Anda di halaman 1dari 9

1.

THAHARAH
Thaharah menurut bahasa berarti bersuci. Menurut syara’ atau istilah adalah
membersihkan diri, pakaian, tempat, dan benda-benda lain dari najis dan hadas menurut
cara-cara yang ditentukan oleh syariat islam.
Tharah menurut pembagiannya dibagi menjadi 2 :

A. Bersuci lahiriah

Beberapa contoh yang bersifat lahiriah adalah membersihkan diri, tempat tinggal
dan lingkungan dari segala bentuk kotoran, hadas dan najis. Membersihkan diri dari
najis adalah membersihkan badan, pakaian atau tempat yang didiami dari kotoran
sampai hilang rasa, bau dan warnanya.

B. Bersuci batiniah

Bersuci batiniah adalah membersihkan jiwa dari kotoran batin berupa dosa dan
perbuatan maksiat seperti iri, dengki, takabur dll. Cara membersihkannya dengan
taubatan nashoha yaitu memohon ampun dan berjanji tidak akan mengulanginya
lagi.

Cara-cara thaharah menurut pembagian najisnya:

1. Najis ringan (najis mukhafafah)

Najis mukhafafah adalah najis yang berasal dari air kencing bayi laki-laki yang belum
makan apapun kecuali air susu ibunya saja dan umurnya kurang dari 2 tahun. Cara
membersihkan najis ini cukup dengan memercikkan air kebagian yang terkena najis.

2. Najis sedang (najis mutawassitah)

Yang termasuk kedalam golongan najis ini adalah kotoran, air kencing dsb. Cara
membersihkannya cukup dengan membasuh atau menyiramnya dengan air sampai
najis tersebut hilang (baik rasa, bau dan warnanya).

3. Najis berat (najis mughalazah)

Najis berat adalah suatu materi yang kenajisannya ditetapkan berdasarkan dalil yang
pasti (qat’i) . yaitu anjing dan babi. Cara membersihkannya yaitu dengan
menghilangkan barang najisnya terlebih dahulu lalu mencucinya dengan air bersih
sebanyak tujuh kali dan salah satunya dengan tanah atau batu.

Contoh contoh thaharah :

- Tayamum
Tayamum merupakan tindakan bersuci dari hadas kecil atau hadas
besar dengan pasir dan debu. Cara ini digunakan sebagai pengganti wudu
atau mandi wajib. Untuk melakukannya, seorang muslim perlu
mengetahui tata cara tayamum yang benar dan sesuai syariat.
Syarat syarat tayamum :
 Sulit menemukan air
 Menggunakan debu yang suci
 Mengerti tata cara tayamum
 Mengetahui arah kiblat sebelum tayamum
 Tayamum dilakukan dalam waktu shalat

Tata cara tayamum :

 Siapkan Debu yang Bersih


Gunakan debu yang berada di tembok, kaca, atau tempat lain yang
dirasa bersih
 Siapkan Debu yang Bersih
Gunakan debu yang berada di tembok, kaca, atau tempat lain yang
dirasa bersih.
 Membaca Niat
Dalam keadaan tangan masih diletakan di tembok atau debu, lalu
ucapkan basmalah dan niat
Nawaytu tayammuma li istibaakhati sholati lillahi ta’ala
Artinya: Aku berniat tayamum agar diperbolehkan salat karena Allah.
 Usapkan Kedua Telapak Tangan pada Seluruh Wajah
Berbeda dengan wudu, dalam tayamum tidak diharuskan untuk
mengusapkan debu pada bagian-bagian yang ada di bawah rambut
atau bulu wajah. Hal yang dianjurkan, yaitu berusaha meratakan debu
pada seluruh bagian wajah.
 Telapak Tangan Menyentuh Debu
Selanjutnya bagian tangan, letakkan kembali telapak tangan pada
debu. Kali ini jari tangan direnggangkan, lalu tengadahkan kedua
telapak tangan dengan posisi telapak tangan kanan di atas tangan kiri.

 Telapak Tangan Menyentuh Lengan hingga Siku

Rapatkan jari-jari tangan, dan usahakan ujung jari kanan tidak keluar
dari telunjuk jari kiri, atau sebaliknya.

Telapak tangan kiri mengusap lengan kanan hingga ke siku. kemudian,


tangan kanan diputar untuk diusapkan juga sisi lengan kanan yang
lain.

Selanjutnya, telapak tangan mengusap dari siku hingga dipertemukan


kembali jempol kiri mengusap jempol kanan. Lakukan langkah-langkah
tersebut pada tangan kiri.

 Mengusapkan Kedua Telapak Tangan


Pertemukan kedua telapak tangan dan usap-usapkan di antara jari-
jarinya.

 Doa tayamum
Asyhadu Allaa Ilaaha Illalloohu Wandahuu Laa. Syariika Lahu Wa
Asyhadu Anna Muhammadan 'Abduhuuwa Rosuuluhuu,
Alloohummaj'alnii Minat Tawwaabiina Waj'alnii Minal
Mutathohhiriin.
- Berwudhu

Sementara itu, thaharah dengan berwudu menurut syara' adalah untuk menghilangkan
hadas kecil ketika akan salat.

Orang yang hendak melaksanakan salat sudah wajib hukumnya melakukan wudu,
karena berwudu merupakan syarat sahnya salat.

Thaharah berwudu juga sama halnya dengan mandi wajib yang diawali dengan
membaca niat wudu seperti ini:

"Nawaitul wudhuu'a liraf'il-hadatsil-ashghari fardhal lillaahi ta'aalaa."

Artinya: Aku niat berwudu untuk menghilangkan hadas kecil karena Allah.

Kemudian melaksanankan fardu wudu enam perkara, di antaranya:

- Niat
- Membasuh seluruh muka
- Membasuh kedua tangan sampai siku-siku
- Mengusap sebagian rambut kepala
- Membasuh kedua belah kaki sampai mata kaki
- Tertib, artinya mendahulukan mana yang harus dahulu dan mengakhirkan yang harus
diakhiri.
- Mandi wajib
- Membaca niat
- Membersihkan kedua tangan 3x
- Membersihkan bagian tubuh yang kotor dengan tangan kiri
- Mengulang mencuci tangan
- Berwudhu beserta niat wudhu
- Membasuh kepala 3x sampai ke pangkal rambut
- Memisah-misah rambut dengan jari
- Mengguyur seluruh tubuh
- Memberi sabun dan shampo 

2. Sholat fardu
Niat (“ USHALLI FARDHAS SUBHI RAK’ATAINI MUSTQBILAL QIBLATI ADAA-AN
(MA’MUMAM/IMAAMAN) LILLAAHI TA’AALAA. ALLAAHU AKBAR.” )

3. Adzan dan iqomah


- Muadzin dalam keadaan suci
- Menghadap kiblat
- Memasukkan jari ke telinga
- Berdiri
- Menyambung tiap dua kalimat takbir (2 takbir satu nafas
- Menambahkan kalimatASH SHALATU KHAIRUM MINANNAUM ketika adzan salat
shubuh.
- Menoleh ke kanan pada kalimat HAYYA ALAS SHALAH
- Menoleh kepala ke kiri ketika mengucapakan HAYYA ALAL FALAH.
Lafal adzan
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar (2X)
Asyhadu allaa ilaaha illallaah (2X)
Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah (2X)
Hayya alash Shalaah (2X)
Hayya alal Falaah (2X)
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar
Laa ilaaha illallaah
Sesudah adzan
ALLAAHUMMA ROBBA HAADZIHID DAWATIT TAAMMAH, WASHSHOLAATIL
QOO-IMAH, AATI SAYYIDANAA MUHAMMADANIL WASHIILATA WAL
FADHIILAH, WASYSYAROFA, WAD DARAJATAL, AALIYATAR ROFIIAH,
WABATSHU MAQOOMAM MAHMUUDANIL LADZII WAADTAH, INNAKA LAA
TUKHLIFUL MIIAADZ.
Sesudah iqomah
ALLAAHUMMA ROBBA HAADZIHID DAWATIT TAAMMAH, WASHSHOLAATIL
QOO-IMAH, SHALLI WA SALLIM ALAA SAYYIDINIA MUHAMMADIN WA
AATIHI SULAHU YAUMUL QIYAAMAH

4. Dalil thaharah, sholat, zakat, shaum dan haji


- Dalil thaharah tertulis dalam Quran surat Al Baqarah ayat 222. Allah SWT
berfirman menyukai orang-orang yang bertaubat dan bersuci
Arab: َ‫اِ َّن هّٰللا َ يُ ِحبُّ التَّوَّابِ ْينَ َويُ ِحبُّ ْال ُمتَطَه ِِّر ْين‬
Latin: Innallāha yuḥibbut-tawwābīna wa yuḥibbul-mutaṭahhirīn
Artinya: Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang
menyucikan diri.
Selain itu, dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW, " Allah tidak menerima
sholat yang tidak disertai dengan bersuci."
- Dalil sholat
- Dalil zakat

‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
ِ َ‫َواَقِ ْي ُموا الص َّٰلوةَ َو ٰاتُوا ال َّز ٰكوةَ ۗ َو َما تُقَ ِّد ُموْ ا اِل َ ْنفُ ِس ُك ْم ِّم ْن َخي ٍْر ت َِج ُدوْ هُ ِع ْن َد ِ ۗ اِ َّن َ بِ َما تَ ْع َملُوْ نَ ب‬
‫ص ْي ٌر‬ -
Terjemahan
Dan laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk
dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di sisi Allah. Sungguh, Allah Maha Melihat apa yang
kamu kerjakan.
Tafsir Ringkas Kemenag RI
Dan laksanakanlah salat sebagai ibadah badaniah dengan benar sesuai tuntunan, dan tunaikanlah
zakat sebagai ibadah maliah, karena keduanya merupakan fondasi Islam. Dan segala kebaikan yang
kamu kerjakan untuk dirimu berupa salat, zakat, sedekah, atau amal-amal saleh lainnya, baik yang
wajib maupun sunah, kamu akan mendapatkannya berupa pahala di sisi Allah. Sungguh, Allah Maha
Melihat dan memberi balasan pahala di akhirat atas apa yang kamu kerjakan.
- Dalil puasa
- Dalil
haji

‫ِف ْي‬ -
‫ت‬ٌ ۢ ‫ِه ٰا ٰي‬
‫ت‬ ٌ ‫َبي ِّٰن‬
‫َّم َقا ُم‬
ۚ‫ِاب ْٰر ِه ْي َم ە‬
ْ‫َو َمن‬
‫دَ َخ َل ٗه‬
ِ ‫اس ِح ُّج ْال َب ْي‬ ‫َكان ٰا ِم ًنا ۗ وهّٰلِل‬
َ ‫ت َم ِن اسْ َت َط‬
‫اع‬ ِ َّ
‫ن‬ ‫ال‬ ‫ى‬ َ
‫ل‬ ‫ع‬
َ ِ َ َ
‫ِا َل ْي ِه َس ِب ْياًل ۗ َو َمنْ َك َف َر َفاِنَّ هّٰللا َ َغنِيٌّ َع ِن ْال ٰع َل ِمي َْن‬
- 97. Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim.
Barangsiapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban
manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi
orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa
mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.

5. Sholat shunah: Sholat id, istisqa, gerhana, jenazah, tahajud, dan istikharah
- Sholat id
1. Niat : Usholli sunnatan 'idilfitri rak'ataini makmuman lillahi taala
Jika sendirian : Usholli sunnatan 'idilfitri rak'ataini adaan lillahi taala
2. Takbiratul ihram
3. Doa iftitah
4. Takbir sebanyak 7 kali (Subhanallah walhamdulillah wala ilaaha
illallahu wallahu akbar wala haulawala quwwata illa billahil 'aliyyil
'adzim. )
5. Al fatihah dan surat pendek
6. Rakaat kedua takbir nya 5 kali
- Sholat gerhana
1. Niat : Ushalli sunnatan-likhusuufi-syamsi imaaman/makmuman lillali ta'ala
2. Sholat kaya sholat fardhu
- Sholat istisqa ( minta hujan )
1. Niat : "Ushallī sunnatal istisqā’i rak‘ataini (imaaman/ma’mūman) lillāhi
ta‘ālā."

2. Pada rakaat pertama melakukan takbir sebanyak tujuh kali sebelum


membaca Surat Al Fatihah. Kemudian dilanjutkan dengan rukuk, sujud, duduk
di antara sujud, dan sujud kedua seperti sholat sunnah lainnya.
3. Pada rakaat kedua melakukan takbir sebanyak lima kali sebelum membaca
Surat Al Fatihah. Kemudian dilanjutkan dengan rukuk, sujud, duduk di antara
dua sujud, sujud kedua, hingga salam.

- Sholat jenazah
1. Niat : Usholli 'ala hadzahihil mayyitati arba'a takbirotin fardho kifayatin
imaman/ma'muman lillahi ta'ala
2. Takbiratul ihram dan membaca al fatihah
3. Takbiratul ihram dan Sholawat nabi
4. Takbiratul ketiga membaca allahummagfirlaha war hamha waafihi wafuanha
5. Allahumma laa tahrimnaa ajraha walaa taftinna ba'daha waghfirlanaa walaha
6. salam
6. Dapat menyebutkan doa sholat dhuha, tahajud, witir, istikhoroh, jenazah dan
haji
- Doa sholat dhuha
Allahumma innad-duhaa'a duhaa'uka wal bahaa'a bahaa'uka wal jamaala
jamaaluka wal quwwata quwwatuka wal-qudrota qudratuka wal 'ismata
'ismatuka.
Allaahumma in kaana rizqii fis-samaa'i fa anzilhu, wa in kaana fil ardi fa
akhrijhu, wa in kaana mu'assiran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa
tahhirhu wa in kaana ba'iidan fa qarribhu bi haqqi duhaa'ika wa bahaa'ika wa
jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa ataita 'ibaadakash-
shalihiin.
- Doa sholat tahajud
Allahuma lakal hamdu Anta nuurussamaawaati wal ardli wa man fiihinna.
Walakal hamdu Anta qayyimussamaawaati wal ardli wa man fihinna. Walakal
hamdu Anta rabbussamaawaati wal ardli wa man fiihinna. Walakal hamdu Anta
mulkussamaawaati wal ardli wa man fiihinna. Walakal hamdu Anta
malikussamaawaati wal ardli. Walakal hamdu, Antal haqqu wa wa'dukal haqqu,
wa qaulukal haqqu, wa liqaa ukal haqqu. Waljannatu haqqun wannaru haqqun.
Wannabiyyuuna haqqun, wa Muhammadun haqqun, wassaa 'atu aqqun.
Allahuma laka aslamtu. Wa 'alaika tawakkaltu, wabika aamantu, wa ilaika
aanabtu, wabia khaashamtu. wa ilaika haakamtu. Faghfirlii maa qaddamu wa
maa akhkhartu wa maa asrartu wa maa a'lantu antal muqaddimu wa antal mu
akhkhiru, laa ilaa ha illaa anta ilaihi laa ilaaha illa anta."
- Doa sholat witir
Allahumma innaa nas'aluka iimaanan daaimaan, wan'asaluka qalban
khaasyi'an, wanas'aluka 'ilman naafi'an, wanas'aluka yaqiinan shaadiqon,
wanas'aluka 'amalan shaalihan, wanas'aluka diinan qayyiman, wanas'aluka
khairan katsiran, wanas'alukal 'afwa wal'aafiyata, wanas'aluka tamaamal
'aafiyati, wanas'alukasyukra 'alal 'aafiyati, anas'alukal ghinaa'a 'aninnaasi.
Allahumma rabbanaa taqabbal minnaa shalaatanaa washiyaamanaa
waqiyaamanaa watakhusy-syu'anaa watadhorru'anaa wata'abbudanaa
watammim taqshiiranaa yaa allaahu yaa allaahu yaa allaahu yaa arhamar
raahimiin. washallallaahu 'alaa khairi khalqihi muhammadin wa'alaa aalihi
washahbihi ajma'iina, walhamdu lillaahi rabbil 'aalamiina.
- Doa istikhoroh
Allahumma inni astakhiruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka
min fadhlika, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta
‘allaamul ghuyub.
Allahumma fa-in kunta ta’lamu hadzal amro (menyebutkan persoalannya)
khoiron lii fii ‘aajili amrii wa aajilih (aw fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii)
faqdur lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiihi.
Allahumma in kunta ta’lamu annahu syarrun lii fii diini wa ma’aasyi wa ‘aqibati
amrii (fii ‘aajili amri wa aajilih) fash-rifnii ‘anhu, waqdur liil khoiro haitsu kaana
tsumma rodh-dhinii bih.
- Doa jenazah
Allahummaghfirli hayyina wa mayyitina wa shahidina wa ghaibina wa dhakarina
wa unthana wa saghirina wa kabirina. Allahumma, man ahyaytahu minna fa
ahyihi alal islam wa man tawaffaytahu minna fa tawaffahu alal iman wa khussa
hadhal mayyita birrawhi warrahati wal maghfirati warridwan. Allahumma in kana
muhsinan fazid fi ihsanihi wa in kana musian fatajawaz anhu wa laqqihil amna
wal bushra wal karamata wazzulfa birahmatika ya arhamarrahimin.
- Doa haji

7. Dapat membuat teks khutbah jumat/id. Kultum bagi perempuan


Dalam hidup, cobaan selalu ada menempa diri kita. Kadang
berat, sulit, dan tidak tahu harus berbuat apa. Sama halnya ketika kita
memutuskan untuk hijrah; berat, tak mudah dan macam liku lainnya.
Mengubah suatu keadaan menjadi kebiasaan yang baik perlu
komitmen yang mesti dipupuk dengan kesungguhan serta senantiasa
tersirami ketaatan.
Saat ini mungkin kita tengah berada di titik jenuh kehampaan
sebagai seorang manusia, terlalu sering berbuat buruk hingga lupa
beribadah kepadaNya. Disinilah teman, kita harus hijrah, mengubah
hal tidak baik yang biasa dilakukan menjadi perbuatan yang
mendekatkan diri kita kepada Allah.
Mungkin nanti ada perasaan takut, cemas, bagaimana nanti
tanggapan oranglain tentang hijrah yang kita lakukan; tidak apa-apa
hijrah saja dulu, umpatan seseorang terhadap hijrah yang diusahakan
adalah bukti bahwa kita tengah berada dimuara kebaikan. Celaan
mereka adalah lecutan bahwa kita harus lebih bersemangat dalam
berhijrah.
Memang berat.. tapi cobalah, hijrah saja dulu. Toh, nanti jika
sudah merasakan pasti ketagihan. Hehe
Ada sebagian yang mengatakan “hijrah itu mudah, yang sulit
ialah istiqomah.” Inilah kebenaran, teman; bahwa untuk tetap berada
di jalan kebaikan kita mesti senantiasa memperbanyak bekal; sahabat
yang selalu mengingatkan, lingkungan yang mendukung, tekun
beribadah, serta ikutilah kajian-kajian yang menambah keimanan dan
kemantapan untuk terus di jalan hijrah. Ia adalah bekal dalam
perjalanan untuk senantiasa istiqomah menapaki jalan hijrah.
memang, jalan hijrah tak selamanya mudah, tapi jangan sampai
membuat iman goyah. Faktanya, hijrah itu berlika-liku, tak jarang
melipir pada cemoohan manusia. Tapi inilah ujiannya, atau mungkin
serunya.
sebagai contoh coba kita bayangkan, kalau novel itu alur
ceritanya datar pasti nggak seru, alhasil ya jauh dari kata bestseller.
Nah, begitulah hijrah, teman. Alurnya kadang mendebarkan, ceritanya
mengharukan, tapi insya Allah kita mengetahui ujung jalan hijrah ini
adalah tempat terbaik yang tak sebanding dengan apapun. Surga.
Teman.. Hijrah saja dulu istiqomah kemudian tetapkan diri
dijalan kebaikan, kita tidak pernah tahu sampai kapan Allah memberi
kita kesempatan dan berapa lama lagi kita tinggal di dunia. Namun
yang harus di yakini adalah; maut senantiasa mengintai, membuntuti
kita dengan liar, ia dapat menyergap kapan saja sesuai ketetapan.
Maka hijrah saja dulu teman, lalu istiqomah kemudian.

Anda mungkin juga menyukai