
karena dengan ilmu fiqih, umat Islam akan mengetahui apa saja perintah Allah
SWT. yang harus dilakukan, perkara mana yang dilarang oleh Allah SWT.
Dengan menekuni ilmu ini, maka dengan sendirinya kemudian mempengaruhi
perilaku dan ibadahnya kepada Allah, seseorang akan berada pada tingkat
muttaqin, bertaqwa (sa'adah al-darain).
Tayamum merupakan thaharah yang telah valid keterangannya di dalam
Alquran, as-sunnah dan konsensus (kesepakatan) umat Islam dan juga merupakan
salah satu diantara kekhususan yang Allah berikan kepada umat Nabi Muhammad.
Akan tetapi, masih banyak masih banyak kesalah fahaman di saat
tayamum, dan tayamum ini bisa menjadi pengganti dari wudhu. Apabila tidak air

yang bisa digunakan untuk bersuci, baik secara ‫ َس َفًرا‬maupun‫ُم ِقْي ًما‬ , demikian pula,

umat Islam telah sepakat bahwa disyariatkan hanya ada wajah dan kedua telapak
tangan bagi seseorang yang berhadas, baik hadas besar maupun kecil, baik
tayamum mewakili seluruh anggota thaharahnya ataukah sebagiannya saja,
adapun dalil yang menjelaskan tayamum di dalam Alquran, firman Allah SWT.

‫ِّس اءَ َفلَ ْم جَتِ ُدوا‬ ِ ‫ِئ‬ ِ ِ


َ ‫َوِإ ْن ُكْنتُ ْم َم ْر‬
َ َ‫ض ٰى َْأو َعلَ ٰى َس َف ٍر َْأو َج اء‬
َ ‫َأح ٌد مْن ُك ْم م َن الْغَا ط َْأو اَل َم ْس تُ ُم الن‬
ِ ِ ِ ً ِ‫صع‬
ُ‫يدا طَيِّبًا فَ ْام َس ُحوا بُِو ُجوه ُك ْم َوَأيْدي ُك ْم مْنه‬ َ ‫َماءً َفَتيَ َّم ُموا‬
Artinya: “Dan jikalau kalian dalam keadaan sakit atau dalam perjalanan atau
seseorang diantara kalian baru saja buang hajat atau menggauli wanita,
kemudian kalian tidak mendapatkan air, maka kalian lakukanlah tayamum
dengan tanah yang baik. usaplah wajah kalian dan tangan kalian dari tanah
tersebut”.1
Maka dari itu penulis dalam membuat paper ini mengangkat judul
“ANALISIS TAYAMUM DALAM ISLAM” harapan semoga dengan adanya

1
Qs Al-Maidah (5): 6

1
Paper ini bisa dijadikan contoh oleh masyarakat untuk umumnya dan santri
khususnya.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian pada latar belakang di atas, maka penulisan pada paper kali ini
menfokuskan pada pokok-pokok pembahasan sebagai berikut:
1. Apa definisi tayamum?
2. Bagaimana hukum tayamum?
3. Apa saja syarat-syarat tayamum?
4. Apa saja sebab-sebab dibolehkannya bertayamum?
5. Bagaimana tata cara tayamum?
6. Apa saja hal-hal yang membatalkan tayamum?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan pada paper ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi tayamum.
2. Untuk mengetahui hukum tayamum.
3. Untuk mengetahui syarat-syarat tayamum.
4. Untuk mengetahui sebab-sebab dibolehkannya tayamum.
5. Untuk mengetahui tata cara tayamum.
6. Untuk mengetahui hal-hal yang membatalkan tayamum.

D. Manfaat Penulisan
1. Penulis: Agar menambah wawasan bagi penulis dan mengikuti Ujian Akhir
Madrasah (UAM).
2. Pembaca: Agar dapat mengambil hikmah dan menjadi pedoman bagi
masyarakat pada umumnya dan santri khususnya.
3. Lembaga: Sebagai bukti eksistensi karya-karya para santri, sehingga nantinya
dapat mengharumkan nama lembaga kita ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Tayamum
Tayamum secara bahasa adalah Al qashdu yang berarti bermaksud atau
bertujuan atau memilih. Allah berfirman:

.‫ضوا فِ ِيه‬ ِِِ ِ ِ ِ‫واَل َتي َّمموا اخْل ب‬


ُ ‫يث مْنهُ ُتْنف ُقو َن َولَ ْستُ ْم بِآخذيه ِإاَّل َأ ْن ُت ْغ ِم‬
َ َ ُ َ َ
Artinya: “Janganlah kalian bersengaja memilih yang buruk-buruk lalu kamu
menafkahkan hal itu, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan
dengan memejamkan mata terhadapnya”.2
Kata ‫ َتيَ َّم ُم وا‬dalam ayat di atas artinya bersengaja, bermaksud, atau

bertujuan.3 sedangkan secara syariat adalah mensucikan wajah dan kedua tangan
dengan debu yang suci sebagai ganti dari wudhu atau mandi besar.4
Adapun dalil dari Ulama as-sunnah, diantaranya adalah hadist yang
diriwayatkan oleh al-Bukhari (No. 344) dan Muslim (No. 682) dari hadits Imran
bin Husain:
ِ َ ‫أن ر‬
َ ُ‫ص لَّى اهللُ عليه وس لَّ َم َرَأى َر ُجاًل ُم ْعتَ ِزاًل مَلْ ي‬
‫ص ِّل يف‬ َ ‫سول اللَّه‬ َ َّ ‫عن عمران بن حصني اخلزاعي‬
ِ َ ‫قال يا ر‬ ِ َ َ‫ ف‬،‫ال َق ْوِم‬
َ :‫سول اللَّه‬
،َ‫أص َابْتيِن َجنَابَةٌ واَل َم اء‬ َ َ َ‫ص لِّ َي يف ال َق ْوم؟ ف‬
َ ُ‫ك أ ْن ت‬
َ ‫ يا فُاَل ُن ما َمَن َع‬:‫قال‬
ِ ِ َّ ‫ علَيك‬:‫قال‬
َ ‫بالصعِيد فإنَّه يَكْف‬
.‫يك‬ َ َْ َ
“Ceritakan dari Imron Ibnu Hushain Al-khoza'i bahwasanya Rasulullah SAW
melihat seseorang laki-laki menyendiri tidak shalat bersama kaum, kemudian
Rasulullah bertanya wahai Fulan Apa yang membuatmu tidak shalat bersama
kaum, maka laki-laki tersebut menjawab wahai Rasulullah, saya mengalami
junub sementara tidak ada air, Rasulullah berkata gunakanlah debu maka
sesungguhnya debu itu cukup bagimu”.5

2
Qs. Al Baqarah: 266
3
As Suyuty Dan Mahalli, Al Jalalain, Al Baqarah: /267
4
Hasiyah Al-Bajuri Syaikh Ibrohim,Hal 59 Diva Prees
5
Shohih Bukhori:1/134

3
B. Hukum-Hukum Tayamum
Tayamum adalah rukhshah (hukum yang dirubah untuk dipermudah dalam
pelaksanaannya).6 Sebagian ulama mengatakan bahwa tayamum adalah 'azimah,
atau hukum yang ditetapkan Allah pertama kali dalam bentuk hukum-hukum
umum, dan tidak terikat dengan situasi dan kondisi tertentu.
Dalam hal ini, rukhshoh merupakan keringanan hukum yang
menggantikan penggunaan air untuk bersuci ketika tidak ada air. Sebagai ulama
apabila tayamum disebabkan karena ketiadaan air maka disebut 'azimah, jika
karena sebab lain maka disebut rukhsah. Dengan alasan bahwa seorang pelaku
maksiat diperbolehkan melakukan tayamum dalam perjalanan sebelum ia bertobat
jika benar-benar tidak ada air, namun jika karena udzur syar'i seperti sakit maka
tayamumnya tidak sah sebelum ia bertobat.
Tayamum itu sendiri bisa menjadi wajib jikalau tidak adanya air tersebut
berlangsung selama waktu shalat sehingga menyebabkan seseorang tidak bisa
melaksanakan salat dikarenakan hadastnya, maka ia wajib bertayamum.

C. Syarat-Syarat Tayamum
Syarat-syarat bagi seseorang dibolehkan tayamum Ada lima:
- Pertama adanya udzur atau tidak adanya air, baik menurut panca indra atau
menurut syariat. Termasuk udzur ialah Seandainya di dekatnya ada air, namun
jika mengambilnya ada kehawatiran dirinya akan diserang binatang buas atau
musuh.
- Kedua masuknya waktu salat. Tayamum tidak sah sebelum masuknya waktu
shalat atau melakukan shalat sebelum waktunya. Karena tayamum itu sendiri
sebagai pengganti wudhu dan keadaan yang darurat
- Ketiga mencari air, baik dirinya sendiri atau orang lain yang telah diidzini, jika
dia sendirian dicukupkan untuk melihat ke kanan ke kirinya dari empat arah mata
angina. Jika dia berada di dataran yang rata, jika tidak maka ia harus keliling ke
tempat yang terjangkau oleh pandangannya.
- Keempat sulit menggunakan air, dengan gambaran jika orang tersebut
menggunakan air khawatir akan kehilangan fungsi anggota badan atau

6
As-Sulam Abd Hamid Hakim,Hal 11/2

4
memperparah sakitnya (bagi orang yang sakit) pada syarat ini, ada ulama yang
menambahkan bahwa tidak ada halangan setelah mendapatkannya seperti hewan
yang haus atau airnya untuk menghilangkan najis.
- Kelima Debu Suci mensucikan dan tidak basah. Debu Suci mencakup debu hasil
ghasap dan debu kuburan tidak digali, akan tetapi ulama berbeda pendapat dalam
hal mensucikannya kedua debu tersebut yang dimaksud dengan tidak basah yaitu
tidak memiliki kandungan air, sedangkan debu yang telah digunakan bersuci maka
tidak sah menggunakan tayamum.7

D. Sebab-Sebab Dibolehkannya Bertayamum


Bisnis kacang Kecamatan seseorang sebab-sebab diperbolehkannya
tayamum sebagai berikut:
1. Tidak adanya air baik menurut panca indra atau menurut syariat Adapun
contoh tidak adanya air menurut panca indra jika orang itu berada di sebuah
Pemukiman dan perjalanan yang tidak ada air Adapun contoh dari tidak adanya
air menurut syariat yaitu air tersebut ada tapi hanya cukup untuk diminum
manusia atau hewan yang dimuliakan syariat (hewan-hewan yang tidak boleh
dibunuh)
2. Tidak mampu menggunakan air dengan alasan ada sesuatu yang akan
membahayakan diri sendiri seperti ada hewan buas yang akan memangsanya
atau air tersebut berada di sumur yang sangat dalam dan orang sakit yang
khawatir Jika menggunakan air akan bertambah parah penyakitnya atau akan
membinasakannya dalam sebagian redaksi salah satu ulama memperbolehkan
tayamum karena keadaan yang sangat dingin.8

E. Tata Cara Tayamum


Langkah-langkah bertayamum sebagai berikut:
1. Carilah debu bersih dan suci yang tidak mencampuri najis maupun sesuatu
yang bisa musta'malkan seperti tercampuri kapur dan tepung.

7
Al-Bajuri Hal 57/1 Diva Prees
8
Takrirat Al-Syadidah Hal 78/1 Dar Khotb Al-Inayah

5
2. Merenggangkan jari-jarinya saat menepukkan kedua tangannya karena hal itu
lebih mampu mengumpulkan debu sehingga ia tidak perlu menemukan kedua
tangannya sampai dua kali setelah itu, Ucapkanlah niat tayamum:
ِ ‫الصالَِة‬
‫هلل َت َعاىَل‬ َّ ‫اح ِة‬ ِ ِ
َ َ‫ت التَّيَ ُّم َم ال ْستب‬
ُ ْ‫َن َوي‬
“Aku berniat tayamum agar diperbolehkan mengerjakan salat karena Allah
Ta'ala”.
Niat tayamum ini bertujuan supaya diperbolehkan mengerjakan salat, bukan
menghilangkan hadas karena tayamum tidak bisa menghilangkan hadas. Niat
ini wajib diucapkan saat pertama kali mengangkat tangan untuk mengusap
muka.
3. Kemudian usapkan Kedua telapak tanganmu dengan merapatkan jari-jarimu ke
wajah sekali karena mengusap anggota tubuh lebih dari satu kali hukumnya
makruh. jangan memaksakan agar debu sampai ke tempat tumbuhnya rambut,
baik yang tipis maupun yang tebal. Hal itu tidak disunnahkan mengingat
tingkat kesulitan dalam mengerjakannya, kecuali rambut tipis yang tumbuh di
dagu wanita. Adapun mengusap kuku hukumnya wajib seperti dalam wudhu.
Lepaskanlah cincinmu karena melepas cincin untuk ucapan kedua
(mengusap tangan) hukumnya wajib. Tujuan dari melepaskan cincin ini supaya
debu bisa menempel di telapak tangan secara merata, dan tidak cukup hanya
dengan menggerak-gerakkan cincin tersebut. Lain halnya apabila
menggunakan air karena kewajiban untuk melepaskan cincin adalah ketika
membasuh. Demikian disebutkan oleh Ahmad Al Mahiy.
4. Tepukkan pertama untuk mengusap muka maka hukumnya Sunnah, supaya
seluruh wajah bisa terusep secara merata dengan Kedua telapak tangan,
demikianlah yang disebutkan oleh Al mahally
5. Tepukkanlah tanganmu di atas debu untuk kali yang kedua dengan
merenggangkan jari-jarimu. Merenggangkan jari-jari dalam tepukan kedua ini
wajib kamu lakukan supaya debu lebih menempel secara merata di telapak
tangan dan jari-jari. lalu usapkan lah kedua tangan sampai siku dengan Kedua
telapak tanganmu, dimulai dengan mengusap tangan kanan terlebih dahulu.
Apabila belum merata Maka tepuklah sekali lagi Hingga memenuhi keduanya.

6
Setelah itu, usarkanlah salah satu tanganmu pada telapak tangan yang lain, lalu
usapkanlah pada sela-sela jari-jarimu dengan merenggangkannya.
6. Tertib atau runtut, maka dari itu bertayamum tidak boleh kocar-kacir di dalam
rukun tayamum, apabila tidak tertib maka dihukumi tidak sah atau batal.9

F. Hal-hal yang Membatalkan Tayamum


Yang membatalkan tayamum ada tiga, yaitu:
1. Semua yang membatalkan wudhu jika tayamumnya dari hadas kecil, dan
semua yang membatalkan hadas besar.
2. Mengetahui Atau mengira ada air Sebelum melaksanakan shalat di pertengahan
salat yang tidak bisa gugur dengan adanya tayamum.
Dan dimaksud dengan “shalat yang tidak bisa gugur dengan adanya
tayamum” adalah melaksanakan shalat di tempat yang kebiasaannya terdapat
air.
3. Mampu menggunakan air jika tayamumnya disebabkan tidak bisa
menggunakan air. Karena tayamum orang yang sakit menjadi batal ketika
sembuh dari penyakitnya sebelum masuk dalam shalat atau sembuh di
pertengahan shalat yang tidak gugur dengan tayamum, seperti tayamumnya
orang yang menggunakan perban di anggotanya tayamum. apabila
tayamumnya bisa menggugurkan kewajiban shalat maka kesembuhan yang
terjadi di pertengahan salat tersebut tidak membatalkan tayamum.10

BAB III
9
Pedoman Lengkap Kesempurnaan Ibadah,Syekh Nawawi Al Bantani Hal 60-61
10
Abdul Adzim Hs Fiqh Thaharah “Study Tata Cara Bersuci, Persefektif Madzhab Syafi'i”, (Hal
114-115)

7
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melihat dari pembahasan-pembahasan yang telah dipaparkan di depan.
Maka dari itu, penulis akan menyimpulkannya sebagai berikut:
1. Tayamum secara bahasa adalah Al-qasdu Adapun secara istilah adalah
menyucikan wajah dan kedua tangan dengan Abu sebagai ganti dari wudhu.
2. Tayamum termasuk dalam hukum rukhsah yakni suatu Hukum yang diciptakan
untuk mempermudah hukum asal. Akan tetapi, tayamum bisa menjadi wajib
dalam suatu keadaan tertentu.
3. Syarat tayamum ada lima:
a. Tidak ada air.
b. Masuknya waktu shalat.
c. Cari keberadaan air.
d. Menghilangkan najis.
e. Mengusap wajah dan telapak tangan dengan dua tepukan.

4. Sebab-sebab bagi seseorang diperbolehkan bertayamum:


a. Tidak adanya air.
b. Orang tersebut tidak mampu menggunakannya

5. Tata cara bertayamum yakni.


a. Mengambil Debu.
b. Berniat, baik untuk memperbolehkan bersholat maupun membaca Al-qur'an.
c. Menepukan kedua tangan dengan dua kali tepukan.
d. Mengusap wajah.
e. Mengusap kedua tangan
f. Tertib

6. Hal-hal yang dapat membatalkan tayamum:


a. Semua hal yang membatalkan wudhu.
b. Adanya air sebelum melaksanakan salat walaupun dengan praduga.

8
c. Mampu menggunakan air jika bertayamum disebabkan tidak biasanya
menggunakan air.
B. Saran-Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dari sang penulis dari awal sampai akhir
terkait judul paper ini, maka ada hal-hal yang perlu ditindaklanjuti kepada pihak
yang terkait yaitu:
1. Madrasah
Untuk lebih meningkatkan gerakan kegiatan membaca dan pembelajaran
tentang penulisan karya tulis ilmiah dengan dukungan fasilitas-fasilitas yang
lebih baik lagi kepadanya.
2. Siswa
Bagi para siswa Untuk lebih meningkatkan lagi minat dalam membaca
serta menulis. Ada sebuah pepatah yang mengatakan:
“Barang siapa yang suka membaca maka dia akan mengenal dunia dan apabila
dia suka menulis, maka dia akan dikenal oleh dunia”.
3. Orang Tua
Memotivasi Putra/ putrinya untuk terus semangat dalam belajar,
terutama dalam kegiatan baca tulis, supaya menjadi generasi yang gemilang
dalam merancang masa depan.
Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih. Semoga paper ini
bisa dijadikan sebagai pembelajaran bagi semua orang Islam untuk lebih dekat
lagi terhadap Allah SWT. Dan semoga paper ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Harapan terakhir semoga Paper
ini bermanfaat bagi kita semua amin ya robbal alamin.

9
DAFTAR PUSTAKA
 Ust. Nailul Huda, Kajian Dan Analisis Kitab At Tausyekh, Santri Salaf
Prees.
 Hasan Bin Ahmad bin Muhammad Bin Saun Al-Kaf, Taqrirat As-Sadidah,
Surabaya: Dar-Ulum Islamiyah 2004.
 Abd Hamid Hakim, As-Sulam,Jakarta: Maktab As-Saadiyat 2007
 Fuad Syaifuddin Nur, Pedoman Lengkap Kesempurnaan Beribadah,
Jakarta: Turos Khazanah Pustaka Islam 2014.
 Abdul Adzim Dkk, Fiqh Thaharah, Pamekasan: Pustaka Muba 2015.

10

Anda mungkin juga menyukai