Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN DAN PENILAIAN UJIAN PRAKTIK

TAYAMUM, SHALAT ISTIKHARAH DAN


HAPALAN DOA-HADIST

Satuan Pendidikan : SDIT BAITUL JANNAH


Kelas : VI (Enam)
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

A. PENDAHULUAN
Ibadah merupakan bentuk ketaatan kepada Allah dengan melaksanakan
perintah Allah SWT. Ibadah bukan saja untuk diketahui, tetapi diamalkan oleh
manusia. Untuk itu, ibadah perlu dipelajari. Pembiasaan ibadah pada peserta didik
sangatlah penting, khususnya dalam rangka pembentukan pribadinya. Semakin
banyak pengalaman ibadah yang didapat peserta didik melalui pembiasaan, maka
semakin banyak unsur ibadah pribadinya.

Praktik ibadah ini merupakan salah satu kegiatan yang wajib diikuti oleh peserta
didik kelas 6 SDIT Baitul Jannah guna mengukur tingkat pemahaman peserta didik
dalam bidang keagamaan. Praktik ibadah meliputi ; tayamum, shalat istikharah dan
hapalan doa serta hadist.

1. PRAKTIK TAYAMUM

Tata Cara Tayamum Dilengkapi Niat, Doa, dan Syaratnya

Bersuci merupakan salah satu tuntunan yang dianjurkan dalam Islam. Bersuci
untuk melaksanakan sholat dilakukan dengan berwudhu atau pun tayamum.
Dikutip dari buku yang bertajuk Panduan Shalat Lengkap & Juz 'Amma karya
Ahmad Najibuddin, tayamum adalah bersuci dengan menggunakan tanah atau debu
yang suci sebagai rukhsah (keringanan) ketika tidak ada air. Bersuci dengan
tayamum juga diperbolehkan bagi orang yang tidak dapat memakai air karena ada
halangan (udzur).

Anjuran untuk bersuci dengan tayamum termaktub dalam firman Allah QS. Al
Maidah ayat 6 yang berbunyi:

‫ص ِعيدًا‬ َ ‫سا َء فَلَ ْم ت َِجدُوا َما ًء فَتَيَ َّم ُموا‬ َ ِ‫سف ٍَر أَ ْو َجا َء أَ َحدٌ ِم ْن ُك ْم مِنَ ا ْلغَائِ ِط أَ ْو ََل َم ْست ُ ُم الن‬
َ ‫ع َل ٰى‬َ ‫ض ٰى أَ ْو‬ َ ‫َو ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم َم ْر‬
ٰ
َ ُ‫ج َولَ ِك ْن ي ُِريدُ ِليُطَ ِه َر ُك ْم َو ِليُتِ َّم نِ ْع َمتَه‬
‫علَ ْي ُك ْم‬ َّ ُ‫س ُحوا ِب ُو ُجو ِه ُك ْم َوأَ ْيدِي ُك ْم ِم ْنهُ ۚ َما ي ُِريد‬ َ
ٍ ‫علَ ْي ُك ْم ِم ْن َح َر‬
َ ‫َّللاُ ِل َي ْج َع َل‬ َ ‫ط ِيبًا فَا ْم‬
‫لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُك ُرو َن‬
Artinya: "... dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari
tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh
air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan
tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu
bersyukur." (QS.Al-Maidah: 6)

Niat dan Doa Sesudah Tayamum yang Benar


Masih mengutip dari sumber yang sama, syarat-syarat diperbolehkannya bersuci
dengan tayamum adalah sebagai berikut.

Syarat-syarat Tayamum
- Sudah masuk waktu sholat;
- Sudah diusahakan mencari air, tetapi tidak dapat. Sementara itu, waktu sholat
sudah masuk;
- Dengan tanah atau debu yang suci; dan
- Menghilangkan najis.
Tayamum, kamu juga perlu mengenali sunahnya. Rukun tayamum ada empat.
Berikut ini yang termasuk rukun tayamum adalah :
a) Niat
b) Menghusap muka
c) Menghusap kedua tangan sampai siku
d) Tertib

Adapun penjelasan tata cara tayamum, dilansir oleh detikcom dari kitab 'Bidayatul
Hidayah' karya Imam Al-Ghazali. Berikut ini tata cara tayamum yang benar beserta
bacaan doanya menurut Imam Ghazali.

Tata Cara Tayamum

1. Siapkan tanah berdebu atau debu yang bersih. Ulama memperbolehkan


menggunakan debu yang berada di tembok, kaca, atau tempat lain yang dirasa
bersih;

2. Disunnahkan menghadap kiblat, lalu letakkan kedua telapak tangan pada debu,
dengan posisi jari-jari kedua telapak tangan dirapatkan;

3. Dalam keadaan tangan masihَ َ diletakan َ di tembok


َ َّ atauَ debu, lalu ucapkan
basmallah dan niat seperti berikut. Niat Tayamum

‫ص ََلةِ هللِ تَعالى‬


َّ ‫نَويْتُ التيَ ُّمم َِل ْستِبَاح ِة ال‬
Bacaan latin: Nawaytu tayammuma li istibaakhati sholati lillahi ta'ala
Artinya: "Aku berniat tayamum agar diperbolehkan sholat karena Allah."

Niat di atas apabila ingin mengerjakan sholat. Lain jika ingin melakukan ibadah
lain, seperti membaca Al-Qur'an atau lainnya. Maka niatnya diganti sesuai dengan
tujuan bersuci.
4. Kemudian, usapkan kedua telapak tangan pada seluruh wajah. Berbeda
dengan wudhu, dalam tayamum tidak diharuskan untuk mengusapkan debu
pada bagian-bagian yang ada di bawah rambut atau bulu wajah, baik yang
tipis maupun yang tebal.

5. Dianjurkan untuk berusaha meratakan debu pada seluruh bagian wajah. Dan
itu cukup dengan satu kali menyentuh debu, sebab pada dasarnya lebar wajah
tidak melebihi lebar dua telapak tangan. Sehingga meratakan debu di wajah,
cukup mengandalkan dugaan yang kuat (ghalibuzhan);

6. Selanjutnya bagian tangan, sementara lepaskan cincin bila ada di jari, dan
letakkan kembali telapak tangan pada debu, kali ini jari tangan
direnggangkan. Lalu tengadahkan kedua telapak tangan, dengan posisi
telapak tangan kanan di atas tangan kiri. Rapatkan jari-jari tangan, dan
usahakan ujung jari kanan tidak keluar dari telunjuk jari kiri, atau telunjuk
kanan bertemu dengan telunjuk kiri;

7. Telapak tangan kiri mengusap lengan kanan hingga ke siku. Kemudian,


tangan kanan diputar untuk diusapkan juga sisi lengan kanan yang lain, dan
telapak tangan mengusap dari siku hingga dipertemukan kembali jempol kiri
mengusap jempol kanan. Lakukan hal yang sama pada tangan kiri seperti
tadi;

8. pertemukan kedua telapak tangan dan usap-usapkan di antara jari-jarinya;

9. Setelah tayamum, dianjurkan juga oleh sebagian ulama untuk membaca doa
bersuci, seperti halnya doa berikut ini.

Doa Setelah Tayamum

، َ‫ اَللَّ ُه َّم ا ْجعَ ْلنِي ِمنَ التَّ َّوابِيْن‬،ُ‫س ْولُه‬ َ ‫ َو أَ ْش َهدُ أَ َّن ُم َح َّمدًا‬،ُ‫ َو ْحدَهُ ََل ش َِريْكَ لَه‬،ُ‫أَ ْش َهدُ أَ ْن ََل إِلَهَ إِ ََّل هللا‬
ُ ‫عبْدُهُ َو َر‬
َ‫صا ِل ِحيْن‬ َّ ‫ط ِه ِريْنَ َواجْ عَ ْلنِي ِم ْن ِعبَادِكَ ال‬ َ َ‫َوا ْجعَ ْلنِي ِمنَ ا ْل ُمت‬

Bacaan latin: Asyhadu an laa Ilaaha illalloh wahdahu laa syariika lahu. Wa asyhadu
anna Muhammadan 'abduhu wa rasuuluhu. Allahummaj'alni minat tawwaabiina,
waj'alni minal mutatohhirina, waj'alni min 'ibaadikas sholihiina
2. SHALAT ISTIKHARAH

Shalat Istikharah merupakan Shalat yang dilakukan demi mendapatkan petunjuk


berupa keputusan dari Allah Ta’ala atau memohon dipilihkan salah satu diantara
dua perkara (Pilihan) atau lebih, guna menghapuskan kebimbangan hingga hati kita
mantap dan tidak ada rasa kecewa di kemudian hari.

Karena seringkali kita dihadapkan pada pilihan-pilihan, seperti pilihan memilih


jodoh diantara beberapa calon, pilihan kerja, pilihan untuk bersekolah dimana dan
pilihan untuk tinggal dimana.

Kondisi untuk memilih yang terbenar dan terbaik itu seringkali menempatkan kita
kepada kebimbangan, apabila semua pilihan terasa sama bagusnya hingga kita amat
bingung untuk memutuskannya, maka Shalat Istikharah adalah jawaban untuk anda
di kondisi seperti ini. Laksanakan Shalat ini dengan harapan tulus bahwa Allah
Azza Wa Jalla akan memberikan petunjuk-Nya kepada anda.

Contohnya:
• Untuk memilih pekerjaan.
• Untuk memilih pasangan hidup (Jodoh).
• Untuk memutuskan suatu perkara.
• Dan lain sebagainya.
Tentu saja Sholat Istikharah yang kita lakukan hanya untuk memohon petunjuk agar
tidak menyimpang dari aturan dan ketentuan Syar’i (Syariat Agama Islam).

Dan dilarang keras kita melakukan Sholat Istikharah untuk memilih antara hal yang
halal dan haram. Sebab untuk urusan dimana salah satu pilihannya adalah haram
maka tidak boleh melakukan Sholat Istikharah.

1. Arti dari Istikharah

• Secara bahasa: Istikharah (‫ )اَلستخارة‬yakni usaha untuk memohon agar diberikan


petunjuk untuk memilih pilihan yang benar apabila dihadapi dengan dua pilihan,
dan ragu untuk menentukan yang mana yang terbaik.
• Arti dalam konteks ibadah: Sedangkan dalam konteks ibadah maka Istikharah
merupakan Shalat Sunnah yang dikerjakan 2 rakaat atau 12 rakaat (6x salam)
untuk memohon petunjuk Allah Subhanahu Wa Ta’ala disaat dihadapi sejumlah
pilihan — bisa dua pilihan atau beberapa pilihan — agar

Allah memberinya petunjuk memilih yang terbenar dan terbaik.


Itulah arti dari Istikharah, yang adalah shalat yang erat kaitannya untuk menentukan
pilihan sulit.
2. Dalil mengerjakan Shalat Istikharah
Dalil agama untuk mengerjakan Sholat Istikharah dapat ditemui dari penjelasan
Sahabat Nabi, Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:

‫آن َيقُو ُل ِإذَا َه َّم‬ ِ ‫ُّورةَ ِم ْن ا ْلقُ ْر‬


َ ‫ور ُك ِل َها َك َما يُ َع ِل ُمنَا الس‬ ِ ‫َارةَ ِفي ْاْل ُ ُم‬
َ ‫سلَّ َم يُ َع ِل ُمنَا ِاَل ْستِخ‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ َّ ‫سو ُل‬
َ ‫َّللا‬ ُ ‫َكانَ َر‬
َ ‫غي ِْر ا ْلف َِري‬
‫ض ِة ث ُ َّم ِل َيقُ ْل‬ َ ‫أَ َحدُ ُك ْم ِب ْاْل َ ْم ِر فَ ْل َي ْرك َْع َر ْك َعتَي ِْن ِم ْن‬

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengajari kami shalat istikharah dalam


setiap perkara / urusan yang kami hadapi, sebagaimana beliau mengajarkan kami
suatu surah dari Al-Quran. Beliau berkata, “Jika salah seorang di antara kalian
berniat dalam suatu urusan, maka lakukanlah shalat dua raka’at yang bukan shalat
wajib, kemudian berdoalah….” [HR. Al-Bukhari].

Sebelum melakukan Sholat Istikharah di anjurkan melakukan hal-hal berikut:

• Puasa Sunnah sebelum melakukan Sholat Istikharah.


• Banyak bersedekah dan melakukan amal Soleh.
• Membaca Istighfar sebanyak mungkin sebelum melaksanakan Sholat Istikharah.
• Lakukan sholat Istikharah sekhusyuk-khusyuknya.

3. Niat Shalat Istikharah


‫ّلِل تَ َعالَى‬
ِ َّ ِ ‫َار ِة َر ْك َعتَي ِْن‬ ِ َ‫سنَّة‬
َ ‫اَل ْستِخ‬ ُ ‫ي‬ َ ُ‫أ‬
ْ ‫ص ِل‬

Latin: “Ushalli sunnatal istikharati rok ‘ataini lillahi ta’ala.”

A. Waktu melaksanakan Shalat Istikharah


Tidak ada waktu khusus melaksanakan Shalat Sunnah Istikharah, sejauh bukan
pada waktu dilarang Shalat, namun dianjurkan melakukannya di malam hari
dirangkai dengan Shalat Tahajud.

B. Syarat melakukan Shalat Istikharah


Syarat untuk melakukan Shalat Sunnah Nafilah ini sama halnya seperti melakukan
Shalat pada umumnya, yakni:

1. Wajib suci dari najis dan hadas besar dan juga hadas kecil.
2. Harus berwudhu terlebih dahulu.
3. Di tempat yang tidak najis.
4. Membaca Niat dalam hati.
‫‪4.‬‬ ‫‪Cara melaksanakan Sholat Istikharah‬‬
‫‪1.niat‬‬

‫ّلِل تَ َعالَى‬
‫َارةِ َر ْك َعتَي ِْن ِ ه ِ‬ ‫سنَّةَ ْ ِ‬
‫اَل ْستِخ َ‬ ‫ي ُ‬ ‫أُ َ‬
‫ص ِل ْ‬

‫‪Ushallî sunnatal istikhârati rak’ataini lillâhi ta’âlâ.‬‬

‫‪2.takbiratul ihram‬‬

‫ََّللاُ اَ ْكبَ ُر‬


‫‪3. Doa Iftitah‬‬
‫ص ً‬
‫يَل‬ ‫س ْب َحانَ هللاِ بُ ْك َرةً َوأَ ِ‬ ‫يرا‪َ ،‬وا ْل َح ْمدُ ِ َّ ِ‬
‫ّلِل َكثِ ً‬
‫يرا‪َ ،‬و ُ‬ ‫هللُ أَ ْكبَ ُر َكبِ ً‬
‫اي‬
‫ي َو َم ْحيَ َ‬
‫س ِك ْ‬ ‫ض َحنِيْفا ً ُم ْس ِلما ً َو َما أَنَا مِنَ ا ْل ُم ْش ِر ِكيْنَ ‪ِ .‬إ َّن َ‬
‫ص ََلتِ ْ‬
‫ي َونُ ُ‬ ‫ت َو ْاْل َ ْر َ‬‫س َم َوا ِ‬
‫ط َر ال َّ‬ ‫ي فَ َ‬ ‫ي ِللَّ ِذ ْ‬‫َو َّج ْهتُ َو ْج ِه َ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫ب ال َعالَ ِميْنَ ََل ش َِريْكَ لَهُ َوبِذَلِكَ أ ِم ْرتُ َوأنَا ِمنَ ال ُم ْس ِل ِميْنَ‬ ‫ْ‬ ‫ّلِل َر ِ‬‫ي ِ َّ ِ‬
‫َو َم َماتِ ْ‬
‫‪Atau doa ini :‬‬

‫اي َك َما يُنَقَّى الثَّ ْو ُ‬


‫ب‬ ‫ب‪ ،‬اللَّ ُه َّم نَ ِقنِ ْي ِم ْن َخ َ‬
‫طايَ َ‬ ‫ق َوا ْل َم ْغ ِر ِ‬
‫عدْتَ بَ ْي َن ا ْل َمش ِْر ِ‬‫اي َك َما بَا َ‬
‫طايَ َ‬ ‫اللَّ ُه َّم بَا ِع ْد بَ ْينِ ْي َوبَ ْي َن َخ َ‬
‫اء َوالثَّ ْل ِ‬
‫ج َوا ْلبَ َر ِد‬ ‫اي ِبا ْل َم ِ‬
‫طايَ َ‬ ‫س ْلنِ ْي ِم ْن َخ َ‬
‫غ ِ‬‫ض ِمنَ ال َّدنَ ِس‪ ،‬اللَّ ُه َّم َ‬ ‫‪4‬اْلَ ْبيَ ُ‬
‫ْ‬

‫‪4. Membaca Surat Al-Fatihah‬‬


‫الر ِحي ِْم‬
‫الر ْح َم ِن َّ‬ ‫بِس ِْم َّللاِ َّ‬
‫ْ‬
‫ب ال َعالَمِينَ‬ ‫ْال َح ْمدُ ِ َّ ِ‬
‫ّلِل َر ِ‬
‫الر ْح ٰ َم ِن َّ‬
‫الر ِحيم‬ ‫َّ‬
‫ين‬
‫َما ِل ِك َي ْو ِم ال ِد ِ‬
‫ِإيَّاكَ نَعْبُدُ َو ِإيَّاكَ نَ ْست َ ِعي ُن‬
‫ط الْ ُم ْستَ ِق َ‬
‫يم‬ ‫الص َرا َ‬
‫ا ْه ِدنَا ِ‬
‫علَ ْي ِه ْم َو ََل الضَّا ِلي َن‬
‫ب َ‬ ‫علَ ْي ِه ْم غَي ِْر ْال َم ْغ ُ‬
‫ضو ِ‬ ‫ط الَّذِينَ أَنْ َع ْمتَ َ‬ ‫ص َرا َ‬ ‫ِ‬

‫‪5.Membaca surat atau ayat-ayat Al-Qur’an‬‬


‫‪6. Rukuk‬‬
‫س ْب َحا َن َربِ ْي ا ْلعَ ِظ ْي‪٣x‬‬
‫ُ‬
‫‪7. I’tidal‬‬

‫س ِم َع هللاُ ِل َم ْن َح ِمدَه‬
‫َ‬
‫شئتَ ِم ْن َ‬
‫ش ْي ٍئ بَ ْع ُد‬ ‫ت َو ِم ْل ُء االَ ْر ِ‬
‫ض َو ِم ْل ُء َما ِ‬ ‫موا ِ‬‫َربَّنَا لَكَ ا ْل َح ْم ُد ِم ْل ُء ال َّ‬
‫س َ‬
‫‪8. Sujud‬‬
‫ي اْل َ ْعلَى‪٣x‬‬
‫س ْب َحانَ َر ِب َ‬
‫ُ‬
9. Iftirasy (Duduk di Antara Dua Sujud)
Kemudian bangun dari sujud seraya mengucapkan Allahu Akbar untuk kemudian
melakukan duduk di antara dua sujud.

Kemudian membaca:

ْ ‫ي َوا ْعفُ َع ِن‬


‫ي‬ ْ ِ‫عافِن‬
َ ‫ي َو‬ ْ ِ‫ار ُز ْقن‬
ْ ِ‫ي َوا ْه ِدن‬ ْ ِ‫ارفَ ْعن‬
ْ ‫ي َو‬ ْ ‫ي َو‬
ْ ِ‫ي َواجْ ب ُْرن‬
ْ ِ‫ار َح ْمن‬ ْ ‫ب ا ْغ ِف ْر ِل‬
ْ ‫ي َو‬ ِ ‫َر‬

10. Tasyahud Akhir


‫علَى ِعبَا ِد‬
َ ‫علَ ْينَا َو‬
َ ‫سَلَ ُم‬ ُّ ِ‫علَيْكَ أَيُّ َها النَّب‬
َّ ‫ اَل‬.ُ‫ي َو َرحْ َمةُ الل ِه َوبَ َركَاتُه‬ َ ‫س‬
َ ‫َل ُم‬ َّ ‫ اَل‬.ِ‫طيِبَاتُ ِهلل‬ َّ ‫ص َل َواتُ ال‬ َّ ‫اركَاتُ ال‬ َ َ‫اَلتَّ ِحيَّاتُ ا ْل ُمب‬
ِ‫س ْو ُل هللا‬ُ ‫ أَ ْشهدُ اَ ْن َلَإِلَهَ إَِلَّ هللاُ َواَ ْش َهدُ أَنَّ ُم َح َّمدًا َر‬. َ‫صا ِل ِحيْن‬
َّ ‫هللاِ ال‬

‫علَى اَ ِل‬
َ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو‬ ِ ‫ َو َب‬.‫علَى اَ ِ ِِلب َْرا ِهي ِْم‬
َ ‫ار ْك‬ َ َ‫ص َّليْت‬
َ ‫علَى ِإب َْرا ِهي ِْم َو‬ َ ‫ كَ َما‬،ٍ‫ع َلى اَ ِل ُم َح َّمد‬ َ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو‬ َ ‫ص ِل‬َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
ٌ‫ ِفى ا ْل َعالَ ِميْنَ ِإنَّكَ َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيد‬. ‫علَى اَ ِ ِِلب َْرا ِهي ِْم‬
َ ‫علَى ِإب َْرا ِهي ِْم َو‬
َ َ‫ار ْكت‬ َ ‫ كَ ََ َما َب‬،ٍ‫ُم َح َّمد‬

ِ ‫عذَا‬
,ِ‫ َو ِم ْن فِتْنَ ِة ا ْل َم ْحيَا َوا ْل َم َمات‬,‫ب ا ْلقَب ِْر‬ َ ‫ َو ِم ْن‬,‫ب َج َهنَّ َم‬ ِ ‫عذَا‬ َ ‫اَلَّل ُه َّم إِنِي أَعُوذُ ِبكَ ِم ْن‬
ِ ‫َو ِم ْن ش َِر فِتْنَ ِة ا ْل َمس‬
‫ِيح ال َّد َّجا ِل‬
11. Salam
ِ‫علَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ هللا‬
َ ‫سَلَ ُم‬
َّ ‫ال‬

Bacaan dan Doa Shalat istikharah Untuk bacaannya, sebagaimana dijelaskan Imam
al-Ghazali dalam Ihya’ ‘Ulumiddin, pada rakaat pertama membaca surat Al-Fatihah
dan surat Al-Kafirun; sementara pada rakaat kedua membaca surat Al-Fatihah dan
surat Al-Ikhlash.

Kemudian, selesai salam membaca doa berikut:

َ‫يركَ ِب ِع ْلمِكَ َوأَ ْستَ ْقد ُِركَ ِبقُد َْرتِك‬ ُ ‫ب اْل َعالَ ِميْنَ اللَّ ُه َّم ِإنِي أَ ْست َِخ‬
ِ ‫س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد اَ ْل َح ْمدُ ِ َّّلِلِ َر‬
َ ‫علَى‬َ ‫س ِل ْم‬
َ ‫ص ِل َو‬ َ ‫اللَّ ُه َّم‬
‫ب اللَّ ُه َّم ِإ ْن ُك ْنتَ تَ ْعلَ ُم أَ َّن هَذَا‬ِ ‫ع ََّل ُم ا ْلغُيُو‬ َ َ‫ضلِكَ ا ْل َع ِظ ِيم فَإِنَّكَ تَ ْقد ُِر َو ََل أَقْد ُِر َوتَ ْعلَ ُم َو ََل أَ ْعلَ ُم َوأَ ْنت‬ ْ َ‫َوأَ ْسأَلُكَ ِم ْن ف‬
َ‫ار ْك ِلي فِي ِه ث ُ َّم يَس ِْرهُ ِلي َو ِإ ْن ُك ْنت‬ ِ َ‫ي َوب‬ْ ‫آجـ ِل ِه فَا ْقد ُْرهُ ِل‬
ِ ‫ـاج ِل ِه َو‬
ِ ‫ع‬ َ ‫ي َو‬ ْ ‫عاقِبَ ِة أَ ْم ِر‬ َ ‫اي َو‬ ْ ِ‫ْاْل َ ْم َر َخي ٌْر ِلي فِي دِين‬
َ َ‫ي َودُ ْني‬
‫ي َوا ْقد ُْر ِلي‬ َ ُ‫ص ِر ْفه‬
ْ ِ‫عن‬ ْ ‫ع ْنهُ َوا‬ َ ‫ي‬ ْ ِ‫ص ِر ْفن‬ْ ‫آجـ ِل ِه فَا‬
ِ ‫اج ِل ِه َو‬ ِ ‫ع‬َ ‫ي‬ َ
ْ ‫عاقِبَ ِة أ ْم ِر‬َ ‫اي َو‬ َ َ‫ي َودُ ْني‬ ْ ِ‫تَ ْعلَ ُم أَ َّن هَذَا ْاْل َ ْم َر ش ٌَّر ِلي فِي دِين‬
َ‫ب ْال َعالَ ِميْن‬
ِ ‫ّلِل َر‬ِ َّ ِ ُ‫س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو ْال َح ْمد‬
َ ‫علَى‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬ َ ‫يءٍ قَ ِدي ٌْر َو‬ ْ ‫ش‬َ ‫علَى ُك ِل‬ َ َ‫ْال َخي َْر أَ ْينَـــ َما َكانَ ِإنَّك‬
ARTINYA
Allâhumma shalli wa sallim ‘alâ sayyidina muḫamamdin, Alḫamdulillâhi rabbil
‘âlamîn. Allâhumma innî astakhîruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-
aluka min fadhlika, fa innaka taqdiru wa lâ aqdiru, wa ta’lamu wa lâ a’lamu, wa
anta ‘allâmul ghuyûb. Allahumma fa-in kunta ta’lamu hâdzal amra khairun lî fî dînî
wa dun-yâya wa ‘âqibati amrî ‘âjilihi wa âjilihi faqdurhu lî wa bârik lî fîhi tsumma
yassirhu lî. Wa in kunta ta’lamu anna hâdzal amra syarrun lî fî dînî wa dun-yâya wa
‘âqibati amrî ‘âjilihi wa âjilihi fashrifnî ‘anhu washrfhu ‘annî waqdur liyal khaira
haitsu kâna ainamâ kânû innaka ‘alâ kulli syai-in qadîr. Wa shallallâhu ‘alâ
sayyidina muḫamamdin, walḫamdulillâhi rabbil ‘âlamîn.
B. PENILAIAN PRAKTIK IBADAH

a. Penilaian Praktik Tayamum


No Aspek yang di nilai Skor Jumlah
1. Bacaan Niat 10 -
2. Gerakan tayamum 35 -
3. Rukun Tayamum 30 -
4. Do’a setelah Tayamum 25 -
Jumlah skor maksimal : 100 -

b. Penilaian Praktik Shalat


No Aspek yang dinilai Sko Jumlah
1. Rukun Shalat r
20 -
2. Bacaan Shalat 30 -
3. Kelancaran 40 -
4. Ketepatan Gerakan 10 -
Jumlah skor maksimal 100 -

c. PENILAIAN PRAKTEK DOA DAN HADIST


No Aspek yang dinilai Sko Jumlah
1. Bacaan Doa r
40 -
2. Bacaan Hadist 40 -
3. Ketertiban 20 -
Jumlah skor maksimal 100 -

Anda mungkin juga menyukai